Pretty Pretty Baekie~

Rate T

.

.

.

.

Disclaimer

Cerita ini ditulis dan berasal dari imajinasi saya. Tokoh yang tercantum dalamnya bukan milik saya. Saya hanya meminjam nama mereka untuk pembuatan cerita. Dan cerita ini dibuat sebagai hiburan semata.

.

.

.

Note

ChanBaek dan murid lain berusia 7 tahun.

Sooyoung adalah nama asli dari Joy (Red Velvet).

.

.

.

"Ada masalah apa? Mungkin ibu bisa membantu." Guru Song tersenyum kecil ketika mendapati Baekhyun menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Baekhyun memang sedikit pemalu. Tapi anak didiknya itu sangatlah manis.

"Guru Song, Sooyoung mau pangeran pemberani."

Ucapan Sooyoung semakin membuat Baekhyun beringsut ke tubuh sang guru.

"Bukankah Baekhyun juga pemberani?" Guru Song menoleh pada Baekhyun, "Bukan begitu, Baekhyun?"

Bukannya menjawab Baekhyun malah semakin menenggelamkan wajahnya pada rok yg dipakai guru Song. Terdengar isakan kecil keluar dari mulut Baekhyun.

"Lihat kan. Baekhyun itu cengeng. Sooyoung tidak suka pangeran cengeng." Dengan wajah kesal, Sooyoung berjalan kembali ke tempat duduknya. Menarik kursi dengan kasar hingga menimbulkan bunyi derit keras.

Guru Song memijit kening bingung. Dia tidak menyangka kegiatan berdialog di depan kelas akan menjadi bencana. Awalnya ia mengira ini akan menjadi hal yang menyenangkan bagi anak didiknya. Dia sengaja mengambil dialog antara pangeran dan putri. Bukankah anak seumuran mereka suka dengan kisah seperti ini.

Tapi sepertinya memasangkan Baekhyun dengan Sooyoung bukanlah hal baik. Kepribadian Baekhyun yang pemalu dan Sooyoung yang agresif bagaikan menyatukan air dengan minyak. Mustahil sekali.

Matanya mengedar melihat raut muka tegang terpatri pada wajah sebagian besar murid-muridnya. Ditambah Sooyoung masih merengut kesal. Juga Baekhyun tak lelah menangis hingga sang guru bisa merasakan roknya telah basah.

Tiba-tiba Chanyeol berjalan ke depan kelas. Chanyeol itu salah satu murid kelas ini yang dikenal sebagai anak yang iseng. Seringkali dia beserta dua sahabatnya, Sehun dan Jongin, membuat murid lain menangis dengan ulah jahil mereka.

Guru Song hanya bisa menghela nafas perlahan, mengantisipasi apa yang akan bocah tinggi dengan telinga lebar itu lakukan.

"Baekie jangan menangis." Chanyeol mengelus rambut di pucuk kepala Baekhyun.

Tanpa diduga Baekhyun berhenti terisak. Ia mendongakkan kepala dan melepaskan genggaman pada rok guru Song. Wajah Baekhyun basah oleh ingus dan air mata. Matanya sembab berwarna merah.

Chanyeol mendekat, lalu menghapus jejak ingus Baekhyun dengan lengan baju seragamnya. Tindakan spontan itu mendapat dicihan jijik dari Sehun dan suitan dari Jongin.

"Chanyeolie.. maaf bajumu jadi kotor." Baekhyun meremas bajunya gugup.

Chanyeol menggeleng. Dia menoleh pada guru Song, tersenyum memamerkan deretan giginya. "Guru Song, apa Chanyeol boleh menggantikan Sooyoung?"

Guru Song terperanjat. Kaget dengan permintaan Chanyeol. Sejak kapan bocah usil ini belajar bersikap seperti gentleman?

"Chanyeol mau jadi putri?" Pertanyaan guru Song membuat Chanyeol mengerutkan kening.

"Tidak. Chanyeol jadi pangeran. Baekie jadi putrinya." Chanyeol menggenggam tangan Baekhyun, "Baekie mau kan?"

"Uhh.. tapi Baekie kan laki-laki." Baekhyun terdengar tak yakin. Selama ini dia selalu membayangkan putri adalah seorang wanita cantik dengan senyum menawan serta tingkah laku anggun. Tentu saja lelaki seperti Baekhyun tidak memenuhi syarat menjadi putri.

"Tak apa. Baekie pasti cocok jadi putri. Karena Baekie itu cantik."

BLUSH.

Ungkapan Chanyeol membuat Baekhyun tersipu. Pipinya mendadak terasa panas. Oh, andai Baekhyun tau saat ini wajahnya terlihat seperti kepiting rebus. Ia sampai tak berani mengangkat wajahnya untuk memandang Chanyeol.

Seluruh kelas mendadak heboh. Terutama Jongin yang sedari tadi tak berhenti terkikik geli.

Sedangkan Guru Song hanya diam mendengar penuturan Chanyeol. Dalam hati ia membatin, muridnya ini benar-benar berbakat menjadi Casanova.

"Baekie mau ya.. please!" Chanyeol memohon dgn raut wajah dramatis.

"I-iya.. Baekie mau.. jadi putri untuk Chanyeolie."

Baekhyun hampir terjungkal ketika Chanyeol menubruk dan memeluk dirinya erat.

"Yay! Terimakasih Baekie~"

Suitan Jongin terdengar jelas di penjuru kelas. Dia terus saja bertingkah sampai kepalanya dipukul oleh Sehun.

"Sudah, semuanya tenang." Guru Song berbalik menghadap Chanyeol dan Baekhyun. Chanyeol dengan senyum lebarnya. Baekhyun dengan muka merah menahan malu.

"Tapi.." Guru Song membungkuk, menyamakan tinggi tubuh Chanyeol, "Chanyeol harus berjanji akan menjaga Baekhyun."

"Tentu saja. Pangeran Chanyeol akan menjaga putri Baekie dengan baik."

"Cha-chanyeolie~ itu memalukan." Baekhyun memukul Chanyeol pelan, terlalu malu dengan ucapan Chanyeol.

"GURU SONG!"

Teriakan dari ujung belakang ruangan sukses menghentikan derai tawa. Kelas berubah sunyi. Atensi beralih ke arah Sungjae, sosok pemilik suara.

"Kalau begitu Sungjae mengajukan diri menjadi pangeran untuk Sooyoung." Sungjae membusungkan dada bangga.

"Waaah daebak! Sungjae sangat pemberani. Seperti pangeran impian Sooyoung." Celetukan Jongin langsung mendapat hadiah lemparan krayon dari Sooyong.

Guru Song hanya bisa tertawa melihatnya, "Dasar anak-anak"

.

.

.

.

END