The Noble of Trouble Maker
Desclaimer : Jelas bukan punya saya!...,
Warning : Gaje!, Au!, imajinasi Author!, OOC!, Bahasa gak baku!, bikin sakit mata!, GAK SUKA JANGAN BACA!..., dan yang terpenting, Isekai!...,
Pairing: Alur menentukan segalanya.
Summary: Dia, mati muda saat menyelamatkan seorang wanita yang dirampok, namun bukannya terkirim keakhirat malah ia tersadar sebagai seorang Anak dari seorang bangsawan pembuat masalah, Namikaze Naruto. Anak bangsawan gendut mirip seekor babi dan terkenal karena memiliki reputasi yang jelek karena sifat memuakkannya. Sejak saat itu, pria itu menjalakan hidupnya sebagai sih [Trouble Maker].
Chapter 08
Satu hari telah berlalu sejak kunjungan Tuan Putri Arcueid dan Tuan Putri Anastasia. Dan saat ini, dihalaman belakang Kediaman Namikaze, terlihat Namikaze Naruto sedang melakukan olahraga ringan. Dengan pakaian putih polos dan celana panjang yang terlihat memudahkan pergerakan seseorang yang terpasang ditubuhnya, Naruto berlari ringan mengitari halaman yang memiliki luas yang cukup untuk menandingi sebuah Stadion sepak bola bintang lima didunia sebelumnya. Naruto berlari ringan sambil mengatur jalur pernafasannya dengan tempo yang selaras dengan kecepatan larinya.
Disamping lapangan berdiri dalam diam seorang perempuan cantik dengan surai perak gelap panjang yang diikat rapi, warna mata yang senada dengan warna rambutnya itu memperhatikan Naruto dengan seksama. Dia adalah kepala maid yang melayani Keluarga Namikaze, Grayfia Lucifuge.
Grayfia memperhatikan Tuan Mudanya yang sudah berlari ringan sejak sejam yang lalu, untuk ukuran bocah berusia tujuh tahun yang terlahir sebagai putra dari bangsawan tingkat [Duke] Tuan Muda yang ia layani, Tuan mudanya itu sudah berada ditingkat yang abnormal. Jika pada umumnya seorang putra bangsawan atas terlebih seorang pewaris tunggal, mereka biasanya akan memanjakan diri mereka sebaik mungkin dengan menggunakan kekayaan, sumber daya dan nama keluarga mereka, namun tuan mudanya tidak, memang benar kalau dahulu Naruto bertingkah layaknya Putra Bangsawan atas pada umumnya-, tidak, malah lebih buruk lagi, Tuan Mudanya itu bertingkah egois, arogan dan bersikap kekanak-kanakkan yang tidak cocok untuk seorang pewaris tunggal dari bangsawan ternama seperti Keluarga Duke Namikaze.
Namun, setelah suatu insiden terjadi dimana Tuan Mudanya mengalami benturan keras dikepalanya dan menderita demam selama beberapa hari, sikap Naruto mulai berubah drastis. Dia yang biasanya bersikap kasar pada Maid-Maid yang bertugas merawatnya setiap hari kini mulai melembut, tak jarang Naruto memberikan hadiah atas kerja keras Maid-Maid yang merawatnya, hadiah yang diberikan Naruto berasal dari uang saku Naruto sendiri yang jumlahnya dapat membuat keluarga biasa dapat bertahan hidup tanpa kerja selama bertahun-tahun. Naruto dengan murah hati membelikan kue manis, pakaian, bahkan perhiasan kepada mereka. Naruto memberikan semua itu sebagai ucapan terimakasih karena sudah mau merawat dirinya.
Awalnya maid-maid itu menolak hadiah dari Naruto dengan alasan kalau gaji mereka saja sudah cukup untuk mereka namun setelah Naruto sedikit memaksa mereka akhirnya mereka mau menerima hadiah dari Naruto. Hal itu membuat Maid-Maid itu bahagia juga menimbulkan rasa cemas didalam hati mereka, mereka khawatir jika ternyata hadiah yang diberikan Naruto untuk mereka adalah hadiah terakhir sebelum mereka dipecat, namun kekhawatiran mereka tidak terbukti karena mereka masih terus bekerja sampai sekarang.
Tidak hanya itu saja perubahan yang Grayfia lihat dari Tuan Mudanya yang saat ini sedang melakukan Sit Up. Pernah suatu waktu salah satu Maid yang merawat Naruto jatuh sakit dan tidak dapat bekerja. Naruto yang mengetahui berita itu langsung bergegas menemui Maid itu, kedatangan Naruto yang mengunjungi sang maid yang sakit tentu saja membuat sang maid terkejut sekaligus takut.
Maid itu takut jika Naruto akan memecatnya karena dia tidak masuk kerja, namun lagi-lagi ketakutan itu tidak terbukti, Naruto datang mengunjunginya dengan membawa beberapa obat-obatan herbal untuk membantu menyembuhkan penyakit yang diderita oleh sih maid, Naruto juga dengan lemah lembut bertanya tentang kondisi maid itu yang dijawab dengan malu-malu.
Naruto yang bertukar beberapa bercakapan dengan Maid itu akhinya menarik kesimpulan kalau Maid itu jatuh sakit karena terlalu banyak bekerja, dan itu sukses membuat sang maid terkejut karena Naruto mengetahui penyebab mengapa dia bisa jatuh sakit. Padahal selama percakapan sang maid tidak menyinggung masalah pekerjaannya tapi hanya dengan bertanya tentang penyakitnya. Naruto dapat mengetahui kalau dia jatuh sakit karena terlalu banyak bekerja, itu jelas mengejutkan sih maid.
Naruto yang sudah mengetahui penyebab kenapa maid itu jatuh sakit langsung meminta maid itu untuk beristirahat penuh selama beberapa hari. Bahkan Naruto juga mengatakan bahwa dirinya akan bertanggung jawab penuh atas biaya perawatan dan tidak akan memotong gaji maid itu hanya karena maid itu tidak bekerja.
Itu tentu saja mengejutkan sang maid dan maid-maid lain yang pada saat itu menemani Naruto mengengkuk sih maid.
Tidak akan dipotong gajinya meskipun dia tidak bekerja? Apa itu! Apa itu mimpi?! Mau tak mau mereka berpikir begitu sebab mereka tidak pernah mendengar tentang suatu seperti ini sebelumnya. Tak berhenti sampai disana Naruto juga mengatakan kalau ia akan membagi Maid yang bertugas merawatnya menjadi beberapa kelompok. setiap kelompok akan merawatnya secara bergiliran agar mereka dapat beristirahat untuk mengisi tenaga mereka untuk menyelesaikan pekerjaan yang lain.
Semua maid yang ada disana terkejut bukan main, bukan hanya gaji mereka tidak akan dipotong tapi Naruto juga memotong jam kerja mereka dan menambah waktu istirahat mereka. Itu jelas merupakan perlakuan yang istimewa yang diberikan Naruto untuk mereka. Hal itu membuat seluruh maid yang ditugaskan untuk merawat Naruto menjadi bersemangat dan akhirnya berimbas pada kinerja kerja mereka yang meningkat pesat!
Minato, ayah dari Naruto yang mengetahui sistem yang Naruto terapkan untuk maid-maid yang merawatnya langsung mengadopsi sistem itu. Para maid yang mendengar berita itu sangat senang dan menyampai rasa terimakasih mereka pada Naruto yang telah menciptakan sistem yang sangat membantu mereka. Mulai saat itu kinerja para maid dikediaman Namikaze meningkat pesat daripada sebelumnya.
Apa kalian berpikir hanya itu saja yang berubah dari Naruto? Tidak! Masih ada satu perubahan yang dilihat Grayfia. Pernah suatu hari Grayfia menangkap Naruto sedang berada didapur kediaman Namikaze secara tidak sengaja. Grayfia melihat Naruto dan kepala koki juga beberapa juru masak yang lain sedang bertukar percakapan dengan akrab. Grayfia terkadang melihat Naruto memberikan saran dan intruksi pada kepala koki atau juru masak saat mereka sedang membuat masakan, mereka juga melakukan bereksperimen yang dipimpin olej Naruto, mereka melakukan eksperimen untuk menemukan bumbu penyedap yang akan menambah kelezatan pada masakan mereka, dibawah komando Naruto, mereka menciptakan saus putih yang disebut [Mayones]. Itu adalah saus putih yang cocok untuk beberapa makanan, saat makanan seperti salad sayuran ditambahkan Mayones kedalamnya maka kelezatan yang dihasilkan akan meningkat beberapa tingkat!
Staf dapur juga menciptakan berbagai macam manisan yang tidak pernah Grayfia lihat sebelumnya seperti permen karamel, puding, dan bahkan ice cream! Setiap manisan yang dibuat Naruto dan staf dapur sangat disukai oleh semua orang dikediaman Namikaze bahkan akhir-akhirnya Grup Maid yang dikorbankan sebagai kelinci percobaan mulai khawatir dengan berat badan mereka dan akhirnya memutuskan untuk ikut latihan gabungan dengan prajurit, dan saat sore hari tiba kau akan melihat perempuan berpakaian maid berlatih bersama prajurit dan mengayunkan pedang seperti orang kesetanan! Grayfia juga... Ehem, terkadang ikut berlatih disana.
Jangan salahkan dia, dia hanya tidak bisa menahan godaan dari semua manisan yang dibuat Naruto dan Staf Dapur. Semua manisan yang mereka buat itu sangat lezat sampai-sampai Grayfia tidak bisa menghentikan dirinya untuk berhenti makan. Jika ditanya siapa orang terakus dikediaman Namikaze maka mereka akan mengatakan kalau itu adalah Grayfia.
Grayfia tidak tahu kenapa tapi sejak Tuan Mudanya sembuh dari demamnya dia mulai memiliki pengetahuan tentang medis, memasak dan beberapa hal aneh yang belum pernah Grayfia lihat sebelumnya. Melihat semua itu membuat Grayfia berpikir kalau Namikaze Naruto seperti orang yang benar-benar berbeda layaknya orang lain.
Grayfia mengeleng pelan, tidak itu mustahil. Apa yang sebenarnya kau pikirkan, Grayfia? Apa kau mengira kalau Naruto-sama tiba-tiba membangkitkan ingatan dari kehidupannya yang sebelumnya yang membuatnya terasa seperti orang lain? Tidak mungkin, itu konyol. Grayfia mendengus geli pada dirinya sendiri yang memikirkan hal-hal mengelikan seperti itu. Grayfia mengatur emosinya dan kembali memperhatikan Tuan Mudanya.
.
.
.
-The Noble of Trouble Maker-
.
.
.
"Jadi, setelah ini aku memiliki pertemuan dengan ayah?"
Dilorong utama kediaman Namikaze, Naruto menatap Grayfia dengan ekspresi bingung yang tercetak jelas diwajahnya. Grayfia mengangguk kecil dan melihat papan kecil dimana disana terdapat cacatan kecil yang berisi seluruh jadwal Naruto hari ini.
"Hari ini latihan beladiri dan pelajaran sihir anda diliburkan dahulu karena Minato-sama meminta jadwal anda dikosongkan sampai sore nanti karena beliau ingin bertemu dengan anda."
"Aku mengerti kalau begitu aku akan menemui ayah. Lalu dimana ayah sekarang?"
"Saat ini..."Grayfia membuka catatan dibawah catatan jadwal milik Naruto dan melihat jadwal yang Naruto yakin itu adalah milik ayahnya. Grayfia melihat catatan itu dan menoleh kearah Naruto.
"Saat ini Minato-sama sedang berada diruangan kerjanya."
"Aku mengerti, kita pergi kesana sekarang."
Naruto mengatakan itu dengan santai namun sebenarnya ia sedang memutar otaknya untuk menemukan motif dibalik tujuan ayahnya yang ingin bertemu dengan dirinya. Naruto tahu sesibuk apa ayahnya itu, ayahnya itu super sibuk, jadi ayahnya, Minato tidak akan meluangkan waktunya yang super padat untuk sekedar bertukar sapaan dengan dirinya. Pasti ada yang ingin dibicarakan ayahnya dengan dirinya, dan menilik jadwalnya yang dikosongkan sampai sore itu artinya mereka berdua akan memiliki percakapan yang akan memakan banyak waktu, tapi yang menjadi pertanyaanya disini, hal penting apa yang ingin ayahnya bahas dengan dirinya?
Naruto memeras otaknya sembari terus melangkah menuju tempat dimana ayahnya berada. Setelah berjalan beberapa saat akhirnya Naruto dan Grayfia sampai didepan pintu ruangan kerja Minato. Naruto menatap pintu didepannya dengan sedikit gugup, ini adalah pertama kalinya Naruto menginjakkan kaki diruang kerja ayahnya, jadi wajar saja ia menjadi sedikit gugup. Naruto melirik kearah, Grayfia yang melihat lirikkan Naruto mengangguk kecil dan mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu itu.
"Masuk..."
Mendapatkan jawaban dari dalam, Grayfia memutar knop pintu dan mempersilahkan Naruto masuk kedalam. Didalam Naruto disambut oleh ruangan yang dipenuhi oleh dokumen yang tersusun rapi dirak lemari yang ada disudut ruangan, pandangan Naruto terarah kedepan dimana ia melihat Ayahnya sedang menandatangani dokumen didepannya. Disebelah Ayahnya, Naruto melihat sang ibu yang sedang memegang lembaran Dokumen yang nantinya akan diperiksa dan ditandatangani oleh Ayahnya. Naruto berjalan beberapa langkah mendekati ayah dan ibunya sebelum berhenti sedikit jauh dari meja kerja sang ayah dan menundukan kepalanya dengan sopan.
"Aku datang untuk menjawab panggilanmu, ayah..."
"Un, duduklah. Aku akan menyelesaikan ini terlebih dahulu lalu baru setelah itu kita berbicara."
"Aku mengerti."
Naruto bergerak menuju sofa yang ada tak jauh dari posisinya. Ia menjatuhkan pantatnya diatas sofa empuk dan mengedarkan pandangannya kesekeliling ruangan sebelum pandangannya terkunci pada beberapa yang tergeletak diatas meja didepannya. Naruto melihat tulisan diatas dokumen itu, bukankah dokumen ini adalah dokumen tentang sektor pertanian juga permintaan dana untuk pembukaan lahan baru?.
"Ayah, apa aku boleh melihat dokumen-dokumen ini?"
"Hm? Ya, kau boleh melihatnya tapi jangan dirusak."
"Baik!"
Menerima ijin dari Minato, Naruto mengambil dokumen yang menarik perhatiannya, meskipun dikehidupan sebelumnya Naruto adalah seorang Hikkimori yang menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk bermain game dan menjelajahi internet namun pengetahuan yabg dimiliki Naruto dibidang pertanian itu cukup bagus hingga ia yakin kalau dia tidak akan kalah dengan mahasiswa rata-rata jurusan pertanian. Naruto melihat Dokumen tentang sektor pertanian lalu membacanya dalam diam, dan seketika itu juga dahi Naruto berkerut bingung, ada yang aneh dengan dokumen ini. Anggaran yang mereka minta bertambah tapi hasil pertanian mereka malah menurun? Dan alasan kenapa hasil panen mereka menurun adalah karena faktor cuaca? Bukankah ini...
"Ayah, bolehkah aku meminta dokumen yang sama dengan dokumen ini setahun yang lalu?"
Tanya Naruto. Minato menghentikan pekerjaannya dan menatap lurus kearah Naruto. Minato terdiam saat melihat ekspresi serius diwajah Naruto, kenapa dia membuat wajah seperti itu? Apa dia menemukan sesuatu yang janggal dari Dokumen itu? Itu... Tidak mungkinkan? Naruto masih anak berusia tujuh tahun, tidak mungkin ia mengetahui hal-hal rumit seperti administrasi wilayah, namun... ekspresi yang ditunjukan Naruto terlihat seperti dia sedang msncemaskan sesuatu. Minato merenung sejenak sebelum ia melirik kearah Grayfia yang juga menatap dirinya. Grayfia yang melihat lirikkan Minato mengangguk dan berjalan menuju sudut ruangan dimana dokumen-dokumen penting tersusun rapi disana, Grayfia melihat-lihat diarsip dokumen setahun yang lalu disana sebelum ia mengambil dokumen yang ia cari dan menyerahkannya pada Naruto yang memeriksa semua dokumen yang ada diatas sofa, Naruto menerima dokumen yang diberikan Grayfia tanpa menoleh dan langsung membandingkan dokumen ditangannya dengan dokumen yang baru diberikan Grayfia dengan tatapan serius.
Minato, Kushina, dan Grayfia yang melihat tingkah Naruto tidak bersuara sedikitpun karena mereka dapat menilai bahwa saat ini Naruto sedang mengerahkan otaknya untuk memahami dua dokumen ditangannya, dan mereka dibuat membisu saat melihat ekspresi Naruto mengeras... Itu adalah ekspresi yang ditunjukan saat seseorang sedang menahan amarahnya. Naruto bangkit dan berjalan menuju ayahnya.
"Ayah, Anggaran kita telah dikorupsi, lihat dua dokumen ini... Di dokumen setahun yang lalu, ayah telah memberikan anggaran yang telah ditentukan dan lihatlah disini, ada yang aneh dengan laporan daftar anggaran belanja mereka, ada banyak sekali cacatan pengeluaran dari yang telah ditentukan."
Ucap Naruto dengan serius. Minato terdiam dan melihat kolom yang ditunjuk oleh Naruto. Minato melihatnya dengan seksama dan matanya melebar sempurna saat melihat keanehan seperti yang dikatakan Naruto. Naruto yang melihat ekspresi Ayahnya mengertakan rahangnya dengan kuat.
"Ini penggelapan dana, mereka menggelapkan dana anggaran yang diberikan oleh ayah untuk pengembangan daerah yang dikelola oleh mereka. Bukannya menggunakan anggaran yang diberikan dengan benar mereka malah menggelapkannya dan memasukannya kedalam saku mereka sendiri..."
Naruto berkata dengan jijik. Mengkorupsi anggaran yang harusnya digunakan untuk memakmurkan daerah dan memastikan kesejahteraan penduduknya malah digunakan untuk mengisi saku mereka sendiri. Naruto yakin sekali alasan dibalik hasil panen yang buruk dari tahun ke tahun bukan karena faktor cuaca tapi karena mereka menggelapkan uang anggaran mereka untuk menggemukan diri mereka sendiri. Naruto tidak dapat membayangkan berapa banyak penduduk yang kelaparan karena hasil panen yang buruk dari tahun ke tahun sebab penjabat yang menggelapkan anggaran wilayah itu.
Berapa banyak... Berapa banyak perempuan yang sudah menjual diri mereka, berapa banyak orang tua dan anak-anak yang ditinggalkan hanya demi mengurangi mulut untuk diberi makan... Naruto mengertakan rahangnya, sialan. Naruto belum pernah merasa semarah ini sejak ia mendapatkan ingatannya sebagai seorang pria jepang! Naruto mengangkat wajahnya dan menatap Minato dengan ekspresi serius.
"Ayah, kita harus menyelidiki hal ini, jika ini dibiarkan maka tidak akan ada yang tahu seberapa buruknya hal ini akan berkembangnantinya..."
"Kau benar, kita harus segera menyelidiki hal ini, aku tidak menyangka jika ada yang berani menggelapkan dana seperti ini, kita harus segera menangkap pelaku utamanya dan menjatuhkan hukuman berat padanya."
Ucap Minato dengan ekspresi dingin. Ia tidak menyangka jika dirinya akan kecolongan seperti ini, ia tidak pernah membayangkan akan ada orang yang berani menggelapkan dana anggaran untuk mengisi saku mereka sendiri. Minato bangkit dari kursinya.
"Kushina, pergi dan kumpulkan para birokrat, katakan mereka untuk datang kesini secepat mungkin, ini darurat."
"Aku mengerti."
"Grayfia, kau pergi dan beri perintah pada unit [Anbu] suruh mereka untuk mengumpulkan bukti-bukti penggelapan dana dari tangan pejabat yang bertanggung jawab atas wilayah mereka."
"Dipahami!"
Kushina dan Grayfia segera pergi meninggalkan Minato dan Naruto dalam keheningan, Minato yang melihat kepergian Kushina dan Grayfia mengalihkan pandangannya kearah Naruto. Jika bukan karena putranya, maka Minato mungkin tidak akan pernah tahu jika ada penggelapan dana diwilayahnya, Minato bersyukur putranya ada disini dan menemukan hal mencurigakan didokumen yang diatas meja itu, Minato tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi seandainya Naruto tidak ada disini mungkin situasinya akan semakin memburuk dan terus memburuk setiap tahunnya.
"Terimakasih, Nak. Berkatmu yang menemukan hal mencurigakan dari dokumen anggaran belanja, kita dapat mencari dan menghukum pelakunya."
"Tidak, Ayah, ini masih terlalu awal untuk merasa lega. Menilik bahwa dokumen ini telah ada selama beberapa tahun belakangan ini mungkin kejahatan mereka telah mengakar sangat kuat. Kita mungkin memerlukan penanganan khusus untuk mengatasi mereka sampai keakarnya."
"Apa kau mempunyai solusi untuk masalah ini, Naruto?"
Tanya Minato sedikit ragu. Naruto mungkin memang telah menemukan ketidakwajaran pada dokumen laporan anggaran tapi itu bukan berarti dia bisa langsung dapat menemukan solusi untuk masalah ini karena itulah Minato ragu untuk bertanya. Naruto terdiam mendapatkan pertanyaan dari sang ayah, ia menyentuh dagunya dan berkata.
"Aku tidak yakin apa ini bisa ayah anggap sebagai solusi."
Pada kata-kata Naruto, Minato melebarkan matanya. Putranya sudah memikirkan solusi untuk masalah ini dalam kurun waktu yang begitu singkat ini?! Minato mengeleng pelan, ini bukan saatnya untuk terkejut!
"Katakan apa yang kau pikirkan, Nak. Ayah akan mendengarkannya."
"Kalau begitu. Bagaimana jika ayah membuat sistem pengelolaan untuk mengatasi masalah ini?"
Minato melebarkan matanya. Sistem pengelolaan! Itu dia! Jika ia membuat sistem pengelolaan untuk mengawasi penggunaan anggaran maka ia tidak hanya akan menemukan seluruh penggelapan dana tapi juga memastikan agar kedepannya tidak ada kejadian sama yang terulang lagi, kenapa... Kenapa ia tidak memikirkan ini sebelumnya? Tanpa menyadari keterkejutan Minato, Naruto melanjutkan.
"Tapi untuk membuat Badan yang bertanggung jawab pada sistem ini, itu akan cukup sulit karena ayah harus membangunnya dari nol, ayah juga harus menemukan beberapa pejabat yang dapat dipercaya untuk menjalan sistem ini, sebagai tambahan Ayah harus mengambil pejabat yang memiliki bukti kelulusan dari sekolah akutansi untuk melihat rekam jejak yang jelas. Hanya dengan itu saja ayah akan dapat mengendalikan penggunaan anggaran dengan lebih baik lagi kedepannya."
Pada kata-kata Naruto. Minato merenungkan solusi yang dikatakan Naruto dan memutar otaknya dengan kecepatan tinggi.
"Tapi... Masih ada beberapa masalah pada penerapannya... Namun aku dapat menyelesaikannya dengan bantuan beberapa birokrat. Begitu... Ini mengarah pada tindakan lanjutan bukan sekedar hukuman, memaksa mereka menganti rugi dan membayar denda untuk kejahatan mereka disamping hukuman berat yang akan menanti mereka... Ini bisa dilakukan."
Minato tercerahkan. Ini adalah sistem yang luar biasa, dengan menggunakan sistem ini Minato dapat mengontrol penggunaan Anggaran belanja yang didapatkan dari pajak penduduk diwilayahnya dengan lebih baik, semakin baik penggunaan anggara belanja pada hal-hal yang tepat maka taraf hidup penduduk diwilayah Namikaze akan meningkat pesat, ini tidak hanya akan mengikis kemiskinan tapi juga memastikan kesejahteraan penduduk diwilayahnya. Kenapa dirinya tidak memikirkan sistem ini sebelumnya? Minato mendesah takjub dan menatap Naruto yang juga menatap dirinya. Minato mengulas senyuman tipis dan berkata.
"Mari gunakan sistem ini, aku akan membahas hal ini bersama para birokrat. Aku akan memastikan sistem ini terbentuk dan mengawasi penggunaan anggaran untuk kedepannya. Terimakasih, Naruto. Kau tidak hanya menemukan bukti penggelapan dana tapi kau juga memberikan solusi yang tepat untuk mengatasinya. Sebagai seorang penguasa, aku mengucapkan terimakasih padamu, Naruto."
Naruto tersenyum kecil dan mengeleng pelan pada ungkapan terimakasih tulus dari ayahnya,
"Tidak perlu berterimakasih ayah, sudah menjadi tugas-ku untuk mengatasi masalah yang ada diwilayah keluarga Namikaze, karena bagaimanapun sebagai pewaris keluarga ini. Aku memiliki tanggung jawab untuk mengelola wilayah Namikaze suatu saat nanti."
"Kau benar..."
Dan, kedua Ayah dan Anak itupun saling tersenyum satu sama lain.
.
.
.
-The Noble of Trouble Maker-
.
.
.
Beberapa hari telah berlalu sejak Naruto menemukan bukti penggelapan dana yang dilakukan pejabat daerah diwilayah kekuasan Keluarga Namikaze. Setelah menemukan bukti pengelapan dana diwilayahnya, Minato langsung segera membentuk tim khusus untuk mengusut tuntas kasus penggelapan itu dan dalam waktu singkat Minato berhasil menangkap beberapa pejabat yang terbukti menggelapan dana anggaran pajak yang mereka dapatkan dari hasil pengumpulan pajak dan bantuan dana dari penguasa wilayah yang tak lain adalah Minato sendiri.
Dari hasil penyelidikkan Tim khusus yang dibentuk Minato mendapatkan bukti penggelapan dana berupa kekayaan dan properti yang ditaksir berharga ribuan koin emas yang tersimpan rapi dirumah para pejabat korup, sepertinya mereka hidup dalam kemewahan yang didapatkan dari penggelapan dana yang mereka lakukan, karena bukti yang diperoleh dirasa sudah cukup memberatkan kejahatan mereka Minato tanpa ampun menjatuhkan hukuman berat, yaitu hukuman mati atas dasar penggelapan dan pengkhianatan yang mereka lakukan, Minato juga menyita seluruh aset kekayaan mereka dan orang-orang yang memiliki hubungan darah dengan mereka, dan hal itu mengakibatkan keluarga bangsawan mereka jatuh dan hancur akibat kejahatan yang dilakukan satu anggota keluarga mereka.
Saat Naruto mendengar berita tersebut, dia tidak menunjukan ekspresi apapun, bagi Naruto, kejahatan korupsi itu adalah kejahatan yang tak termaafkan karena mereka menggelapkan uang yang seharusnya mereka gunakan untuk kepentingan rakyat mereka. Dengan menggelapkan dana, banyak rakyat dibawah mereka yang akan menderita kelaparan karena tersendatnya dana pengelolaan wilayah.
Mereka pantas menerimanya, meski Naruto sedikit kasihan pada keluarga mereka yang terkena imbasnya tapi menurut sistem didunia ini mereka juga melakukan kesalahan karena tidak menghentikan kejahatan pejabat korup itu.
Keluarga yang memiliki hubungan dengan pejabat korup hanya mendapat hukuman penyitaan seluruh aset kekayaan mereka untuk menutupi kerugian yang diperbuat oleh anggota keluarga mereka yang korup. Setelah semuanya, Minato juga mencabut gelar kebangsawanan yang ia berikan dan memastikan agar mereka tidak akan pernah menjadi bangsawan lagi.
Berita tentang sepak terjang Minato memberantas penggelapan dana diwilayahnya tersebar luas keseluruh penjuru Kerajaan Bahlum. semua bangsawan di Kerajaan Bahlum kagum dan takjub, Menurut mereka sistem yang dibuat Minato sangat ampuh untuk memberantas kasus penggelapan yang selalu meresahkan para bangsawan yang mengelolah wilayah mereka sendiri, mereka bertanya-tanya darimana Minato mendapatkan ide luar biasa seperti itu.
Sementara itu, diruang kerja Minato. Orang yang menciptakan sistem yang menjadi buah bibir seluruh bangsawan, yang tak lain dan tak bukan adalah Naruto itu sendiri, sedang duduk selagi dia menikmati secangkir teh dengan tenang.
Naruto tidak sendirian disana, tepat didepan Naruto, terlihat Minato yang sedang membaca selembaran dokumen yang baru saja ia terima dari Tim khusus yang bertugas untuk memberantas pelaku penggelapan dana. Minato menghirup nafas dalam dan meletakan dokumen itu keatas meja didepannya.
"Tim khusus itu melakukan tugasnya dengan baik, sekarang mereka berhasil menangkap orang-orang yang bekerja sama dengan para pejabat korup. Sepertinya aku tidak salah saat menyuruh Shikaku untuk mengambil alih pimpinan tim khusus ini, dengan didampingi pasukan elit Kakashi mereka berhasil memberantas penggelapan dana sampai keakar-akarnya."
Setelah Minato membentuk Tim khusus untuk mengurus kasus penggelapan dana anggaran, Minato dibuat tercengang saat menerima laporan dari tim khusus yang mencatat lebih dari sepuluh pejabat daerah telah terbukti melakukan penggelapan dana anggaran. Hal itu tentu membuat Minato geram karena tak menyangka akan ada lebih dari satu pejabat korup diwilayahnya, Minato yang geram langsung menjatuhi hukuman tanpa ampun kepada para penjabat korup itu. Naruto yang mendengar perkataan ayahnya tidak dapat menahan senyuman berkembang diwajahnya.
"Aku senang mendengarnya, ayah. Sekarang wilayah Namikaze akan terbebas dari pejabat korup, setidaknya untuk saat ini."
Ucap Naruto dengan dingin dibalas anggukan kecil dari Minato.
"Ya, korupsi selalu ada selama masih ada sifat serakah dihati manusia."
Minato menghela nafas, untuk saat ini masalah korupsi diwilayah Namikaze sudah mulai berkurang. Sekarang yang harus Minato lakukan adalah mencari pejabat pengganti untuk mengisi posisi kosong yang ditinggalkan para pejabat korup itu. Minato mendesah saat mengingat beban pekerjaan-nya akan terus bertambah semakin banyak. Saat Minato memikirkan itu, tiba-tiba ia teringat sesuatu dan menatap kearah Naruto yang sedang mengigit cemilan manis pendamping teh dengan tenang.
"Ngomong-Ngomong, Naruto. Apa Ayah bisa memintamu melakukan sesuatu?"
Tanya Minato. Naruto terdiam dengan dahi berkerut bingung. Ini tiba-tiba, tapi menilai dari ekspresi serius yang Naruto lihat diwajah ayahnya, maka ini pasti sesuatu yang penting.
"Ayah, ingin aku melakukan apa?"
"Ayah ingin kau... Pergi melakukan inspeksi wilayah."
"..., Huh?"
.
.
.
Naruto tahu ia tidak berhak untuk mengatakan ini. Tapi, bukankah ayahnya, Minato itu mengalami benturan keras dikepalanya yang menyebabkan akal sehatnya terkikis? Coba kalian pikir, orang tua mana yang akan menyerahkan tugas penting seperti inspeksi wilayah kepada seorang anak yang bahkan belum menginjak usia sepuluh tahun!
Itu tidak ada! Jika ada maka orang-orang harus mempertanyakan kewarasan mereka!?
Naruto menghela nafas, nasi sudah berubah jadi bubur, tidak ada gunanya mengeluh sekarang, yang harus Naruto lakukan saat ini adalah bersiap-siap dan pergi kewilayah selatan dimana pertanian keluarga Namikaze berada dan disanalah Naruto akan memulai inspeksi wilayah.
Naruto mendengus dan melirik koper yang berisi seluruh keperluan yang ia butuhkan untuk tinggal diwilayah selatan selama beberapa hari, Naruto menatap koper miliknya sejenak sebelum pandanganny bergulir kearah samping dimana tombak kayu yang biasa ia gunakan untuk latihan seni beladiri bersandar rapi pada dinding kamarnya.
"Nee, Grayfia-,"
"Tidak, anda tidak boleh membawa tombak latihan anda."
"Tapi itu untuk-,"
"Tidak perlu, anda akan dilindungi oleh Saya, Kisaragi dan beberapa prajurit terlatih yang berada dibawah komando langsung Minato-sama."
"Tapi begini loh, Grayfia-san, kalau seandainya ada kemungkinan terburuk yang-,"
"Tidak akan, kami akan melindungi anda dengan nyawa kami sebagai taruhannya, juga aku sudah menyiapkan Kisaragi-san yang akan menjadi perisai dagi-, ehem maksudku pelindung anda saat anda dalam bahaya."
"Oi! Tadi Kau baru saja ingin mengatakan sesuatu yang berbahaya seperti Perisai daging kan!?"
"Anda salah dengar..."
"Kalau aku salah dengar lalu seluruh warga biasa dikerajaan ini adalah orang tuli!? Juga jangan alihkan pandangan matamu saat kau berniat untuk berbohong!?"
Naruto mendelik tajam pada Grayfia yang mengalihkan pandangannya. Naruto menghela nafas untuk menenangkan emosinya, dirinya tahu kalau Ayah dan Ibunya, Minato dan Kushina sudah melakukan yang terbaik untuk melindungi dirinya. Mereka berdua telah menyiapkan pasukan yang terdiri dari prajurit terbaik yang ditunjuk langsung oleh Ayah-nya, ia juga ditemani oleh Grayfia dan Kisaragi yang dipercaya oleh Ibu-nya untuk menjaganya sepanjang waktu.
Dengan susunan seperti itu, Naruto yakin tidak akan ada ancaman yang akan menimpa dirinya. Bahkan jika ada seratus bandit yang menghadang perjalanan-nya maka sudah pasti mereka akan habis.
Siapa, orang dikerajaan ini yang belum pernah mendengar tentang kekuatan pasukan Keluarga Namikaze yang dapat membuat kerajaan tetangga gemetar ketakutan? Itu tidak ada. Semua orang tahu sekuat apa pasukan Namikaze. Mencari masalah dengan pasukan Namikaze sama saja cari mati!
Naruto yakin dengan pasukan yang disiapkan oleh ayah dan ibunya, jangankan seratus bandit, seratus monsterpun belum tentu akan menang melawan pasukan elit yang dipilih langsung oleh ayah dan ibunya ini. Naruto menghela nafas dalam hatinya. Ia senang ayah dan ibunya begitu mengkhawatirkan keselamatanya tapi ini sudah berlebihan untuknya. Juga Naruto merasa tidak tenang kalau dirinya tidak menyiapkan perlindungannya sendiri. Naruto memutar otaknya sebelum sebuah ide melintas dikepalanya. Naruto menyeringai kecil sesaat sebelum menghapus seringai itu dan menatap datar Grayfia.
"Ne, Grayfia-san. Mau melakukan taruhan denganku?"
Tanya Naruto. Grayfia terdiam sebelum ia mengalihkan pandangnnya kearah Naruto yang juga menatap datar dirinya. Grayfia merenung sebelum ia mendengus dingin.
"Anda masih belum menyerah pada keyakinan anda, huh? Baik, kita akan melakukan taruhan, apa yang ingin anda mainkan?"
Naruto tersenyum samar."kita bermain [Janken], dari yang aku baca dibuku tentang [Hero], Hero Ayato menggunakan ini untuk menyelesaikan perselisihan antara dua rekan seperjalanannya, bukankah ini tepat untuk situasi kita saat ini?"jelas Naruto dengan senyuman tipis diwajahnya. Grayfia terdiam melihat senyuman diwajah Naruto, entah kenapa saat melihat senyuman itu Grayfia merasa tidak nyaman. Grayfia menepis pikiran itu dan menatap dingin Naruto, ia tidak bisa bermain-main jika menyangkut keselamatan dari tuannya. Grayfia mengangguk.
"Baiklah, kita bertanding [Janken], dan bagaimana peraturannya?"
Melihat umpan yang dilempar telah digigit, Naruto tersenyum keji didalam hatinya.
"Itu mudah, kita akan beradu [Janken] sebanyak 3 ronde. Dan ini syarat khusus dariku, aku akan langsung mengaku kalah kalau Grayfia-san bisa memperoleh satu saja kemenangan."
"Apa... Aku sedang diremehkan?"
Tanya Grayfia tajam. Naruto tersenyum ringan dan mengeleng pelan seraya melambaikan tangannya dengan santai.
"Tidak, Tidak. Aku tidak meremehkanmu, Grayfia-san tapi aku hanya percaya diri dengan kemampuanku, karena aku, tidak pernah kalah dalam [Janken]."
Twich!
"Hooh~ kalau begitu, aku akan menjadi orang pertama yang mengalahkan anda, Naruto-sama."
Naruto tersenyum samar melihat Grayfia yang terprovokasi olehnya. Saat lawan terprovokasi ia akan kehilangan ketenangannya dan gerakannya akan menjadi lebih mudah untuk diprediksi. Naruto menyeringai kecil.
"Kalau begitu, bisa kita mulai?"
"Ya, mari mulai!"
[Jan... Ken...]
.
.
.
Cemberut... Itulah yang Grayfia lakukan saat ini.
Disepanjang lorong kediaman Namikaze Grayfia menekuk wajahnya seakan kesal oleh sesuatu-, tidak, ia memang sedang kesal dan penyebabnya adalah bocah yang ada disebelahnya yang sejak daritadi terus bersenandung senang sambil sesekali menepuk tombak kayu kebahunya.
Ya... Benar, Grayfia kalah [Janken], dalam tiga kesempatan Grayfia tidak pernah menang sekalipun! Awalnya Grayfia merasa kalau Naruto melakukan kecurangan dan meminta pertandingan ulang tapi dia kembali dikalahkan dengan telak!. Itu sangat mengesalkan hingga membuat Grayfia cemberut sepanjang perjalanan menuju pintu utama kediaman Namikaze.
Naruto, pelaku utama yang menyebabkan Grayfia kesal terkikik geli melihat betapa lucunya kepala maidnya ini.
"Grayfia-san. Itu hanya sebuah taruhan. Jadi jangan terlalu diambil hati."
"Aku... Saya mengerti."
Naruto tersenyum melihat Grayfia yang mulai mengatur emosinya meski Naruto dapat merasakan sedikit jejak kesal diwajah datar Maid cantik ini. Ya ampun ternyata Maid ini benci yang namanya kekalahan. Naruto mendengus geli dan melanjutkan langkahnya menuju pintu utama kediaman Namikaze.
Setelah beberapa saat berjalan akhirnya Naruto sampai diaula utama kediaman Namikaze. Naruto segera menuju tangga utama dan turun kebawah, namun saat ia hendak melakukannya tiba-tiba ada suara yang memanggil namanya.
"Naruto-sama?"
Naruto, yang mendengar namanya dipanggil menghentikan langkahnya dan menoleh keasal suara dan tepat digaris penglihatannya, Naruto melihat seorang gadis kecil bersurai ungu pucat panjang yang di-ikat ponytail berdiri ditengah-tengah aula utama, Naruto kenal siapa gadis ini karena bagaimanapun dia adalah gadis yang pernah membuat Naruto terkejut saat gadis itu meminta dirinya untuk diperbolehkan ikut latihan seni beladiri tombak bersama dengan dirinya. Dia adalah adik sepergurun Naruto sekaligus Putri tertua keluarga Bangsawan [Valkyrie], Brynhildr [Valkyrie] Eve.
"Brynhildr, apa yang kau lakukan disini?"
Naruto menatap bingung Brynhildr, bukankah dirinya sudah mengirim surat pada Brynhildr yang mengatakan bahwa latihan seni beladiri akan diliburkan untuk sementara waktu karena kesibukan yang akhir-akhirnya melanda keluarga Namikaze. Apa surat itu tidak sampai ditangan Brynhildr? Mengingat pakaian yang dikenakan Brynhildr saat ini adalah set pakaian yang biasa ia gunakan untuk berlatih seni beladiri, maka tidak ada salahnya Naruto berpikir begitu.
Tak berbeda jauh dengan Naruto. Brynhildr juga dibuat bingung dengan penampilan Naruto saat ini. Pakaian yang digunakan Naruto saat ini bukan pakaian latihan yang biasa dia gunakan untuk latihan tapi pakaian ringan yang didesain untuk memudahkan seseorang bergerak dengan lebih leluasa, pandangan Brynhildr jatuh ketombak yang berada dibahu Naruto. Mungkinkah, Naruto-sama ingin pergi kesuatu tempat?.
Mau tak mau Brynhildr berpikir begitu sebab tepat diluar, Brynhildr melihat kereta kuda mewah terparkir dan dikelilingi oleh lusinan prajurit yang mengenakan armor hitam yang hanya digunakan oleh pasukan elit milik keluarga Namikaze, dengan bukti-bukti itu Brynhildr menarik kesimpulan kalau Naruto hendak pergi kesuatu tempat.
"Naruto-sama, apa anda hendak pergi kesuatu tempat?"
Tanya Brynhildr. Naruto terdiam, orang macam apa yang menjawah pertanyaan dengan pertanyaan pula? Naruto tersenyum kecut dalam hatinya, nampaknya Brynhildr tidak mendengar pertanyaannya sebelumnya karena terfokus pada penampilan dirinya. Naruto tersenyum dan mengangguk kecil.
"Ya, begitulah. Aku mendapatkan tugas dari ayah-ku untuk pergi kewilayah selatan untuk melakukan inspeksi wilayah."
"Pergi kewilayah selatan untuk Inspeksi wilayah...?!"
Brynhildr melebarkan matanya, ia terkejut mendengar perkataan Naruto. siapa yang tidak akan terkejut ketika mendengar seorang anak kecil berusia tujuh tahun ditugaskan untuk melakukan inspeksi wilayah? Brynhildr mungkin tidak akrab dengan hal-hal yang berhubungan dengan administrasi wilayah, namun dia tahu kalau melakukan inspeksi wilayah adalah tugas penting yang menbutuhkan pengetahuan dan skill pengamatan yang sangat bagus karena berkembang tidaknya suatu wilayah tergantung dari hasil inspeksi wilayah! Jika petugas inspeksi tidak becus melakukan pekerjaannya maka wilayah yang ia inspeksi akan mengalami kemunduran yang sangat menakutkan! Karena itulah biasanya Bangsawan kelas atas selalu mengirim orang terpercaya mereka untuk menginspeksi suatu wilayah...
Dan disini, keluarga Namikaze mengirim Naruto yang masih berusia tujuh tahun untuk melakukan tugas sepenting itu? Oke, Brynhildr tahu ini tidak sopan tapi apa Minato-sama mengalami benturan keras dikepalanya yang menyebabkan kerusakan pada sirkuit otaknya hingga dia meminta Naruto, seorang anak kecil berusia tujuh tahun untuk pergi melakukan inspeksi wilayah!.
Naruto tersenyum pahit saat melihat ekspresi terkejut Brynhildr. Yah, Naruto tidak bisa menyalahkan Brynhildr, karena jujur saja dirinya sendiri juga terkejut saat mendengar ayahnya, Minato memintanya pergi kewilayah selatan untuk melakukan inspeksi wilayah.
"Ya. aku harus segera pergi. Karena itulah aku minta maaf, aku tidak bisa menemani-mu berkeliling, Brynhildr-chan. Padahal kau sudah jauh-jauh berkunjung kesini."
Jujur Naruto merasa tak enak dengan Brynhildr yang sudah datang jauh-jauh dari kediamannya untuk mengunjunginya tapi dirinya malah harus pergi kewilayah selatan untuk melakukan inspeksi. Byrnhildr terdiam, ia sebenarnya kecewa karena tidak bisa berlatih bersama dengan Naruto, namun Brynhildr tahu ia tidak boleh egois. Brynhildr mengeleng pelan dan mencoba memaksakan senyuman diwajahnya untuk menutupi rasa kecewa dihatinya.
"U-Umm, tidak perlu minta maaf, Naruto-sama. A-Akulah yang salah karena aku datang tanpa memberitahu Naruto-sama terlebih dahulu."
Brynhildr mengutuk dirinya yang berbicara dengan nada bergetar. Meski ia berusaha menahan suaranya agar tidak terdengar gemetar namun rasa kecewa dihatinya menghapus semua usahanya, Brynhildr juga merasa pandangannya mengabur karena air mata yang mulai menumpuk dipelupuk matanya.
Naruto yang melihat Brynhildr terdiam, hanya dengan melihat ekspresi Brynhildr dan mendengar nada suaranya Naruto tahu kalau Brynhildr tengah bersedih dan kecewa disaat yang bersamaan. Naruto bukanlah orang bodoh yang tidak dapat memahami perasaan Brynhildr setelah melihat ekspresi Brynhildr yang seperti siap menangis kapan saja.
Brynhildr tidak tahu kenapa ia seperti ini tapi, saat memikirkan kalau dirinya tidak akan melihat Naruto selama beberapa hari kedepan, hanya dengan memikirkan itu hati Brynhildr serasa diremas, ini menyakitkan... Apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya? Kenapa ia merasakan perasaan seperti ini.
Tanpa Brynhildr sadari, dirinya mulai bergantung pada Naruto, orang yang telah memberikan rasa percaya diri dan tekad untuk menjadi orang yang dapat diandalkan yang selama ini menghilang dari diri Brynhildr. Keberadaan Naruto telah menjadi begitu berarti bagi Brynhildr, hanya dengan ada didekatnya Brynhildr dapat merasakan perasaan terlindungi, seolah-olah tidak akan ada seorangpun didunia ini yang dapat melukai Brynhildr selama Naruto berada sisinya. Hanya dengan berada didekatnya, Brynhildr dapat merasakan perasaan hangat dan nyaman yang hanya ia rasakan saat bersama ayah dan ibunya... Perasaaan itu menumpuk dan membesar dengan cepat dan membuat dada Brynhildr sesak.
Aku ingin terus berada disisinya-,
Aku ingin memberikan segalanya padanya-,
Aku ingin menjadi seseorang yang layak untuknya-,
Brynhildr tidak dapat menahan keinginan yang terlintas dibenaknya itu, seluruh hatinya telah terpaku pada sosok Naruto, ia masih tidak tahu perasaan apa ini tapi keinginan Brynhildr yang ingin berada disisinya, memberikan segala miliknya padanya, dan menjadi seseorang yang layak untuknya, keinginan itu nyata...
Naruto yang melihat Brynhildr bersedih merasakan sebuah jarum menusuk hatinya. Ia tidak ingin melihat perempuan yang ceria seperti Brynhildr memasang ekspresi sedih seperti itu. Naruto menundukan kepalanya hingga ekpresinya tidak bisa dilihat oleh siapapun.
"Grayfia. Apa tidak masalah kelompok kita bertambah satu orang lagi?"
"Saya rasa itu tidak ada masalah mengingat persediaan yang kita bawa cukup untuk-,"
Grayfia menghentikan kalimatnya saat ia menyadari sesuatu, dengan cepat Grayfia menoleh kearah Naruto.
"Tunggu, jangan katakan kalau anda ingin..."
"Ya, kau benar... Aku akan membawa Brynhildr bersamaku."
Pada kata-kata Naruto yang terucap dengan serius itu, bukan hanya Grayfia saja yang terkejut tapi Brynhildr yang menundukan kepalanya sedih langsung mengangkat kepalanya dengan ekspresi terkejut dan menatap Naruto dengan ekspresi tak percaya.
Membawa Brynhildr yang merupakan putri tertua keluarga bangsawan [Valkyrie] itu adalah sesuatu tindakan yang ceroboh! Grayfia mengeleng pelan untuk mengusir rasa terkejutnya dan menatap Naruto dengan panik.
"Tuan muda, anda tidak bisa melakukan itu! Bagaimana jika nanti terjadi hal berbahaya pada Brynhildr-sama!"
"Hooh~"
Naruto menyahut dengan keanggunan bak seorang puitis terkenal dan menatap Grayfia dengan tatapan mengejek.
"Tapi bukankah kau tadi bilang kalau pasukan yang kita bawa bisa mengatasi masalah atau bahaya apapun yang mungkin terjadi?"
"Ugh..."
Grayfia yang mengerang saat dirinya diserang dengan kata-katanya sendiri. Kata-kata itu begitu menusuk hati Grayfia, Tapi jangan panggil dia Grayfia jika tidak bisa membalikkan keadaan! Grayfia memutar otaknya dengan kecepatan tinggi sebelum ia menemukan ide untuk membalikan keadaan yang menyudutkannya ini. Grayfia berdehem dan menatap datar Naruto.
"Tuan Muda, anda harusnya tahu kalau Brynhildr-sama adalah Putri tertua dari Keluarga Bangsawan [Valkyrie], tanpa seijin keluarganya itu sama saja seperti kita menculik Brynhildr-sama..."
"Kuuh..."
Kini giliran Naruto yang mengerang. Perkataan Grayfia memang tak terbantahkan, tanpa persetujuan keluarga Brynhildr maka sama saja seperti Naruto menculik Brynhildr. Benci mengakuinya tapi Naruto harus mengaku kalah pada perang argumen ini. Saat Naruto berniat untuk menyerah dan meminta maaf pada Brynhildr. Suara Brynhildr mengintrupsi mereka.
"Ano... Jika itu tentang persetujuan keluarga-ku, maka aku rasa itu akan baik-baik saja..."
[[Eh?]]
Naruto dan Grayfia terpekik kompak dan menatap Brynhildr dengan ekspresi bodoh yang terpatri diwajah mereka. Ditatap oleh kedua orang didepannya membuat Brynhildr menjadi gugup, dengan sikap malu-malu Brynhildr berkata.
"Se-Sebelum aku kesini, ayahku memberikan persetujuan kalau aku boleh melakukan apapun yang aku inginkan asalkan tuan rumah kediaman Namikaze tidak keberatan..."
"I-Itu artinya..."
Pada Naruto yang terkejut. Brynhildr tersenyum lembut dan mengangguk pelan.
"Ya. Naruto-sama. Ijinkan saya menemani anda pergi kewilayah selatan."
And Cut~
Oke! Berhenti disana! Jangan katakan, aku sudah tahu apa yang kalian pikirkan.
"Dih masih bocah dah bucin."
Stop! Stop disana! Aku tahu ini aneh tapi menurut sistem bangsawan, menikah muda itu sesuatu yang lumrah, mereka secara teratur bertunangan sejak umur yang setara dengan usia anak SMP bahkan ada beberapa LN, Manga dan anime yang menggambarkan salah satu karakter cewek yang bersatus sebagai [Teman Masa Kecil] jatuh cinta pada MC sampai mereka dewasa.
Aku mengutip kata-kata dari para pejuang tangguh yang menyebut diri mereka pembela para Loli.
"Usia/Umur hanyalah sebuah angka."
Lalu musuh mereka, pasukan FBI menahan mereka dengan mengatakan.
"Dan penjara hanyalah sebuah tempat."
Atau begitulah perang antara dua kubu yang terus berlangsung sampai sekarang.
Oke, kembali ketopik. Disini aku akan memberikan Contoh dari kasus yang sama seperti diatas... Ada Katarina Claes atau Bakarina dari LN/Manga Otome game no Hametsu blablabla, Iris-chan dari LN/Manga Koushoku Reijou yang jatuh cinta Prince Edward sejak masih bocah, dan uhm, siapa lagi, Chitoge? Onodera? Marika? Dan Yui-sensei dari Manga/Anime Nisekoi yang jatuh cinta sama sih Ichijou Raku. Atau Hyuga Hinata yang jatuh cinta sama sih Naruto dari kecil sampai dia dewasa!
Sebenarnya ada banyak contoh yang sama seperti situasi yang dialami Brynhildr, tapi aku menggunakan pendekatan yang mungkin kalian tahu. Nah disini aku membuat Brynhildr tidak mengetahui kalau sebenarnya dia telah jatuh cinta pada Naruto.
Aku sudah berencana dari awal bahwa aku akan meletakan [Love Seed] pada semua heroine yang muncul disini sebelum mengakhiri Arc I TNOTM. Dan menanggapi salah satu [Guest] yang namanya tidak aku ketahui.
Dengar, aku tidak mengatakan bahwa hanya anime Hentai saja yang boleh menganut Genre Harem. Tidak seperti dianime Hentai dimana MC-nya dapat mencoblos sana sini tanpa menimbulkan perselisihan dan semua berakhir dengan sama-sama merasakan nikmat.
Genre harem disini hanya untuk tambahan agar aku dapat membuat kalian menduga beberapa ending yang akan menjadi akhir dari fic ini. Seperti Go-Toubun no Hanayome yang ampe sekarang masih menjadi perdebatan sengit tentang siapa yang akhirnya akan dinikahi sih Futarou atau Fuu-kun itu.
Sama seperti itu, aku berniat untuk menyembunyikan True Heroine didalam genre harem dengan memunculkan para gadis yang mencintai Naruto, juga meski nanti aku berniat membuat Naruto bertunangan dengan salah satu gadis dific ini, ingat aku masih bisa mematahkannya dengan berbagai macam cara, contohnya membuat gadis yang ditunangkan mati untuk menciptakan peluang untuk Sih True Heroine agar bisa bersanding dengan MC atau bahkan membuat MC menghilang, sekali lagi menghilang bukan mati dari kehidupan tunangannya, dan membuat tunangannya menduga Naruto telah mati dan akhirnya memutuskan untuk menikahi teman Naruto. NTR mode Smooth~
Dan juga aku tidak mengatakan kalau aku akan membuat Naruto menikah dengan semua cewek yang jatuh cinta sama dia, masih ada contoh harem terhormat seperti Kirigaya Kazuto dari Sword Art Online, Kazehaya Kamito dari Seirei Tsukai no Blade Dance, dan Orimura Ichika dari Infinite Stratos yang menikahi satu perempuan dari sekian banyaknya perempuan yang Fall in Love sama sih MC.
Jadi dengan siapa Naruto dipasangkan aku masih merahasiakannya, jadi jangan buru-buru menilai genre harem itu sesuatu yang buruk, nyatanya banyak humor lucu yang terlahir dari Genre Harem. Baka To Test contohnya~ MCnya harem tapi yang menang malah Hideyoshi!? What the Fuck!? Minami sama Himeji kalah sama batangan!?
Uhm, untuk saat ini aku akan memfokuskan diriku untuk fic TNOTM. Kalian tahu, ketika aku sedang ingin menulis Fic TAO atau Fic TCE, ide yang muncul malah Fic TNOTM, jadi aku akan berjuang untuk fic ini, aku mungkin tidak bisa menjanjikan fic TNOTM update Fast mulu tapi yakinlah aku akan menulis secepat mungkin untuk menyelesaikan Arc I ini yang aku prediksi akan selesai dichapter 15 dimana disana Naruto akan menunjukan seluruh kekuatannya sebelum dia pergi untuk melaksanakan Tradisi Clan Namikaze.
Nah, sudah dulu, sampai jumpa diwaktu, tempat dan dunia yang berbeda, Ciao!?
Next Chapter: Tunggu! Kentang tuh nggak bisa lompat?
Phantom Out!