"Hoseok-ah. "

"Mmmm..."

"Aku mencintaimu..."

Cup

Happy reading

Don't like don't read

Hoseok terkejut. Dengan sekuat tenaga ia mendorong tubuh jungkook.

"Apa yg kau lakukan...hah..hah.." Hoseok berusaha menarik nafas sekuat kuatnya.

Jungkook hanya tersenyum.

"Kenapa kau tersenyum bodoh seperti itu? Untung saja kelas ini kosong karena ada latihan pensi di aula. Kalau tidak bisa bisa habis kita dimarahi oleh walikelas. "

"Bagus. " Jungkook menjawab singkat.

"Bagus katamu? Kita bisa di skors bodoh. "Hoseok sedikit kesal.

"Tambah bagus. "Jungkook kembali tersenyum.

Hoseok yang geram pun hendak menjitak kepala Jungkook namun tangannya terlebih dahulu di genggam oleh jungkook.

"Hoseok-ah. "Suara jungkook merendah. Tampak mengerikan dengan ekspresinya saat ini.

"N...ne..." Hoseok menunduk ia takut melihat wajah mengerikan jungkook.

"Tatap aku.." Hoseok perlahan menatap Jungkook.

Kini mereka berhadapan. Saling menatap.

"Akulah penyelamatmu."

"Apa yang sedang kau bicarakan?" Hoseok bingung.

Jungkook tak menjawab. Ia menarik tangan Hoseok membawa serta ransel mereka. Hoseok hanya mengikuti Jungkook pasrah.

Sampailah mereka di sebuah tempat sepi nan indah.

Tunggu dulu.

Ini adalah danau tempat di mana hoseok tenggelam. Untuk apa Jungkook membawanya kesini?

"Duduklah. " Jungkook mempersilahkan Hoseok duduk di sampingnya. Ia menaruh kepala hoseok di bahunya dan menarik pinggang hoseok agar ia duduk lebih dekat dengannya.

Hoseok tentu menolak ia mencoba menggeser.

"Biarlah seperti ini untuk sementara saja. "Hoseok tak jadi menggeser.

Tenang...

Sangat tenang...

Hoseok suka suasana seperti ini.

"Aku tau kita masih belum cukup umur untuk membicarakan hal seberat cinta. Tapi aku sudah merasakannya saat aku bertemu denganmu. Kulihat wajah manismu dibawah terangnya rembulan. Dalam batinku aku berjanji aku akan selalu menjagamu. Cukup lucu dikatakan untuk anak seumuranku berpikir seperti itu. Tapi hatiku berkata aku harus menjagamu. "

Hoseok terdiam. Ia mengingat itu dikatakan oleh siapa. Tapi ia masih ragu.

"Jika ingin mengingatku lihatlah langit. Aku memang tidak mungkin bisa berada di langit namun percayalah aku juga bersamamu melihat langit. Namun di sisi bumi yang lain. Jangan terlalu bersedih akan takdir yang menurutmu menyedihkan. Aku akan datang mengubahnya. "Lanjut Jungkook.

"Jungkook..apa benar kau penyelamatku?" Hoseok menatap mata Jungkook.

"Kau bisa menyimpulkannya sendiri bukan?"

Hoseok terdiam. Airmata menurun sempurna di pipi mulusnya. Bibirnya bergetar. Ia ingin menahan isakan tangisnya. Namun tak bisa. Isakannya terdengar keras memecahkan gendang telinga siapapun yang mendengarnya.

"Hoseok-ah berhentilah menangis." Jungkook mengusap lembut punggung Hoseok.

"Jungkook.." seru Hoseok masih terisak.

"Apa permintaanmu. Apapun itu aku akan menepatinya. Itu janjiku pada Tuhan. "Jungkook menatap Hoseok.

"Kau serius Hoseok ah. "Jungkook mendekatkan wajahnya pada Hoseok.

"Yaks. Kenapa dengan wajahmu itu. Menjauhlah. " Hoseok menjauhkan wajah Jungkook dengan telunjuknya.

"Berapa permintaan yang boleh aku ajukan?" Tanya jungkook sedikit membenarkan rambutnya yang tadi diacak hoseok.

"Satu saja. "Singkat Hoseok.

"Itu tidak adil. Aku menaruhkan nyawaku untuk menyelamatkanmu. Tapi balasanku hanya itu saja. Heol.."

"Aish...baiklah bagaimana kalau dua permintaan?" Jungkook mengeleng.

"Yasudah tiga permintaan. Jika kau tidak mau yasudah. "

"Baiklah. Tiga sudah cukup. "Jungkook tersenyum senang.

"Beritau aku apa permintaanmu. "

"Pertama,kau harus menjauhi Ssaem mu itu. Si Taehyung. " Hoseok membola.

"Tidak bisa jungkookie. Aku sudah berjanji padanya. Bagaimana aku melanggarnya pula. "

"Bilang saja kau sudah punya pacar. Okay aku lanjutkan, yang kedua kau harus mau melakukan apapun yang aku mau. " Hoseok kembali membola.

"Apa maksudmu? Apa kau menyuruhmu menjadi budakmu begitu?"

"Lakukan saja. Dan yang ketiga, apapun yang terjadi kau harus bersamaku. Kau tidak boleh meninggalkanku di situasi yang sangat sulit sekalipun. "

"Heol...kenapa semua permintaanmu sangat sulit. Aku tidak mau. Kau ganti permintaanmu. "

"Ya kalau kau tidak mau. Pertanggungjawabkan saja dosamu ke Tuhan. "Jungkook berjalan sambil tersenyum jahat pada Hoseok.

"Yakss kenapa kau malah pergi. JEON JUNGKOOK!!!"

Malam telah datang, Jungkook dan Hoseok duduk di ruang makan untuk makan malam.

Ddrrrttt

Pesan masuk dari Taehyung.

Hoseok segera membuka dan membaca pesan tersebut.

Hoseok-ah. Malam ini mari berkencan. Aku akan mengajakmu ketempat yang tenang dan indah.

Hoseok bingung harus menjawab apa. Ia sudah berjanji pada jungkook akan menjauhi Taehyung.

"Siapa itu? Ssaem mu itu?" Ujar jungkook masih mengunyah makanannya.

"Iya. Ia ingin mengajakku berkencan. Apa boleh?" Jungkook menatap Hoseok tajam.

"Aishh iya baiklah. " Hoseok pasrah. Ia ngeri melihat ekspresi seperti ingin memakan orang.

Ssaem,maaf sepertinya malam ini aku tidak bisa. Dan ssaem,mohon maaf sekali. Sepertinya kita tidak bisa melanjutkan kesepakatan kita. Aku sudah memiliki pacar. Aku takut pacarku marah. Mohon mengerti.

Sent

"Jungkook kau tampaknya benci sekali pada taehyung ssaem sampai menyuruhku menjauhinya. " Hoseok menatap Jungkook menanti jawaban.

"Aku akan menceritakannya nanti. Saat waktunya sudah tepat. "

"Hoseok setelah makan cepat datang ke kamar. "

"Mau ngapain?"

"Datang saja. Jangan banyak tanya. "Jungkook berlalu menuju kamarnya.

Hoseok sudah selesai. Ia pun berjalan menuju kamar jungkook dan dirinya.

Cklek

"Jungkook?" Hoseok kaget melihat pemandangan basah di hadapannya.

Hoseok menuju lemari,ia mengambil sebuah baju dan melemparkan baju itu pada jungkook.

"Pakai bajumu bodoh. Nanti kau masuk angin. " Jungkook yang membaca buku sedari tadi bangkit berdiri berjalan menuju Hoseok.

Sambil berjalan ia berkata ," CLOSE!"

Hoseok yang tak mengerti hanya mengernyitkan dahu.

"Aku merasa kepanasan Hoseok-ah. Coba kau lihat keringat di tubuhku. "Jungkook menangkup kedua pipi Hoseok dan memperlihatkan pemandangan basah yang ia hindari tadi.

Hoseok berlari kecil, ia mengambil remote ac dan menghidupkannya.

"Kalau kepanasan tinggal hidupin ac jungkook. Percuma ada ac kalo gitu. " Hoseok jengkel.

"Hahaha. Aku sengaja. Biar tubuhku semakin seksi dengan keringat keringat ini. Apa lagi kalo keringatku ini karena kegiatan kita nanti. " Jungkook menyeringai. Hoseok bergedik ngeri mencoba lari dari situasi yang ditangkapnya berbahaya ini.

"Jungkook jangan coba coba melakukan hal itu. " Hoseok mencoba menghindar dari kejaran Jungkook. Hoseok menuju pintu kamar. Ia mencoba membuka namun anehnya pintu itu terkunci.

"Kenapa? kau bingung kenapa pintu itu terkunci sendiri? Itu karena aku memerintahkannya. Kau belum tau seluk beluk rumah ini bukan?" Hoseok sudah tak dapat bergerak. Dibelakangnya ada pintu kamar disisi kanannya ada tembok. Di sisi kirinya ada lemari besar. Lalu di hadapannya ada jungkook toples.

Hoseok meneguk ludahnya dengan susah payah.

"Jungkook kau tidak berfikir untuk melakukan itu kan?"hoseok gugup.

"Melakukan apa maksudmu?" Tanya jungkook seolah tak mengerti.

"Aishhh. Melakukan itu...berhubungan badan. "Hoseok menunduk.

"Apa kau berfikir kita akan melakukan itu. Okay baiklah. Mari kita lakukan. " jungkook mengangkat tubuh hoseok di bahunya seperti membawa karung beras.

"Tidak tidak Jungkook. Kyaaa. Jungkookiee turunkan aku!"

"Tidak akan ..."

Panasnya ya ampun. Gak tahan aing mau nulisnya.