--

"Anak anak hari ini kita kedatangan siswa baru. Silahkan perkenalkan namamu."

"Namaku Jeon Jungkook. Salam kenal. " ujar namja itu seraya membungkuk memberi salam.

'Kyaaa...dia tampan sekali'

'Apakah dia benar manusia?Sangat tampan aw.. '

'Liatlah hidung mancungnya, sexy banget. Senyumannya juga menawan. Meleleh hati dedeq bang'

Keributan timbul dalam kelas tersebut. Seisi kelas meributkan ketampanan namja itu.

"Jungkook-ssi pergilah ketempat dudukmu. Disana. " ujar ssaem itu sambil menunjukkan tempat duduknya.

"Ne ssaem." Jungkook duduk ditempat yang ditunjuk ssaem tsb.

"Annyeonghaseyo.. " sapa Jungkook pada teman sebangkunya.

Orang yang disapa tetap diam sambil membaca buku yang ada dihadapannya. Wajar saja ia tak mendengar, karena ia sedang mendengar musik menggunakan headset.

Jungkook menarik sebelah headset orang tersebut. Orang tersebut menoleh dengan raut muka tidak senangnya.

"Wae? "

" Mian mengganggu aku hanya ingin berkenalan denganmu."

"Aaahh baiklah... Namaku Jung Hoseok. " ujar namja itu sambil mengulurkan tangannya dan menjabat tangan Jungkook.

"Namaku Jungkook. Ku harap kau senang berteman dengaku." Senyum namja itu pada orang disebelahnya.

"Ne... "jawab Hoseok singkat lalu melanjutkan kegiatan yang tertunda gara gara teman sebangkunya ini.

Hoseok sedang asik membolak balik buku novel yang sedang ia baca kini. Ia ingin menyelesaikan bab terakhir novel tsb karena hari ini kegiatan belajar belum stabil, jadi ia punya waktu untuk menyelesaikan membaca.

"Wae? " tanya Hoseok pada orang disebelahnya yang tadi menyenggol lengannya.

" Kau asik sekali membacanya. Tanpa memperdulikanku. "

" Ada apa? "

" Berikan aku nomor ponselmu. " Jungkook menyodorkan ponselnya pada Hoseok.

" Untuk? "

" Apa aku tidak boleh menyimpan nomor ponsel teman baruku? ㅋㅋㅋkau aneh. "

Hoseok mengetik cepat nomor ponselnya. Dan mengembalikan ponsel itu pada pemiliknya.

Kringgg...

Bunyi bel sekolah tanda jam pelajaran telah berakhir.

Hoseok segera bangkit dan menggendong tas ranselnya, ia bergegas pergi ke tempat kerja paruh waktunya.

Drrrt

Ponselnya bergetar

EOMMA

"Yeoboseyo eomma. Kenapa eomma menelepon? "

" Hoseokie cepat pulang kerumah. Ada yang ingin eomma katakan. "

" Tapi aku ingin pergi bekerja sekarang"

" Ini penting Hoseokie. Cepatlah. "

" Aku pulang.. "

" Hoseokie kemarilah. "

" Ada apa? Sepenting apakah yang ingin kau bicarakan padaku eomma? "

" Dengarkan aku... Eomma akan bekerja diluar negeri, tepatnya di AS. Karena kau masih sekolah, jadi kau akan tetap tinggal disini. "

" Tidak. Aku ingin ikut denganmu. "

" Itu mustahil nak. "

" Waeyo? "

" Kehidupan disana keras. Usiamu belum cukup untuk menghadapi semuanya nanti. "

" Asal bersama eomma aku pasti bisa. Kalau aku disini tinggal sendiri, siapa yang akan menjaga ku? Kau tau kan kau satu satunya yang aku miliki di dunia ini. Aku tidak ingin kau pergi jauh dariku. " ujar Hoseok sambil berkaca kaca.

" Hoseokie anak kesayangan eomma. Mengertilah keadaan keuangan kita. Jika eomma tidak bekerja disana nanti kau tidak bisa kuliah nak. Upah eomma disana jauh lebih besar. Dan jika eomma hitung, bekerja setahun disana sudah cukup untuk biaya pendaftaran dan semester kuliahmu nanti. Kau kan ingin kuliah? "

" Eommaaaa... Jika eomma tidak disini lalu aku akan cerita pada siapa? Perbedaan waktu disana sama disini kan jauh. Bagaimana kita bisa berkomunikasi. "

" Eomma pasti menyempatkan waktu eomma untuk menelepon mu nak. Jangan khawatir. " ujar eomma Hoseok sambil mengelus halus rambut anaknya itu.

" Kapan eomma akan pergi? "

" Besok nak. Hoseok ada satu hal lagi yang belum eomma katakan."

"Ne katakanlah. "

" Rumah ini sudah eomma gadaikan untuk biaya perjalanan eomma ke AS. Kau taukan biayanya sangat mahal. "

" Lalu aku harus tinggal dimana? Tidak mungkin aku tinggal dijalanan. "Ujar Hoseok mendengus kesal.

" Kau tinggal di apartment sepupu mu. Dia tinggal sendiri di sini, appa dan eommanya tinggal di Swiss sejak tahun lalu. Dia tak keberatan untuk menampung mu, ku dengar kalian satu sekolah. "

" Siapa namanya? "

" Jungkook. Jeon Jungkook. "

" Sepupu darimana? Dari marganya sudah beda." ujar Hoseok sambil mengernyitkan dahinya.

" Sepupu dari Eomma nak. Sepupu jauh. Jadi wajar kau tidak kenal dengannya."

Hoseok hanya diam. Percuma dia melarang eomma yang keras kepala itu. Yaa... Ini demi masa depannya nanti.

"Hoseokie... Kau akan eomma antar ke apartment sepupu mu itu. Besok pasti tidak sempat. Eomma pasti repot. "

Hoseok pasrah, ia segera memasukkan baju baju dan perlengkapan yang dibutuhkan nya kedalam dua koper besar dihadapannya.

Ia memandangi foto yang terletak di meja belajarnya.

" Appa... Kenapa kau pergi terlalu cepat? Lihatlah, eomma harus bekerja keras untukku. Andai saja kau masih hidup... " Hoseok menangis sesegukan. Airmata tak berhenti mengalir membasahi pipi mulusnya.

Ting... Tong...

Cklek

" Ahhh ahjumma . Masuklah. " Ajak Jungkook ramah.

" Jungkook, ahjumma hanya akan mengantar Hoseok ke sini. Karena banyak yang harus dipersiapkan. Tidak apa apakan? "

"Iya tak apa."

"Terimakasih sudah mau membiarkan Hoseok tinggal disini. Tolong jaga Hosoek ku ya. Dia anak kesayangan ku." senyum eomma Hosoek mengembang.

"Itu bukan masalah Ahjumma. Jaga kesehatan mu di sana."

"Ahh pasti.. Kalau begitu ahjumma pulang dulu ya. Hoseokie eomma pulang dulu.. "

" Eomma jam berapa berangkat? Biar aku antarkan. "

" Tidak perlu Hoseokie. Eomma akan pergi jam setengah 3 subuh. Eomma bukan anak kecil. Eomma bisa pergi sendiri nak. Sudah ya.. Nanti waktu eomma habis disini saja. " Ujar eomma Hoseok lalu memeluk Hoseok dengan erat.

" Aku akan merindukan mu Hoseokie. "

" Aku juga. " Airmata meluncur bebas dipipi mereka berdua.

" Baiklah Eomma pergi dulu. Annyeong. " Eomma hoseok berlalu dan melambaikan tangannya.

" Ayo masuk. Diluar dingin. Ppali. " ajak Jungkook sambil membawa koper besar Hoseok.

Hoseok memandang keluar, sosok yang akan pergi menjauh darinya sudah hilang..

" Hoseokie..mari kuperlihatkan kamarmu. "

" Ah ne.. " Hoseok mengikuti Jungkook dari belakang.

" Itu dia.. Tempat tidurmu diatas sana. "menunjuk ujung tangga yang ada di kamarnya.

" Kau menyuruh ku tidur di loteng? " Tanya hoseok bingung.

" Apa ada yang salah. Loteng itu sudah aku modifikasi. Jadi layak untuk ditempati. Aku tidak punya ruangan lain selain itu. Apa kau ingin tidur di sini bersamaku? " jawab jungkook dengan senyuman mautnya.

Hoseok terdiam sejenak ia menckba mencerna perkataan Jungkook barusan.

Pletak

" Apa kau menyuruh ku tidur bersamamu? Kau sudah gila. " Jungkook mengusap kepalanya yang sedikit sakit.

" Aku hanya bercanda. Kau serius sekali. Silahkan susun pakaianmu di lemari itu. Aku ingin tidur. "

Hoseok tak menjawab dan segera menyusun pakaiannya di lemari besar itu.

Tak sengaja Hoseok melihat sekotak pil bertulis" obat perangsang" di laci bawah lemari yang terbuka. Merasa penasaran, ia menilik laci tersebut dan ia mendapati lube yang masih tersegel.

" Astaga, Jungkook sangat mengerikan. Yeoja mana yang akan dirusaknya. Ternyata wajah saja seperti anak baik baik , otaknya mesum. " Hoseok mempercepat aktivitasnya.

Ia menaiki tangga tsb dan memasuki ruangan ini tsb.

" Waww... Daebak! Sepertinya aku akan betah. " Hoseok duduk di pinggir ranjang dan menatap ke luar. Langit malam ini penuh dengan bintang. Hoseok bisa dengan jelas melihatnya karena Loteng ini ditutup dengan kaca.

Hoseok menarik nafas beratnya. Ia membayangkan kehidupan selanjutnya.

"Hoseokie!! Bangunlah. Apa kau akan tetap tidur? Sekarang sudah jam 7.15." mendengar itu Hoseok tersentak bangun dari tidurnya.

"Kyaaa kenapa kau tidak membangunkan ku dari tadi? " Hoseok menuruni tangga dan bergegas mandi.

Hoseok keluar dari kamar mandi dan hanya menggunakan bathrobe. Ia mengusap rambutnya dengan handuk.

" Jungkook-ah bisa kau keluar. Aku ingin mengenakan pakaian. "

" Ya tinggal pakai saja. " ujar jungkook bergeming.

" Yang benar saja. Kau ingin melihatku berpakaian? "

" Keluarlah cepat. Ini sudah jam berapa! "Hoseok memohon.

" Cium dulu.. " Ujar jungkook sedikit tertawa.

Hoseok terdiam..." Aku tidak mau! "

" Ya sudah aku tidak mau keluar.. "

Hoseok pasrah." Kemari kau... "

Cup

Satu ciuman di pipi kenyalnya mendarat halus.

" Sekarang keluar lah. " Hoseok menarik lengan Jungkook untuk keluar.

" Ciumnya bukan disitu. Tapi disini.. " sambil menunjuk bibirnya.

Hoseok yang melihatnya langsung geleng geleng kepala. Ntah apa yang dipikirkan bocah ini.

" Aisshh... Nanti saja. Cepatlah keluar. " Hoseok menariknya kuat dan akhirnya berhasil mengeluarkan Jungkook.

Hoseok telah selesai, ia sudah siap berangkat. Namun jungkook malah tidur di sofa dekat tv. Sontak hal itu membuat Hoseok kesal. Ia dengan cepat menggoyang goyangkan badan Jungkook.

"Yakss ireona... "

Grepp..

Dengan secepat kilat Jungkook menangkap tubuh mungil Hoseok ke dalam pelukannya.

Hoseok berusaha melepas pelukan tersebut, tak sengaja ia menyentuh Juniornya jungkook.

" Akhhh mianhae.. Aku tak sengaja. Cepat lepaskan aku. " Jungkook tersenyum aneh.

" Hoseokie kau ingin menggodaku? "

Glupp..

Hoseok menelan liurnya dengan susah payah.

" Aniya.. Aku tidak sengaja. Ini kan gara gara kau yang memelukku seperti ini. Cepat lepaskan."

Hoseok terus menggeliat berusaha lepas dari jungkook. Tapi jungkook malah memperkuat pelukannya.

" Kyaaaa... Cepat lepaskan... Aku tidak mau terlambat paboya... "

" Kau lupa? Hari ini kita masuk jam 10 nanti. Hari ini kita hanya mengunjungi museum. ㅋㅋㅋ.. " Hoseok baru teringat tentang hal itu.

" Lalu kenapa kau membangunkan pabo! Kerajinan sekali sudah siap siap jam segini. Sekolah 5 langkah langsung sampai juga." Hoseok bertambah kesal.

"Aku ingin bermain dulu denganmu. "

Sekejap Hoseok merasa merinding mendengar perkataan Jungkook.

Jungkook mengunci badan Hoseok dengan kedua kakinya. Ia menarik rambut Hoseok agar pemiliknya semakin mendekat dengannya.

Hoseok berusaha menghindari wajah Jungkook. Namun...

Terlambat...

Cup

TBC

Silahkan vomment ya chingudeul. Maklum amatiran. Jadi ceritanya ga segereget author lain. Hope you'll like it.

Thankyou