byurr!

belum terlalu lama ia menenggelamkan diri, sepasang tangan tiba-tiba mengangkatnya dan memindahkannya ke lantai yang dingin. Jungwoo menahan nafasnya, bersikeras untuk tetap melanjutkan tindakan bodohnya meski jelas-jelas sudah gagal.

"Buka matamu dan berhenti menahan nafas!" Bentak orang itu..

Jungwoo tak bergeming, masih kekeuh akan pemikirannya

"hirup nafas atau aku akan menciummu"

deg!

Jungwoo bergegas membuka matanya dan bernafas tersengal, ditatapnya penuh kebencian pada sosok di depannya. sosok yang menggagalkan usahanya untuk mati.

"Jangan lakukan ini lagi, Kumohon" lanjut orang itu

Jungwoo menangis, ia tak tahu harus berbuat apa. dipikirannya hanya terpikir untuk mati secepat mungkin. ia memukul dada orang yang tengah mendekapnya, menyalahkan orang tersebut atas segala yang ia perbuat.

"Hiks.. lepaskan aku. biarkan aku mati.. sudah tak ada satupun yang berharga untukku didunia ini" ucapnya putus asa. Jungwoo menangis sejadi-jadinya. memori saat ia diberlakukan semalam terus berputar dikepalanya bagai kaset rusak. terus berulang hingga rasanya Jungwoo ingin meledakkan dirinya sekarang juga

"Tidak Jungwoo,, jangan lakukan ini... masih ada yang menyayangimu"

Yaitu aku. aku mencintaimu...

"masih ada yang membutuhkanmu Jungwoo. sadarlah, Kumohon" Jaehyun memeluk Jungwoo erat, berusaha menenangkan sosok dalam dekapannya. mencoba menyalurkan rasa cinta yang baru dipupuk olehnya, oleh hatinya.

Jungwoo terdiam, ia sadar sekarang. Masih ada Appanya, satu-satunya keluarga yang ia miliki sekarang. Ia tak boleh hanya berdiam diri disini, ia harus pulang. Ia harus menemui Appanya sekarang.

"Kumohon... aku hanya ingin pulang Jaehyun. Aku ingin pulang hiks" menangis, memohon, dan merengek. berharap Jaehyun dapat menjadi malaikat penolongnya

"aku tak bisa Jungwoo, Lucas akan marah jika melihatmu pergi" ucap Jaehyun.

Jaehyun bingung, Ia terjebak pilihan yang sulit. menolong pujaan hatinya dan mengkhianati sahabatnya sendiri atau setia pada sahabatnya dan membuat pujaan hatinya tersiksa

"Peduli setan dengan Lucas! aku hanya ingin pulang Jaehyun hiks" Jungwoo memukul dadanya, Ia dapat merasakan tubuh dalam rengkuhannya gemetar takut saat ia menyebut nama Lucas

"Tolong aku... kumohon" masih dengan nada yang mengiris hati

"Jaehyun..."

"Kumohon..." wajah Jungwoo terlihat kacau sekarang. Jungwoo benar-benar tak tahu harus meminta tolong pada siapa. Hanya Jaehyun, yang ia pikir dapat menolongnya keluar dari neraka ini.

"Arggh" Jaehyun mengerang kesal. Ia tak tega, sungguh. Melihat Jungwoo menangis membuat hatinya tergores. Ia tak bisa membiarkan Jungwoo terus menerus tersiksa. Ia memutuskan untuk menolong Jungwoo. Mengabaikan segala resiko yang akan ia terima nanti.

Asal Jungwoo selamat.

Asal Jungwoonya bahagia.

"Baiklah.. Asal kamu berjanji untuk tidak kembali lagi kesini"

"Ne Jaehyun. Terimakasih.. Hiks... Terimakasih" Tangis Jungwoo pecah.
Akhirnya ia dapat keluar dari neraka ini

Beberapa saat sebelumnya

Jaehyun tengah memandang sekeliling kamar yang Jungwoo tempati, mengamati wajah rupawan sosok yang terpatri di setiap foto yang terpajang. Merasakan hatinya menghangat hanya dengan melihatnya tersenyum senang di salah satu foto

Sepertinya aku jatuh cinta pada pandangan pertama...

Batinnya malu. Hanya melihat sosok Jungwoo yang menatapnya polos saja sudah membuat dadanya berdegup kencang. Katakan jika ia salah, ia telah mengkhianati Lucas, sahabatnya. Tapi, masa bodoh. Yang penting tak boleh ada yang tau perasaannya, termasuk Jungwoo sekalipun.

Ia mengernyit saat tersadar bahwa tak ada suara dari dalam kamar mandi. Pikiran yang tidak-tidak membayanginya, ia takut Jungwoo akan berpikir bodoh.

Langsung saja ia menerobos ke kamar mandi, menemukan Jungwoo yang telah menenggelamkan dirinya

"Aku pulang"

Teriak Jungwoo begitu ia sampai di depan apartemen kecil nan sederhana miliknya, ia langsung bergegas setelah Jaehyun bilang akan membantunya pergi. Ia langsung meminjam baju dan berlalu begitu saja, tanpa memikirkan bagaimana nasib Jaehyun yang akan berurusan dengan Lucas karena telah membiarkannya kabur begitu mudah.

Salahkan ia yang egois, dipikirannya sekarang hanya ada satu orang. satu orang yang sangat disayanginya.

Yakni ayahnya. Kim Taemin

"Appa" Panggil Jungwoo pelan kepada pria dewasa yang tengah duduk dan menatap kosong ke jendela, tatapan nya kosong, ntah apa yang sedang bercokol dipikirannya.

Jungwoo tersenyum. ya, Ayahnya, Ayahnya adalah alasan ia untuk bertahan hidup di dunia yang kejam, Ayahnya adalah satu-satuya keluarga yang ia miliki. bodoh jika ia mengingat kembali keinginannya untuk mengakhiri hidup dan meninggalkan ayahnya yang seorang diri.

"Appa... Appa sudah makan?" Tanyanya sembari mengelus surai kelam sang ayah yang terlihat pas dengan wajahnya yang menawan. Jungwoo tersenyum kecut saat tak ada satupun respon yang diberikan padanya.

"Baiklah, hari ini Jungwoo akan memasakkan sup ayam kesukaan appa" ujarnya ceria, berpura-pura gembira agar ayahnya tak tahu apa yang baru saja ia alami.

Tidak, Ayahnya tidak gila. hanya saja, ayahnya sedikit trauma dengan orang asing. Ini semua dikarenakan gay sialan yang melukai ayahnya.

Jungwoo tak pernah membenci sesuatu tanpa alasan, dan alasannya sangat membenci gay adalah ini. Pria brengsek dengan penyakit penyimpangan seksual itu telah membuat keluarganya hancur.

Masih teringat dalam ingatan, Ayahnya yang terbaring lemah dirumah sakit dengan berbagai peralatan ditubuhnya

ayahnya koma...

karena diperkosa gay yang tak bertanggung jawab

polisi mengatakan bahwa mereka menemukan ayahnya di gang sempit yang berdekatan dengan gay bar. Jungwoo kecil tentu tidak mengerti apa yang polisi-polisi itu jelaskan. Awalnya, ia pikir ayahnya hanya sakit biasa dan beberapa hari sudah kembali ke rumah hangat mereka. Namun semuanya berubah saat ayahnya koma terlalu lama. semua tabungan yang dimiliki keluarganya habis untuk biaya pengobatan ayahnya. Membuat Ibunya menjual rumah mereka dan menyewa apartemen murah di pinggir kota. Beruntung ibunya masih bisa menjadi buruh cuci rumahan untuk menutupi segala kebutuhan.

masalah baru datang saat ayahnya tak kunjung bangun dari komanya. Mengakibatkan ibunya pergi meninggalkan rumah dan berkata bahwa beliau sudah tak sanggup lagi mengurus dirinya dan sang ayah. membuat Jungwoo yang saat itu masih belum genap 12 tahun harus memutar otak demi melanjutkan kelangsungan hidup ayahnya.

bersyukur ia dikaruniai otak yang pintar sehingga dia medapat beasiswa dari sekolahnya. sehingga ia dapat bekerja tanpa takut putus sekolah. Sedikit kebahagiaan diberikan oleh Tuhan untuk menghibur Jungwoo kecil. Ayahnya tersadar setelah 3 tahun tenggelam dalam tidurnya. namun, hatinya mencelos saat dokter mengatakan bahwa Ayahnya mengalami trauma dan mengharuskan ayahnya masuk rumah sakit jiwa.

Tentu saja Jungwoo menolak. Ayahnya akan dirawatnya dengan penuh kasih sayang. Tak peduli seberapa sulit yang akan ia hadapi nantinya.

Sebenarnya Jungwoo tau siapa bajingan sialan yang bertanggung jawab akan kondisi ayahnya. Namanya Choi Minho, orang kaya. Terlihat dari gayanya yang borjuis, mengatakan omong kosong akan bertanggung jawab atas apa yang menimpa dirinya. Tapi ia menolak, sudah terlanjur benci akan tindakan orang tersebut dimasa lalu.

Sejak saat itu, Jungwoo memutuskan untuk menutup dirinya, menjadi pribadi yang pendiam dan tidak berbuat macam-mcam. Karena Jungwoo tahu, Dunia selalu punya cara untuk menghancurkan orang miskin sepertinya...

Jungwoo mengelap pelan pipinya saat dirasa ada setitik air mata yang jatuh. Sejak dulu, Jungwoo jarang sekali menangis. Ia telah di didik keras oleh kehidupan. Ditempa dengan pahitnya nasib yang datang.

Jungwoo memindahkan sup ke mangkuk kecil, mendinginkannya sebentar agar ayahnya tak kesulitan nanti. Sembari mengambil obat ayahnya dikamar, satu-satunya kamar di apartemen ini yang mereka ditempati berdua.

Sejenak ia ragu, ayahnya akan kambuh jika terlambat memberi obat. Tapi ia mengangguk mantap. Meyakinkan dirinya bahwa ayahnya akan bersikap baik seperti biasa.

"Appa~... Makananya sudah siap. Ayo makan dulu ne~"

Jungwoo berseru sembari melangkah ke ruang depan, ke tempat ayahnya yang sedang duduk dekat jendela.

"Appa... Ayo makan dulu" Jungwoo mengelus lembut pundak ayahnya sembari memperlihatkan mangkok yang terisi sup ayam buatannya.

Ayahnya terdiam menatapnya, lalu mengambil mangkok yang Jungwoo pegang

Byur!

Isi mangkok telah berpindah ke wajah Jungwoo. Bersyukur karena sup itu telah didinginkan olehnya tadi. Belum selesai keterkejutannya, surainya dijambak dengan keras oleh sang ayah.

Sakit...

"Siapa kau?! Jangan berpura-pura baik padaku"

Tapi hatinya lebih sakit...

Entah mengapa akhir-akhir ini ayahnya sering melupakan dirinya begitu saja.

"I-ini Jungwoo Appa. Anak appa" lirihnya pelan sembari menggenggam tangan Taemin yang bersarang di kepalanya.

"Kamu bukan anakku, pakaianmu berbeda"

Jungwoo melirik pakaian yang ia kenakan, ini milik Jaehyun. Dan ukuranya sedikit besar. Pantas saja apanya tak kenal.

"Ah kalau begitu, Jungwoo mengganti baju dulu ne. Nanti Appa bisa makan kembali bersama Jungwoo" Bujuknya

Ayahnya pun melepaskan tangannya dari rambutnya. Membuat ia langsung berlari kekamar dan bergegas mengganti pakaian. Hhh ia hanya ingin melihat ayahnya bahagia.

Hanya itu...

Bugh

Suara sesuatu dihantam dengan keras terdengar. Terdengar keluh oleh seseorang yang tengah dipukul.

"Apa kau begitu bodoh hingga tak bisa menjaganya Jaehyun!"

Jaehyun mengerang, Lucas menyerangnya tiba-tiba tadi. Membuatnya terhempas ke lantai dengan cepat. Belum sempat Jaehyun membalas, Lucas menendang perutnya brutal. Membuat ia melengkungkan tubuh agar Lucas tak merusak tubuhnya lebih jauh

"Apa susahnya menjaga seekor anak kelinci bagimu brengsek! " geramnya. Masih menendang perut Jaehyun, tak memberi kesempatan untuk berdiri dan menyerangnya balik.

"Maafkan aku ugh" ujar Jaehyun terbata. Perutnya benar-benar sakit. Tenaga Lucas tak main-main.

"Permintaan maafmu tak kan membuatnya kembali bodoh! "
Argh Lucas mendudukkan dirinya. Mencekik Jaehyun yang sudah terlalu lemas untuk menolak.

"Gahh Lepas bodoh. Pikirkan rencana lain" Jaehyun mencengkeram tangan Lucas. Berusaha untuk melonggarkannya dari lehernya, pandangannya mulai berkunang.
"MEMANGNYA RENCANA APA?! " seru Lucas, ia semakin mengeratkan cengkeramnya.

"B-bagaimana bisa aku ugh bilang. Kalau kau mencekik dengan kuathh argh"

Lucas tersadar. Ia langsung melepaskan tangannya dan menyingkir dari atas tubuh Jaehyun.

"Ugh ugh ghokk" Jaehyun terbatuk, nyawanya serasa di ujung tanduk. Ia berpikir cepat, memikirkan ide agar Jungwoo kembali dan untuk menyelamatkan hidupnya yng berharga.

Lucas diam, ia tersadar. Lagi-lagi dirinya tersulut emosi, segala sesuatu yang bersangkutan dengan Jungwoo selalu membuatnya hilang kendali. Jungwoo benar-benar telah merubah dunianya.

"Katakan" Ujarnya dingin

"Katakan idemu" ditatapnya tajam Jaehyun, mengancam Jaehyun agar tak berniat untuk mengkhianatinya.

Jaehyun mendekatkan duduknya dengan Lucas, menjangkau telinga Lucas untuk memberikan pikiran yang secara kurang ajar melintas begitu saja

'Maafkan aku Jungwoo'

'Maaf'

Ia membisikkan rencananya sembari berdoa, agar Lucas gagal menjalankan ide busuk itu. Meskipun ia tahu, tak kan ada yang tak mungkin dijalankan oleh orang semacam Lucas. Seorang Wong

Lucas menyeringai, menyetujui ide yang Jaehyun utarakan padanya. Meski terdengar licik, ia yakin bahwa ini akan berhasil dan membawa Jungwoo kembali ke pelukannya.

Cepat atau lambat

TBC

Hayoloo. Jaehyun ngerencanain apa?!

Bosenin gak sih? Klo bosen bilang y. Ntr biar aink unpub.

Semangatin dong)); gua tau work gua ga bagus2 amat. Gua mau bertahan dulu karna ya emang ini karya pertama yang gua buat. Jadi harus mantepin hati liat respon kelean.

Mungkin bener. Emng tanggapan kalian ga lgsung bomm kaya ff sunbaenim yg lain ke ff gua. Tapi gua percaya
Bakal selalu ada org yg penasaran ama apa yg aku bkin wkkwk

Semangat newbieee ? ゚メᆰ? ゚メᆰ? ゚メᆰ? ゚メᆰ?