Aku menarik napas panjang dan dalam, mengisi kekosongan ruang paru-paru yang berkabut dengan perasaan yang mencekik. Ketakutan dan rasa gugup merongrong relung jiwa ku bagai tumbuhan venus yang memangsa serangga menyedihkan yang masuk ke dalam perangkap nya. Mula-mula, venus menenggelamkan serangga itu dalam nektar nya yang manis dan memabukkan lalu secara perlahan mengkonsumsi tubuh malang tersebut.

Hidupku dapat diibaratkan seperti venus. Memberikan madu manis yang disebut kenikmatan duniawi. Menyediakan anggur yang memabukkan bernama kebahagiaan semu. Tetapi, tidak memberikan pilihan akan takdir yang harus ditanggung. Tidak akan membiarkan kebahagiaan dirasakan selamanya. Dan secara perlahan namun pasti, memakan jiwa kosong yang terkungkung dalam nestapa. Hidupku berputar demikian dan akan selalu begitu.

Lalu, apakah meratapi nya akan menyelesaikan nya ?

Apakah menyesali nya akan merubah nya ?

Dan apakah harapan akan memberi uluran tangan yang nyata ?

Tidak. Tidak akan seindah itu. Tidak akan semudah itu.

Setidaknya, aku tidak akan membiarkan hidup ini, bernapas dalam kesia-siaan. Tidak akan menunggu seseorang menyerahkan kasih sayang nya demi kebahagiaan individual. Tidak akan menjanjikan kepada dia, hal yang tidak dapat dijanjikan. Berpikir rasional dan realistis.

I'll fight my own way

Gemerlap suasana elegan di ballroom hotel bintang lima itu, mengusik mata Seokjin. Ia membenci tempat ini. Ia membenci aroma parfum mahal yang menyeruak dari para CEO beserta istri dan anak-anak nya. Ia membenci bagaimana kaum borjuis yang mendengungkan kata kemanusiaan, tetapi bermandikan penderitaan proletar di aliran darah mereka.

Ia membenci bagaimana manusia terbagi dalam tiga strata utama yaitu Alpha, Beta dan Omega yang mana menentukan nilai kehormatan mereka di mata manusia lain. Dan ia membenci bagaimana dirinya terlahir sebagai salah satu dari mereka, dihargai karena status dan darah nya, bukan karena pribadi nya sendiri.

Kedua orang tua Seokjin adalah salah satu orang terpandang di Korea Selatan. Tuan Kim yang seorang Alpha merupakan pengusaha sukses dalam bidang supplier alat-alat teknologi, sedangkan Nyonya Kim yang juga wanita Alpha adalah mantan Miss Korea dan model yang sangat terkenal di domestik dan mancanegara. Keluarga sempurna yang dikaruniai 3 Alpha tampan, sebagai pelindung legacy keluarga.

Kim Seokjin adalah anak tertua keluarga Kim. Wajah nya tampan layaknya pahatan patung Yunani, dengan mata jernih bagai kijang, hidung tajam yang bangir dan bibir merah yang kecil tetapi tebal.

Kedua adik Seokjin yang bernama Kim Taehyung dan Kim Namjoon adalah Alpha kembar tidak identik yang tidak kalah tampan dari Seokjin. Walaupun masih berusia 15 tahun dan belum menjalani tes strata, keluarga besar mereka telah memastikan bahwa kedua kebanggaan keluarga itu merupakan calon pemimpin perusahaan raksasa Kim.

Sejak kecil, Taehyung dan Namjoon adalah bocah yang cemerlang. Berbeda dari Seokjin yang tergolong siswa yang sangat biasa, Namjoon adalah genius muda yang telah mencetak nama nya dalam WIPO (World Intellectual Property Organization) atas hak kepemilikan penemuan jaringan global 5G. Sedangkan, Taehyung adalah photographer termuda NAT GEO yang telah melakukan pameran-pameran besar di seluruh dunia.

Dibandingkan kedua adik kembar nya yang luar biasa, Seokjin tidak terlalu dianggap keberadaan nya dalam keluarga mereka. Wajah Seokjin memang tampan tetapi tergolong feminine untuk seorang Alpha.

Seokjin memandang sekeliling ruangan tersebut, manik hazelnut nya bertemu dengan dua pasang bola mata gelap yang menatap nya lekat. Di kejauhan terlihat kedua adik kembar nya, mencoba mencuri-curi pandang kearahnya. Mereka berusaha mendekati Seokjin, tetapi kedua pasang tangan bocah itu ditahan oleh orang tua mereka.

Seokjin tahu bahwa orang tua nya malu akan eksistensi nya, ia tidak mampu memenuhi ekspektasi orang tua layaknya kedua adik kembarnya, terlebih lagi dia tergolong mahasiswa bermasalah di sekolah nya, SMA Hwagae, salah satu sekolah swasta terelit di Asia.

Seokjin bukan nya tidak pernah berusaha untuk menjadi bocah pintar dan baik seperti keinginan kedua orang tua nya, tetapi ia tidak pernah menjadi yang terbaik. Ia berusaha keras, tetapi sadar tidak memiliki kapasitas untuk itu. Seokjin terus berusaha hingga batas kemampuan nya, sayangnya kedua orang tua Seokjin tidak bisa melihat itu. Selama Namjoon dan Taehyung masih menjadi adiknya, Seokjin tidak akan memiliki tempat di hati serta pikiran orang tua mereka.

Oleh karena itu, Seokjin memilih jalan lain untuk mendapat perhatian Tuan dan Nyonya Kim. Ia menjadi bocah extrovert yang suka mabuk-mabukan dan free sex layaknya anak konglomerat lain. Ia mengunci rapat-rapat semua kecintaan nya akan buku dan memasak. Seokjin berubah menjadi monster yang dibenci oleh orang tua nya dan menjadi pembanding buruk bagi kedua saudaranya.

Sudah 2 kali, Seokjin tinggal kelas saat SMP dan berkali-kali hampir diturunkan ke kelas Omega, karena kemampuan nya yang relatif kurang bagi seorang Alpha.

Tetapi pengaruh keluarga Kim memang tidak bisa dianggap enteng, berkali-kali pula Seokjin lolos dari keterpurukan itu, ia dapat naik kelas dan tetap di kelas Alpha karena pengaruh uang dan kekuasaan orang tua nya. Orang tua Seokjin berusaha keras untuk menutupi borok keluarga tersebut. Seokjin juga tidak perlu mengikuti tes strata, karena seluruh keluarga Kim dipastikan terlahir sebagai Alpha Superior.

Hanya ada 1 Alpha Superior dari 100 ribu Alpha, eksistensi yang sangat langka, mengingat populasi Alpha keseluruhan hanya 20% dari total populasi manusia. Karena dikaruniai kemampuan yang luar biasa, Alpha Superior dituntut untuk memiliki pencapaian yang luar biasa. Seumur hidup mereka akan diperlakukan secara istimewa, mulai dari diberikan subsidi penuh oleh pemerintah dalam berbagai bidang kehidupan dan dipastikan menjadi petinggi negara maupun pemilik perusahaan besar di masa depan. Mengingat fakta itu, kemungkinan besar Seokjin hanyalah seorang Alpha biasa.

"Hey Seokjin, kau lihat kemana sih? Minum lagi gih wine nya"

Ken yang sedari tadi memperhatikan arah pandangan Jin, membuyarkan lamunan teman baik nya itu dan menuangkan segelas penuh wine ke dalam gelas tinggi yang bertengger diantara jemari Seokjin. Seokjin hanya mengangguk kaku seraya menegak cairan keunguan itu.

"Jinnie-ah, kau sudah lihat ranking paralel untuk kelas 12?"

Seokjin menggeleng tidak peduli, dia sudah tau posisi nya yang selalu berada di 10 besar terbawah, selama tidak menjadi ranking yang paling buntut, Seokjin tidak akan mendapat masalah dari sekolah nya.

Pria cantik itu menyandarkan tubuh ke sofa mewah yang dipenuhi oleh teman-teman hedonis nya itu. Para anak konglomerat yang menjadikan pesta sosialita layaknya klub malam ini merupakan geng Seokjin di SMA Hwagae. Mereka terdiri dari para Alpha muda yang akan menjadi calon-calon pemimpin perusahaan keluarga masing-masing, termasuk Ken, sahabat sejak kecil Seokjin yang berasal dari keluarga Lee.

"Kennie, bisakan kau tidak membicarakan urusan sekolah di tempat seperti ini?"

Seokjin memainkan gelas anggur ditangan nya dengan malas, pria itu tersenyum penuh ironi kearah Alpha tampan dihadapan nya.

"Aku seorang Alpha. Mau sebodoh dan sebebal apapun, aku akan mendapatkan bagian ku di perusahaan sialan itu. Ranking bukan masalah besar bagiku"

"Lagipula, di ujian mid-test kemarin, aku sudah pastikan posisi ku aman dalam 10 ranking terbawah, karena aku sudah membayar 10 omega agar mengosongkan semua jawaban mereka saat test. Aku tidak akan berada di urutan terbawah. Kau tidak perlu mengkhawatirkan ku, teman ku tersayang"

Mendengar hal itu, Ken hanya mengangkat kedua tangan nya tanda menyerah. Seokjin nya yang dulu manis, jujur, polos dan baik hati telah berubah seutuhnya. Dia merasa sedih dengan perubahan itu, tetapi Ken beranggapan bahwa sikap Seokjin saat ini adalah bentuk pertahanan diri nya terhadap tekanan yang terbentuk karena adik-adik dan kedua orang tua Seokjin.

Pria bersurai merah yang bernama lengkap Lee Jaehwan itu menepuk pundak Seokjin. Ia menyodorkan sebotol minuman keras yang bertuliskan Bourbon kearah gelas Seokjin.

"Jinnie-ah, seperti nya keberuntungan bukan berada di pihak mu kali ini"

Ken memperlihatkan layar smartphone yang sedari tadi berada di genggaman nya.

"Selamat Kim Seokjin. Kau berada di urutan terbawah angkatan kita dan pencetak nilai terendah dalam sejarah, sejak sekolah didirikan"

Seokjin yang kaget segera menyemburkan Bourbon yang hampir melewati tenggorokan nya. Ia langsung merampas handphone Ken, iris nya seketika membulat diikuti dentuman keras di dada dan kepala nya. Berkali-kali Seokjin memastikan, mengecek nama nya yang terpampang begitu besar di portal sekolah, bersanding dengan nilai tertinggi disekolah.

'JEON JUNGKOOK RANK 1 OF 315 STUDENTS'

TOTAL SCORE : 1500 (PERFECT SCORE)

'KIM SEOKJIN RANK 315 OF 315 STUDENTS'

TOTAL SCORE : 15

"Ya tuhan. What kind of monstrosity is this? "

"Ken, apakah orang tua ku tau kalau aku mendapatkan ranking memalukan ini?"

Pria tampan bermata sayu itu hanya mengangguk dalam bingung.

"Ranking ini baru saja di posting di portal sekolah 1 menit yang lalu. Tentu saja semua orang tahu,karena prestige test ini melebihi test akhir, sayangku"

Ken mengambil smartphone nya dari tangan Seokjin. Tetapi Seokjin yang sudah tidak fokus hanya bisa mengerjapkan mata nya, manik cokelat terang itu mencari keberadaan orang tua dan adik kembar nya yang sudah menghilang dari pandangan. Seokjin tau dia dalam masalah besar. Dia memang selalu mendapat masalah tapi tidak seburuk ini.

Tanpa Seokjin sadari, semua orang di Ballroom itu, mendelik kearahnya dengan bermacam-macam reaksi. Dering suara, notifikasi masuk yang berasal dari smartphone mereka memenuhi ruangan megah tersebut. Beberapa orang tertawa mengejek. Sebagian lagi berbisik-bisik. Yang lain hanya menggelengkan kepala dengan misterius.

Seokjin yang kesal karena tiba-tiba menjadi pusat perhatian, mengalihkan tatapan nya kearah sahabat nya yang sekarang juga ikut sibuk berkutat dengan alat canggih itu. Seokjin memukul kuat kepala Ken dengan kepalan nya dan 'beruntung' sekali karena hanya dibalas teriakan dari si surai merah.

"Apa-apaan sih, Seokjin sialan!"

"KAU TAU KEPALA KU INI ASET BERHARGA PERUSAHAAN LEE. TIDAK SEPERTI MU SI ALPHA PENYENDIRI DAN MENYEDIHKAN YANG KALAH DENGAN JEON JUNGKOOK YANG BERASAL DARI KELAS OMEGA"

Ken langsung membekap mulut nya. Sial. Dia kelepasan berbicara. Sebagian besar tamu yang berada di Ballroom itu tertawa penuh cemooh mendengar perkataan Ken. Mereka menertawakan Seokjin yang telah menundukkan wajah dan telinga nya yang telah memerah sempurna.

Dengan wajah bersalah, pria tampan itu segera menarik tangan Seokjin, tetapi langsung ditepis oleh pria cantik itu. Ken merasa sangat menyesal telah menumpahkan nila dalam persahabatan mereka. Ia benar-benar tidak bermaksud untuk berkata kasar kepada Seokjin. Ia terpengaruh artikel sekolah yang dibaca nya sedetik lalu. Artikel yang berisi segala kejelekkan sahabat dihadapan nya ini.

"Seokjin-ah, maafkan a-"

"Hentikan Lee Jaehwan! Terima kasih sudah mengingatkan ku tentang itu"

Seokjin mendelik jalang kepada Ken. Perasaan dikhianati mengakar dihati nya yang menggelap karena kemarahan. Alpha tampan itu menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal, perasaan grogi timbul di hati karena tatapan Seokjin yang entah kenapa terlihat cantik daripada menakutkan di matanya. Manik jernih itu terlihat sedikit berair dan memerah diujung nya. Sangat sensual dan membangkitkan hasrat Alpha dalam diri Ken untuk menindas Seokjin lebih jauh. Perasaan yang aneh mengingat Seokjin juga seorang Alpha.

Tanpa babibu, Kim Seokjin mengelap cairan pilu yang mengintip dari sudut matanya, lalu berjalan menjauh dari Ken, menghilang ditelan kerumunan yang masih sibuk dengan bahan ejekan baru mereka untuk pesta malam itu.

Ken yang awal nya menatap punggung Seokjin dengan raut bersalah, menarik seringai kejam di sudut bibirnya. Ia tersenyum lebar menampakkan deretan gigi putih nya yang rapi.

Let's play this game, Seokjin-ah

-FMW-

Jeon Jungkook P. O. V

"JUNGKOOK-AH, TOLONG AMBILKAN OBAT AYAH DAN PAPA DI KOTAK P3K"

Teriakan melengking ayah yang memenuhi kamar kontrakan kami, membangunkan seluruh tetangga yang berada di lantai yang sama. Suara kesal dan gerutuan, terdengar dari segala penjuru bangunan tua ini. Matahari belum sepenuhnya terbit, bahkan kokokan ayam belum terdengar. Tapi suara ayah yang menggelegar sukses menghidupkan saraf tidur seluruh manusia di kontrakan itu.

Aku bersenandung pelan, lalu meletakkan buku 'Demian' yang sedari tadi menyita perhatian dan pikiran ku. Aroma bunga dan jeruk yang menyeruak dari kamar kedua orang tua ku, membuat kaki ini bergegas untuk bergerak menuju dapur, mengambil obat anti suppressant yang dimaksud oleh ayah dan tidak lupa dua gelas air putih.

"Terima kasih, sayang"

Dengan keringat yang mengucur dan napas yang tersengal-sengal, kedua orang tua ku tersenyum, lalu segera menegak obat anti heat yang berfungsi untuk menekan hormon omega yang otomatis dikeluarkan tubuh mereka.

Benar sekali

Ayah ku, Jeon Hoseok dan papa ku, Min Yoongi adalah sepasang omega yang melawan hukum alam dunia ini.

Normal nya, bagi seorang alpha superior, mereka akan memiliki mate seorang omega tidak peduli apapun gender nya. Mitos mengatakan bahwa Alpha Superior akan mengalami rut yang mengerikan, ketika bertemu dengan omega nya yang sedang mengalami heat dan hanya omega nya juga yang dapat mengontrol nafsu tersebut. Berdasarkan mitos tersebut, dapat disimpulkan bahwa Alpha Superior hanya dapat mengklaim omega yang telah ditakdirkan untuk nya. Sedangkan Alpha pria pada umum nya lebih bebas karena dapat menikah dengan alpha ataupun beta wanita. Disisi lain, beta pria akan selalu menikah dengan beta wanita.

Tetapi takdir seperti nya bercerita dalam ritme yang berbeda bagi mereka. Mereka menikah dalam pelarian dan papa Yoongi melahirkan ku di tahun kedua pernikahan mereka.

Tidak berapa lama kemudian, aroma manis yang menguar di udara berangsur-angsur menghilang. Walaupun belum sepenuhnya, tetapi ayah ku terlihat lebih stabil dalam mengatur napas nya. Sedangkan, obat yang ternyata belum terlalu berefek di tubuh papa ku, memunculkan semburat merah di kulit pucat nya. Membuat wajah nya bagai crustaceans yang sedang direbus dalam air mendidih.

"Ayah kenapa bisa bersamaan dengan papa heat nya? Hari ini, ayah dan papa jangan tidur sekamar ya"

"Papa tidur di kamar ku aja. Aku gak siap punya adik lagi di usia segini"

Papa Yoongi memukul kepala ku pelan sembari terkekeh lemah. Ia melempar pandangan kepada ayah, yang memberikan isyarat untuk menyuruh ku pergi. Seraya tertawa mengejek, karena melihat ekspresi memohon yang ayah tujukan pada ku. Aku melangkahkan kaki ke luar kamar, memastikan untuk mengunci pintu kamar mereka.

"AYAH! PAPA! AKU PERGI KE SEKOLAH DULU"

Teriakan ku sekali lagi memecah keheningan kamar kontrakan ini. Tidak ada jawaban dari kedua orang tuaku, seperti nya mereka sedang sibuk melakukan aktivitas baru mereka.

Setelah sarapan dan menyiapkan buku pelajaran hari itu, aku berjalan keluar rumah, mengunci pintu kontrakan kami dan bergegas menuju sekolah. Karena kedua orang tua ku tidak mampu membayar uang bus sekolah, terlebih lagi jarak antara sekolah dan rumah kami yang relatif jauh, sekitar 7 km mengharuskan ku untuk berjalan kaki pergi pulang sekolah setiap hari nya.

Saat itu, waktu telah menunjukkan pukul 07.00 pagi KST. Aku telah tiba di depan pintu gerbang SMA Hwagae, yang menjadi tempat ku menuntut ilmu selama 3 tahun ini. Suasana pagi itu relatif sepi karena sekolah baru dimulai pada pukul 08.00 pagi. Di kejauhan terlihat surai cokelat tua yang sangat kukenal milik Kim Seokjin, musuh besarku, melambai dengan indah, tertiup angin pagi yang sepoi-sepoi menerpa wajah cantik nya. Tidak dapat dipungkiri, Seokjin memang terlalu cantik untuk seorang Alpha Superior. Matanya yang polos bagai kijang betina, dengan hidung kecil yang tinggi, kulit putih bersih yang halus serta mulus seperti sutra dan bibir semerah cherry itu. Aku bersumpah, that lips will be the death of me.

Aku sungguh membenci nya dari lubuk hati ku yang terdalam, karena pria itu selalu merendahkan status ku yang seperti nya seorang omega (aku sendiri tidak yakin karena belum pernah mengikuti tes strata). Tapi sudah menjadi naluri dasar manusia untuk cenderung menikmati keindahan.

Walaupun kebencian ku terhadap Seokjin sangat nyata, hanya Seokjin juga yang tidak pernah merendahkan orang tua ku, ketika semua orang mencerca mereka yang merupakan pasangan omega.

Karena status kedua orang tua ku, Hidup kami jauh dari kata makmur. Di sekolah ini, aku juga harus masuk ke kelas Omega karena beasiswa ku tidak bisa menutupi biaya tes strata yang relatif mahal. Dampaknya, jika aku tidak mengetahui status ku maka, jumlah kucuran dana dari donatur akan sesuai dengan strata orang tua ku. Padahal kenyataan nya, uang yang diberikan oleh donatur sebagai anak dari pasangan omega, hanya dapat membayar biaya SPP bulanan, diluar biaya buku dan makan siang.

Dengan terseok-seok kedua orang tua ku membanting tulang untuk menghidupi seorang bocah yang sangat beruntung ini. Atas motivasi itu, aku belajar giat dan berhasil masuk dengan nilai terbaik dalam sejarah sekolah ini.

Stigma yang mengatakan bahwa Omega adalah beban masyarakat, mempersulit kedua orang tua ku untuk mendapat pekerjaan yang mapan. Dimanapun mereka berada selalu ada cercaan dan makian yang mengikuti. Aku membenci hal itu. Aku membenci diri ku yang tidak dapat melakukan apapun.

Aku sadar bahwa sebagai anak, aku memiliki tanggung jawab moril untuk melindungi tubuh dan kehormatan kedua orang tua ku. Secara fisik, aku memiliki kekuatan yang cukup untuk melindungi mereka. Tetapi, aku belum memiliki kekuatan materi, yang sangat dijunjung tinggi di dunia kapitalis ini.

Aku selalu percaya dan memastikan bahwa benang-benang ilmu yang kurajut saat ini akan memberikan kekuatan finansial yang dapat menciptakan kekuatan lain di masa depan. Aku akan membuat mereka semua menyesal karena telah merendahkan kami.

Langkah kaki ku yang panjang dan lebar, menyebabkan tubuh ini telah berjalan melewati Kim Seokjin yang sedari tadi berdiri di depan gerbang. Ia memalingkan wajah nya, terlihat muak melihat kehadiran ku di dekat nya. Walaupun tidak ada yang sejelas Seokjin dalam menunjukkan ketidaksukaan nya, aku tidak terlalu ambil pusing melihat reaksi itu, karena semua orang memperlakukan ku demikian.

Belum terlalu jauh aku berjalan, tiba-tiba aroma vanilla yang sangat manis menyergap penciuman ini dan membangkitkan sesuatu yang tidak ku ketahui di dalam diri ku. Aku membalikkan tubuhku, menghadap Kim Seokjin yang juga menatap ku dengan raut bingung. Semburat kemerahan muncul dari kedua pipi dan telinga nya. Seokjin menahan dada nya, yang seketika keringat terlihat mengucur deras dari pelipis tersebut.

Aku tahu gejala ini, ayah dan papa ku selalu mengalami nya setiap 2 bulan sekali. Siklus yang hanya di alami oleh omega ketika tingkat hormonal yang tinggi dalam tubuh. Ataupun gejala omega ketika bertemu dengan Alpha Superior yang telah ditakdirkannya.

Heat.

Beribu pertanyaan yang berkecamuk, Hanya jawaban itu yang dapat terpatri di kepala ku. Bagaimana bisa Kim Seokjin mengalami heat. Bukankah dia seorang Alpha Superior. Lebih buruk lagi, mengapa tubuh ku bereaksi seperti ini ketika mencium aroma vanilla yang menguar dari tubuh Seokjin.

"L-Lari! Kalau tidak.. aku akan memp-perkosa mu di sini juga"

Hanya kata-kata itu yang dapat keluar dari tenggorokan ku yang menggeram rendah. Aku menahan tubuh ku untuk tidak melompat kearah Seokjin dan menyetubuhi nya di depan publik. Seokjin yang terlihat seperti hewan pengerat kecil yang ketakutan, secara insting langsung berlari menjauh dari ku. Berlari secepat yang ia bisa sembari menahan rasa sakit dan panas yang mungkin menjalari tubuh nya.

Aku sudah tidak kuat lagi, walaupun Seokjin sudah tidak terlihat sejauh pandangan ini, tapi aku masih dapat mencium jejak aroma manis yang bisa membuatku gila. Dari dalam diri ini, seperti terdapat entitas lain yang mengaum, berusaha mengambil alih kesadaran ku untuk bertindak lebih jauh terhadap Seokjin.

Apakah ini yang mereka maksud dengan rut mengerikan yang akan dialami oleh Alpha Superior jika bertemu Omega nya?

Aku tidak yakin, namun yang ku ketahui. Semakin aku berusaha menolak, menahan hasrat yang bergejolak dalam diri ini, semakin besar pula dorongan untuk mengejar Seokjin dan mengklaim nya menjadi Milikku. Omegaku.

Denyutan yang menghantam kepala ku berulang kali menyebabkan pandangan ini menggelap. Aku benar-benar sudah kehilangan akal, Aku tidak tahu, kearah mana kaki ini akan membawa, tetapi insting ku mencari aroma tubuh Seokjin yang bekerja bagai aphrodisiac. Aku berharap segera kehilangan kesadaran, agar tidak melakukan tindakan bodoh yang dapat menyulitkan kedua orang tua ku.

Aku tidak yakin apakah itu mimpi atau nyata, tapi aku dapat mendengar rintihan seseorang yang sekuat tenaga mendorong tubuh ku. Kaki nya yang terus meronta-ronta, secara otomatis ku tahan dengan mudah menggunakan kedua lutut ku.

Kedua tangan nya yang berusaha memukul dada serta perut ku, segera ku kunci dengan satu tangan ke atas kepala nya. Sekelebat aku dapat melihat wajah ketakutan Seokjin. Bibir nya yang kecil tapi tebal terasa manis dan lembut di dalam mimpi ku. Rasa panas yang menjalar dari kulit sehalus sutra itu terasa nyata ketika tersentuh tangan ku. Aku dapat merasakan kejantanan ku menegang, saat membayangkan Seokjin merintih di bawah ku dengan wajah sensual nya.

Aku merasa berdosa karena berimajinasi kotor tentang pria cantik itu. Tapi langsung ku tepis karena imajinasi tidak akan melukai siapapun.

"Hen-hentikan, J-Jung k-kook aah"

Aku menyerah. Aku sudah tidak peduli, apakah ini imajinasi atau kenyataan. Suara nya yang lembut dan erotis memacu adrenalin ku untuk menjelajahi tubuh ramping nya yang indah. Jika ini mimpi, aku akan menikmati nya dengan sepenuh hati. Namun, jika ini kenyataan, maka aku akan memastikan Kim Seokjin menjadi milikku seutuhnya.

Kim Seokjin, my Omega.

-TBC-

Yohhoo..

Akhirnya kesampaian juga buat ff koojin Omegaverse..

Bingung mau one shot atau tbc

Silakan vote..

Perlu saya lanjutkan atau berhenti sampai sini aja

Vote and comment sangat ditunggu

Happy reading