"Apa kau merasakannya Michael?"tanya Naruto sambil menatap langit malam yang ditaburi bintang, di atas balkon villa milik keluarga Tohsaka Naruto dan Michael beristirahat sebelum berangkat menuju festival hanabi.
"Ya, aku merasakannya. Lalu apa yang akan kau lakukan selanjutnya, aku sungguh penasaran dengan rencanamu"balas malaikat pirang tersebut dengan senyum tipis terpampang diwajahnya, walaupun sedang tersenyum tetap saja otaknya tetap berpikir untuk menebak pergerakan dari sahabatnya ini.
"Hmm….entahlah, aku ingin melihat pergerakan-'nya' dulu. Dan setelah itu tinggal menunggu panggung yang kusiapkan terbuka"ucap Naruto sambil menyeringai menatap kedepan dengan manik birunya menyala dalam gelapnya malam.
.
.
Title : The Curse
Crossover : Naruto x Fate x Hs DxD
Family, Hurt/Comfort, Angst, Romance (mungkin sedikit atau bahkan tidak ada),Supranatural
Disclaimer :
Chara Naruto,Chara Fate, dan Chara Hs DxD bukan punya saya. Saya tidak mengambil keutungan sedikit pun
Summary : "Dia" yang diabaikan, ditelantarkan,dan tidak dianggap memutuskan untuk berjalan di jalannya sendiri. Dengan takdir yang diberikan dari Tuhan untuknya, mampukah ia mengemban tugas dari-Nya...
Pair : Naruto x ?
Rate : T – M (buat jaga-jaga dari chapter sebelum dan seterusnya)
Warning : OC,OOC,Typo(s),miss-Typo,Alurnya berantakan,dan banyak kesalahan lain.
"Hai"berbicara
'Hai'membatin
"Hai"flashback
.
Chapter 14 : Revolusi arc I : Festival dan Pergerakan
.
Beberapa jam lagi sebelum festival dimulai dan terlihat daerah sekitar Kamakura sedang ramai pengunjung yang ingin melihat festival, baik pengunjung sekitar Kamakura maupun pengunjung dari daerah lain. Terlihat banyak orang yang memakai yukata baik laki-laki maupun perempuan, banyak juga kedai penjual jajanan dipinggir jalan. Mulai dari takoyaki,yakisoba,okonomiyaki,banana choco,yakitori, dan sejenisnya(gua gak gila buat nyebutin satu-satu :v)
Sedangkan di villa pribadi milik Tohsaka, ketiga keluarga sedang bersiap-siap untuk mengikuti festival. Dengan terlihat mereka yang sedang memakai yukata, kecuali Naruto yang saat ini memakai jeans selutut berwarna abu-abu dengan jaket hoodie berwana hitam dengan dalaman kaos putih polos.
Awalnya Naruto berniat menggunakan yukataberwarna hitam yang hanya atasannya saja dan bawahan jeans, tapi ketika ia lihat lagi ternyata tidak cocok untuknya. Jadilah ia memakai pakaian yang sekarang ini dan tentu saja diprotes teman sekamarnya yaitu Shirou. tapi hanya dengan tatapan saja, nyali Shirou menciut dan meninggalkannya keluar kamar terlebih dahulu.
"Naruto, apa kau sudah sia-oi oi matte-matte. Pakaian apa yang kau pakai saat ini!"tiba-tiba Gilgamesh datang kekamar Naruto berniat untuk mengajaknya untuk berkumpul di ruang tengah bersama yang lain, tapi niatnya hilang ketika melihat adik angkatnya itu memakai pakaian kasual seperti itu.
"Oh Nii-san, ada perlu apa denganku?"tanya Naruto dengan nada datar sambil berjalan menuju pintu kamarnya.
"Kita akan berangkat ke festival, bukan ke game center. Lalu kenapa kau memakai pakaian seperti itu?"sewot Gilgamesh, saat ini Gigamesh memakai yukata berwarna biru polos dengan obi berwarna merah.
"Aku tidak terlalu mementingkan pakaianku, lagipula aku tidak cocok memakai yukata seperti itu dan itu membuatku susah bergerak"kilahnya sambil berjalan melalui Gilgamesh dan pergi ke ruang tengah terlebih dahulu.
"Terserah padamu kalau begitu"balas lemah Gilgamesh dan mengikuti Naruto dari belakang.
.
Skip
.
"Jadi semuanya sudah berkumpul disini?"tanya Menma membuka percakapan dan ditanggapi tatapan dari yang lain.
"Bukannya sudah semua? Kita menunggu siapa lagi memangnya?"tanya Rias entah pada siapa.
"Ah….kalau itu sebenarnya kurang Rossweisse-san"ucap Michael membuat yang lain menatapnya penuh tanda tanya.
"Kau mengajak gadis itu Nii-san?"ganti Gabriel bertanya pada kakaknya dengan pandangan tidak suka.
"Kalau itu bukan aku yang mengajaknya, tapi Naruto yang mengajaknya. Katanya 'sesekali mengajak seorang teman tidak apa kan?' begitu"ucap Michael sambil meniru nada dan ekspresi Naruto. Gabriel yang mendengarnya pun hanya terdiam karena yang menyarankan untuk mengajak Rossweisse tersebut adalah Naruto, sedangkan Michael tersenyum lega didalam hati karena adiknya tidak jadi protes kepadanya mengingat ia menggunakan nama Naruto.
'Lain kali aku akan menggunakan nama Naruto lagi bila ada keadaan seperti ini'batin nista Michael, tiba-tiba terdengar suara dikepalanya membalas pemikirannya tadi.
'Kalau berani lakukan saja, sifatmu itu tidak mencerminkanmu sebagai wakil dari malaikat Michael'balas siapa lagi kalau bukan Naruto yang berjalan menuruni tangga dengan Gilgamesh dibelakangnya, Michael pun hanya tersenyum saja.
"Baiklah, maaf telah membuat kalian menungguku. Lebih baik kita segera berangkat dan akan kutunjukkan jalannya"Ucap Naruto yang baru datang ala butler dan menyita perhatian yang lain, apalagi kalau bukan cara berpakainnya. Gilgamesh yang tau maksud dari tatapan semua orang yang ada di ruang tamu pun menghela nafas.
"Hahhh…aku tau maksud kalian, tapi Naruto menolak unruk memakai yukata karena menurutnya itu merepotkan"yang lain pun sweatdrop mendengar perkataan Gilgamesh barusan.
.
.
.
Setelah melewati beberapa adegan yang tidak penting tadi, mereka pun berjalan menuju tempat festival diadakan. Dengan Naruto yang berjalan didepan untuk menunjukkan jalannya, mereka berjalan layaknya turis yang sedang berlibur dengan Naruto sebagai travel guide-nya.
Naruto berjalan dengan Michael disampingnya dengan hoodie jaketnya yang ia pakai sehingga menutup area kepalanya, Sakura yang melihat cara berpakaian kakak angkatnya itu menimbulkan tanda tanya dikepalanya.
'Kenapa Naru-nii berpakaian seperti itu? Kalau tidak salah ketika dikediaman Matou juga ia berpakaian seperti itu?'batinnya, Rin yang melihat adiknya menatap punggung Naruto pun bertanya.
"Ada apa Sakura-chan? Apa ada yang aneh"tanya Rin membuka percakapan.
"A-ah..e-etto…apa Naru-nii selalu berpakaian seperti itu, rasanya sedikit aneh menurutku"balasnya sambil tersenyum kikuk, Rin yang mendengarnya pun memasang wajah berpikir karena ia juga baru bertemu Naruto beberapa bulan yang lalu.
"Uhmm…kalau itu aku juga tidak terlalu tahu karena kami bertemu Naru-niisama baru beberapa bulan yang lalu, tapi kalau setauku ketika dirumah ia tidak berpakaian seperti itu. Tapi ketika disekolahan Ia berpakaian seperti itu"jelas Rin diakhiri dengan senyum yang dipaksakan, Sakiura yang mendengarnya pun tersenyum saja.
"Soal sekolah, kamu akan pindah kesekolahku nanti Sakura-chan"ucap Rin bersemangat sambil menggenggam tangan adiknya itu, sedangkan Sakura? Ia terkejut dengan ucapan Rin tadi, padahal baru kemarin, tapi kebutuhannya sudah dipersiapkan oleh keluarganya. Rasa haru dan bahagia datang padanya dan itu karena pertemuannya dengan Naruto, kakak angkatnya. Bila saja ia tidak bertemu dengan Naruto, mungkin mimpinya untuk berkumpul dengan keluarga lamanya tinggalah mimpi semata.
Tes
Tes
Tanpa disadari sebuah liquid bening menetes dari manik lavender Sakura. "Hiks…hiks..k-kalian sungguh baik padaku hiks..pa-padahal aku baru datang kemarin..hiks"tangis Sakura pun pecah.
Grep
Rin pun dengan sigap langsung memeluk adiknya dan mengusap punggung serta rambut Sakura, mereka berdua pun sedikit tertinggal oleh rombongan tapi dengan sabar Rin menunggu Sakura untuk menenangkan diri.
"Tenangkan dirimu Sakura-chan, lagipula bukannya itu arti dari keluarga? Walaupun kamu baru datang kemarin, tapi tetap saja kamu adalah bagian dari keluarga Tohsaka. Jadi jangan bilang begitu"tenang Rin sambil tersenyum, mereka berdua menjadi pusat perhatian diantara pengunjung yang berlalu lalang. Dari jauh Gabriel menatap mereka berdua dengan tersenyum, rombongan tiga keluarga tetap berjalan meninggalkan tiga orang tadi sedangkan didepan Naruto sedang menyeringai yang membuat Michael bertanya-tanya.
"Ada apa Naruto, sepertinya ada suatu hal yang membuatmu tertarik bila melihat ekpresimu sekarang"tanya Michael membuka percakapan.
"Aku tadi tidak sengaja mengintip masa depan dan ketika acara nanti ada hal yang menarik akan terjadi"balas Naruto tetap menyeringai tanpa melihat wajah Michael dan lawan bicaranya pun hanya menghela nafas pasrah, karena bila pemuda disampingnya sudah tertarik pada suatu hal ia tidak aan bias menghentikannya.
"Huftt….terserah padamu, kuharap kejadian seperti kemarin terjadi lagi"
"Ie, kejadiannya tidak seperti kemarin tapi masalahnya yang membuatku sedikit tertarik"
"Hah?"
.
.
Skip
.
.
Setelah berjalan selama 15 menit, mereka pun sampai ditempat tujuan mereka, terlihat padang rumput di sebuah perbukitan yang luas dan mengarah langsung ke acara festival hanabi. Mereka semua terpukau dengan pemandangan yang mereka lihat, terlihat didepan mereka lampu-lampu stand makanan ringan berkelap-kelip rapi mengikuti jalan setapak, lalu didepannya terlihat pantai Enoshima yang ramai panitia pelaksana yang sedang menata kembang api untuk acara nanti. Tidak mau menyia-nyiakan acara festival ini, Michael pun berinisiatif untuk mengajak mereka semua berkeliling.
"Mumpung sudah sampai disini, lebih baik kita melihat-lihat stand makanan yang ada didepan sana bagaimana? Bolehkan, Naruto?"konfirmasi Michael pada Naruto dan dibalas anggukan kepala oleh yang ditanya.
"Kata Michael ada benarnya, acara dimulai 20 menit lagi dan kuharap kalian semua berkumpul kesini lagi sebelum acara dimulai"ucap Naruto seperti travel guide sungguhan.
"Anoo~lalu yang menjaga tempat ini siapa?"tanya Rias membuka suara, semua roang saling bertatapan satu sama lain. Karena ucapan gadis crimson itu ada benarnya, bila mereka semua pergi untuk melihat-lihat stand makanan. Lalu siapa yang menjaga tempat ini, tapi baru 1 menit mereka berpikir sebuah jawaban yang sama muncul dikepala mereka semua.
"Tentu saja aku, sekalian menunggu Ross-san"balas pemuda berhoodie yang tidak lain adalah Naruto, mereka semua telah menebaknya. Karena orang paling bertanggung jawab dan dapat diandalkan sekarang ini adalah Naruto, jadi hanya dirinya yang pantas untuk menjaga tempat berkumpul mereka.
"Demo Naru-kun, ku-"belum selesai berbicara, ucapan Rias telah dipotong oleh mantan adiknya.
"Kuharap kalian semua bersenang-senang dan sampai bertemu 20 menit lagi disini"ucapnya, mereka yang mendengar hanya tersenyum kikuk karena nada yang digunakan terdengar datar dan bermakna bahwa ia tidak ingin dibantah saat ini.
"Baiklah kalau begitu, ayo kita nikmati acara ini!"ucap Michael semangat, sedangkan Jeanne hanya diam saja. Sejak kejadian kemarin malam, ia sedkit canggung bila harus bertemu atau bertatap muka dengan kakaknya.
Bahkan sejak mereka berangkat, Jeanne lah yang paling diam diantara yang lain, tentu saja hal tersebut membuat Naruko penasaran. Karena tidak biasanya kakak kembarnya itu terlihat diam, biasanya Jeanne lah yang terlihat positif dan semangat bila mengikuti event-event seperti ini.
"Ada masalah apa, Nee-chan? Kulihat daritadi pagi Nee-chan terlihat murung, apa ada masalah?"tanya Naruko yang sedang berjalan dengan Jeanne dan Samui.
"Naruko-san ada benarnya, apa ada masalah? Mungkin kami bisa membantu sebisa kami"Samui ikut berbicara.
"I-ie, daijobu desu minna. Jangan khawatir, aku hanya ada sedikit masalah saja"balas Jeanne dengan seyum yang memaksa, Naruko yang melihatnya hanya pasrah saja. Karena bila kakaknya bilang begitu berarti ia tidak bias membantu apa-apa.
"Jangan dipikirkan Naru-chan, Nee-chan beneran tidak ada apa-apa. Jadi lebih baik kita menikmati festival ini, ikou"ucap Jeanne sambal menarik tangan Samui dan Naruko untuk berjalan lebih cepat.
.
Change scene with Naruto
.
"Sudah kubilang untuk bersenang-senang melihat-lihat, tapi kenapa kau masih disini Rias-san?"tanya Naruto sambal membuka hoodie jaketnya, Rias yang melihatnya sedikit senang karena mantan adiknya mau berbicara dan memperlihatkan wajahnya mengingat bila Naruto berbicara dengannya selalu menutup wajahnya.
"Aku hanya ingin menemanimu disini, apa itu tidak boleh?"tanya Rias sambal berjalan mendekati Naruto, terlihat air matanya ingin tumpah membasahi wajah cantiknya.
"Aku tidak mempermasalahkan kau mau disini atau kesana, tapi aku hanya ingin kalian bersenang-senang tanpa memikirkanku disini"ucapnya sambil mengeluarkan sapu tangan dan mengusapnya ke wajah Rias, Rias terpaku ketika mendapat perlakuan seperti itu. Setelah itu ia memasukkan kembali sapu tangannya, pandangannya tak sengaja melihat Grayfia yang berjalan dengan Kakashi dan Kirei sambil tertawa. Seketika sebuah senyum tipis terukir diwajah Naruto, Rias yang melihat Naruto tersenyum terlihat terkejut dan karena penasaran hal apa yang membuat mantan adiknya itu tersenyum.
"Kuharap Grayfia-nee bisa tetap tersenyum seperti itu selama aku ada didekatnya"gumam Naruto sambil menatap Grayfia dari jauh, Rias terhenyak dengan ucapan Naruto barusan.
"A-apa maksud dari ucapanmu barusan Naru? Apa maksud dari kata 'selama aku ada didekatnya'?"tanya Rias dengan penuh tanda tanya, Naruto yang ditanya pun berbalik menatap gadis crimson tersebut. Sebuah tatapan kosong menatap Rias, bagaikan raga tapa nyawa menatap gadis tersebut.
"Ada saatnya aku pergi dan mungkin tidak akan kembali dan pada saat itu, kuharap orang yang kusayangi tetap dapat tersenyum meskipun aku tidak ada didekatnya"ucapnya datar yang membuat Rias menatapnya tidak percaya.
Setelah ucapan Naruto barusan, terjadi keheningan beberapa menit setelahnya. Naruto yang acuh dan memilih duduk ditikar yang telah disiapkan disana, sedangkan Rias masih berdiri mematung dengan liquid bening menetes dari wajah cantiknya
Tes
Tes
"Hiks…hiks…a-aku..aku tidak mengerti dengan jalan pikiranmu sekarang Naru…hiks, bila berubahnya sikapmu ini karena perlakuan kami dulu, aku minta maaf. Sejak kamu kembali dan menampakkan diri, kami-aku bahkan tidak bisa mengobrol layaknya saudara hiks…tapi kumohon, jangan menatakan hal seperti itu hiks…hiks"ucap Rias disela-sela tangisnya sedangkan Naruto masih menatap lurus kedepan tanpa membalas ucapan Rias.
"Daripada itu, duduklah dulu dan tenangkan dirimu"dengan santainya Naruto menyuruh Rias untuk duduk dan dituruti oleh gadis crimson tersebut, tapi-
Srett
"Hoi, apa-apaan dengan tempat dudukmu ini. Memang benar aku menyuruhmu untuk duduk, tapi tidak didepanku juga"sewot Naruto, bagaimana tidak? Naruto memang menyuruhnya untuk duduk tapi dengan seenaknya Rias duduk dipangkuan Naruto dan duduk berhadap-hadapan. Posisi mereka saat ini dapat mengundang salah paham bila ada yang melihat, tapi untungnya tempat mereka adalah area pribadi atau bisa dibilang VIP. Jadi tidak akan yang lewat, Rias pun mengalungkan kedua tangannya ke leher Naruto.
Sret~~
"Tolong sebentar saja, biarkan aku berada diposisi ini"ucap Rias, kepalanya ia sandarkan di dada bidang pemuda yang saat ini bermarga Tohsaka. Deru nafasnya sedikit tidak beraturan karena beberapa emosi sedang merasukinya saat ini, perasaan senang karena ia bisa sedekat ini dengan mantan adiknya, walaupun hanya untuk beberapa saat, tapi ia merasa waktu didekat mereka terasa melambat. Seakan sang waktu memberinya kesempatan untuknya menikmati momen saat ini.
Kepalanya mendongak menatap wajah pemuda didepannya yang saat ini memandang lurus kedepan, tangannya yang tadi berada dileher sekarang berpindah menuju pipi pemuda Tohsaka tersebut untuk mengelusnya. Jemari lentiknya mengelus pipi pucat yang dulunya ada bekas kumis kucing disana, jemarinya berhenti ketika sampai dibibir pemuda tersebut. Tiba-tiba ingatan beberapa hari lalu merasuk kekepalanya, dimana gadis bernama Rossweisse mencium Naruto dengan mesranya.
Entah kenapa wajahnya dihinggapi rona merah ketika melihat bibir pucat Naruto, wajahnya tanpa sadar mendekat kearah Naruto dan hendak mencium bibir pemuda didepannya ini.
Srett
Dengan jari telunjuk, Naruto menghentikan kegiatan Rias yang hendak menciumnya. Dengan sedikit kasar, Naruto memindahkan Rias dan membuatnya duduk disebelahnya. Rias yang diperlakukan seperti itu sedikit kecewa.
"Kuharap kau tidak melakukan hal itu lagi, sebentar lagi mereka semua akan datang"ucap Naruto mengintruksi dan benar saja, beberapa menit setelahnya mereka datang.
Mereka semua duduk saling behadap-hadapan(ok disini gua gk bisa jelasin, jadi bayangin sendiri ok. Intinya duduk berhadapan tapi pas meledaknya kembang api gk ada yang saling membelakangi, bayangin sendiri ok)
"Jadi Rossweisse-san belum datang, apa perlu kita menunggunya?"tanya Samui membuka percakapan dan dibalas oleh Naruto.
"Tidak apa-apa, kita mulai saja dulu. Grayfia-nee bisa tolong tata makanannya"pinta Naruto kepada Grayfia dan dibalas anggukan, dengan dibantu Naruto dan Michael menata makanannya lebih cepat. Sambil menunggu beberapa menit lagi acaranya dumulai, banyak dari mereka yang menunggu dengan mengobrol,makan camilan, dll.
Selang beberapa menit, datang seorang gadis menggunakan kimono berwarna hitam dengan motif bunga berwarna merah dan obinya berwarna kuning. Rambut peraknya diikat ikal keatas serta memperlihatkan leher jenjangnya serta tas kecil diapit di tangan kirinya, kedatangan gadis tersebut sontak membuat laki-laki dari tiga keluarga terpana. Aura dewasa menguar dari gadis tersebut, Rossweisse datang namun tidak sendiri. Dibelakangnya ada rombongan keluarga yang sepertinya juga memesan tempat disebelah Naruto, tanpa disadari yang lain sebuah seringaian tercipta dibibir pemuda Tohsaka tersebut.
"Maaf bila kedatanganku membuat yang lain menungguku"ucap Rossweisse sambil duduk ditempat kosong disebelah Naruto.
"Ie, baru saja kami hendak meninggalkanmu karena keterlambatanmu ini Ross-san"ucap Michael sambil tersenyum.
Mereka semua tersenyum saja melihat interaksi antara Michael dan Rossweisse, sedangkan Naruto dengan santainya duduk dengan tenang sambil memejamkan matanya. Rias yang melihat kedatangan Rossweisse sedikit berkerut dahi, setelah itu ia melihat kearah Naruto yang masih tetap diam mengabaikan kedatangan Rossweisse. Tiba-tiba sebuah interupsi menyita perhatian mereka.
"Oyaoya…..Namikaze-san, desu yo ne?"ucap seorang pria bersurai pirang disebelah mereka duduk. Sontak saja kepala keluarga Namikaze yaitu Minato, menoleh untuk melihat siapa gerangan yang menyapa dirinya. Ekspresi kaget dan terkejut terlihat diwajah Minato sekarang, karena pria yang memanggilnya adalah-
"Oh….tuan dan nyonya Phenex, sebuah kebetulan bisa bertemu disini"ucapnya tiba-tiba berdiri, yang mau tidak mau diikuti yang lainnya.
"Ahahaha…..yah begitulah, sedang berlibur dengan rekan bisnis sepertinya"ucap kepala keluarga Phenex ketika melihat keluarga Uchiha dan Tohsaka, senyumnya terukir kala netranya memandang Rias.
"Kurang tepat bila anda bilang begitu Phenex-san, hanya berlibur dan memepererat hubungan keluarga saja dan tumben Raiser-kun ikut acara keluarga seperti ini?"tanya Minato kepada pemuda yang sama-sama memiliki surai pirang sepertinya dan yang diajak bicara pun sedikit gelagapan karena tidak focus.
"A-ahh….begitulah Jii-san dan Rias-chan terlihat cantik memakai yukata seperti itu"ucap pemuda bernama Raiser sambil memandang Rias dan yang dipandang pun terlihat tersenyum walau terlihat terpaksa.
"A-arigatou atas pujiannya Raiser-kun "balas Rias dengan senyum masam.
"A-ano….maaf bila tidak sopan, tapi siapa tuan dan nyonya ini?"tanya Michael sopan sambil memancing karena tadi ia sempat menangkap seringaian Naruto. Yang lain minus keluarga Namikaze ikut mengangguk ikut penasaran.
"Oh….mereka adalah keluarga Phenex dan pemuda itu bernama Raiser Phenex serta tunangan Rias-chan, lalu gadis disebelahnya adalah Ravel Phenex adik dari Raiser-kun"terang Minato, untuk pemuda dan pemudi yang ada disana terkejut dengan kata tunangan yang disebutkan oleh Minato.
"Tidak kusangka si Merah ini sudah memiliki seorang tunangan, selamat ya tomat"ucap Ino yang sambil sedikit mengejek membuat yang lain ada yang menahan tawa karena ketidak-akuran mereka berdua, tapi Tokiomi mengintrupsi Ino untuk berkata dengan sopan dan diberi anggukan oleh gadis pirang diikat ponytail itu.
Mereka pun berbicara layaknya keluarga besar dan topik pembicaraan mereka berfokus pada Rias yang sudah bertunangan dan tentu saja membuat yang dibicirakan memerah malu. Naruto dan Rossweisse terlihat tidak banyak bicara, namun tanpa mereka tau keduanya sedang berbicara dengan telepati.
'Jadi apa kamu sudah menemukan lokasinya Ross-san?'batin Naruto sambil meneguk teh yang sudah disiapkan oleh Grayfia tadi dengan tenang.
'Terakhir kali aku merasakannya 'dia' berada di hutan Aokigahara, setelah itu aura darinya lenyap tanpa bekas'balas Rossweisse sambil memakan roti yang juga disiapkan Grayfia tadi.
Mereka berdua terus melakukan percakapannya tanpa ada yang sadar minus Michael, wakil malaikat itu tahu kalau sahabat pirangnya itu sedang membicarakan rencana yang telah dibuat oleh Naruto.
'Oh dan apa kamu tau Naru-kun kalau kemarin malam ada berita pembantaian di daerah dekat hutan itu?'tanya Rossweisse lagi pada Naruto dan yang ditanya pun menyudahi acara minumnya.
'Aku tidak tau tentang berita itu, tapi aku sudah menebak hal seperti ini pasti terjadi. Walaupun secara garis besar rencanaku sejalan dengannya, tapi aku tidak mau terburu-buru. Jadi aku minta bantuanmu Ross-san, karena cepat atau lambat keturunan Sirzech akan ikut campur dengan rencanaku ini'jelas Naruto sambil berdiri yang menyita perhatian yang lain.
"Ada apa Naruto-kun?"tanya Tokiomi yang melihat anak angkatnya berdiri dari tempat duduknya.
"Maafkan aku Otou-sama dan untuk yang lainnya karena mengganggu acaranya, tapi aku dan Ross-san ada keperluan yang mendadak dan harus pergi sekarang"jelasnya sambil diikuti Rossweisse berdiri disampingnya.
Mendenngar ucapan Naruto barusan membuat yang lainnya dienuhi tanda tanya minus keluarga Phenex karena mereka tidak tau apapun, Gabriel hendak bertanya kepada Naruto sampa sebuah suara terdengar dikepalanya.
'Aku ingin kamu dan Michael tetap disini untuk menjaga yang lain dan untuk pertanyaanmu itu aku tidak bisa menjawabnya, kuharap kamu mengerti Gabriel-kun'ucap Naruto tanpa melihat kearah Gabriel.
"Tapi bila Otou-sama bertanya tentang urusan apa aku tidak bisa menjelaskannya, gomen. Bukannya aku tidak mau jujur, tapi urusannya pribadi dan aku tidak bisa memberitahukannya padamu Otou-sama. Jadi mohon pengertiannya"ucap Naruto dengan sopan sambl menundukkan kepalanya.
"Ahh…. Otou-sama biarkan Naruto pergi, karena ini menyangkut pekerjaan kami dan sepertinya keadannya sangat mendesak"tambah Michael dengan mode bijaknya, Tokiomi terlihat berpikir namun setelahnya sebuah senyuman hangat terpasang diwajahnya.
"Baiklah, berhati-hatilah Naruto-kun dan kembalilah secepatnya"ucap Tokiomi dan Naruto pun segera meninggalkan tempat mereka berkumpul.
Belum jauh dari tempat berkumpul mereka, langkah Naruto harus terhenti ketika sebuah suara memanggilnya dari belakang.
"Naru-kun"
Naruto yang berbalik dan ingin bertanya pun harus terdiam ketika sebuah benda kenyal membungkam bibirnya.
Cup
"Woah!?"
"Kyaa!"
"Mereka berdua cocok sekali"
"A-ahahaha"
Banyak sekali tanggapan dari yang lain karena kegiatan Naruto dan Rossweisse barusan dan tentunya ada yang cemburu dan memerah malu karena pemandangan vulgar barusan.
"Puahh…..kamu melupakannya Naru"ucap Rossweisse ketika tautan bibirnya sudah terlepas dengan Naruto, dengan menjilat bibir bawahnya dengan sensual membuat para laki-laki mimisan dengan perbuatannya sedangkan Naruto hanya menatapnya dengan ekspresi datar-sedatar tembok.
"Hn"balas singkat Naruto, lalu sosok mereka berdua menghilang dari pandangan keluarga yang berkumpul disana.
Raiser yang melihat pemandangan barusan memperlihatkan seringai bejatnya tanpa diketahui yang lain dan ia bertanya perihal mereka berdua kepada Minato.
"Anoo~ Jii-san, aku sedikit penasaran dengan mereka berdua. Kalau boleh tau siapa mereka berdua tadi"tanya Raiser, sedangkan yang ditanya sedikit menampakkan ekspresi sakit keika membahas Naruto.
"O-oh, pemuda tadi bernama Tohsaka Naruto. Anak angkat keluarga Tohsaka dan untuk gadis tadi bernama Rossweisse. Ia mengaku teman Naruto, yahh walaupun mereka berdua terlihat seperti sepasang kekasih. Ada apa kamu bertanya Raiser-kun?"tanya balik Minato.
"Ahh…tidak ada apa-apa kok, hanya penasaran saja"ucapnya sambil tersenyum. Namun dalam hatinya ia menyeringai senang 'Setelah mendapatkan Rias, gadis bernama Rossweisse tadi akan kudapatkan juga. Hahahaha'namun sebuah suara terdengar dikepalanya membuat Raiser terkejut.
'Bingo, ternyata seperti itu sifat aslimu Phenex. Tidak perlu terkejut seperti itu, dibalik topengmu itu ternyata terlihat seekor serigala yang haus akan nafsu seksual seperti itu. Walaupun aku tidak terlalu terkejut sihh, tapi kuharap kau tidak terlalu sombong seperti itu. Mengingat menghancurkanmu dan keluargamu sangat mudah bagiku'ucap suara tersebut mengintimidasi.
"SIAPA KAU!"teriak Raiser yang tentu saja membuat yang lain menatap kearahnya, Raiser langsung menormalkan ekspresi wajahnya. "Gomenn minna, aku hanya sedikit melamun saja"kilahnya.
"Apa kamu benar baik-baik saja, kamu terlihat kelelahan"ucap Minato sambil menatapnya khawatir namun dibalas Raiser 'tidak apa-apa'
'Khekhekhe…kenapa kau berteriak seperti itu Phenex kecil, kau membuat yang lain khawatir kan? Dan untuk pertanyaanmu tadi, aku adalah mimpi buruk bagi para pendosa sepertimu'ucap suara tersebut dan membuat Riser geram.
"Tch, brengsek"
.
.
In other place
.
.
"Jrashh"terdengar suara benda tajam merobek daging dan telihat semburan darah mengenai pelaku, surai hitam pemuda tersebut sedikit berwarna merah karena cipratan darah yang mengenainya. Dan pemandangan menjijikan terjadi selanjutnya, bagaimana tidak? Pemuda tadi menjilat darah segar yang keluar dari mayat pria yang tadi ia bunuh, sebuah seringai puas terpasang diwajahnya.
"Entah di zaman apa aku hidup, tapi rasa seorang pendosa sangatlah lezat seperti biasa. Aku harap masih ada lebih banyak yang rasanya enak seperti ini"dalam sekejap iris hitamnya menyala dalam gelapnya malam dan sekejap saja sosoknya hilang dengan bulu gagak berjatuhan.
.
.
.
Tbc
Tes-tes, ok biar gk buang- buang word gua mau singkat aja jelasinnya. Disini alur ceritanya kubuat beda jauh sama alur cerita asli dari dxd dan kedepannya bakalan ada death chara disini. Jadi jangan protes dan kalo ada yang ingin ditanyain bisa PM gua dengan nada baik-baik, kritik dan saran kubuka. Dah gitu aja….
Unknownman 18 logout