.
.
.
"And I Know"
Disclaimer: Naruto dan tokoh di dalamnya adalah mililk Masashi Kishimoto. Saya hanya meminjamnya untuk berjalannya cerita dan tidak mengambil keuntungan dalam bentuk apapun. Fanfiction dengan judul "And I Know" hanyalah fiktif belaka.
Story © Hyuugadevit–Cherry.
[Haruno Sakura, Uzumaki Naruto, Hinata. H]
.
Warning:
AU, Typo (s), OOC, Gaje, PlotRush, Drabble, Hurt/comfort, Romance, Friendship, Drama, etc.
.
.
.
Pernahkah Anda merasakan cinta? Cinta yang benar-benar membuatmu mabuk dan gila. Cinta yang menggebu-gebu layaknya abg. Bahkan berkali-kali kau berusaha mengenyahkan perasaan itu. Tahukah Anda? bahwa itu semua dimulai dengan rasa kagum. Kau bagai sebuah patung setiap melihatnya, menjadi bodoh di luar hal yang ingin kau tunjukkan padanya. Awal yang lebih dari sekedar cinta monyet.
Pikiran-pikiran gila mulai menyelubungiku.
Aku ingin bersamanya.
Aku ingin dia menjadi satu-satunya untukku.
Dan lebih gilanya lagi perasan cemburu yang selalu membuatku terbakar.
Aku benci, benci sekali merasakan perasaan seperti ini.
Seperti bukan diriku saja! Bagimana mungkin aku diliputi perasaan tidak jelas seperti ini. Maksudku ini bukan saatnya aku merasakan semua ini. Karena pada dasarnya aku sudah pernah merasakannya berkali-kali perasaan ini.
Suara riuh pikuk di sekitarku seolah tak pernah bisa menghalau berbagai pikiran ini.
Ia melihatku. Seperti biasa tersenyum dengan ceria. Aku melihat banyak cinta di matanya.
'Anda harusnya tidak tersenyum seperti itu padaku!' teriakku dalam hati. Gigi putih pada muka yang kecoklatan, matanya yang biru bagaikan lautan, rambut pendek segar menyenangkan hati.
"Sakura-nee," sapanya lebih dulu. Oh, aku bahkan terkejut mendengar suaranya.
"Hai," balasku. Cukup ini lebih dari cukup! Apa yang harus aku katakan selanjutnya? Ayolah jangan seperti ini Haruno Sakura.
"Hanya berdua?" ia melihatku dan sahabatku sekaligus sodaranya bergiliran. Aku mengangguk pelan menjawab pertanyaannya.
"Kau mau beli apa?" Oh, terimakasih Tuhan, setidaknya sahabatku─ Karin akhirnya membantuku.
Dari arah lain, emerladku melihat seorang gadis dengan helaian hitam panjang dan wajahnya yang begitu cantik bak dewi Yunani. Ia menatapku malu-malu, wajahnya merona, tapi bukan aku yang membuatnya seperti itu, melainkan, "Naruto-kun ..." gadis itu adalah kekasihnya. "Aku ingin boneka itu," cicitnya sambil sedikit menggenggam kaos bagian lengan Naruto.
"Hinata?" ia melihat gadisnya dengan dahi berkerut. Sementara gadisnya menatapnya dengan wajah memelas. Lalu tatapannya kini beralih, menatap kami bergiliran seolah merasa bersalah, "Maaf Karin-nee, sampaikan pada ibu aku akan telat pulang. Begitupula Sakura-nee, selamat menikmati acara festival sekolah kami."
Yang aku inginkan bukan ini! Aku ingin kau berkata kau akan bersamaku di sini! Bukan bersamanya dan air mataku seolah mengatakan bahwa ... aku sudah salah mencintainya. Hal terakhir yang aku ingat adalah Uzumaki Karin kakak kandung Uzumaki Naruto─ pemuda yang aku sukai─ memelukku dengan erat.
"Kau harunya mengungkapkan perasaanmu, bodoh!" katanya.
'Karena aku tahu, mungkin Naruto tidak akan bersamaku.'
.
.
.
END
A/N:
Ko jadi gini sih ceritanya T_T Dan kenapa pula saya jadi melow T_T
Terlepas dari hal tidak penting di atas, saya minta Maaf untuk semua keanehan yang ada dalam fic ini. Selamat hari raya juga untuk yang merayakan. Terimakasih banyak juga untuk segala bentuk dukungannya Minna-san. See you next story...