A story by Baekspocket

Chanyeol x Baekhyun

And support

AU, Romance

MPREG

(TYPO EVERYWHERE)

oOo

Ensconsed

Jika abad ke 18 sering disebut dengan era kejayaan. Dimana setiap orang punya pemikiran baru dan inovasi seakan setiap hari adalah natal. Masa itu sibuk dengan penemuan-penemuan yang meringankan pekerjaan manusia. Maka abad ke 20 adalah masa dimana manusia menjadi tamak. Bereksplorasi dengan menjajah negara yang lemah namun kaya akan sumber daya alam. Tak jarang ada yang berebut daerah kekuasaan karena sumber daya yang melimpah hingga menyebabkan perang. Negara maju saling berlomba untuk memperkuat militer dan persenjataan, saling bertentangan akibat ekspansi dan akhirnya Liga Bangsa Bangsa gagal menciptakan perdamaian. Hingga perang pun tak terelakkan.

Faktanya di awal abad ke 20 memang sudah terjadi konflik permusuhan hingga casus belli yang menjadi asal usul perang terjadi. Dunia menjadi semakin krisis dengan isu diplomatik di negara eropa, menarik seluruh negara-negara besar kedalam konflik melalui berbagai aliansi dan perjanjian. Diabad yang sama dunia berperang sampai dua kali. Menyebabkan kehancuran diseluruh dunia hingga setiap negara berjuang demi kemerdekaan bagi anak cucu mereka dimasa mendatang.

Sementara di abad ke 21, tak banyak yang bersyukur. Malah perang tak berkesudahan ditimur tengah menewaskan banyak nyawa. Belum lagi madman dan rocket man yang hanya berputar pada summit yang semu—tak jua bertemu di titik sepakat. PBB bahkan tak benar membantu saat negara-negara yang berkonflik adalah negara-negara tertentu yang memiliki hak khusus yang didasarkan pada kekuatan ekonomi dan militer. Diabad itu negara tersebut seperti; Uni Soviet (Rusia), Inggris, Amerika Serikat, China dan Perancis.

Saat itulah seorang fisikawan terkemuka yang terkenal akan teori fisika kuantum Stephen Hawking memprediksi bahwa bumi akan kiamat 100 tahun lagi. Sebelum meninggal diumur ke 76 ia memiliki gagasan bahwa manusia harus segera menemukan planet baru.

Gagasan itu rupanya disambut baik oleh NASA dengan pemikiran bahwa benar bumi sedang memasuki fase ancaman alam yang berbahaya. Dibuktikan dengan beberapa gunung api yang kembali aktif, gempa yang terjadi tanpa prediksi, lapisan ozon yang makin menipis, perubahan iklim, serangan asteroid, pertumbuhan populasi yang tidak terkontrol, dan penyebaran wabah penyakit.

Saat itu Hawking telah bekerja sama dengan NASA membangun wahana nano-starship yang dapat terbang ke sebuah planet dengan kecepatan cahaya. Pesawat itu konon bisa mencapai Alpha Centauri, yaitu bintang terdekat tata surya yang jaraknya berkisar 4,38 tahun cahaya dari bumi.

Berita buruknya 50 tahun kemudian bencana itu benar-benar terjadi. Berita baiknya mereka menemukan shortcut berupa gangguan ruang dan waktu yang biasa disebut wormhole. Ini yang mampu membawa manusia ke galaxy lain. Dan kemungkinan untuk tinggal di 'rumah baru' bukan sekedar harapan.

Proyek itu dilanjutkan oleh Raymond Park. Seorang Jenderal besar yang bekerja sama dengan arsitek dan 10 negara untuk membuat bunker berkapasitas 10 orang. Orang-orang hebat yang memiliki kesempatan hidup untuk melanjutkan koloni manusia. Bunker itu menjadi tempat bernaung sampai ledakan atom nuklir berhenti, lalu Ranger Craft akan membawa mereka menuju endurance.

Pesawat itu tiba di galaksi Anewa. Pada tata surya baru milik manusia, ada 7 planet yang mengorbit sebuah bintang besar—hampir mirip matahari hanya saja dua kali lebih besar. 3 planet padat dan 4 planet gas. Tujuan mereka adalah Planet Allcean, satu yang memiliki persenan oksigen lebih banyak 35,43%. Selebihnya nitrogen, argon, karbon dioksida dan uap air. Semua unsur yang hampir 80% mirip dengan bumi. Planet yang hanya memiliki satu pulau besar yang akhirnya dinamakan benua pangea.

Benua itu dibagi menjadi 4 divisi. Utara (Alland), Timur (Allstar), Selatan (Allway) dan Tenggara (Allair). Ada beberapa provinsi dimasing-masing divisi yang di ketuai oleh seorang mayor. Planet ini—

Tok tok tok

"Permisi?"

Pintu terbuka sedikit dan Baekhyun menemukan Jaehyun berdiri disana memutar pandangan untuk menemukan Baekhyun yang sedang menonton video dokumenter Allcean atau yang sering disebut dengan earth twins.

"Apa yang kau lakukan?" Jaehyun melangkahkan kakinya masuk lalu mematikan proyektor. Berdiri bersedekap tangan didepan dada sambil menatap baekhyun bingung.

Baekhyun mengendikkan bahu tidak acuh, mengambil jasnya yang tersampir diatas kursi lalu berjalan ke arah pintu.

"Aku bosan." Jawabnya pelan lalu menatap Jaehyun yang menghela nafas, pria itu melangkah menuju Baekhyun lalu menarik tangannya keluar dari ruangan itu.

"Ayo cepat, upacaranya dimulai 20 menit lagi."

Baekhyun mengangguk, berusaha melepaskan genggaman itu lalu berjalan dengan tenang di belakang Jaehyun yang lagi-lagi menghela nafas.

"Apa kau gugup?"

Mengangguk, Baekhyun menggigit bibir atasnya resah. "Aku menghabiskan 4 tahun di AIT (Alland Institute of Technology) pengangkatan ini sudah kutunggu seumur hidup."

Taunya Jaehyun terkekeh akan jawaban itu. Dia mengusap kepala Baekhyun sedikit lalu memberi semangat. "Relax, kau sudah disini sekarang."

Tanpa sadar Baekhyun menarik nafas panjang saat akhirnya kakinya benar-benar menginjak aula itu. Aula kebesaran Allair—markas besar Allcean, berada di divisi Tenggara dan aula-nya benar benar terlihat megah.

Langkah kakinya dibawa kearah tribun yang disediakan untuk team IT. Ya, Baekhyun adalah seorang programmer yang akan dilantik untuk melaksanakan tugas di divisi Timur Allstar. Oh Baekhyun suka divisi itu, dia sudah mencari tempat tinggal di provinsi Aries—12 provinsi disana dinamakan dengan nama zodiak. Baekhyun tersenyum kecil, hanya tinggal satu kali angkutan lagi dia akan menetap disana untuk lima tahun kedepan.

Sekarang Baekhyun masih menetap di divisi Utara Alland, benar menyukai tempat itu karena lokasinya yang jauh dari divisi tenggara, mabes—Allair. Nyatanya laki-laki itu berusaha keras supaya tidak ditempatkan disana. Dan syukur ia ditugaskan di Timur Allstar. Mari mengucap syukur sekali lagi.

Baekhyun tiba-tiba merasa gugup saat melihat semua team yang bekerja untuk keamanan pemerintah berkumpul di aula itu, semua yang berasal dari Navies (Angkatan Laut), Armies (Angkatan Darat) Air Forces (Angkatan Udara), hanya Intelligence Agency danIT yang bukan merupakan anggota militer di dalam ruangan ini.

Pengangkatan pangkat perwira menengah sampai tinggi memang akan dilakukan sekaligus hari ini. Namun untuk yang lain akan diangkat di markas masing-masing. Sementara IT mendapat giliran terakhir. Baekhyun hanya berdoa semua dengan waktu selama itu bisa membunuh rasa gugupnya yang masih kentara. Dia mengalihkan sekali lagi pandangan kepada para prajurit yang tak ikut duduk seperti team-nya.

Lihat betapa tegapnya badan mereka. Batinnya merutuk, huh! Kenapa dia memilih untuk masuk ke bagian militer!? Oh astaga lupakan, ini sudah terjadi! Baekhyun hanya harus mengirup nafas dan keluarkan… sekali lagi dan hah, tiba-tiba hiruk pikuk yang tadi terdengar berubah menjadi sunyi.

Semua orang lantas berdiri saat mendengar sang Jenderal Besar Allcean akan memasuki Aula. Baekhyun tidak berani menoleh, takut takut jika matanya salah menatap dan menemukan manik emerald yang tak pernah lagi ingin dia lihat itu. Tapi memang dasarnya mata Baekhyun tak paham perasaan pemiliknya, mata itu sengaja melirik kearah salah seorang pria yang berdiri diantara prajurit. Cukup bersyukur karena pria itu tidak melihat kearahnya.

Saat komando menurunkan hormat disuarakan Baekhyun menghela nafas berat. Tidak mengetahui kemungkinan pria itu ada disini, menghadiri upacara pengangkatan pangkat para perwira, intelijen dan IT.

Baekhyun sangat ingin bertanya pada Jaehyun disebelahnya, apakah sang Jenderal Besar akan tetap berada diruangan ini saat Penugasan IT diucapkan atau tidak? Karena biasanya sang Jenderal Besar dan prajuritnya akan pergi saat pangkat perwira selesai dikumandangkan. Baekhyun hanya berharap semoga kebiasaan itu belum berubah. Karena berada di ruangan yang sama dengan laki-laki itu membuat rasa gugup Baekhyun semakin tinggi.

Tapi Baekhyun harus berusaha lebih keras menelan kegelisahannya. Karena saat giliran intelijen tiba, sang Jenderal Besar tidak terlihat ingin meninggalkan tempatnya. Baekhyun merasakan keringat dingin turun melalui pelipisnya. Astaga! Sebeginikah?

Waktu berlalu dan akhirnya nama Baekhyun dipanggil. Dia menanti dengan waspada.

"Baekhyun Wu, 30 tahun, Programmer batch 106, classification P-B02 grade A."

Dan rasanya sungguh lega luar biasa. Tak sia-sia 4 tahunnya berlalu demi sampai ketitik ini. Baekhyun lantas berdiri lalu memberi bungkuh 180 derajat lalu kembali duduk, dia mendongak lalu mendapati manik emerald yang berusaha dihindarinya itu sedang menatapnya tajam.

Astaga apa itu?

Baekhyun cepat-cepat menurunkan pandangan, mengigit bibir atas luar biasa gugup—ya perasaan itu kembali lagi, dia meremas tangannya gelisah lalu kembali menhela nafas menenangkan diri.

Setelah 17 tahun Baekhyun tak pernah ingin bertemu dengan pria itu dengan cara seperti ini.

Dalam hati ia mengumpat.

Park Chanyeol sialan.

oOo

Dia kembali.

Chanyeol tidak tau harusnya dia senang atau marah saat melihat laki-laki itu lagi didepan matanya. Tapi justru batinnya tak menyesali untuk tetap disana memantau penempatan bagian IT beberapa tahun kedepan. Niat semula yang hanya ingin melihat sekilas malah kembali mengambil posisi duduk dikursi kebesarannya—hal yang semula selalu dilewati Chanyeol karena hei! Dia punya tugas penting yang lain.

Lalu matanya menyusuri laki-laki yang duduk bersama kelompoknya didepan sana. Oh lihat surainya yang hampir-hampir berwarna silver itu, seperti perpaduan antara warna abu-abu, sedikit nuansa biru, pink dan ungu. Sedikit kacau jika dijelaskan tapi sialnya terlihat indah dimata Chanyeol. Dia ingat sering membenamkan wajah kesana.

Badannya lebih berisi sekarang—tetap lebih mungil dari pada Chanyeol, tingginya juga bertambah—tetap lebih pendek dari pada Chanyeol, pipinya yang lebih lembut dari pada sutera, lehernya yang sensitif, Chanyeol ingat dia dulu sering meninggalkan 'tanda' disana dan bibirnya…

Hm, Chanyeol tidak tau ini legal atau tidak. Tapi bibir itu jelas mengundang bibirnya untuk bertarung dengan miliknya. Terlihat tidak berubah, belahnya nampak lembut dan manis—Chanyeol pernah meng-icipnya dulu, mungkin warnanya sedikit lebih pucat.

Huh? Apa laki-laki ini sakit? Tiba-tiba Chanyeol merasa khawatir. Dia kembali meneliti lelaki mungil itu lalu menarik ujung bibirnya sekilas.

Oh lupakan saja, Chanyeol tau cara untuk membuat bibir itu menjadi semerah darah para musuhnya. Tapi dia akan melakukannya nanti. Chanyeol membuat pengingat dalam kepalanya.

Nanti.

"Baekhyun Wu, 30 tahun, Programmer batch 106, classification PB02 grade A."

Suara itu bergema di aula kebesaran Allair. Bersahut-sahutan mengisi indra Chanyeol, dia tidak menyangka bahwa Baekhyun akan berada sejauh ini. Padahal laki-laki itu dulu hanya seorang script kiddie—sebutan untuk orang yang memiliki kemampuan kurang dalam dunia internet.

Waktu mengubah segalanya. Tak hanya fisik, tapi kemampuannya pun mengikuti. Baekhyun berada di klasifikasi P-B02, P untuk Primer—satuan utama dari programmer ROA (Republic of Allcean), B untuk Inisial namanya dan 02 untuk posisi Baekhyun di kelompok.

Itu adalah posisi yang tinggi, laki-laki mungil itu masuk kedalam central team dan Chanyeol benar bangga akan hal itu. Maka saat manik emeraldnya bertemu dengan ocean bluemilik BaekhyunChanyeol baru sadar bahwa laki-laki itu memakai lensa kontak, ia menahan pandangannya disana. Oh betapa ia menyukai saat Baekhyun menatapnya. Memaku iris itu dan Chanyeol tau dia ingin Baekhyun menatapnya dengan jarak lebih dekat. Akan lebih manis dengan jemari yang bertautan atau sebuah pelukan.

Sial

Sayangnya itu tak bertahan lama, belum berapa detik, Chanyeol dapat melihat Baekhyun mengerjap sekali sebelum menurunkan pandangannya kebawah. Bertindak seolah tatapan itu bukan apa-apa. Taunya Chanyeol menggeram. Dia yakin melihat sesuatu ditatapan itu—mmm itu seperti takut, terkejut dan… rindu?

Wow.

Chanyeol tentu menyukai pemikiran yang terakhir. Waktu mungkin tak mengubah segalanya pada kenyataan Baekhyun masih memiliki perasaan yang 'itu' padanya. Chanyeol bahkan tak susah menampik bahwa ia pun masih memiliki perasaan yang sama.

Oleh karena itu, Chanyeol harus melakukan sesuatu.

oOo

Baekhyun menjatuhkan badannya ke atas kasur. Pengangkatannya sebagai anggota inti IT harusnya membuatnya senang, bukan malah merasa terbebani seperti ini. Baekhyun benar menginginkan posisi ini—jika hanya jika ia tidak dipindah tugaskan ke tenggara.

Oh yatuhan! Baekhyun menyebut dalam hati. Kepalanya ditenggelamkan pada bantal hotel sementara tangannya sibuk memukul kasur demi melampiaskan kekesalan.

Park Chanyeol sialan

Parck Chanyeol bedebah!

AHHHHH MATI SAJA KAUU!

Andai saja Baekhyun benar-benar memiliki nyali untuk mengatakan itu. Mungkin dia akan di tahan di pulau Revil, semua penjahat diasingkan disana, dan itu bukan bagian yang paling buruk. Baekhyun bisa saja diumpan pada Piranha dan dia akan…

Laki-laki itu lantas bangun, berusaha menampik pemikiran gila yang muncul dikepala kecilnya. Baekhyun mengusap wajah lelah. Harusnya Baekhyun bersyukur saja, setidaknya dia tidak dibuang dari tim. Tapiiiiii oh yatuhan, bagaimana dengan rumahnya yang sudah ia sewa di timur Allstar? Surat kepindahan anak-anaknya kesalah satu sekolah disana juga sudah di ajukan. Bagaimana anak—

Astaga! Baekhyun tersadar ia belum menghubungi anak-anaknya sedari tadi. Dengan sigap ia meraih jas hitamnya yang sudah kusut lalu mengeluarkan ponsel pintarnya dari sana.

Panggilan itu diangkat saat dering pertama berbunyi.

"Papaaaaaaa!"

Baekhyun mengulas senyum kecil—lupa atas masalah tadi, lalu membaringkan badannya kembali keatas kasur.

"Iyaa. Guanlin aman kan dirumah?"

"Aku selalu aman pap, Jongin hyung yang tidak."

"Oh Jongin mana? Apa kalian sudah makan?"

"Um! Jongin hyung menghabiskan jatahku. Dasar babi! Apa? Ini papa!"

Baekhyun bisa mendengar suara Jongin bersahutan dengan Guanlin di ujung sana.

"Halo papaaaaaaa." Ini dia Jongin yang suka sekali berteriak.

"Jongin tolong suaramu!"

"Biarkan saja, ini papaku!"

"Ck! Kekanakan sekali."

Mendengar suara-suara itu hati Baekhyun menghangat. Mungkin tak apa ia berkorban sekali lagi. Demi anak-anaknya Baekhyun akan memikirkan cara lain untuk menghadapi maskar besar Allcean itu. Mungkin dia akan diletakkan di provinsi 12, bukan di provinsi 1–Allair menggunakan angka sebagai nama provinsi, walau kecil kemungkinan, Baekhyun tetap melantunkan doa itu.

"Apa itu Sehun? Kalian sudah makan nak? Tidurlah. Papa akan pulang besok dengan bus paling pagi."

"Oke! Papa jaga diri ya. Selamat malam pap!"

"Eh jangan ditutup! Aku belum—"

Tut tut tut…

Baekhyun tersenyum saat panggilan itu terputus. Mengirimkan ucapan selamat malam pada anak-anaknya lalu semua terasam jelas.

Tidak apa.

Batin Baekhyun berusaha ikhlas. Ia belum sanggup kembali. Tapi demi anak-anaknya… Baekhyun tau hanya ini satu-satunya harapan agar kebutuhan hidup anak-anaknya tetap tercukupi.

Menghela nafas sekali lagi, Baekhyun menatap langit-langit kamar hotel lalu ingatannya kembali ke Aula siang tadi.

Bayangan Chanyeol yang bergeming di kursinya, menyisakan tanya pada prajurit di belakangnya dengan kenyataan Chanyeol belum beranjak saat upacara pengangkatan pangkat perwira selesai. Digantikan oleh penempatan bagian non militer dimasing-masing divisi.

"Penempatan divisi 03. Allstar. Tim— "

"—tenggara." Yap. Itu Chanyeol yang baru saja menyela. Dengan tenang ia berdiri lalu melangkah keluar aula meninggalkan suara langkah sepatunya yang bergema, menghiraukan pertanyaan yang muncul dari kepala-kepala diruangan itu. Termasuk Baekhyun yang mencelos saat nada otoriter itu bergaung di aula.

Upacara itu belum selesai dan tanpa membantah ucapan Chanyeol, nama-nama penugasan IT kembali di suarakan. Baekhyun merasakan tatapan Jaehyun kearahnya, mungkin pria itu bingung dan Baekhyunpun bahkan juga sama bingungnya! Maka Baekhyun mengalihkan tatapannya pada Jaehyun, menggeleng tidak tahu apa-apa.

Lalu saat upacara itu selesai, pimpinan-nya di IT—Henry menginformasikan bahwa benar Baekhyun dipindahkan ke Tenggara.

Sial.

Baekhyun tak bisa membantah dan hanya menganggukan kepala kaku.

Tuhan tahu betapa ia tak mau berususan dengan pria itu lagi.

Park Chanyeol.

Namanya bersahutan di kepala Baekhyun.

Sang Jenderal Besar Allcean.

Chapter 1

Fin

a/n.

Aku habis ngulang nonton interstellar, after the dark, sama Descendant of the sun. Nyatu, jadi begini. Idenya udah mampir sejak aku awal masuk sma sih. Tapi baru direalisasikan sekarang huhu. Maaf atas kesotoyan ku yang super duper disini ya! Ini fiksi kok tenang. Kecuali beberapa paragraf diatas huh. Aku aja ampe pusing hehe. Ohya terimakasih sudah baca!

18/8/18