Note: Typo (s), no EYD, Alternate Universe, beberapa char mungkin OOC sewaktu-waktu.

Don't Like Don't Read!

Chapter 01,

Seorang gadis bersurai soft pink sebatas leher berlari terburu-buru menuju halte bus. Ia memakai seragam berlambang KA (Konohagakure's Academy). Sebuah lembaga pendidikan swasta yang di-dirikan oleh 2 klan ternama. Sekolah elit yang sebagian besar pelajarnya berasal dari kalangan atas.

Disana ada 2 perbedaan yang begitu kentara, dimana kalangan atas akan disebut-sebut sebagai kaum Angsa dan kalangan bawah/murid dari beasiswa akan disebut Itik.

Dilihat dari penampilannya, dapat disimpulkan bahwa gadis tersebut adalah Itik. Benarkah?

"Tunggu! hoshh hoshh bherhenti!" teriaknya dengan nafas ngos-ngosan. Bus yang tadinya hendak berangkat 'pun berhenti dan ia segera naik.

Sayang sekali, kesialannya belum berakhir karna bus itu penuh dengan penumpang. Berkali-kali tubuhnya bergeser paksa akibat desakan penumpang lain yang berdiri. Perjalanan masih panjang dan sepertinya ia akan berdiri sepanjang perjalanan.

'Tap!'

"Eh?"

Matanya membulat merasakan adanya sentuhan di bokongnya. Ia ingin berbalik dan memukul pelakunya, tapi ia benar-benar terhimpit. "Kami-sama, tolong..." doanya dalam hati.

'Duk! sreet!'

"Kya!"

Bus itu tiba-tiba melonjat hingga gadis itu kehilangan keseimbangan dan jatuh. "Ehh? Tidak sakit?" gumamnya janggal. Ia membuka matanya yang sempat tertutup tadi.

'Blush!'

Wajahnya memerah seketika, dari jarak terpaut beberapa senti. Pemuda yang menyambutnya itu menatapnya datar. "Tampan," innernya. Ia mengerjap berkali-kali hingga ia menyadari posisinya yang duduk tepat di pangkuan pemuda itu. "M- m-maaf," ucapnya terbata-bata.

Ia baru saja hendak berdiri, tapi situasi yang semakin sesak membuatnya kesulitan. Antara berdiri dan duduk, ia memegang sandaran kursi di depan dan mencoba menyelip agar bisa kembali berdiri. Tapi sayang, keadaan terlalu penuh. "'Uh sial. Ternyata naik bus itu menyakitkannnn!" jerit innernya.

Ini adalah kali pertama ia menaiki kendaraan umum. Kenapa begitu?Bukankah harusnya ini sudah biasa bagi kaum Itik? hem...

Dia Sakura Haruno, putri tunggal keluarga Haruno yang merupakan bangsawan terkaya kedua. Tapi kenapa penampilannya tidak mencerminkan dia seorang Angsa? Dan kenapa dia naik kendaraan umum?

"Duduklah."

"Hah?" Sakura menatap pemuda tadi terkejut. Pemuda itu berwajah datar alias tanpa ekspresi, memakai jaket dark blue bertudung yang menutupi kepalanya. Sakura menunduk, "M- maaf. Apa aku tidak salah dengar?" tanya-nya memastikan.

"Tidak."

"A-apa tidak masalah?"

"Kenapa?"

"Karna aku... berat."

"Hn. Tak apa," jawabnya sedatar ekspresinya.

Sakura menatapnya sejenak untuk meyakinkan dirinya bahwa pemuda itu tidak berniat buruk.

"U'um, trima kasih," gumam Sakura seraya mendudukkan dirinya dengan kikuk di pangkuan pemuda itu.

Ia menunduk menyembunyikan rona merah yang menjalar dikedua pipinya. "Ehem!" deheman keras dari sisi kanan mereka membuat Sakura dan pemuda itu menoleh bersamaan. "Kalian pasangan serasi," ujar seorang kakek yang berdehem tadi dengan senyum tipis.

Wajah Sakura kian memerah, ia menatap hati-hati kearah pemuda yang memangkunya itu. Onyx'nya begitu tajam dan seakan memenjarakan emerald'nya disana.

[Skip]

Bus yang mereka tumpangi berhenti di halte terdekat sekolah elit KA. Banyak penumpang yang turun disana, karna memang sebagian penumpangnya adalah pelajar KA yang semuanya kaum Itik (kecuali Sakura).

"Hm? Kamu turun disini juga?" tanya Sakura heran.

"Hn," jawab pemuda itu ambigu kemudian berjalan mengikuti jejak pelajar lain yang menuju KA.

Jarak dari halte dan KA sekitar 1 kilometer. Karna itu adalah jalan khusus menuju KA, maka tidak ada kendaraan umum yang lewat kecuali mereka/pelajar maupun pengajar yang membawa kendaraan pribadi atau antar jemput pribadi serta kendaraan yang disewa khusus.

Sakura berjalan di belakang pemuda itu dalam jarak 1 meter. Tak jarang pula ada yang berbisik-bisik tentang dirinya maupun pemuda itu. Misalnya seperti:

"Eh lihat. Itu kan 'putri Angsa'"

"Ya ampun, kau lupa? Dia sudah dicopot dari julukan itu. Lihat saja penampilannya."

"Tapi, dia tetap putri orang kaya."

"Ya... dia memang masih golongan Angsa, tapi 'Angsa jelek'. Hahahaha."

Lalu bisik-bisik tentang pemuda itu:

"Eh itu siapa?"

"Ganteng bangettttt!"

"Spertinya aku jatuh cinta padanya, kyaaaa!"

"Pasti siswa pindahan."

"Apa dia masuk dalam golongan Angsa?"

"Mana mungkin. Dia jalan kaki sperti kita, pasti Itik."

"Tapi dia tampan banget untuk ukuran seorang Itik."

"Ya bisa saja kan? Tuhan itu adil. Apa salahnya jika kaum kita memiliki seseorang yang tampan melebihi kaum Angsa?"

"Ahh benar juga... baru sebulan lalu seorang 'putri Angsa' merubah penampilannya menjadi sperti Itik, dan sekarang muncul seorang Itik memiliki rupa sperti Angsa. Kurasa KA akan hebohhhhh!"

Sekian bisik-bisiknya (yang sebenarnya terdengar jelas oleh kedua pihak yang dibicarakan).

Sakura menghela nafas panjang mencoba untuk bersabar. Jauh sebelum merubah penampilan, ia sudah tahu akan resikonya. Sedangkan pemuda tadi tampak tenang dengan sikap stoic nya.

.

.

To Be~

A.N: Lalalalalala ( '-')('-' ) yang penting berimajinasi, masa bodo dengan 'berantakan' atau 'sampah'. Ff ini dibuat sekedar 'iseng' ('-' ), mau baca syukur, tak mau ya sudah.