PROLOGUE
.
.
.
Klotak… klotak… klotak…
Langkah kaki seorang wanita terdengar di antara bilik meja kantor. Sesosok wanita dengan tubuhnya yang mungil terlihat tergesa-gesa menuju meja kerjanya. Semua orang terlihat sibuk mengerjakan tugasnya masing-masing, tanpa mempedulikan sekitarnya.
"Hey, ini laporanmu yang sudah aku copy-kan," kata wanita mungil itu kepada rekan kerjanya.
"Ah, thanks, Sakura! Kau memang rekan kerja yang baik."
Wanita bernama Sakura itu hanya tersenyum sambal menganggukan kepala dan kembali mengerjakan pekerjaannya.
"Kau tahu, sepertinya rumor yang beredar terbukti benar bahwa CEO kita akan diganti oleh CEO yang baru," seorang wanita berambut indigo muncul dari balik bilik kerjanya.
"Sudahlah, Hinata. Berhentilah bergosip dan kembali fokus pada pekerjaanmu. Kau tidak akan mau kerja lembur lagi, kan?" Senyum mengejek muncul dari bibir Sakura, membuat Hinata memutar bola matanya. Mereka pun kembali sibuk dengan tugasnya masing-masing hingga langit mulai berubah warna.
Selesai. Sakura sudah selesai dengan pekerjaannya. Dengan senyum bangga, ia mulai meregangkan tubuhnya yang lelah setelah duduk berjam-jam dibalik komputer. Sakura lalu berdiri, sambil menata dokumen yang sudah dikerjakannya seharian ini. Tiba-tiba seorang rekan kerjanya berlarian sambil mengatakan bahwa CEO mereka yang baru datang untuk melihat kantor barunya yang akan mulai ia pimpin minggu depan.
"Apa kataku? Aku tidak asal bicara, kan?" suara Hinata kembali terdengar. Sakura mengangkat bahunya, tidak peduli dengan kata-kata Hinata dan juga CEO baru yang akan datang sebentar lagi. Pikirannya hanya dipenuhi dengan rencana-rencana indah yang akan ia lakukan selama akhir pekan ini.
Ting!
Suara pintu lift terbuka, membuat semua orang mengalihkan perhatiannya ke arah lift tersebut. Seorang pria dengan setelan rapi melangkah keluar dengan gagah, diikuti dengan seorang pria yang tak kalah rapinya. Karisma yang terpancar membuat orang-orang di sekitarnya menjadi segan. Tapi aura pria yang di depanlah yang sangat mendominasi, seolah-olah berkata bahwa dialah sang alfa.
Hinata yang juga ikut tercengang dengan kehadiran kedua pria itu berdiri dari kursinya. Ia menepuk bahu Sakura yang dari tadi tidak peduli dengan sekitarnya, mengisyaratkannya untuk ikut berdiri. Sambil memutar mata hijaunya, Sakura pun ikut berdiri memusatkan perhatiannya kepada sosok yang baru masuk itu.
Sakura terdiam, membatu ditempatnya. Matanya perlahan melebar, seakan baru saja menyaksikan kejadian mengerikan dihadapannya. Pria itu, ya, tidak salah lagi. Sakura sangat mengenal pria itu, sangat sangat mengenalnya. Kehadiran pria itu membuat Sakura kehilangan kendali atas tubuhnya, membuatnya jatuh terduduk dikursinya. Dokumen-dokumen yang sudah ia susun dengan rapi terhambur begitu saja dilantai, menutupi kakinya.
"Sakura, kau tidak apa-apa?", Hinata yang menyadari tingkah rekannya itu langsung memunguti tumpukkan kertas yang baru saja dijatuhkan Sakura. Ia tidak menjawab, tatapannya masih terpaku pada pria itu. Merasa diperhatikan dengan intens, pria itu pun mengedarkan pandangannya hingga terhenti pada sepasang mata hijau yang berkilauan. Dua pasang mata yang berlawanan itu bertemu, sama-sama terkejut dengan kehadiran massing-masing.
Seperti mendapatkan tamparan keras, Sakura kembali ke dunia nyata lagi. Sudah tak terlihat lagi raut terkejut di wajahnya yang sekarang menampilkan ekspresi yang dingin. Pria itu pun sudah tidak menunjukkan ekspresi apapun. Auranya berubah seketika menjadi dingin dan penuh dengan kemarahan. Semua orang semakin merasa takut dengan kehadirannya.
Ada sesuatu yang salah di sini. Dua orang yang seharusnya tidak bertemu akhirnya dipertemukan. Kemarahan, kebencian, dan kesedihan meliputi ruangan itu. Tidak ada yang tahu, tidak ada yang sadar. Ada sebuah rahasia, sebuah kenangan, yang terkubur jauh di dalam hati masing-masing yang sebentar lagi akan terungkap dan merubah jalan cerita kehidupan ini.
.
.
.
Hi I'm back!
Setelah menjalani (hampir) satu tahun hiatus, akhirnya saya kembali lagi dengan cerita baru. Maafkan saya, karena saya harus beradaptasi dengan kehidupan baru di negara orang lain. Saya juga tahu bahwa prolog dari cerita ini kurang memuaskan para pembaca (maklum selama setahun saya benar-benar berhenti menulis apapun) dan saya juga pribadi. Tapi, ini hanya permulaan saja karena saya akan membawa para pembaca ke dalam roller coaster kehidupan dua tokoh utama cerita ini. So, buckle up and enjoy the ride!
-xoxo
2nd.