Shokugeki no Soma © Yūto Tsukuda and Shun Saeki | Yukihira Soma & Tadokoro Megumi | I take no material profits from writing this fanfiction.


Warning: OOC maybe?


Angin malam lembut menerpa, sedikit membuat bulu kuduk Tadokoro Megumi meremang. Sedangkan bulan di atas sana memancarkan cahayanya yang berkilauan, menyinari sepanjang jalan yang kini tengah mereka lalui.

Selepas menemani Yukihira Soma berkeliling seharian dari pagi hingga matahari terbenam demi membeli bahan-bahan memasak –kau tahu lelaki itu kini tengah menguji resep baru seperti biasa-, si gadis bersurai kepang saat ini tengah duduk manis di jok belakang kendaraan bernama skuter yang sedang dikendarai pemuda berambut merah.

"Maaf, aku lupa waktu Tadokoro, hehe," Soma berkata sembari sebelah tangannya ia gunakan untuk menggaruk-garuk belakang kepala, sedangkan tangan yang satunya tetap berada di atas stang.

Megumi menggeleng, meski tahu jejaka itu tak dapat melihatnya, "Iie, Soma-kun, aku senang bisa membantumu." Sebuah kurva terpasang di bibirnya; senyuman.

"Arigatou ne," lelaki itu menimpali, "Tapi tetap saja, sudah selarut ini. Aku jadi merasa tak enak," lanjutnya.

Lagi, perempuan itu menggeleng, menyebabkan surai biru tuanya ikut bergoyang, "Tak apa, jangan terlalu dipikirkan, aku tak mempermasalahkannya, kok. Oh, dan douita. Lagipula, aku juga sekalian berbelanja, kan?"

Soma terkekeh, "Kau benar-benar gadis yang baik, Tadokoro!" Lelaki itu berseru santai, tak mengetahui bahwa kata-katanya membuat perempuan yang dipanggilnya dengan marga bersemu merah di pipi.

"Ah, ngomong-ngomong, agar lebih cepat sampai, aku akan mengebut, ya? Kau pegangan yang erat," ujar pemuda bernetra madu itu kemudian. Dan seketika, ia menambah kecepatannya.

Segera, Megumi mengeratkan pegangannya pada pinggang lelaki itu. Ia memejamkan netra. Roknya berkibar kencang, sedangkan sepoi angin malam kian menusuk tubuhnya, membuatnya makin menggigil.

"Soma-kun dame!" pekiknya keras, "Jangan kencang-kencang."

"Eh?" spontan, Soma memelankan laju kendaraannya, "Kenapa?" tanyanya bingung.

Perempuan yang memiliki iris mirip dengannya itu makin meremat pinggang Soma, "Di-dingin."

Tak berapa lama kemudian, pemuda bermarga Yukihira itu mulai menepikan skuternya sebelum berhenti di bahu jalan, membuat Megumi mengerjapkan matanya merasa aneh karena skuter yang ditumpanginnya tak lagi melaju.

Jalur yang mereka lalui saat ini begitu sepi. Iyalah, lagipula siapa yang ingin melaluinya malam-malam begini? Ini kan jalan menuju Asrama Polar Star yang letaknya jauh di ujung.

"Mengapa berhenti?" Megumi bertanya, tak paham alasan lelaki itu malah menghentikan laju kendaraannya. Ia melepaskan genggamannya dari pinggang Soma.

Sedangkan yang ditanya hanya terdiam.

Yukihira Soma terlihat sibuk membuka resleting jaketnya yang berwarna biru dongker dengan garis putih di kedua lengannya. Lalu mulai melepaskan pakaian hangat itu dari tubuhnya, menyisakan kaus hitam polos yang melekat apik di bagian atas badannya.

Setelah selesai, lelaki itu kemudian melipat asal-asalan benda itu lalu membawanya di tangan kanan. Lantas ia menolehkan setengah badannya ke arah belakang sambil menyodorkan jaketnya ke arah Tadokoro Megumi.

Sedangkan Megumi hanya menatapnya dengan pandangan bingung. Kentara sekali bahwa perempuan itu tak mengerti apa yang sedang dilakukan tetangga kamarnya.

Soma tersenyum, merasa lucu akan reaksi gadis di hadapannya, "Nih, pakai. Dingin, kan?"


A/N: hssagfiagfskchj omfg aku juga mau dong bang disodorin jaket kayak gitu eheh /plak. Btw aku bingung mau ngedeskripsiin Soma make jaket yang mana, soalnya doi punya banyak jaket huhu lempar ke aku satu napa ya xD /woy. Anyway, maaf ya kalo aku nyampah di sini. Soalnya aku bener-bener lagi ngehype sama SoMegu wkwkwk