Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pair : SasukexSakura

enjoy


Sasuke berjalan menuju lapangan dan kembali bergabung dalam kelompok, ia melihat Sakura dan teman-temannya yang masih dalam pose berpikir. Pria itu pun tersenyum tipis, sepertinya mereka belum mengetahui jawabannya.

"Kau sudah dapat jawabannya?" tanya Sasuke sambil duduk di sebelah Sakura. Gadis itu menggeleng dan sedikit bergeser ke arah kiri sedikit menjauh dari Sasuke ketika tatapan tajam para pegawai wanita tertuju ke arahnya.

"Aku menyerah." Sakura berdiri menepuk nepuk celana yang ia pakai. "Jadi apa jawabannya Sasuke-san?" Sasuke berdiri diikuti anggota kelompok yang lainnya.

TUK!

"Kau payah." Sasuke mengetuk jidat lebar Sakura, membuat si gadis pink terdiam sejenak. "Jawabannya adalah bawang." sambungnya. Sakura masih menatap Sasuke yang tersenyum tipis. Entah kenapa ada sesuatu yang menggelitik di dadanya ketika Sasuke mengetuk jidatnya.

"Bawang?" Tamaki sedikit berpikir kembali. "Ah...kau benar Sasuke-san! Mungkin maksud dari menguliti disini adalah mengupas. Jika kita mengupas bawang kan kita yang menangis." sambung Tamaki.

"Baiklah Sakura-san, ayo kita cari bawangnya. Kurasa mereka menyimpannya di dapur umum." Tamaki menarik tangan Sakura dan mereka berlari menuju dapur umum. Sakura memegang jidatnya dan tersenyum tipis. Apa yang kau rasakan, Pinky?

.

.

"Baiklah, ada satu permainan lagi yang sudah kami siapkan." Panitia meminta seluruh staff yang ikut dalam acara gathering kali ini berkumpul membentuk lingkaran. Peserta yang ikut dalam permainan ini berjumlah tiga puluh orang, karena sebagian staff lainnya membantu para panitia menyiapkan untuk acara barbeque nanti malam. Mereka pun berdiri membentuk lingkaran yang lumayan besar, menunggu permainan apa yang sudah disiapkan oleh para panitia. Bersyukur hari ini matahari tidak terlalu menyengat.

Tiga orang panitia membagikan potongan kertas kecil kepada para peserta yang ikut. "Jangan perlihatkan ini pada yang lain." ucap panitia kepada peserta yang ikut, termasuk Sakura. Gadis cantik itu mengangguk dan membuka potongan kertas itu. Ia mengerutkan dahinya ketika menemukan tulisan 'Pembunuh' di kertas yang ia dapatkan.

"Semuanya sudah dapat? Baiklah untuk yang mendapatkan kertas bertuliskan detektif tolong maju ke tengah-tengah lingkaran!" Sai dan Sasuke melangkah maju memisahkan diri dari lingkaran. Para gadis sedikit berteriak melihat kedua pria itu, termasuk Ino yang tidak melepaskan pandangannya dari pria pucat di depan sana.

"Kami menamai permainan ini kedipan maut. Diantara dua puluh delapan orang di dalam lingkaran ini ada dua orang pembunuh, sedangkan sisanya adalah korban." Sakura membaca kembali potongan kertas ditangannya untuk memastikan kembali peran apa yang ia dapatkan.

"Sang pembunuh harus memberikan kedipan kepada korban tanpa diketahui oleh detektif, dan korban yang mendapatkan kedipan dari sang pembunuh harus langsung duduk atau mau berpura-pura mati juga boleh." Sakura memandang Sasuke yang berdiri di depannya, pria yang mendapatkan peran sebagai detektif itu berdiri dengan tenang mendengarkan arahan dari panitia. Kenapa Sakura? Kau berharap Sasuke yang mendapatkan peran sebagai pembunuh dan kau korbannya? Lupakan saja, kedipan mata Sasuke bisa menimbulkan banyak korban sungguhan.

"Dan para detektif di depan sini harus menebak siapa pembunuhnya, jika tidak bisa menjawab maka pembunuh bisa memberikan kedipan lagi untuk korbannya hingga tersisa satu pembunuh dan satu korban." Semuanya mengangguk mengerti.

"Baiklah, kita mulai dari sekarang!"

Semua peserta menoleh ke kanan dan ke kiri tanpa bersuara, mata mereka melirik satu sama lain begitu pula dengan Sakura. Gadis cantik itu mengedarkan pandangannya kepada seluruh peserta. Hal pertama yang ia lakukan sebelum memulai 'pembunuhan' adalah mencari siapa pembunuh yang satunya.

"KYAAAA...!" seorang wanita berteriak histeris dan terduduk dengan senyuman malu-malu. Semua perhatian langsung tertuju padanya. Siapa yang memulai?

"Sudah jatuh satu korban. Apakah detektif di tengah sana sudah bisa menebak siapa pelakunya?" Sai tampak berpikir sambil memperhatikan peserta lainnya, sedangkan Sasuke masih berdiri dengan wajah datarnya.

"Lanjutkan." ucap Sasuke datar. Para peserta pun kembali saling pandang dan saling lirik. Sakura mengedarkan pandangannya dan matanya bertemu dengan mata Naruto. Gadis itu tersenyum memberi kode pada si pirang dan kemudian mengedipkan matanya pada Naruto.

"Ah tidak! Aku tertembak!" Naruto memegang dadanya berakting seolah ia tertembak dan lalu terduduk di tanah. Sakura terkekeh geli saat menyaksikan Naruto yang terlihat sangat berlebihan. Disaat yang bersamaan seorang wanita dari divisi keuangan juga terduduk. Sakura menghentikan kekehannya dan mulai memperhatikan kembali sekelilingnya.

.

.

Sudah hampir dua puluh menit 'kedipan maut' berlangsung dan kini hanya tinggal tersisa lima orang, diantara lain Sakura, Gaara, dan tiga orang gadis lain yang diketahui merupakan pegawai di bagian produksi. Sakura memandang Gaara yang berdiri tepat di sebrangnya. Mata mereka bertemu, Sakura melemparkan senyumannya pada pria merah itu sambil berpikir peran apa yang Gaara pegang.

Sakura menarik kesimpulan bahwa Gaara berperan sebagai korban, karena sudah lima detik mereka saling melempar pandangan Gaara tidak kunjung memberikan kedipannya. Tanpa pikir panjang Sakura mengedipkan mata kirinya pada Gaara. Bukannya terduduk atau berpura-pura mati, si pria merah itu malah tersenyum sambil menggelengkan kepalanya dan kemudian memberikan kedipan pada Sakura. Si gadis pink membulatkan matanya lalu mengalihkan pandangannya ke arah peserta lain dengan pipi bersemu merah. Nah itulah yang disebut kedipan maut, benarkan Sakura?

"Hm... sepertinya kau pembunuh pertamanya nona." Sai menunjuk gadis disebelah Sakura. Gadis yang di tunjuk tersenyum kemudian membuka potongan kertas yang ia pegang dan menunjukan bahwa ia merupakan 'korban'.

"Sai-kun salah. Kau boleh duduk." Sai dan korban yang ia tunjuk tadi pun duduk. "Bagaimana Sasuke-san, kau sudah bisa menebak siapa pelakunya?" Kini tinggal tersisa Sasuke sebagai detektif dan empat orang lagi yang harus ditebak. Sasuke mengalihkan pandangannya pada pria merah yang berdiri di sisi kiri.

"Pembunuh yang pertama adalah kau, Gaara." Gaara tersenyum tipis, ia membuka dan memperlihatkan potongan kertas di tangannya. Tebakan mu benar Sasuke.

Panitia mempersilahkan Gaara duduk. Kini hanya tersisa Sakura dan dua orang gadis lain yang berdiri dalam lingkaran.

"Dan pembunuh yang kedua adalah kau, Sakura."

"Kenapa kau bisa seyakin itu?" Sakura melipat tangannya menatap Sasuke. Pria raven itu menyeringai dan berjalan mendekati Sakura di iringi tatapan dari para peserta lain. Sakura masih berdiri menatap Sasuke dengan pose menantang. Setelah berdiri di hadapannya, Sasuke sedikit menundukan badannya dan berbisik di telinga Sakura.

"Lain kali jika ingin menggoda seorang pria dengan kedipan mu lakukan dengan hati-hati. Kalian berdua terlalu bersemangat." Sasuke menegakkan kembali tubuhnya dan berjalan menjauh dari lapangan permainan meninggalkan Sakura yang wajahnya kini bersemu merah. Jadi Sasuke melihatnya?

Sakura membuka potongan kertas yang dipegangnya dan memperlihatkan kepada seluruh peserta yang ada. Dan tentu saja tebakan Sasuke benar.

"Woah...kau hebat teme!" Naruto bertepuk tangan diikuti oleh peserta yang lainnya.

.

.

Waktu menunjukkan pukul sembilan, sang dewi malam mulai menunjukkan eksistensinya. Ia pun tak muncul sendirian, ada berjuta-juta bintang yang menemaninya menerangi bumi. Para hewan malam pun mulai bersahutan seakan menyambut hadirnya sang dewi. Game yang diadakan tadi memang membuat para pegawainya larut dalam permainan seru yang penuh tawa, selain itu juga membuat hubungan antar staff semakin akrab.

Kini mereka sudah berkumpul di tengah lapangan untuk menikmati barbeque. Ada beberapa makanan yang disiapkan diantaranya daging, sosis, dan jagung yang dibakar. Ada pula beberapa jenis soft drink dan wine sebagai minumannya. Panitia menyalakan api unggun di tengah lapangan untuk menambah kehangatan. Ketika yang lainnya berkumpul di tengah lapangan untuk berburu makanan, lain hal nya dengan Kiba dan para staff logistik lain yang berkumpul di sisi kiri lapangan sedikit jauh dari kerumunan orang-orang.

"Aku terkejut kelompok mu tidak memecahkan teka-teki di permainan harta karun paling awal." Kiba memakan sosis bakarnya dengan lahap sambil mencuri-curi pandang ke arah pegawai keuangan di sebrang sana. Tamaki terlihat manis dengan kaos putih dan celana pendek hitamnya, benarkan Kiba? Gadis itu tampak tertawa saat berbincang dengan rekan-rekannya.

"Kami sedikit kesulitan." Kata Sakura sambil meminum soda di tangannya. Sakura mengedarkan pandangannya mencari sosok Sasuke, pria itu tidak terlihat di manapun. Kemana perginya pria tampan itu? Dia menghilang setelah permainan 'kedipan maut ' selesai dan tidak terlihat lagi sampai sekarang.

"Padahal ada si teme disana, apa dia juga kesulitan memecahkan teka-teki seperti itu?" Naruto datang membawa sebuah piring yang berisi beberapa sosis dan juga beberapa potong daging bakar.

"Wah... terima kasih Naruto, tumben kau perhatian sekali..." Sakura melangkah mendekati Naruto sambil menggosok-gosokan tangannya, sosis bakar itu terlihat menggiurkan.

"Bukan untukmu!" Naruto mengangkat piring sosis ke atas kepalanya ketika Sakura berjalan semakin dekat dengannya. "Ambil sendiri, ini untuk Hinata-chan." Naruto mengambil tempat duduk di sebelah Hinata dan kemudian memberikan makanan yang ia bawa pada Hinata, sang gadis Hyuuga itu menerimanya dengan senyuman. Sakura memutar matanya lalu mengoceh tidak jelas.

"Kita bisa berbagi Sakura-chan..." Hinata menawarkan sosis yang dibawa Naruto pada Sakura. Dengan senang hati gadis pink itu menerimanya. Dan kini giliran si pirang yang memutar matanya.

"Dari awal aku membacakan teka-tekinya kurasa dia sudah tahu jawabannya tapi tidak mau memberitahu kami. Dia malah mengatakan untuk memberitahunya jika kami sudah menyerah." Sakura kembali melanjutkan pembicaraan mereka yang sempat terputus tadi sambil meminum soda di tangannya lagi.

"Sudah kuduga, tidak mungkin seorang Uchiha tidak bisa memecahkan teka-teki seperti itu."

BRUSSS! Sakura menyemburkan soda yang diminumnya ke arah Kiba.

"Apa-apaan kau pinky!" Kiba mundur beberapa langkah, kaos yang dipakainya sedikit terkena semburan dari Sakura.

"Barusan kau bilang apa? Uchiha?" Sakura menatap Kiba dengan pandangan tidak percaya.

"Kau kenapa? Memang benar kan dia seorang Uchiha!" Kiba mengelap bajunya dengan tissue. Semua staff logistik memandang Sakura dengan pandangan heran.

"Jangan bilang kau tidak tahu?" Tanya Tenten.

"Saat berkenalan dulu dia tidak mengatakan apapun, aku tahu namanya saja dari Naruto." Jawab Sakura pelan. "Jika dia seorang Uchiha, berarti dia..."

"Dia itu atasan kita pinky. Dia anak pemilik perusahaan tempat kita bekerja." Sakura membelalakan matanya, ia terkejut bukan main. Ia terdiam beberapa saat memikirkan apa yang baru saja terjadi. Bagaimana bisa dengan bodohnya ia tidak tahu siapa pimpinannya? Sepertinya kau melewatkan point penting Sakura.

.

.

Acara barbeque telah selesai. Para panitia dan beberapa pegawai villa sedang membersihkan sisa-sisa acara tadi. Sebagian pegawai juga sudah kembali ke kamarnya masing-masing, beberapa pegawai yang di dominasi oleh pegawai logistik masih berkumpul di dekat api unggun dengan duduk membentuk lingkaran.

Naruto memetik gitarnya mengiringi Hinata yang kini bernyanyi lagu Down For You milik Kehlani. Beberapa pegawai yang masih berkumpul pun larut dalam permainan musik mereka.

Best friend or lovers, can't seem to draw the line between each other

What is defined means nothing to a brother

You just dont give a damn, that's why i think i love ya

Sakura tersenyum memandang kedua sejoli yang memang terlihat dekat akhir-akhir ini. Ia tidak tahu pasti apakah mereka sudah dekat dari sebelum ia masuk ke perusahaan atau memang mereka dekat baru-baru ini.

Love ain't never been so close, but so far away

Like your mind is telling you to just back of

And your heart says just stay

Sakura mengambil sebotol air putih di sampingnya dan meneguk sampai habis.

"Pinky, giliran kau yang menyanyi. Naruto bilang kau juara ajang pencarian bakat saat SMA." Sakura menoleh ke arah Kiba dengan tatapan malas lalu melirik Naruto yang masih mengiringi Hinata bernyanyi.

"Aku tidak bisa bernyanyi. Dan berhentilah mempercayai omong kosong si bodoh itu."

"Kau bohong." Petikan gitar Naruto berhenti, semua pandangan langsung tertuju pada beberapa pria yang berjalan menghampiri mereka. Semua orang tahu siapa pria berambut merah dan teman-temannya itu. "Aku pernah melihat kau bernyanyi di ruang musik tempo hari. Suara mu indah, Sakura."

"Yo, Gaara!" Naruto menyambut mereka dan mempersilahkan mereka duduk. Kiba menyikut lengan Sakura dan menyeringai tipis. Sakura menatapnya dengan pandangan 'apa yang kau pikirkan?' yang dibalas dengan senyum jahil Kiba yang paling dibenci Sakura.

Sakura melemparkan senyumnya pada Gaara yang dibalas senyum tipis dari pria itu. Sakura buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah lain, ia masih malu jika mengingat insiden 'kedipan maut' tadi.

" Gaara-san, bisakah kau bernyanyi untuk kami?" Pinta seorang staff produksi yang tidak diketahui namanya.

Naruto menyerahkan gitar yang ia pakai kepada Gaara. Pria berambut merah itu menerimanya dengan senang hati. Ia memangku gitarnya dan semua staff yang masih berkumpul memperhatikan Gaara yang akan memetik gitar.

Every time i think i'm closer to the heart

Of what it means to know who i am

I think i finally found a better place to start

But no one ever seems to understand

Gaara menyanyikan lagu milik Joe Jonas yang berjudul I Gotta Find You. Sakura memandang Gaara penuh kekaguman. Ia memang pernah mendengara dari Hinata bahwa Gaara adalah staff yang paling ditunggu kehadirannya di ruang musik, dan ini pertama kalinya ia mendengar pria itu bernyanyi. Hm... boleh juga dia.

I need to try to get to where you are

Could it be you're not that far

Sakura tidak melepaskan pandangannya pada Gaara yang masih fokus pada gitar yang ia mainkan. Pria yang bisa memainkan alat musik memang memancarkan aura yang berbeda.

You're the voice i hear inside my head

The reason that i'm singing

I need to find you, I gotta find you

Gaara mengalihkan pandangan dari gitarnya pada Sakura yang ternyata masih menatapnya. Pria itu melemparkan senyuman di tengah-tengah nyanyiannya. Sakura segera mengalihkan pandangannya menghindari mata jade yang membuat jantungnya lompat sekejap.

"Dia menatapmu pinky." Bisik Kiba yang langsung mendapatkan sikutan di perutnya.

You're the missing piece i need

The song inside of me

I need to find you, I gotta find you

Sakura berdiri dan berjalan meninggalkan teman-temannya setelah sebelumnya berbisik pada Naruto mengatakan dia harus ke toilet. Ia merasa segala sesuatu yang ada pada pria merah itu sangat berbahaya bagi kesehatan jantungnya.

.

.

to be continued