Naruto : The King Of Heroes
Disclaimer :
Naruto : Masashi Kishimoto
Fate/Stay Night : Datto Nishiwaki
High School Dxd : Ichiei Ishibumi
Rate : -?-
Pair : -?-
Presented by : Undying08
Genre : Action, Fantasi, Supranatural,?
Warning : Typo, HumanNaru!, OOC, Author Newbie, Isekai, and Etc.
Summary
Uzumaki Naruto! Seorang pahlawan perang yang mati karena menyegel Juubi didalam tubuhnya, saat ia berpikir akan pergi ke alam kematian, dia malah bereinkarnasi menjadi anak dari Dewi sihir dan seorang Raja agung. Mungkinkah ini akan menjadi kehidupannya yang baru? Hmm... Mungkin tidak.
Chapter 1
Perpisahan dan... Kehidupan baru?
Blaaarrr!
"Akkkhhh!"
"Sasuke!" Teriak Naruto. 'Cihh Sial! Makhluk itu terlalu kuat jika diteruskan bukan hanya aku, Sasuke-teme, Kakashi-sensei, dan Sakura-chan yang akan tewas. Semua semua orang di dunia akan masuk kedalam dunia mimpi. Ayolah otak bodoh! Berfikir!' Batinnya panik.
'Itu dia! Dengan teknik itu aku bisa menyegel Juubi selamanya. Tapi... Jika aku melakukan itu, aku tak bisa merayakan kemenangan ini... Ha~ah, Gomen ne minna. Aku akan merindukan kalian semua.' Lanjutnya dengan wajah masam.
"Sakura-chan! Kau bantu dan sembuhkan Sasuke, Sensei kau juga! Aku akan melawan makhluk ini, jadi akan kuberi kalian waktu sebanyak mungkin untuk lari sejauh mungkin." Teriak Naruto pada gadis berambut merah muda.
"Apa kau gila, Naruto?! Mana mungkin kami meninggalkan kau sendirian melawan makhluk ini! Aku akan membantu Sasuke lalu membawanya kemari." Setelah mengatakan itu, Sakura langsung berlari menuju tempat Sasuke terlempar. Lalu Kakashi menghampiri Naruto dengan keadaan yang menyedihkan.
"Dia benar Naruto, kami tak akan pernah meninggalkanmu sendirian disini. Aku, Sasuke, dan Sakura akan membantumu. Semustahil apapun itu." Kakashi memberikan kata-kata bijak darinya.
"Aku tahu Sensei, aku tahu. Sangat, tapi... Tak bisakah kau melihat sekeliling kita. I-ini sangat mustahil melawan makhluk yang kekuatannya tak terbatas. Aku ingin kalian menyelamatkan diri kalian, lalu menyelamatkan mereka yang terperangkap dalam ilusi ini." Jawab Naruto dengan wajah yang serius bercampur dengan keputusasaan. Kakashi yang melihat Naruto yang tak pernah putus asa pun kaget. 'Tak mungkin... Naruto tak akan pernah menyerah, sesulit apapun itu. Aku... Merasakan bahwa ada sesuatu yang tidak mengenakkan.' Pikirnya.
"Lalu... Apa yang akan kau lakukan Naruto?" Tanya Kakashi dengan wajah cemas walaupun tak kelihatan, tapi itu terlihat jelas dari tatapan matanya.
"Aku... Aku akan menggunakan teknik penyegelan Shiki Fujin Kakashi-sensei. Dengan begitu Juubi tak akan pernah bisa dibangkitkan kembali." Balas Naruto dengan senyum pahitnya.
"A-apa! Tak mungkin! Itu jurus terlarang Naruto! Aku tak mengijinkan mu menggunakan teknik penyegelan itu, pasti ada jalan lain. Aku yakin, pasti ada. Jadi kumohon jangan gunakan teknik itu." Kakashi berucap dengan wajahnya yang menggeras.
"Maaf, Sensei... Tapi aku tak yakin ada jalan lain. Kumohon biarkan aku melakukannya, untuk sekali ini saja, biarkan aku mengorbankan diriku untuk semua orang." Naruto menjawab dengan wajah yang masih tersenyum pahit.
"A-a... Apa, apa ada yang bisa kami lakukan untuk membantumu? Walaupun itu hanya hal kecil sekalipun?" Kakashi bertanya, matanya mulai berkaca-kaca. Air matanya sudah terkumpul di pelupuk matanya, tapi ia menahan sekuat tenaga agar air matanya tak jatuh didepan murid kesayangannya.
"Tentu... Sensei, kumohon beritahu kepada semua orang bahwa aku! Naruto Uzumaki! Anak dari Hokage keempat. Ayahku, Minato Namikaze dan dan anak kesayangan dari ibundaku Kushina Uzumaki, putri dari klan Uzumaki. Adalah pahlawan perang yang menyelamatkan dunia dari kehancurannya, agar mereka semua mengingat diriku ini. Beritahukan hal itu Sensei! Berjanjilah padaku!" Naruto berteriak dengan sekuat tenaga, dengan senyum 'Khas'-nya yang kembali pada wajahnya mambuat Kakashi bangga sekaligus merasa tidak berguna, disaat muridnya... Murid kesayangannya berusaha mengorbankan dirinya untuk orang lain.
'Mungkin... Kau tak akan pernah berubah... Sekecil apapun itu, Naruto. Sungguh aku sangat bangga padamu. Dan maafkan aku, gurumu yang tak berguna ini tak bisa membantumu kali ini Naruto, Maaf.' Batin Kakashi pedih, dengan air matanya yang mengalir di pipinya Kakashi pun menjawab Naruto.
"Tentu Naruto, tentu! Dengan senang hati aku akan melakukannya. Dan biarkan aku memberitahukan sesuatu padamu bahwa, sebagai gurumu. Aku merasa bangga, sangat bangga dan juga merasa terhormat sekali bisa mengajari dan membimbingmu sampai saat ini. Terima kasih atas samuanya Naruto."
"Hei~ ada apa dengan wajahmu itu guru? Kau tahu? Kau jelek sekali saat kau menangis... Yahh walaupun sampai sekarang aku tak pernah bisa melihat wajah mu dibalik topeng sial mu itu. Dan terima kasih kembali untuk semua yang sudah kau ajarkan kepadaku Sensei." Ucap Naruto dengan wajah mengejeknya yang gagal karena ada air matanya mengalir dari matanya.
Grroooaaaahhhhh!
"Ugghh! S-sepertinya makhluk itu sudah pulih dari serangan panah Susano'o milik Sasuke. Sensei, kumohon cepatlah menyingkir dari sini aku akan memulai ritual pemanggilan Shinigami, pergilah dan beritahu Sakura-chan dan Sasuke-teme agar tidak mengganguku." Ucap Naruto dengan wajah yang kembali menjadi serius, memandang Juubi tajam.
"Baik, dan Naruto?" Merasa gurunya memanggil dirinya, Naruto pun mengalihkan perhatiannya kepada Kakashi.
"Ya? Ada apa Guru? Tanya Naruto balik kepada Kakashi.
"Jika... Kau berhasil melakukannya... Sampaikan salam ku pada Ayahmu, guruku, Minato-sensei dan Kushina-san bahwa, aku sangat bersyukur karena kau telah menjadi murid ku." Ucap Kakashi memberikan Naruto kata-kata perpisahan.
"Tentu Guru! Akan ku sampaikan salam mu pada mereka berdua, tenang saja ini janjiku padamu!"
"Sayonara... Naruto."
"Selamat tinggal juga untukmu Sensei. Dan juga... Jika perang ini telah usai, berusahalah untuk mencari pasangan hidup. Kau menyedihkan sekali sendirian seumur hidupmu." Ejek Naruto.
Jlebb!
"Dan usahakan untuk menghilangkan sifat mesummu itu, itu menjijikkan kau tahu. Hehehehe." Tambahnya sambil tersenyum lebar.
Jlebb!
'A-anak ini...' batin Kakashi miris, kata-kata Naruto tadi telah menusuk hati kecilnya yang paling dalam.
"E-errr... Akan kuusahakan." Jawabnya sebelum pergi ke tempat Sasuke dan Sakura.
'Sayonara Minna.' Naruto menutup matanya sejenak untuk mengingat kejadian-kejadian didalam hidupnya yang sangat berharga baginya.
'Tsunade-Baa-chan, Sakura-chan, Teme, Shikamaru, Kakashi-sensei, Ino, Hinata, Kiba, Shino, Lee, Tenten, Semuanya... Sayonara. Aku sangat senang bisa berkenalan dan menghabiskan waktu bersama kalian semua, kuharap setelah ini kalian bisa hidup damai dan tentram tanpa takut akan ada lagi perang yang akan terjadi. Selamat tinggal teman-teman, aku menyayangi kalian semua.'
"Baiklah! Makhluk jelek! Mari kita lanjutkan pertarungan kita! Heyyyaaa!" Naruto langsung mengaktifkan Sennin Mode dan menerjang kearah Juubi.
Juubi yang melihat kedatangan Naruto, mengangkat tangan raksasanya untuk meremukkan Naruto.
"Cihh, Hiraishin!" Naruto langsung berpindah tempat, jauh dari jangkauan tangan Besar Juubi.
Bumm!
"Sekali saja kena serangan seperti itu, aku pasti langsung K.O. jika begini aku harus menuju aku butuh pengalihan." Naruto lalu memposisikan jari-jarinya agar membentuk Handseal berbentuk tanda tambah.
"Tajuu Kage Bunshin no jutsu!" Seketika ribuan klone dirinya timbul, " Menyebarlah! Dan alihkan perhatiannya dariku!" Perintah Naruto pada para tiruannya.
Tanpa diperintah dua kali oleh sang 'asli', para tiruan langsung menyebar dan mengalihkan perhatian Juubi pada mereka. Bahkan beberapa tiruan yang melemparkan Rasenshuriken kearah mata Juubi.
'Itu tak akan bertahan lama, aku harus cepat.' Naruto lalu mengeluarkan dan melemparkan sebuah Kunai bermata tiga kearah pundak Juubi.
"Yosh! Hiraishin!"
Sringg!
Dalam sekejap mata Naruto sudah berada di pundak Juubi, tapi karena Juubi yang terus bergerak Naruto hampir saja jatuh jika tidak mengalirkan chakranya ke telapak kakinya. 'Y-ya ampun, h-hampir saja.' Naruto menghela nafas lega.
'Ini saatnya, aku harus segera memanggil Shinigami untuk membantuku.' Tak lama setelah berfikir seperti itu. Naruto langsung merapalkan Handseal secepat yang ia bisa.
"Kuchiose no jutsu : Shiki Fujin!" Naruto langsung menempelkan tangannya ke permukaan kulit Juubi. "Haa-ah... Ha-ha... Haa-ah" setelah mengeluarkan jurus tersebut, Naruto langsung kehabisan nafasnya. 'Y-y-ya a-ampun... Setengah dari chakranya habis untuk menggunakan jurus ini... bahkan chakra yang diberikan Kurama sebelumnya habis seperempatnya... Memang jurus yang mengerikan.' Batin Naruto dengan keringat yang membasahi dahinya.
"Hmmm? Ada apa kau memanggilku, manusia?" Sabuah suara berat nan mencekam menyapa indera pendengarannya. Melihat keasal suara yang bertanya padanya, Naruto langsung menentukan sosok astral berwarna putih dan berambut panjang putih, wajah menyeramkan dengan gigi-gigi runcing serta taring yang mencuat keluar serta tanduk berwarna putih tulang mencuat dari dahi sosok tersebut santai lupa sebilah pedang yang digigit oleh sosok tersebut yang kelihatan sangat, sangat tajam, Tentu saja Naruto tahu siapa sosok astral tarsebut adalah sosok yang dipanggilnya, Dewa kematian. Shinigami.
"A-ah, Shinigami-sama maaf jika aku menggangu dirimu, tapi ak-" Belum selesai Naruto mengatakan niatnya memanggil dirinya, Shinigami dengan seenaknya memotongnya.
"Aku sudah tahu apa maksudmu memanggil ku manusia, kau tak perlu menjelaskannya lagi padaku. Kau ingin aku membantumu untuk menyegel Monster ini kedalam tubuhmu, bukan?" Tanya Shinigami.
"Benar, Shinigami-sama. Hamba membutuhkan bantuan anda untuk mengalahkan makhluk ini." Ucap Naruto sambil menundukkan kepalanya.
"Baiklah, tapi kau harus memberikan persembahan untukku. Apa kau memilikinya, manusia?" Tanya sang dewa lagi.
"Persembahannya adalah diri hamba sendiri, Shinigami-sama." Naruto lalu menegakkan tubuhnya dan memandang Shinigami.
"Apa kau yakin, manusia?" Tanya Shinigami sekali lagi.
"Saya yakin, Shinigami-sama. Dan juga nama hamba Naruto." Setelah mengatakan itu Naruto maju beberapa langkah, hingga jaraknya dengan sang dewa kematian hanya tinggal satu meter saja. Dan Naruto merasakannya dengan jelas, semakin dia mendekati sang dewa, semakin ia merasakan hawa dingin yang mencekam, seakan-akan Naruto merasa bahwa saat itu juga kematian datang dan merangkulnya dari belakang.
'Sungguh, kekuatan seorang dewa bukan omong kosong semata.' Batin Naruto berkeringat dingin.
"Baiklah... Kalau begitiu mari kita mulai ritualnya, manu- Naruto" Ucap Shinigami sehalus mungkin, yang malah hanya membuat Naruto semakin bergetar ketakutan.
Shinigami lalu mencabut pedangnya.
Jleebbb!
"U-hukk?!" Tanpa peringatan apapun, Shinigami tiba-tiba menusuk Naruto tepat di perutnya. Shinigami lalu mencabut pedangnya dari perut Naruto, mengarahkan tangannya kearah lubang astral di perut Naruto, sang dewa menarik sesuatu yang berbentuk transparan dan panjang, lalu mengikatkan benda tersebut ketangannya, sang dewa memandang Naruto.
"Apa kau siap? Naruto?"
"T-tentu saja Shinigami-sama, kumohon cepat lakukan" Pinta Naruto kesakitan saat nyawanya di dalam genggaman Shinigami.
Mengganguku sedikit, Shinigami lalu menggumamkan sesuatu yang sayangnya tak bisa didengar oleh Naruto.
'Apa yang ia gumamkan?" Pikir Naruto.
Grroooaaaahhhhh!
Setelah Shinigami selesai menggumamkan sesuatu, tiba-tiba Juubi meraung kesakitan.
"H-huh?" Naruto memandang kejadian itu dengan wajah bodoh.
Setelah raungannya mereda, Jubbi tumbang dan tubuhnya sedikit demi sedikit memudar menjadi cahaya berwarna-warni, yang terbang dan mulai merasuki tubuh Naruto.
"A-apa in- AKHHH!" Kini Naruto yang meraung kesakitan, rasa sakit yang tak pernah ia rasakan sebelumnya bahkan lebih parah dari rasa sakit yang ia terima saat ia berubah menjadi Rubah raksasa berekor delapan.
'S-sakit sekali! A-apa ini!?'
"Arrrggghhhh!"
Beberapa detik kemudian, rasa sakit itu mulai berkurang dan memudar, tampak Naruto yang terengah-engah dengan wajah pucat.
"Sekarang, tinggal pembayarannya." Tanpa peringatan, Shinigami langsung menarik jiwa yang ada di genggaman tangannya.
Sreett
Brukkh!
Seketika itu pula, tubuh Naruto tumbang dan jatuh ke tanah. Wajahnya sekarang tidak menampakkan tanda-tanda kehidupannya lagi, wajah putih pucat, mata yang membuka dan hanya berwarna putih, serta mulut yang ternganga.
"... Sekarang, tugasku sudah selesai, kini saatnya bagiku untuk kembali ke kahyangan." Shinigami lalu mulai memudar meninggalkan sebuah tubuh yang kini sudah terbujur kaku.
Tap.. tap.. tap.
Setelah sang dewa pergi, tak lama kemudian datang tiga orang, mereka adalah Kakashi, Sasuke, dan Sakura.
"N-naruto... I-ini tak mungkin, k-kenapa" Sakura langsung terjatuh dan terduduk di atas tanah yang kering dan gersang.
"..." Sasuke tak mengatakan apapun, tapi dari raut wajahnya yang menggeras, dapat disimpulkan bahwa dirinya merasa menjadi orang yang tidak berguna bagi 'teman'nya.
"Naruto..." Ucap Kakashi sambil melihat ke arah tubuh kaku milik Naruto.
'Semoga kau tenang di alam sana, Naruto. Terima kasih atas segalanya, dan selamat tinggal.'
.
.
.
.
Meanwhile
'Urrggh, k-kepalaku... Sakit sekali, apa sekarang aku sudah di alam para orang mati?' Tanya Naruto sambil mencoba untuk memegang kepalanya yang berdenyut, tapi entah mengapa ia merasa lemah dan tak bisa menggerakkan tangannya.
'Eeh? Apa ini? Kenapa aku tak bisa menggerakkan tanganku? Dan kenapa aku tidak bisa melihat? Dan perasaan hangat apa ini, kenapa aku merasa mengapung?' Rentetan pertanyaan demi pertanyaan muncul di otaknya, semakin ia berfikir, semakin banyak pula pertanyaan baru yang muncul.
'E-eh... T-tunggu dulu. Perasaan ini... J-jangan bilang kalau ini...' Dengan kecerdasan yang entah darimana ia dapatkan, Naruto mulai berfikir dan mengambil kesimpulan bahwa ia sekarang berada di-
'RAHIM!' Ah... dia sudah menjawabnya lebih dulu.
Meanwhile (again)
"Ahh... Lugalbanda~ sayangku... Aku merasakan kalau bayi kita hari ini sangat bersemangat." Ucap seorang wanita yang mempunyai paras wajah yang mungkin hanya dimiliki oleh para Dewi saja, sambil mengelus perutnya yang tampak membuncit.
"B-benarkah itu? Memangnya apa yang ia lakukan sekarang?" Tanya seorang pria bertubuh tegap dan gagah, serta dengan paras yang tampan yang dapat memikat semua wanita.
"Dia menendang perutku cukup kuat hari ini, Hihihi... Kurasa dia sudah tak sabar untuk melihat dunia luar." Ucap sang Wanita dengan wajah sumringah.
"Hahahaha... Mungkin kau benar. Aku setuju dengan mu, anak kita mungkin sudah tak sabar dan ingin segera melihat dunia yang indah ini, Ninsun." Balas sang Pria dengan wajah tak kalah senangnya.
"Hihihi. Mungkin kau benar, sayang."
Meanwhile (Naruto)
'Ahhhhhhh! Bagaimana mungkin aku! Seorang Ninja yang gagah, tampan, dan hebat ini. Kembali menjadi seorang bayi!? Bagaimana bisa!' Pikir Naruto sambil terus menendang-nendang apapun yang berada di dekatnya.
'Lagipula bagaimana bisa aku malah bereinkarnasi, sedangkan jiwa ku saat itu di genggam oleh Shinigami-sama? H-ha~ahh, y-ya ampun... Kami-samaaa, ujian apalagi yang kau berikan pada hambamu yang Tampan ini?' Batin Naruto meringis dengan narsisnya.
'Apa yang harus kulakukan sekarang?'
Chapter 1
End
Uhhh... H-halloo? Saya Author Newbie disini, sebenarnya gak banyak yang mau saya terangkan disini. Yang pasti disini Naruto penggantinya Gilagamesh, atau Naruto jadi 'Gilagamesh'-nya disini.
Tentang Kekuatan Naru, maaf di cerita saya Naru gak bisa pakai Chakranya lagi. Karena : 1. 'Naruto' asli udah mati, jadi dia ganti tubuh yang pastinya bedaaa jauh dengan tubuh lamanya, 2. Seperti alasan pertama, Naruto sekarang 'lahir' kembali di dunia lain. Yang konsep Chakranya itu beda jauh dengan miliknya. 3. Naruto disini kekuatannya campuran antara UBW milik Archer, Gate Of Babylon milik Gilagamesh, dan Magic maker, jadi maaf jika ada Author yang merasa idenya tentang 'Magic Maker' di plagiat. Saya usahakan konsep Magic maker-nya Naru bakal beda. Dan juga kalo ada yang beranggapan kalau Naruto di cerita ini overpower, well... Saya memang sengaja melakukannya, karena ya... Naruto sebagai pengganti Gilagamesh, tetap menyandang gelar Rajanya para pahlawan, dan tentu saja ia sangatlah kuat, juga kalau Gate milik Naru di cerita ini berisi Segala macam senjata dari masa lalu, sekarang, dan masa depan selagi senjata-senjata itu masih memiliki legendanya masing-masing, ya... Konsep Gate disini bisa 'menyimpan' senjata dan kekayaan apa saja dari segala macam zaman dan legenda, jadi... Jangan kaget kalau Nanti Naru bakalan punya Caliburn dan Excalibur serta Avalon, dan Ketiga-tiganya sama-sama asli. Dan 4. Yap~ orangtuanya Naru adalah Raja Dinasti Uruk, Raja lugalbanda dan Dewi sihir, Dewi Rimat-Ninsun, jadi Naruto punya prana yang 'hampir' tak terbatas.
Dan juga chapter 1 ini sebenarnya Cuma prolog kalau bisa dibilang, karena inti ceritanya, petualangan Naruto gak bakal berhenti di sini saja. Naruto bakal pergi ke dunia Dxd karena 'suatu' kejadian.
...
.
.
.
Sepertinya itu saja sudah yang ingin Author Newbie ini sampaikan, kalau begitu sampai bertemu lagi di Chapter-chapter yang akan datang... Sebelumnya
Please R&R