Haikyuu milik Furudate Haruichi-sensei.

Kalau milik Cunguk, gak akan mungkin lolos terbit. Gambaran Cunguk terlalu lejen. : )

Cuma drabble pendek buat bantai folder prompt yang entah sudah berapa abad bersemayam di flashdisk.

Enjoy~!

Apa cita-cita kalian?

"Apa cita-cita kalian?" Bokuto tiba-tiba bertanya.

Akaashi menenggak bir kalengan yang disuguhkan pemilik rumah hingga isinya habis tak bersisa. Dia tidak begitu suka memasukan racun itu ke tubuhnya, tapi menghadapi Bokuto-san yang dari dulu sampai sekarang kepalanya masih saja dangkal membuatnya berpikir sesekali mabuk tak apalah.

"Kau sadar kita semua sudah kerja, Bokuto-san?" Tsukishima mengajukan kalimat tanya berisi petisi pengubahan pertanyaan yang tadi diucapkan Bokuto.

Ayolah, teman macam apa yang bertanya soal cita-cita di tengah agenda reunian dengan menu utama bir saat kalian jelas-jelas sudah bekerja? Teman macam Bokuto Koutarou, tentu saja.

"Aku tahu kita sudah punya pekerjaan!" Bokuto mengerucutkan bibirnya. Bukan Bokuto namanya, kalau tidak lupa umur. "Maksudku waktu dulu! Waktu kalian kecil!"

"Cita-cita waktu kecil?" Kenma bertanya memastikan.

"Iya!" Bokuto mengangguk semangat. "Sebelum mengenal voli, aku selalu ingin jadi pemadam kebakaran!"

"Kalau Kuroo dulu ingin jadi ballerina." Kenma berujar tanpa melepaskan fokusnya dari game console.

Akaashi dan Tsukishima tersedak. Keduanya menatap Kuroo dengan mata membulat.

"Kenma!" Kuroo merah padam. Ilmuwan yang sehari-hari bereksperimen dengan zat kimia itu berharap ia membawa setidaknya beberapa gram asam sianida untuk ditelan sekarang juga.

"Ballerina?" Bokuto membeo. Atlet voli profesional itu tampak kebingungan.

"Iya, ballerina. Aku yakin dia masih hafal gerakannya sampai sekarang."

"Kenma!"

"Kau harus lihat. Dia terlihat cantik menari dengan pita merah muda."

Mata emas Bokuto kini mendarat pada Kuroo. Dipandangi dari atas sampai bawah, barangkali membayangkan bro-nya itu sedang mempraktekan tarian balet. "Kurasa akan lebih cantik kalau gerakannya tarian strip-tease." Atau bukan.

Kuroo tergagap. "Bro—"

"—Pakai borgol sekalian."

Akaashi menenggak lebih banyak bir. Tsukishima mulai mempertimbangkan pilihan hidupnya, menelusuri apa gerangan dosa yang ia perbuat sampai-sampai dapat teman yang setengahnya bocah setengahnya asdfghjkl semacam Bokuto ini.

Untung saja cita-cita Kenma waktu SD dulu—jadi mangaka BL—tidak dilanjutkan. Coba kalau iya. Dia akan senang hati mengekspos kejadian ini untuk kepentingan komersil.

The End