Standard disclaimer applied.

SUN AND FLOWER

"Aku tau kau tidak menyukai pernikahan ini, tapi aku sering berpikir, seperti apa rasanya jika Saku-chan mencintaiku juga"/ "Tenanglah, mimpi buruk itu seperti penangkal hal buruk yang akan terjadi di dunia nyata"/ "Karena aku percaya, cinta satu orang cukup untuk berdua?"/ RnR?

! Don't like don't read !

Suara cekikikan terdengar berulang dari arah bangku yang tengah diduduki pemuda berkulit tan bersurai pirang, netra sapphirenya sibuk memandangi layar handphone, mengabaikan satu cup ramen yang terlihat menggungah selera.

"Ada apa dengannya?" Tanya pemuda bersurai putih kebiruan pada pemuda jabrik coklat di sebrang sofa yang tengah ia duduki.

"Biasa, dia selalu seperti bocah jika berhubungan dengan Sakura," jawab Kiba sambil memakan makan siangnya dengan santai.

Suigetsu, nama pemuda bersurai putih itu terlihat mengernyit beberapa saat sebelum kemudian menyeringai, "Hei Naruto!"

"Hmmm?" Gumam Naruto sebagai jawaban tanpa menoleh ke Sang pemanggil.

"Aku penasaran tau," ucap Suigetsu, mengundang lirikan kebingungan dari Kiba dan lirikan sesaat dari Naruto yang kembali fokus pada ponselnya.

"Apa?" Tanya Naruto sebagai respon balik, sapphirenya masih terfokus pada layar ponsel yang menampilkan video adu basketnya dengan Sakura seminggu yang lalu, video yang di unggah oleh salah satu orang yang menonton mereka.

"Aku penasaran, bagaimana ya reaksi Sakura saat tau seperti apa dirimu yang lain," jawab Suigetsu dengan santai, mengabaikan Kiba yang tengah melotot ke arahnya.

Hening senyap menyapa, tak ada balasan dari pemuda pirang yang menjadi objek yang ditanya.

Suigetsu semakin melebarkan seringainya, ia tahu ini nekat, tapi ia benar-benar penasaran, "Aku sebenarnya ingin menanyakan ini dari lama, aku penasaran, apa yang akan Sakura lakukan jika tau apa yang sudah kau lakukan sejauh ini?"

Lagi-lagi tak ada balasan yang terdengar, tapi dari raut wajah dan rahang Naruto yang terlihat mengeras, Suigetsu tahu betul kalau pemuda pirang itu mendengarkan ucapannya.

"He- hei, Sui, ka- kau ini ngelantur ya, jangan freak begitu, makan saja makan siangmu, hahaha," ucap Kiba dengan tawa hambar di ujung kalimatnya.

"Aku duluan, ada urusan," ucap Naruto yang tiba-tiba berdiri dari duduknya, dikantonginya ponsel pintarnya ke dalam saku lalu diambilnya semangkun ramen cup yang belum tersentuh, sebelum kemudian berlalu begitu saja dari ruangan, meninggalkan dua orang yang hanya bisa menatap punggungnya yang menjauh.

xxx

Koridor rumah sakit pada jam dua siang terlihat cukup ramai oleh orang yang berlalu lalang, baik itu dokter, perawat, pasien, ataupun yang lainnya.

Dan dari arah meja resepsionis, terlihatlah pemuda dengan helaian pirang tengah berbicara dengan petugas yang sedang berjaga.

"Sakura-sensei baru saja melakukan operasi sekitar 30 menit yang lalu, kurasa dia sedang makan siang di kantin dan handphone nya masih di silent," ucap seorang resepsionis yang juga berambut pirang pada Naruto atas pertanyaan pemuda itu sebelumnya.

Naruto menganggukkan kepalanya, menbuat surai blondie nya ikut bergoyang halus membelai sisi wajahnya. Dan setelah mengucapkan terimakasih, pemuda pirang itu segera menjejakkan kakinya ke arah kantin rumah sakit yang dikhususkan untuk pegawai.

Sesampainya di sana, di tolehkannya kepalanya ke penjuru arah, untuk melihat dimanakan istrinya berada, dan segaris senyum lebar terpatri saat ia menemukannya, tak butuh waktu lama untuk mencari helaian yang senada dengan bunga musim semi diantara banyaknya orang. Rambut nyentrik Sakura sangatlah mencolok.

"Saku-chan, apa kau sudah selesai? Apa masih ada jadwal?" Ucap Naruto begitu ia sampai di sisi meja tempat Sakura dan teman-temannya makan.

"Sial, kau mengagetkanku baka Naru," sungut Karin dan Ino bersamaan, yang hanya di balas cengiran tak berdosa dari Naruto.

"Eh Naru? Tiba-tiba sekali, emm, aku sudah selesai dan aku tidak ada jadwal lagi, ada apa? Bukannya sekarang masih jam kerja?" Tanya Sakura balik.

"Aku sudah selesai, dan sekarang aku ingin mengajakmu ke suatu tempat, ini penting," jawab Naruto.

"Yaah, tak masalah sih, tapi aku ada janji membantu Guren-senpai," ujar Sakura.

"Eh? Tak usah Sakura, ini hanya anamnesis biasa, aku akan melakukannya bersama Ino, kau pergi saja," ucap Guren terburu-buru.

Sakura dan Naruto sontak mengalihkan perhatian mereka pada seorang wanita cantik dengan tinggi semampai dan surai indigo, yang mana kini tengah membentuk gerak menyilang tanda ia tak apa-apa.

Sakura terdiam sejenak sebelum akhirnya menyetujui ajakan Naruto, dan kemudian mereka berpamitan untuk pergi.

"Kami permisi dulu Guren-san," pamit Naruto pada wanita dengan surai indigo itu, lalu menyusul Sakura berlalu.

xxx

"Kita mau kemana?" Tanya Sakura pada Naruto yang tengah menyetir di bangku kemudi sebelahnya.

"Membeli kado untuk Hashirama-jii," jawab Naruto.

"Eh? memang kau sudah mendapat ide untuk kado yang diberikan?" Tanya Sakura heran, pasalnya percakapan mereka lusa kemarin setelah mendapat undangan ulang tahun kakek Naruto, mengalami jalan buntu.

Flashback ON

Iris emerald dan sapphire menyusuri kembali baris demi baris yang tertulis dalam sepucuk surat undangan yang baru saja terkirim ke kediaman kecil mereka.

Dengan cinta, saya mengundang Anda ke acara ulang tahun saya yang ke (rahasia), xixixi. Di ballroom Akatsuki hotel pada tanggal xx-xx-xx, pukul 19.00.

Jangan lupa bawa kado ya, tiada kesan tanpa kehadiranmu.

With love, Hashirama Senju.

Dua insan berbeda tone rambut itu mengurut pangkal hidung mereka sebentar, mengurangi mual yang mendera setelah membaca undangan nista bergambar hello pan*da yang jalan-jalan dengan hello kit*ty.

"Jadi, kita akan datang kan?" Tanya Sakura yang menyandarkan tubuh mungilnya ke sofa.

"Tentu saja -ttbayou," jawab Naruto yang juga ikutan menyender.

"Kalau begitu kita kado apa? Satu minggu lagi acaranya," tanya Sakura.

"Hmm, apa ya, bagaimana kalau celana levis trendy saja?" Usul Naruto.

"Jii-san bukan anak remaja lagi Naru," balas Sakura.

"Argghhh, apa kau punya saran Saku-chan?"

"Entah ya, mungkin jam tangan?"

"Kurasa tidak, Jii-san punya terlalu banyak jam tangan, selain itu, pasti banyak yang mengado jam tangan, aku ingin sesuatu yang beda -ttbayou!"

"Sesuatu yang beda? Seperti apa Naru?"

"Hmm, mungkin sepetak tanah untuk kuburan Jii-san nanti."

Pletak!

"Kau ingin kita di tendang dari pesta hah? Baka!"

"Ittai yo Saku-chan, tapi itu kan unik dan anti mainstream gitu," bujuk Naruto.

"Enggak!"

"Kalau begitu batu nissannya saja deh," rayu Naruto dengan bibir maju beberapa sentimeter.

Sakura melotot horor ke arah pemuda pirang yang bersikeras mengado sesuatu yang berhubungan dengan sepetak tanah untuk tempat peristirahatan terakhir a.k.a kuburan.

Dan jadilah mereka berdebat, tanpa ada keputusan akhir yang jelas, alias buntu.

Flashback OFF

"Tentu saja sudah, Saku-chan," timpal Narut atas pertanyaan Sakura sebelumnya.

"Bukan tanah, batu nisan, atau semacamnya kan?" Tanya Sakura memastikan.

"Tentu saja bukan, ini lebih dari itu, dattebayou," jawab Naruto ringan, dengan senyum meyakinkan yang terpatri di paras manisnya.

"Hmm, okay, aku percaya, tapi sebelumnya, kita mau kemana ini?" Tanya Sakura.

Tak ada jawaban dari Naruto, pemuda blondie itu melebarkan senyum beberapa saat, sebelum kemudian menggeleng pelan.

"Tunggu saja Saku-chan, aku akan membawamu ke beberapa tempat," jawab Naruto enteng.

"Kemana sih?" Tanya Sakura penasaran.

"Rahasia..."

TBC - Mind to Review?

Hai, Sava mau ngasih tau kalo dicerita ini, chara Narunya emang dibikin punya tiga sisi, yang kekanakan (just for Saku), yang sunshine, dan yang dark, sudah saya beri kode lho di chap satu, ada yang tau? wkwkwk.

Untuk alur, sengaja dibuat sangat lambat, soalnya saya ingin hubungan NS dijelaskan dengan runtut, pelan, tapi pasti, lalu untuk plot memang saya buat statis di awal, biar bisa buat sesuatu yang signifikan nantinya. Bagi yang tidak suka tipe cerita lambat dan norak seperti ini, silahkan leave, jangan buang waktu Anda untuk cerita yang absurd ini, hehehe.

Btw, maaf pendek, saya lagi sakit, hehehe, jadi agak pusing (TvT).

xxx

Special thanks to :

[Reviewer, faver, follower]

Amore.ai / Paijo Payah / Shinaciku / AZU.AA / Stevyje / Febri593 / Wahyutra26 / Hitsugaya No Ookami / Reanarthur / Yumehara / Vexonica / Guest1 / Ryoutacchi / ChipsAho / TommoAoki / Shannarocha / Bedallday / Uyab4869 / Matarinegan / Alya.fi / Aprilia NS / Akbarjr121 / KimVa

xxx

-Sign, Savana / Blitar, 2018