Sehun's prov:

Perkenalkan namaku Oh Sehun, biasa dipanggil Sehun. Hidupku sangatlah sederhana dan membosankan. Bisa dibilang miris sebenarnya, kedua orang tuaku berpisah dan meninggalkanku sendiri sejak kecil. Dan disini hanya aku yang bisa menopang hidupku sendiri. Tidak ada orang lain.

Aku sudah biasa bekerja keras. Dipagi hari aku bekerja paruh waktu disebuah toko, siang harinya aku bekerja sebagai pelayan restaurant. Dan sorenya aku berlatih tinju dengan temanku hingga malam.

Sehun's prov end:

"Aku bosan.", Sehun menghela nafasnya sambil berjalan arah pulang melewati gedung-gedung besar dikota Seoul.

"Ahaha apa kau menikmati pesta barusan?"

"Tentu saja!"

Segerombolan pemuda berjalan mendahului Sehun sambil membicarakan pesta yang mereka adakan barusan.

'Ah, bersenang-senang? Aku bahkan melupakan itu.', Batin Sehun sambil melihat kelangit.

Semenjak orang tuanya pergi, Sehun tidak pernah merasakan kesenangan. Ia bahkan tidak memiliki teman untuk diajak bersenang-senang.

"Jika kau tidak pergi meninggalkanku waktu itu, aku rasa aku tidak akan sehampa ini, Kai.", Gumam Sehun.

TIN! TIN!

"AWASSSSS!!!"

BRAK!

tubuh Sehun terlempar jauh dan menghangtam trotoar dengan keras. Kepalanya mulai berlumuran darah.

"Ah, kenapa pandanganku menjadi gelap seperti ini?", Sehun mencoba mengedipkan matanya dan menggerakan tangannya namun ia tidak bisa. Tubuhnya terlalu lemah akibat hantaman kuat dari truk yang menabraknya. Seketika pandangan mata Sehun menggelap.

o

o

o

o

o

"Cepat buka bajunya.", Seseorang diam-diam memerintah anak buah dengan santai untuk memperkosa pemuda laki-laki didepannya."T-tidak..kumohon biarkan aku pergi...hiks..hiks..", Pemuda itu meronta-ronta dengan lemah karena tubuh dipegang dengan kuat dan bajunya dilepas paksa."ckckck. Jangan bnyak bergerak manis, atau kita akan menyakitimu...", Salah satu anak buah itu memegangi dagunya dengan kasar dan menciumnya. Intens dan kuat hingga bibirnya berdarah."Kau...apa y-yang kau lakukan, ha?", Pemuda itu menangis berharap ada yang menolongnya.PLAK!"Menurutlah dengan kami!""Ini tidak sakit, kau akan menikmatinya segera...", Anak buah lainnya membuka paksa paha putih yang sudah memar itu. Dan memasukkan sesuatu kedalam hole pemuda itu."AKHHHH!!!""Buatlah lebih menarik lagi.", Sementara seseorang misterius itu terus memerintah anak buah agar melakukannya dengan kasar.Setelah beberapa jam melalui penyiksaan, pemerkosaan, dan juga pembullyan diwaktu yang sama. Segerombolan gang itu pergi meninggalkan pemuda yang tergeletak tak berdaya itu sendirian.'Aku...sudah tidak tahan lagi.', Pemuda itu berdiri dengan tertatih sambil memakai celananya. Ia berjalan keatap gedung dengan tatapan yang putus asa. Berjalan mendekati pagar dan...BRAK!

"WAHHHH!!!", Tiba-tiba Sehun terbangun dari mimpinya dengan keringat yang mengalir banyak dipelipisnya.

"Ada apa, Shixun?", Seorang perempuan dan lelaki paruh baya memasuki kamar rumah sakit dengan panik. Mereka membuka selambu tirai saat mendengar teriakan anaknya.

"Shixun? Siapa dia? Dan..siapa kalian?", Sehun menolehkan kepalanya bingung. Kenapa dia dipanggil Shixun? Kan namanya Sehun.

"A-apa kau..tidak mengenal kami, nak?", Seorang laki-laki paruh baya yang dikenal sebagi ayah Shixun maju menghampiri Sehun.

Sementara Sehun hanya menggelengkan kepalanya polos dan masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi.

Setelah itu sng ibu memanggilkan dokter dan memeriksa keadaan Shixun, anaknya.

"Sepertinya anak anda mengalami amnesia total. Ia tidak bisa mengingat siapapun sekarang.", Sang dokter hanya membungkukkan kepalanya minta maaf dan menyesal atas kejadian yang dialami anak tersebut.

'Amnesia?', Sehun mengecek keadaan kepalanya. Takut-takut jika ada yang berdarah.

Tapi--

Tunggu.

Kenapa rambutnya berbeda? Sehun kan memotong rambutnya ala-ala gangster sebelumnya. Kenapa sekarang jadi terlihat rapi?

Ia pun meraba wajahnya. Dan benar saja, Sehun merasa ada yang salah dengan dirinya. Dengan cepat ia berdiri dan mencari kaca.

"Oh gosh.."

Apa dia berada ditubuh orang lain sekarang? Kemana tubuhnya yang lama?

"Ada apa, nak?", Sang ibu menghampiri anaknya yang terlihat panik.

"T-tidak apa-apa..", Sehun hanya tersenyum canggung dan dokter mulai memberi nasihat sekaligus resep untuk membuat kondisi pulih kembali. Setelah perbincangan yang membosankan, Mereka pun akhirnya pulang.

'Wajah ini..persis seperti orang yang didalam mimpiku.', Batin Sehun. Ia masih terdiam dan memikirkan apa yang terjadi

"Nak..apa kau yakin baik-baik saja?", Sang ayah menyadarkan lamunan Sehun dengan menepuk bahu Shixun.

"A-ah iya.."

"Kita sudah sampai.."

Seketika mata Sehun membelalakkan matanya terkejut. Kenapa anak ini bisa tinggal dirumah yang sangat luas? Orang tuanya pasti kaya.

'Tuhan..hukum aku karena kenorak anku ini!'

o

o

o

o

o

"Selamat datang, hyung! Aku sangat merindukanmu..", Saat Sehun membuka pintunya. Seketika ia disambut oleh anak berambut pelangi didepannya.

"Siapa kau?"

"Ha? Apa kau tidak ingat padaku, hyung? Aku saudara kembarmu, Kim Shuya."

'Ah, jadi dia saudara kembar Kim Shixun. Dia terlihat baik.', Batin Sehun sambil menatap Kim Shuya.

"Nah, Shuya..tolong tunjukkan kamar hyungmu lalu kembalilah kesini, ada yang ingin ibu bicarakan.", Sang ibu menyuruh Shuya untuk mengantar Shixun kekamar.

"Baik, bu! Mari ikuti aku hyung..", Shuya berjalan mendahului Shixun sambil berbincang-bincang dan mengitari rumah. Sedangkan Sehun hanya diam saja dan mengikuti kemana arah Shuya pergi.

'Hm? Kenapa tiba-tiba suasananya berubah?', Sehun merasakan hawa tidak enak pada Shuya.

"Tsk. Kenapa kau tidak mati saja saat itu, hyung? Tidak ada yang mengharapkanmu kembali disini.", Bisik Shuya kesal.

"Apa maksudmu?", Sehun yang sekarang menjadi Shixun menoleh bingung kearah Shuya. Ada masalah apa anak ini dengan Shixun yang sebenarnya?

"Ah, benar. Aku lupa jika kau amnesia sekarang kkk..", Shuya tertawa meledek kearah Shixun.

Setelah perbincangan aneh mereka, Shixun dan Shuya kembali keruang tamu untuk mendengarkan apa yang orang tua mereka ingin katakan.

"Shixun, apa kau tidak keberatan untuk kembali ke sekolah lagi? Kau sudah kelas 3 SMA sekarang..."

3 SMA?

Tolong ingatkan bahwa dirinya hanya lulusan sd ya tuhan..

"Itu--", Saat Sehun hendak menjawab. Tiba-tiba omongannya dipotong oleh Shuya.

"Mungkin dia merasa keberatan, bu. Benarkan Sehun?", Shuya mengeluarkan smirknya.

"Apa maksudmu, Shuya?", Nyonya Kim menoleh kearah Shuya.

"Saat itu, polisi mengatakan bahwa ada kejadian buruk yang menimpa Shixun disekolah. Mungkin itu yang menyebabkan Shixun merasa trauma sekarang.."

"...", Sehun masih diam mendengarkan penjelasan Shuya.

'Mungkinkah..yang dimimpi adalah kejadian yang dialami anak ini?', Batin Sehun.

"Pftt--kau terlalu berlebihan, Shu. Aku baik-baik saja. Bu, aku akan sekolah besok.", Kali ini giliran Sehun yang mengeluarkan smirknya. Ia tidak ingin diremehkan begitu saja.

"Tsk.", Diam-diam Shuya melirik kesal kearah Shixun, kembarannya.

o

o

o

o

o

JENG! JENG! JENG!

Disinilah Sehun sekarang, setelah dirinya yang memutuskan untuk pergi kesekolah. Tiba-tiba dirinya merasa gugup saat akan memasuki gerbang sekolah. Well, apa anak lulusan SD ini bisa bertahan di SMA?

Dirinya tidak yakin bisa menerima pelajaran yang setinggi itu. Apalagi Ibunya sempat bilang jika Shixun yang asli adalah anak yang berprestasi disekolahnya.

PUK!

"Hey, bro! Kau punya nyali juga untuk pergi kesekolah.", Seseorang berambut pirang menghampiri Sehun dengan gaya songongnya.

"???", Sehun melihat lengan lelaki itu yang merangkulnya dengan sok kenal. Ia juga memerhatikan sekeliling, banyak pemuda yang mengelilinginya.

"Sudah lama kita tidak bertemu, apa kau tidak rindu padaku, hah?", Lelaki berambut pirang itu tertawa meremehkan didepan wajah Sehun.

"Siapa kau?", Sehun memandang lelaki tersebut dengan pandangan datarnya.

"APA? KAU BENAR-BENAR AMNESIA ATAU HANYA MEMPERMAINKAN KAMI?!", Lelaki itu terkejut mendapati ekspresi Sehun yang tidak ada takutnya sama sekali.

'Sepertinya aku paham dengan posisi anak ini.', Pikir Sehun.

"Biar kuberitahu, namaku Kris. Kita dulu berteman, ya kan? Hahahhaha..."

Plak!

Sehun menepis lelaki tersebut dengan tegas,"Jika kau benar temanku, tolong pelajari dengan baik apa arti teman yang sebenarnya.", Tanpa basa-basi Sehun langsung pergi meninggalkan segerombolan pemuda yang mengerubunginya tadi.

"Sh*t! Aku dipermalukan! Awas saja kau, SHIXUN!", Lelaki berambut pirang yang bernama Kris itu mengepalkan tangannya kesal.

o

o

o

o

o

"Hmm..karena kau tertinggal beberapa bulan, bapak rasa nilaimu menurun. Tapi karena kamu murid yang pintar, kamu pasti cepat menangkap pelajaran..", Jeon Songsaenim yang notabenya adalah wali kelas Shixun langsung menunjukkan dimana kelas Shixun yang sebenarnya.

Tok!

Tok!

Tok!

"Nah, disinilah kelas Shixun.", Setelah menunjukkan kelasnya ada Shixun, Jeon Songsaenim langsung kembali kekantor.

"Baik, songsaenim.", Sehun melihat sekeliling kelas. Ia merasa bahwa semua tatapan tertuju padanya.

Tanpa menghiraukan yang lain, Sehun segera duduk ditempatnya. Disaat yabg bersamaan itu pula terdengar banyak bisikan-bisikan aneh.

'Apa yang sebenarnya dialami oleh Shixun?', Batin Sehun.

DEG!

'K-kenapa orang itu mirip dengan Kai?', Sehun membelalakkan matanya terkejut. Kenapa ia tiba-tiba bisa sekelas dengan orang yang sudah meninggalkannya dulu? Ia harus merasa senang, kesal atau sedih?

tbc.