oOo
Disclaimer
Naruto © Masashi Kishimoto
.
tomorrow, at sunrise...
oleh
oreoivory
oOo
Sakura sedang merapikan keliman gaunnya saat dia mendengar keributan di ruang tamu. Kak Itachi, Kak Shisui dan kakaknya tentu tidak akan pernah diam jika sudah bertemu, padahal mereka adalah jenis orang yang irit bicara. Sakura melihat dirinya kembali di cermin untuk memutuskan semuanya sempurna kemudian pergi menemui mereka.
Sakura melihat Sasuke mengenakan tuksedo hitam duduk di sofa mengabaikan kakak-kakaknya. Begitu Sakura berada di garis pandang mereka, atensi pun beralih menyorotnya. Sakura ingin memutar matanya melihat reaksi berlebihan mereka, pasalnya dia hanya menggunakan gaun sederhana berwarna biru pastel bergradasi putih dan memakai make up polos tipis. Satu-satunya kemewahan yang dia pakai adalah mahkota bunga kombinasi tulip biru dan daisy putih.
"Hai," sapa Sakura.
"Sial, harusnya aku saja yang jadi pasangan prommu." Itachi bergerak maju mendekati Sakura, tapi Sasuke lebih dulu menarik kuncir rambutnya hingga kepalanya tertarik ke belakang.
"Dalam mimpimu." Sasuke menggumamkan kalimat itu dengan peringatan.
"Kalian ikutlah ke pesta, yah kalian ganteng banget jadi orang-orang tidak akan mencela kalau kalian pasangan gay threesome," usul Sakura. "Lagipula, aku menyiapkan pertunjukkan yang sangat bagus loh."
"Kalau aku jadi gay, aku tidak akan sudi berpacaran dengan mereka berdua," kata Shisui.
"Tidak, kalian habiskan malam kalian saja. Lagipula, sangat menyedihkan melihat pesta prom anak remaja sedangkan kami bertiga masih lajang. Jomblo begini aku masih punya harga diri."
"Pulang tepat waktu!" Sasori mengingatkan Sakura.
"Kau harus membawanya pulang sebelum jam 12, Sasuke. Aku tidak tanggung jawab kalau kau ketahuan." Itachi menyerahkan kunci mobilnya. Sasuke masih tidak diperbolehkan membawa mobil dalam beberapa bulan terakhir dan tidak tahu kapan hukumannya akan dicabut, untuk itulah kakaknya mengantarnya menjemput Sakura.
"Selamat bersenang-senang." Kata Shisui yang sibuk menyalakan video game milik kakaknya.
"Jangan melakukan sex di mobilku!" teriak Itachi sewaktu mereka sudah berada di halaman rumah.
Sasuke memutar matanya tidak acuh pada peringatan kakaknya. Dia membuka pintu mobil untuk Sakura.
"Uh, gentleman sekali." kata Sakura mengerling padanya.
"Hei, aku selalu melakukan ini untukmu." Protes Sasuke sembari menutup pintu.
"Kau hot sekali malam ini," goda Sakura.
"Dan kau sangat cantik. Aku ingin menciummu." Sasuke mencondongkan tubuhnya sampai Sakura mendorongnya dan memasang seatbelt untuknya dan untuk dirinya sendiri.
"Pestanya belum mulai dan aku tidak mau rambutku rusak." Sasuke berakhir dengan merengut sepanjang perjalanan.
Sasuke memasangkan korsase tulip muda berwarna biru, merah dan oranye di pergelangan tangannya. Beberapa warna sangat kontras dengan outfit yang Sakura pakai. Padahal Sakura sendiri yang telah meminta Sasuke membuat korsase sesuai dengan catatan yang dia tulis. Sakura sendiri takjub karena Sasuke benar-benar melakukannya tanpa banyak tanya.
Mereka melalui sesi foto dengan fotografer profesional lebih dulu. Sasuke merangkul pinggang Sakura dari belakang sebagai opsi pose foto mereka. Sakura meminta foto yang kedua kalinya dengan pose formal di mana dia mengamit lengan Sasuke dan menyandarkan kepalanya di sana.
Meskipun Sakura tidak pernah mengadakan pesta di rumahnya tapi dia adalah penyelenggara pesta yang baik. Acara-acara tahunan sekolah mereka selalu menakjubkan jika ditangani oleh Sakura. Sasuke heran, dengan kesibukan mereka di akhir tahun seperti; ujian, nilai dan universitas (tambahkan balas dendamnya beberapa bulan yang lalu), Sakura masih mampu melakukan hal-hal semacam ini dengan totalitas. Pacarnya memang sangat luar biasa.
Semua orang yang melihat kedatangan mereka menatap dengan terpesona. Kalau tidak karena Sasuke, itu karena Sakura, atau bisa jadi karena mereka berdua. Mereka terlihat seperti pasangan impian dalam serial tv yang sering dilihat Ino.
Mereka menemukan teman-teman mereka di lantai dansa. Naruto tengah berdansa dengan gerakan energik meskipun patner promnya terlihat melangkah malu-malu ke kanan dan ke kiri. Hinata dan Naruto memang seperti kutub utara dan kutub selatan. Ino dan Sai bahkan berciuman seperti mereka akan bercinta di tempat itu. Sakura juga menemukan Karin berada di ujung ruangan dengan gaun merah menyala bersama Suigetsu. Tampaknya mereka mulai berkencan sebelum prom. Kiba terlihat memasukan sesuatu ke dalam jus buah, dan Sakura bisa menebak itu alkohol. Sakura biarkan saja dia melakukan hal itu karena tidak ingin pertunjukkan malam ini rusak begitu saja.
Sakura menarik Sasuke ke lantai dansa saat lagunya berubah sedikit lebih lambat. Mereka bergerak seirama dengan musik. Sasuke memutar Sakura seperti pangeran dalm film Cinderella. Sepertinya dia mempelajari gerakan itu, mungkin ikut les dansa ballroom dan Sakura mengingatkan diri sendiri untuk menanyakannya setelah pesta berakhir.
"Kau cantik sekali. Sudahkah aku mengatakannya?" kata Sasuke di telinganya.
Sakura mengangguk. "Ya, di mobil dan kau hampir menciumku," balas Sakura.
"Apa sekarang aku bisa menciummu?"
"Kecupan di bibir oke, jangan membuat lipstikku berantakan."
Sasuke lalu mengecup bibirnya dengan lembut, lalu pipinya, kemudian dia meninggalkan gigitan di lehernya, menghisapnya dengan menggoda. Sakura memukul bahu Sasuke yang menyebabkannya tertawa. "Aku tidak tahan," ujarnya tanpa dosa.
"Kita bisa melakukan banyak hal di apartemen kita tanpa gangguan nanti. Kau hanya harus menunggu sampai saatnya tiba. Dasar pria! Kalian dan kesabaran tidak pernah cocok untuk disandingkan." Sakura telah di terima di universitas incarannya. Sasuke juga pergi ke tempat Sakura pergi mengandalkan beasiswa atlitnya. Dia ingin selalu bersama dengan kekasihnya, bahkan sudah merencanakan akan melamar Sakura setelah lulus. Dia menyimpan bagian itu untuk dirinya sendiri, khawatir Sakura pasti akan panik dengan idenya. Mereka masih sangat muda dan Sakura punya banyak rencana masa depan.
"Jangan menyalahkanku. Malam ini kau super imut dan super cantik."
Malam berlalu dengan indah. Sasuke tidak melepaskan diri dari Sakura sedetik pun, bahkan hanya untuk mengobrol dengan kawan-kawannya. Mereka berpisah saat Sakura pergi ke panggung untuk berpidato dan mengatakan siapa yang menjadi Raja dan Ratu Prom tahun ini.
Sakura membawa dua buah nama untuk disebutkan. Sasuke–secara tidak mengejutkan–tentu memenangkan gelar raja. Satu nama lagi adalah namanya. Akan tetapi, alih-alih menyebutkan namanya, dia menyebut nama 'Uzumaki Karin' sebagai pemenang gelar ratu. Dia mempersilakan keduanya untuk menerima mahkota dan memberikan pidato tahunan. Tapi hingga lima menit berlalu keduanya masih tidak bergerak di tempat, bahkan penonton sendiri tenggelam dalam suasana sunyi senyap.
Sakura melemparkan tatapan 'cepat naik!' pada Sasuke sehingga pemuda itu akhirnya bersedia naik ke panggung. Karin kemudian mengekor di belakang Sasuke. Sakura memeluk Sasuke dan mengecup pipinya untuk memberi selamat. Dia juga memeluk Karin untuk melakukan hal yang sama. Sakura kemudian memakaikan selempang raja dan ratu dan meletakkan mahkota di kepala mereka masing-masing.
Sakura memetik bunga tulip merah dan oranye dari korsasenya. Dia menyelipkan bunga tulip merah di saku tuksedo Sasuke dan menyelipkan yang oranye pada telinga Karin. "Selamat yah," kata Sakura dengan senyum yang memesona.
Momen singkat itu terasa seperti ratusan tahun lamanya bagi Sasuke. Jantungnya berdebar keras. Dia ingin mengucapkan terima kasih sebagai pidato dan segera turun panggung. Ini seperti ketika Sakura menangkap basah dirinya beberapa bulan yang lalu. Kengeriannya amat terasa bahkan untuk orang lain juga.
Sakura menyingkir dari panggung setelah menyerahkan mikrofon pada Karin dan Sasuke. Lampu padam begitu Sakura turun, ada cahaya kebiruan menyorot pasangan raja dan ratu membuat mereka berdua adalah objek yang harus ditatap saat itu juga. Sebelum mereka buka suara, ada bunyi kelontang dari atas panggung kemudian cairan berwarna merah tumpah mengenai Sasuke dan Karin. Penonton terkesiap dengan insiden yang terjadi dengan begitu cepat.
Belum pulih dari keterkejutannya, serangan lanjutan mendera keduanya. Sasuke melihat lintah-lintah hitam menempel di baju dan berserakan di lantai. Tampaknya mereka ikut jatuh bersama cairan merah yang serupa darah itu. Sasuke menyadari kalau lintahnya hanya mainan serupa serangga yang menggenang di tong bir milik Naruto tempo hari. Sasuke lalu sadar siapa yang bertanggung jawab atas insiden tersebut. Matanya menemukan Sakura mengacungkan jari tengah saat Karin menjerit histeris menyingkirkan lintah-lintah dari badannya.
Musik dari film Insidious tiba-tiba berputar menjadi musik pengiring jeritan Karin dan kerumunan yang mulai gaduh. Pesta prom mereka yang damai dan indah berubah menjadi pesta haloween yang mengerikan. Sakura dan Ino berdansa tidak mengacuhkan teman-temannya yang heboh di sekitar mereka.
tiptoe through the window, by the window that is where i'll be
come tiptoe through the tulips with me.
ohhhh!
tiptoe from the garden, by the garden of a willow tree
and tiptoe through the tulips with me
knee deep in flowers we'll stray, we'll keep the showers away
and if i kiss you in the garden, in the moonlight, will you pardon me?
and tiptoe through the tulips with me
"Cewek sungguh mengerikan," kata Sai memerhatikan pacarnya yang berlenggak-lenggok berdansa ala tahun 40'an bersama sahabatnya.
"Jangan terlibat masalah seperti Sasuke. Ino sama menakutkannya seperti Sakura." Shikamaru mengingatkan.
Sai mengangguk dan mencatatnya dalam hati.
oOo
yang terakhir
oOo
Catatan Cerita :
Credit Song : Tiptoe Through The Tulips by Tiny Tim
Arti bunga Tulip :
Tulip merah banyak digunakan untuk mengungkapkan perasaan cinta. Cocok dengan kodratnya yang melambangkan kebesaran cinta. Dahulu kala, konon ada seorang pangeran bernama pangeran Farhad. Ia jatuh cinta dengan seorang gadis bernama Shirin. Namun Shirin meninggal dunia, hingga Pangeran Farhad sangat sedih dan putus asa. Ia memilih mengakhiri hidupnya untuk mengikuti gadis pujaannya yang telah mendahuluinya. Akhirnya pangeran Farhad melompat dari tebing. Tetesan darah pangeran Farhad muncul pada tulip merah. Hal inilah yang membuat tulip merah bermakna cinta abadi yang tak kenal pamrih.
Warna orange yang cerah pada bunga tulip melambangkan semangat. Tulip orange cocok diberikan kepada kerabat yang sedang bersedih untuk memberikan semangat agar tetap ceria dan bergembira.
Tulip biru melambangkan ketenangan dan perdamaian. Di negara-negara Eropa, para suami biasanya memberikan tulip biru kepada istrinya setelah mereka bertengkar. Hal ini menunjukkan bahwa sang suami mengakui kesalahannya dan ingin berdamai kepada sang istri.
Source : bibit bunga dot com
Catatan Penulis : Tamat dong wkwk. Terima kasih kepada novel To All The Boys I've loved before series dan Elitenya Netflix yang memberi begitu banyak ilham. Kalau mau dapet feelnya coba dengerin lagunya. Aku paling suka bagian Sakura sm Ino dansa swing era perang dunia diiringi lagu ini dikombinasiin dengan jeritan Karin haha dan kegaduhan massa.
Saya harap kalian meninggalkan kesan pesan (kritik dan saran) agar next time bikin cerita lagi saya bisa memperbaiki tulisan saya. ;) terima kasih untuk waktu yang diberikan untuk membaca karya gaje ini.