Light

Sekarang sudah pukul 23.59. Menuju satu menit ke pergantian hari, dan Boboiboy masih belum tertidur di ranjang.

Kedua mata yang menyapu bintang bertebaran di angkasa melalui jendela kamar. Dengan memakai piyama selama istirahatnya, Boboiboy baru menyadarinya sekarang.

Bahwa, ini sakit. Dan aku kelelahan.

...

Blacklist Name Present :

Fine - Chapter 3

Based On Boboiboy Galaxy Ep.Final

...

Lima hari tak sadarkan diri, sangat baik bagi jiwanya. Bagaikan ketenangan yang tiada akhir, walau nyatanya semua tak ada yang abadi. Seperti kedamaian.

Bila siang hari ia bisa tertawa, bercanda dan melakukan hal yang disukanya, maka malam adalah saat yang tepat untuk tidak merasakan apa-apa. Hanya ingin diam, dan memikirkan beberapa hal.

Pandangan Boboiboy kosong.

Cahaya, ya?

Ditandai dengan kemunculan elemental baru yang langsung meningkat. Menyebabkan Boboiboy harus terbaring tanpa bisa membuka mata. Tidak cukup lama, namun saat terbangun tubuhnya terasa nyeri dan kepala yang dipenuhi banyak tanda tanya. Walau para sahabatnya bilang semua sudah dalam kendali, tapi Boboiboy masih khawatir. Karena bayangan yang selalu mengikutinya, seperti menghantui untuk membuat Boboiboy terus berusaha bagaimanapun caranya, tak peduli keadaannya. Sebab yang laki-laki itu tangkap hingga saat ini ialah, dirinya yang belum baik untuk mengendalikan semuanya.

Cahaya. Aku harus bicara dengannya

Dua kaki menggantung di atas lantai.

Perlahan, alat tubuh itu membuat jejak. Dengan sedikit tertatih, membawa Boboiboy berjalan menuju kamar mandi.

...

"Jangan salahkan dirimu, Boboiboy."

"Kau bisa atasi semua itu. Kau kan hebat!"

"Kita berjaya."

"Keluarkan saja Boboiboy, jangan ditahan."

"Kau harus jaga kesehatanmu. Banyak istirahat, jangan lupa makan, dan jangan terlalu banyak pikiran."

"Wah! Ukuran tangan kita sama, ya!"

Dan suara-suara itu, membuat Boboiboy menangis.

...

Setelah selesai dengan urusannya, ia membasuh tangan di depan cermin berbentuk persegi panjang.

Memantulkan diri Boboiboy yang tengah berdiri di dalam kamar mandi Markas Pasukan Tempur A, memakai pakaian putih bercorak polkadot, serta rambut tanpa topi.

Matanya sedikit sembab. Hidung merah dan bibir yang pucat.

Tangannya merasakan aliran air yang tak begitu deras, sambil kepala yang mendongak lalu mata yang lanjut menatap cermin.

Boboiboy mematikan kran.

Lalu kembali melakukan hal itu.

"Cahaya?"

Yang dimana, muncul diri Cahaya setelah beberapa ketukan.

"Hey."

"He-

Baru saja Boboiboy ingin tersenyum menyambut kedatangannya. Namun lengkungan tipis itu seakaan luntur. Karena siapa yang di hadapannya kini, penuh lebam dan babak belur.

Cahaya?

Seperti habis terbentur sana-sini atau layaknya orang yang sudah dipukuli. Cahaya tampak buruk, membuat Boboiboy tak percaya apa yang dilihatnya kini.

Cahaya adalah dirinya. Kenapa ia bisa begini, mungkin karena kejadian waktu itu. Dimana elemental satu ini yang sudah berjuang keras untuk melawan Bajak Angkasa hingga terpental ke angkasa lepas. Sampai hampir membeku, lupa cara bernapas dan hampir kehilangan nyawa.

Aku kenapa?

Mata Boboiboy berkedip. Kini sosok Cahaya menghilang, digantikan oleh sosok dirinya yang memakai baju jingga sehari-hari. Sedang tersenyum, namun masih dengan lebam yang sama seperti sosok sebelumnya. Sekarang ada diri Boboiboy asli, yang penuh luka.

Kenapa?

Kepalanya masih bertanya-tanya. Kenapa keadaannya tidak baik. Sangat tidak baik.

Masih tertahan, sampai mata Boboiboy kembali berkedip dan menggantikan lagi sosok dalam cermin dengan Boboiboy kecil berumur 10 tahun. Dan lukanya masih sama.

Boboiboy terduduk dilantai, hatinya nyeri. Pertahanan air matanya runtuh.

"Apa yang telah aku perbuat?"

Selama ini Boboiboy terlalu memaksakan diri. Sehingga ia lupa. Bahwa dirinya juga perlu sesuatu yang istimewa. Sesuatu yang ia lakukan demi orang lain. Sebuah timbal balik. Boboiboy hanya dibutakan. Karena terlalu sibuk dengan tanggung jawab superhero yang menurutnya menjadi urutan nomor satu. Menyelamatkan orang, melindungi mereka, tanpa memikirkan bahwa ia juga perlu diselamatkan.

Nangis Boboiboy semakin keras. Bahu yang bergetar, membuatnya menekuk lutut lalu memeluknya erat-erat.

Entah halusinasi atau apa, tapi kini bayangan kembali muncul walau bukan di cermin. Tapi disekeliling Boboiboy, dimana terdapat tujuh elemental yang mengelilinginya.

Cahaya tepat di depan Boboiboy.

Ia memegang pundak 'dirinya' itu, seraya mengatakan. "Bila kau oke, aku pun oke."

Karena banyak sekali perasaan yang tidak dapat pergi dan dijelaskan.

.

.

.

.

.

END

.

.

.

.

.

A Letter :

I wanna say thank you very much to all of your support, reviews, favs, etc.

Dan maaf bila ada kesalahan mengenai apapun itu.

It's an honor to become part of #CanonJuly event

Dan semoga, kita bisa bertemu lagi di ficku yang selanjutnya!

Jumpa lagi semua, dan jumpa lagi Boboiboy

Regards, Blacklist Name

.

.

.

.

.

[ENDING APAAN INI?!]