break up [stage 3]

bang chan × kim woojin

stray kids fanfiction

•••

pesta itu begitu meriah. chan bahkan harus mengeratkan genggamannya pada woojin agar pria itu tidak menghilang. woojin terkekeh melihat chan yang terus menerus merapatkan tubuhnya seraya mengomel.

"di mana sebenarnya jamie dan jae hyung?" itu pertanyaan keempat chan setelah memasuki taman di belakang gereja, tempat resepsi pernikahan park jaehyung dan park jimin.

"itu mereka, sedang mengobrol dengan wonpil hyung." woojin menunjuk saat menemukan sang pemilik pesta. tangannya menarik -menyeret- chan menuju sisi kiri taman.

"hey jamie, jae hyung. selamat atas pernikahan kalian." woojin melepas genggaman tangan chan dan mengulurkan tangan pada pasangan suami istri di hadapannya. chan mengekor, menjabat erat tangan jae lalu bergantian dengan jimin. wonpil sudah menghilang, entah mencari makan atau menemui dowon.

"kalian jangan membuat masalah lagi. aku tidak mau istriku sakit kepala memikirkan hubungan kalian." woojin dan chan kompak menggaruk tengkuk. jimin sendiri hanya tertawa sembari menepuki pundak suaminya yang tengah memicing pada pasangan kekasih di hadapan mereka.

"aku tidak ingin mendengarkan kabar lain dari kalian selain kabar pernikahan." jimin menggandeng lengan jae seraya berbicara. "aku dan suamiku menunggu undangan dari kalian."

woojin dan chan semakin kikuk. menghadirkan tawa lepas jimin. jae mau tak mau turut terkekeh. keempatnya kembali bercengkrama santai hingga pasangan pemilik pesta mendapat panggilan dari orang tua mereka.

chan membawa woojin pada salah satu meja berisi minuman. kerongkongan keduanya dibasahi dengan air dingin. mata chan berkeliling, hingga berhenti di satu titik. jihyo yang mengobrol dengan teman kuliahnya dan jimin.

mungkin jihyo merasa diperhatikan, karena sesaat kemudian dia menatap balik chan. senyum diberikan, dibalas oleh sang pemuda. chan menyenggol woojin yang sibuk memandangi bocah-bocah yang berebut balon di tepi taman. jihyo mengangkat gelasnya sambil memandang woojin, woojin pun balas mengangkat gelasnya seraya tersenyum. tak ada dendam, tak ada kemarahan. memang ini jalan yang harus ditempuh ketiganya.

•••

hubungan chan dan woojin berjalan dengan baik dalam dua tahun ini. tak sebaik sebelumnya, tidak pula semulus dahulu kala. tapi kini mereka merasa lebih hidup. lebih bahagia.

chan masih senang berkeliling sendirian di sela kesibukannya menjadi penyiar radio. tapi tak lupa memberi kabar pada woojin mengenai keberadaannya. barangkali woojin ingin mengekorinya menjelajah.

woojin pun masih dengan berbagai kesibukannya. pekerjaannya sebagai jurnalis membuatnya lebih sering menatap laptop dibanding wajah chan. tapi tak apa, kini woojin tak pernah abai pada pesan-pesan yang masuk ke ponselnya, khususnya pesan dari chan.

mereka bertengkar. saling menumpahkan emosi. tapi kemudian kembali bergelung di bawah selimut yang sama. saling meminta maaf dan memaafkan.

woojin sadar, begitu pula dengan chan. hal yang selama ini mereka lewatkan dengan bodohnya adalah hal yang begitu sepele, komunikasi. jika saja mereka saling mengutarakan pendapat mungkin mereka tak perlu berpisah, sekalipun pada akhirnya jalan mereka adalah kembali bersama.

tapi mungkin, memang beginilah jalannya. keberadaan seseorang akan terasa berharga saat sudah kehilangannya. mereka belajar banyak dari perpisahan singkat itu. tentang pengertian. tentang perjalanan sebuah hubungan. juga tentang betapa mereka sesungguhnya saling menyayangi.

"kau melamun." woojin menepuk pundak chan. pria itu mengalihkan atensinya dari laptop menuju wajah chan. "aku memikirkan pesta jamie minggu lalu."

"huh? apa yang kau pikirkan? jihyo." woojin menutup laptopnya lalu meletakkannya di meja ruang tamu, sementara chan diserang panik. "tidak, tentu saja aku tidak memikirkan jihyo."

tawa woojin pecah. menjahili chan adalah rutinitas menyenangkan yang baru disadari woojin pasca perpisahan singkat mereka. chan memicing kesal, menyerang woojin dengan kelitik hingga sang kekasih mengaduh.

keduanya terjatuh di atas sofa, saling tatap lalu tersenyum. woojin menangkup pipi chan, memberikan kecupan manis di hidung dan bibir kekasihnya. chan tersenyum lalu mendekatkan wajahnya pada woojin hingga bulu mata keduanya bersentuhan, membalas kecupan tadi dengan butterfly kiss.

keduanya diam, menikmati waktu. berharap bumi berhenti berputar sejenak. saling tatap, saling melempar senyum. bahagia.

"hey, jadi kapan kita bisa menyusul jae hyung dan jamie?"

[end of break up]

yeay, akhirnya selesai. harusnya ini diupdate hari minggu kemaren. tapi karena saya kehabisan kuota jadi diundur, eh malah kelupaan haha. maaf ya. semoga suka dengan endingnya. terima kasih sudah mau mampir. kapan-kapan saya akan kembali lagi. sampai jumpa:)