Naruto by Masashi Kishimoto.

Warning: Incest, OOC, Harem, Lemon? Smut? Lime?, AU, Typo, Etc.

Cast: Naruto, Kushina, Naruko, and Sara.

.

..

...

Uzumaki Family

...

..

.

Chapter 1

Enjoy it!

Naruto membuka kelopak matanya, yang dilihatnya sekarang adalah langit-langit kamar milik Ibunya—Kushina Uzumaki. Ia tertidur di kamar Kushina, karena sebuah kejadian yang menimpanya tadi malam. Tubuhnya terasa berat karena ada seseorang yang tengah menindih tubuh Naruto, pemuda itu masih terdiam, ia menerka-nerka kejadian tadi malam.

Sebuah kejadian yang mungkin tidak akan dilupakan olehnya, kejadian dimana dirinya diperkosa oleh Kushina Uzumaki. Kebetulan saat itu Kushina sedang mabuk, serta ia mengira kalau Naruto itu adalah Minato—suaminya yang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, dan berlangsunglah kejadian tersebut hingga Naruto berakhir dikamar Kushina.

Pemuda pirang itu tidak menyangka kalau Kushina bermain dengan agresif, seolah wanita tersebut tidak pernah bermain. Memang benar, Kushina sudah tidak pernah berhubungan seks sejak Minato meninggal dunia, wanita tersebut selalu memuaskan hasratnya dengan beberapa mainan yang dibelinya melalui situs-situs yang bisa dibilang... 'begitulah'

Sungguh, Naruto agak tersiksa tadi malam karena memang Kushina sangat agresif saat itu. Wanita itu seperti binatang buas yang siap menerkam mangsanya, termasuk Naruto.

"Enghh..."

Sebuah erangan keluar dari mulut Kushina, wanita itu mulai membuka matanya, ia melihat sekitarnya. Kushina merasa kalau dirinya tidak memakai pakaian sama sekali, alias telanjang bulat. Namun ada satu hal yang membuatnya agak gelisah. Ia melihat dada bidang seorang lelaki, sementara bahunya sedang dipeluk oleh tangan lebar lelaki tersebut.

Naruto yang merasakan kalau Kushina bangun pun berpura-pura kembali tidur. Ia takut jika Kushina langsung menampar, atau menghajar dirinya. 'Tolong, jangan sampai Kaasan membunuhku!' batinnya ketakutan.

"Astaga... apa yang kulakukan tadi malam?" Kushina bergumam entah kepada siapa, ia pun mulai menyentuh dada bidang Naruto. "Aku berhubungan seks dengan lelaki lain yang tidak kukenal..." lanjutnya dengan nada menyesal. Dia pun menyingkirkan tangan yang sedang memeluk bahunya, kemudian ia bangun dari tempatnya merebahkan kepala miliknya. "Tunggu dulu... rambut kuning itu bukannya... Naruto!?"

Kushina menutup mulutnya terkejut dengan apa yang dilihatnya. Ia terkejut karena melihat sosok putranya yang sedang tertidur dengan nyenyak. Wajahnya mulai membiru, ia pun bergegas untuk pergi dari kamarnya itu.

Tapi ia kembali dikejutkan dengan sebuah benda yang berdiri tegap, wanita itu menyibak selimut yang membungkus tubuh bagian bawah mereka. Wajahnya langsung merona menatap kejantanan besar milik putranya itu. "Dia..." dengan gerakan pelan, Kushina menyentuh benda tersebut, ia merasakan kedutan saat menyentuh kejantanan milik putranya. "Naruto... dia punya penis yang besar..." Kushina mengumpulkan keberaniannya, ia pun langsung menggenggam kejantanan Naruto.

Kushina mulai menggerakkan tangannya naik turun di penis Naruto. Di sisi lain, putranya itu meringis karena melihat Kushina yang sedang bermain dengan benda miliknya, ia sendiri berharap kalau Kushina akan menyelesaikan ini secepatnya.

"Apa aku harus memasukkannya... ke dalam tubuhku?" Kushina kemudian berhenti mengocok penis Naruto, ia terlihat berpikir, tapi tangannya masih menggenggam penis Naruto. "Baiklah! Aku akan mencobanya!" Kushina pun mulai berdiri tepat di atas penis tegang Naruto. Dengan hati-hati ia menurunkan pinggulnya kebawah, ia tidak mau jika Naruto bangun dan melihatnya sedang menikmati kejantanan milik pemuda pirang itu.

Kushina menggigit bibir bawahnya, ia merasakan benda keras itu masuk ke dalam tubuhnya. "Ahh..." sebuah desahan lolos dari bibirnya, ia langsung menutup mulutnya dan terus menurunkan pinggulnya. Kushina menghela nafas lega karena semua benda Naruto masuk ke dalam tubuhnya. Ia sebenarnya tidak yakin kalau benda milik Naruto itu akan masuk semua ke dalam tubuhnya itu.

Kushina pun mulai menaik turunkan pinggulnya. Desahannya selalu ia tahan agar Naruto tidak terbanun dari tidurnya. Dibelakangnya, Naruto sedang menatap Kushina tidak percaya. Lagi-lagi ia harus tersiksa karena Kushina memerkosa dirinya kembali. Tapi saat ini Kushina memperkosa dirinya dalam keadaan sadar, benar-benar sadar.

Mungkin Naruto harus membuat Ibunya menikmati pergumulannya ini. Ia pun berinisiatif untuk bangun dari tempatnya tidur, kemudian kedua tangannya mengarah tepat dibagian depan tubuh Kushina, keduanya mulai meremas dada Kushina yang berukuran Double D tersebut.

Wanita itu terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Naruto sekarang. "Na-naruto!?"

Naruto meletakkan dagunya di atas bahu putih Kushina. "Ada apa Kaachan?"

Bibir Kushina seakan kaku dan tidak bisa digerakkan sama sekali, ia malah menyandarkan punggungnya di dada bidang Naruto. Wajahnya pun mulai murung. "Maafkan aku Naruto..."

"Untuk apa Kaachan? Kau tidak salah, tadi malam kau hanya mabuk dan mengira kalau aku adalah Touchan."

Kushina tertegun dengan apa yang dikatakan Naruto, ia tidak bisa melupakan Minato. Sangat susah untuk melupakan orang yang dicintainya dari dulu itu. Harusnya beberapa tahun ini ia bisa melupakannya.

Tapi...

"Aku tidak bisa melupakannya Naruto..."

"Kalau begitu, aku akan menggantikannya!" ujar Naruto mantap, ia menatap Kushina dengan tatapan serius. "Aku akan menggantikannya Kaachan." Ia mencium pipi Kushina, kemudian kembali meremas kedua dada Kushina dengan lembut. Kushina menggigit bibir bawahnya menahan desahan yang akan keluar dari mulutnya itu. "Bagaimana?"

"Ti-tidak..."

"Kau mungkin berkata tidak, namun tubuh serta hatimu berkata kalau kau ingin lebih." Naruto mulai menggerakkan pinggulnya naik turun, penis miliknya itu keluar masuk dari dalam tubuh Kushina. "Keluarkan semuanya Kaachan... aku tau kau ingin ini, aku akan dengan senang hati memberikannya."

Kushina pun mendesah saat Naruto menggerakkan pinggulnya, kedua buah dadanya memantul seiring irama yang diberikan Naruto. Ia terlihat sangat menikmatinya, itu terlihat dari wajahnya yang sudah merah merona. Naruto pun mempercepat gerakan pinggulnya naik turun, membuat Kushina mendesah tidak karuan, ia meremas tangan Naruto yang berada di buah dadanya.

Beberapa saat kemudian, cairan putih keluar dari penis Naruto. Ia menyembur deras bersamaan dengan klimaksnya Kushina. Wajah wanita itu terlihat sangat senang saat mencapai klimaksnya.

.

..

...

..

.

Hari mulai siang, semua anggota keluarga di kediaman Uzumaki muali menjalani kegiatan masing-masing, kecuali Naruto dan Kushina, mereka berdua berada diruang makan, Naruto sendiri sedang makan ramen dengan hikmadnya. Ia sesekali melirik Kushina yang sedang duduk di sofa dengan televisi yang sedang menyala. Pemuda itu mengingat kejadian tadi pagi serta malam hari saat Kushina sedang mabuk, entah kenapa ia ingin sekali melakukannya lagi dengan Kushina.

Naruto ketagihan. Mungkin itu yang bisa digambarkan kepada pemuda tersebut.

Ia seakan terhipnotis oleh paras cantik milik Kushina, walaupun wanita itu sudah berumur sekitar 40 tahun. Namun wajahnya masih terlihat masih berumur 20 tahunan. "Nee, Naruto... bisakah kau melupakan semuanya?" Naruto langsung menatap Kushina. "Maksudku, kita melupakan semua yang terjadi, baik itu tadi pagi atau malam saat aku mabuk."

Naruto pun menyelesaikan makannya, kemudian ia berjalan ke arah Kushina yang sedang duduk di kursi sofa. "Kaachan," Naruto memanggil Kushina, ia duduk disamping Ibunya itu. "Kau masih tidak bisa melupakan Touchan kan?" Kushina mengangguk kecil menjawab pertanyaan Naruto barusan, pemuda itu kemudian memeluk bahu Kushina, menyandarkan tubuh wanita itu di tubuh kekar miliknya.

"Kita bisa melupakannya dan memulai hubungan kita dari nol."

Naruto dibuat terdiam, ia kemudian tersenyum dan mulai menciumi rambut merah milik Kushina. "Mungkin, sekali ini saja aku tidak akan menuruti permintaanmu itu Kaachan..." tangan Naruto yang lain mulai mengelus pipi putih milik Kushina, serta mengarahkan wajah ayu milik wanita itu ke arah dirinya. "Aku mungkin bisa jatuh cinta kepadamu Kaachan..."

"Tapi ini salah Naruto..."

"Aku tau." Ia menidurkan tubuh Kushina di atas sofa, menatapnya dengan penuh arti. Kemudian Naruto mencium bibir plum Kushina dengan lembut, Kushina sendiri masih diam tidak bergerak, ia masih terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Naruto sekarang, ia juga tidak tau harus membalas ciuman tersebut atau tidak. Wanita itu kemudian mendorong tubuh Naruto untuk menjauh, ia menatap tajam pemuda pirang itu.

"Apa yang kau lakukan? Aku Ibumu!"

"Lalu kenapa kau tadi pagi seakan ketagihan dengan permainan kita tadi malam?" tanya Naruto yang saat ini masih berada di atas tubuh Kushina. "Aku tidak tau apa yang dipikirkan Kaachan saat itu, tapi Kaachan mengira kalau aku adalah Touchan, aku bisa saja menggantikan peran Touchan dikehidupan Kaachan sekarang juga."

"Ta-tapi..."

"A-a, tidak ada tapi-tapian." Kushina dibuat bungkam, ia mulai dihujani ciuman oleh Naruto. Ciuman pemuda itu mulai dari leher, hingga kedua pipi Kushina yang diselimuti rona merah. Salah satu tangannya mulai bergerilya di area dada Kushina, ia meremas pelan benda milik Kushina itu, membuat sang empunya menggigit bibir bawahnya untuk menahan desahan yang akan keluar.

'Aku ingin lebih dari ini, namun Naruto adalah anakku, aku tidak mau melewati batas antara kita. Aku tidak mau... tapi... aku menginginkan ini...'

Kushina terlihat pasrah, ia kemudian menyunggingkan senyum manisnya kepada Naruto. "Kau boleh memiliki tubuh Kaachan, Sochi..." senyuman manis Kushina dibalas dengan sebuah ciuman tepat dibibir oleh Naruto, mereka berdua berciuman mesra seakan dunia ini adalah miik mereka.

'Sekarang, aku tidak akan peduli dengan hal tabu ini... aku menginginkannya, sangat. Aku menginginkan Naruto, dia adalah segalanya bagiku... sekarang dan selamanya...'

Namun mereka tidak menyadari seorang wanita yang sedang berdiri dipintu masuk ke ruangan itu. Seorang wanita berambut pirang dengan gaya ponytail dan membawa sebuah tas.

"Kaachan... Naruto..." gumamnya terkejut.

...

TBC

...

..

.

Oke, bye! Nggak menerima protesan Word atau apalah, ntar di abaikan kalau masih minta diperpanjang.

Shinn Out! Adios!