DARK AND WILD
by
ACHAN JEEVAS
.
.
Warning : BL, TYPO(S), GAJE, DARK THEME, NC ETC
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bibir itu saling berpagutan dengan liar dan berlomba mendominasi bibir lawan dengan sensual. Tangan keduanyapun tidak tinggal diam, kedua tangan itu meraba tubuh masing-masing.
"Ngh…." Desah Jungkook ketika bibir Taehyung menjelajahi setiap inci dari tubuhnya yang mulus.
Bibir Penguasaha muda itu menciumi leher jenjang Jungkook turun ke dada dan mampir pada kedua nipple Jungkook, kembali turun ke perut Jungkook hingga ke paha Jungkook.
"Ahn… Taehyung-hyung…" desah Jungkook ketika Taehyung dengan sengaja mengigit kecil pahanya.
Taehyung mengeluarkan smirk tampan andalannya dan melumat bibir Jungkook dengan sensual. Dua insan yang baru saja meresmikan pernikahan mereka kini yang dipikiran mereka tidak ada hal lain selain tubuh pasangan didepannya.
Taehyung langsung melepaskan pagutan bibir keduanya hingga membuat benang saliva terjalin diantara keduanya. Taehyung merentangkan kaki Jungkook sehingga memperlihatkan lubang sempit yang berkedut minta untuk ia masuki.
"Hisap." Ucap Taehyung sambil menyodorkan tiga jarinya didepan wajah Jungkook dengan suara beratnya yang serat akan nafsu.
Dan Jungkook langsung menurut, ia langsung membawa jari Taehyung kedalam mulutnya dan menghisapnya dengan rakus.
Taehyung hampir mendesah ketika merasakan jarinya masuk kedalam mulut hangat Jungkook namun ia buang pikiran itu dan melihat penisnya yang masih tertutup dengan celananya yang sudah menggembung –Taehyung sudah tidak memakai atasan sama sekali.
Tangan kirinya yang tidak berada di mulut Jungkook melecehkan tubuh menggoda dibawanya, tangan itu meraba-raba bongkahan pantat Jungkook dan terkadang mengelus lubang tersebut yang membuat Jungkook tersentak.
"Cukup." Ujar Taehyung namun Jungkook masih asyik menjilati jarinya bahkan Jungkook melakukannya sambil memejamkan matanya, seolah-olah Jungkook tengah menghisap permen lollipop.
"Aku bilang cukup Jungkook, lepaskan." Kini Taehyung menggunakan nada dinginnya dan Jungkook langsung melepaskan jari-jari Taehyung di mulutnya sambil mengerang ketakutan.
Tidak mempedulikan Jungkook yang ketakutan karena suaranya, Taehyung langsung memasukan jari-jarinya yang sudah basah karena saliva Jungkook kedalam lubang sempit tersebut.
"Ahh… Hyung." desah Jungkook ketika ketiga jari itu memasuki lubangnya yang sempit dan ketat.
"Sial." Umpat Taehyung ketika merasakan jari-jarinya diremas dengan kencang oleh lubang Jungkook. Sial bagaimana jika penisnya yang masuk.
Taehyung menggerakkan jari-jarinya dengan hati-hati, dia harus melebarkan lubang Jungkook sebelum sesuatu yang lebih besar masuk kedalamnya.
"Ngh.. Ahh…." Jungkook mencengkeram lengan Taehyung sambil menggerakkan pinggangnya untuk mengikuti pergerakan tangan Taehyung.
Tidak butuh waktu lama sebelum Taehyung menarik jari-jarinya dan membuka celananya sendiri. "Aku akan masuk."
"Lakukan, Hyung." Ucap Jungkook dengan pasrah, tubuhnya sendiri dipenuhi dengan peluh.
Taehyung menatap wajah manis Jungkook yang pasrah dibawah tubuhnya, bibir merah Jungkook akibat ciuman mereka terbuka dan sungguh ini adalah pemandangan paling indah dan sensual yang Taehyung pernah lihat seumur hidupnya.
Saat Taehyung mendorong masuk penisnya kedalam lubang Jungkook seketika lubang itu menyempit dan meremas penis Taehyung.
"Akhh…" Jungkook menggigit bibirnya ketika rasa sakit pada tubuh bagian bawanya membuatnya seolah dirobek menjadi dua bagian secara paksa.
Taehyung langsung menciumi wajah Jungkook dan mengucapkan kata penenang. "Sstt… tidak apa-apa, ini hanya sebentar bertahanlah."
Dan Jungkook langsung mempercayai seluruh ucapan Taehyung. "Lanjutkan, jangan berhenti."
CEO Tampan itu langsung mendorong masuk kejantanannya hingga tertanam sempurna didalam tubuh Jungkook. Taehyung langsung melenguh nikmat ketika dinding-dinding dalam lubang Jungkook menyempit dan meremas penisnya.
"Jung..kook.. kau benar-benar sangat nikmat." Ujarnya sambil menggerakkan pinggangnya dengan berhati-hati. Walaupun Taehyung sudah pernah berhubungan badan sebelum-sebelumnya tapi Jungkook benar-benar nikmat.
Namun sayangnya gerakan penuh hati-hati Taehyung hanya berselang beberapa menit saja karena pada menit selanjutnya gerakannya berubah menjadi bringas.
Nafas Jungkook terputus-putus ketika dorongan penis Taehyung pada lubangnya semakin cepat dan membuat isi kepalanya seakan meledak karena titik kenikmatannya dihajar berkali-kali oleh penis Taehyung.
"Ngh…. Ahn… ahhhh." Jungkook mengalungkan tangannya dileher Taehyung dan terus mendesah kenikmatan tanpa tahu jika desahannya semakin meningkatkan libido Taehyung.
"H-hyung… A-aku…" suara Jungkook terpotong-potong akibat gempuran Taehyung yang begitu cepat.
Taehyung tidak mempedulikan ucapan Jungkook, ia masih sibuk dengan gerakannya sendiri.
"A-akhhhh!" Teriak Jungkook ketika ia telah sampai pada puncaknya dan dalam beberapa hentakan Taehyung pun menyusul dan mengeluarkan benihnya dalam tubuh Jungkook.
Jungkook memandang perutnya yang dipenuhi oleh cairannya sendiri sedangkan cairan Taehyung yang berada dalam tubuhnya tidak keluar sama sekali karena sempitnya lubang Jungkook. Pemuda manis itu melepaskan tangannya dari leher Taehyung dan dengan rakus mengambil nafas dari mulutnya.
Jungkook memandang penis Taehyung yang masih berada didalam lubangnya, penis itu kembali mengeras disana dan Jungkook memang lelah tapi gairah sexualnya akibat rangsangan Taehyung pada tubuhnya meningkat drastis.
Dan Jungkook kembali mendesah dengan penuh erotis ketika Taehyung kembali menggembur lubangnya tanpa akhir.
Setelah ronde kedua ini Jungkook pikir mereka akan beristirahat sebentar namun tidak, setelah keluar bersamaan Taehyung langsung membalikkan tubuh Jungkook dan bisa kalian tebak mereka melakukan dengan doggy style yang membuat Jungkook kembali mendesah dengan gila karena dengan posisi ini penis Taehyung benar-benar tertanam sempurna dilubangnya yang sempit.
.
.
.
.
.
.
"Kau lelah?" tanya Taehyung sambil mengigit kecil punggung Jungkook yang bersandar didada Taehyung dan menggunakan lengan Taehyung sebagai bantal. Jangan lupakan penis Taehyung yang masih asyik didalam lubang Jungkook dan Taehyung terkadang menggerakkannya dengan perlahan.
"Ngh…" Jungkook mendesah kecil akan tingkah nakal Taehyung, selain memaju-mundurkan penisnya didalam lubangnya tangan Taehyung yang satu laginya juga bermain dengan penis Jungkook yang ukuranya lebih kecil dari penis Taehyung. "Biarkan aku tidur sebentar, Hyung."
"Itu tidak seru karena aku tidak bisa mendengarkan desahanmu." Ucap Taehyung tepat ditelinga Jungkook dan dengan sengaja ia menjilat telinga Jungkook.
"Ahh…" desah Jungkook. Pikirannya berteriak untuk berhenti tapi tubuhnya selalu bereaksi pada setiap sentuhan Taehyung.
"I want you ride me." bisik Taehyung.
"Ok." Ucap Jungkook.
Keduanya bergerak untuk mengubah posisi mereka dan kini Jungkook sudah duduk diatas penis Taehyung yang kembali tertanam sempurna dilubangnya.
"Shit, Jungkook… lubangmu benar-benar nikmat."
"Aahhh…Hyunggg..." desah Jungkook dan tanpa membuang waktu ia langsung menggerakkan pantatnya naik turun. "Ahh… Ahh… Ahh…."
Taehyung mencondongkan tubuhnya kedepan dan menciumi nipple Jungkook dan membuat desahan Jungkook semakin keras.
"Taehyung-hyung… Ahh…"
Taehyung tersenyum mendengar namanya keluar dari sela-sela desahan Jungkook. Bibir merah Jungkook hanya mengeluarkan desahan-desahan erotis.
Jungkook terus menaik turunkan pinggulnya cukup kuat dan melakukan ritme yang sama selama beberapa saat. Taehyung merasakan ia menemukan tempat yang sempurna itu di dalam tubuh Jungkook. Tubuh Jungkook benar-benar luar biasa nikmat dan tubuh indah ini adalah apa yang ia cari selama hidupnya.
Taehyung merasa ia sebentar lagi akan keluar dan saat itulah Jungkook merintih, kaki Jungkook sudah tidak bisa menahan lebih lama lagi dan tubuhnya sudah mulai lelah, sangat lelah.
"A-ahh... aku .. Hyung .. aku lelah… bantu aku."
Pria tampan itu langsung meraih pinggul Jungkook dan membantu Jungkook bergerak sedangkan Jungkook sendiri meletakan kedua tangannya dibahu Taehyung dan ia dengan sengaja menancapkan kukunya dibahu Taehyung.
Taehyung tentu sadar akan hal itu namun ia tidak peduli. Taehyung menarik tubuh Jungkook lebih dekat padanya dan mulai menggigit dan menghisap keras leher jenjang Jungkook. Jika Jungkook menandainya dengan kukunya maka Taehyung melakukannya dengan giginya.
"Ahh… A-aku akan keluar…" ucap Jungkook dan Taehyung menaik turunkan pinggul Jungkook lebih cepat serta menggigit leher sosok yang lebih muda sepuluh tahun darinya itu.
"Taehyung-hyung!" Sosok yang lebih muda darinya itu menjerit kencang ketika ia keluar sambil menyebut namanya.
Membutuhkan dua puluh detik setelahnya agar Taehyung juga keluar dan untuk kesekian kalinya ia keluar di dalam tubuh Jungkook. "Jungkookk…"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
[3 Minggu Kemudian]
.
Limosin yang Jungkook tumpangi terhenti didepan sebuah gedung tua yang letaknya jauh dari keramaian kota Seoul.
JHope –pengawal pribadi yang Taehyung perintahkan untuk menjaga Jungkook membukakan pintu limosin berwarna putih itu.
"Kalian belum membunuhnya kan?" tanya Jungkook ketika ia beberapa pria yang memiliki badan besar keluar dari gedung tua tersebut dan membungkuk penuh hormat padanya.
"Belum, Tuan. Tuan Taehyung memerintahkan kita untuk tidak membunuhnya. Kata beliau anda sendiri yang akan membunuhnya." Jawab salah satu dari mereka.
"Tanganku akan kotor jika membunuh bajingan itu."
"Biar aku yang membunuhnya." JHope mengajukan diri.
Jungkook menggeleng sambil mengibaskan tangannya. "Aku ingin melihatnya."
.
Raut wajah Jungkook mengeras melihat wajah pria dewasa yang kini penuh dengan luka. Walaupun wajah itu penuh luka dan pakaian yang dikenakan sudah lusuh namun Jungkook tetap mengenalnya karena wajah itu salah satu wajah sosok yang membuatnya mengalami mimpi buruk.
Shim Changmin, Pamannya yang menggaruk seluruh harta kedua orangtua Jungkook. Iblis yang membuat Jungkook menjadi budak nafsunya. Jungkook mengepalkan tangannya ketika ingatan dua tahun yang lalu teringat kembali.
Dua tahun yang lalu kedua orangtuanya meninggal dalam kecelakaan mobil ketika berniat menghadiri acara kelulusannya. Ketika orangtuanya meninggal Jungkook masih belum genap 17 tahun, jelas ia masih dianggap tidak mampu menjalankan perusahaan Ayahnya yang besar. Jadi Changmin –kakak dari Ibunya yang mengambil alih karena Ayah Jungkook adalah anak tunggal.
Sebulan setelahnya ketika usia Jungkook 17 tahun dan siap menjalankan perusahaan ternyata Pamannya yang bangsat itu sudah menguras habis harta kedua orangtuanya. Jungkook tentu saja melaporkannya ke Polisi namun Changmin memiliki otak yang licik. Pria yang usinya 20 tahun diatas Jungkook itu sudah menyuap semua orang.
Jungkook dan Somi –adiknya yang dua tahun lebih muda darinya hidup sebatang kara. Tidak mau adiknya putus sekolah Jungkook bekerja banting tulang namun gajinya tetap kurang untuk biaya sekolah Somi.
Tanpa pikir panjang Jungkook mendatangi Changmin dan meminta bantuan dari Pamannya. Changmin siap membantunya asalkan Jungkook menyerahkan Somi padanya. Jungkook menolak tentu saja. Adiknya adalah sosok yang harus ia lindungi jadi sebagai gantinya ia memberikan tubuhnya pada Changmin.
Kini sosok bedebah itu ada dihadapannya dengan wajah penuh babak belur.
"Jungkook." Changmin menyebut nama keponakannya. "Maafkan aku Jungkook. Maafkan Ahjusshi."
Jungkook memandang marah Changmin. Ahjusshi? Sekarang bajingan itu menyebut dirinya sendiri sebagai Paman. Jungkook mendekati Changmin yang bersujud didepannya. "Cium kakiku."
Changmin mendongak dan menatap Jungkook.
"Tunggu apa lagi? Cium dan jilat kakiku!"
Bugh!
Salah seorang pria suruhan Jungkook memukul belakang kepala Changmin dengan kasar hingga kini wajah Changmin menyentuh kaki Jungkook. Dengan gerakan patah-patah karena tubuhnya penuh luka –Changmin yakin beberapa tulangnya juga patah, bahkan beberapa jari tangannya sudah hilang.
Changmin mencium kaki Jungkook yang memakai sepatu, bukan hanya mencium, ia bahkan menjilat sepatu Jungkook.
Senyum penuh kemenangan tercetak jelas diwajah Jungkook. Ia dengan tanpa perasaan menendang wajah Changmin.
Bugh!
Tubuh lemah Changmin terdorong kebelakang akibat tendangan Jungkook yang keras.
"Lakukan sesuka kalian padanya setelah itu kubur dia hidup-hidup." Perintah Jungkook pada puluhan sosok yang ada disekitarnya.
Changmin menggeleng panik. "Tidak, Jungkook. Jangan lakukan ini padaku. Maafkan aku, Jungkook."
Jungkook menulikan pendengarannya akan permohonan Changmin yang kini digeret paksa.
"Jeon Jungkook, apa kau tahu kematian kedua orantuamu bukan karena kecelakaan semata tapi Kim Namjoon dan Kim Seokjin yang melakukannya. Mereka berdua yang membunuh kedua orangtuamu dan membuatmu menderita selama dua tahun ini. Ini salah mereka berdua."
Nafas Jungkook tercekat mendengar ucapan Changmin.
Orangtuanya...
Changmin mencoba memberontak dari sosok-sosok yang menggeretnya menjauh dari keponakannya. "Jungkook, Aku bisa membantumu membalas perbuatan mereka. Aku Pamanmu, bocah sialan."
Jungkook memandang penuh benci Changmin. "Tidak ada paman yang memperkosa keponakannya sendiri. Itu adalah Iblis. Kau Iblis."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Aku tahu apa yang orangtuamu lakukan pada orangtuaku, Hyung." Ujar Jungkook ketika Taehyung baru saja pulang. Ia sejak tadi duduk di ruang utama dan menunggu kedatangan suaminya yang tampan namun minim ekspresi itu.
Taehyung menatap Jungkook. Matanya lagi-lagi tidak memancarkan apapun. "Changmin yang mengatakannya?"
"Ya."
"Lalu kau ingin aku melakukan apa? Membunuh kedua orangtuaku sendiri?"
"Apa kau akan melakukannya untukku?" tantang Jungkook.
Taehyung mencengkeram dagu Jungkook dengan kencang. "Kau hanya istriku, Jeon Jungkook. Mereka lebih berarti dari pada kau."
"Kalau begitu biarkan aku yang membunuh mereka."
Plakk
Jungkook menyentuh pipinya yang ditampar keras oleh Taehyung. Ia menatap Taehyung cukup lama. Taehyung yang di tatap oleh Jungkook hanya diam dan menatap dingin pemuda didepannya.
Satu tetes air mata membasahi pipi Jungkook. Ia menundukan kepalanya. "Maafkan aku, Hyung. Maafkan aku. Tidak seharusnya aku mengatakan itu."
Taehyung tidak merespon ucapan Jungkook. Ia masih memandang Jungkook.
Isakan tangis Jungkook makin kencang ketika Taehyung tidak menjawab apapun. Tanpa pikir panjang ia langsung bersujud di kaki Taehyung.
"Aku sudah merelakan kepergian Appa, Eomma dan Adikku. Tidak seharusnya aku mengungkit masa lalu lagi." Jungkook memeluk kaki Taehyung. "Aku sudah melupakan semuanya. Masa laluku. Aku sudah melupakannya. Aku adalah Istrimu dan akan selamanya menjadi Istrimu."
Taehyung menghela nafas akan tingkah Jungkook, tangannya menepuk-nepuk kepala Jungkook.
"Tolong jangan ceraikan aku. Aku tidak mau hidup penuh kemiskinan lagi. Aku tidak mau mengalami mimpi buruk itu lagi. Aku mohon, Hyung. Jangan ceraikan aku."
Yang di inginkan Jeon Jungkook hanyalah uang dan hidup lamanya kembali. Ia tidak mau lagi hidup miskin. Walaupun fakta bahwa yang membuatnya miskin adalah orangtua dari suaminya sendiri. Jungkook akan menutup mata dan telinga akan hal itu. Asalkan ia tetap menjadi istri dari Kim Taehyung. Semuanya akan ia lakukan.
"Berdirilah, Jungkook." Perintah Taehyung. Namun Jungkook menggelengkan kepalanya. Tanda ia tidak mau. Taehyung menghela nafas kasar. "Aku memaafkanmu jika kau berdiri."
Jungkook langsung mendongak dan menatap wajah tampan Taehyung. Dengan ragu-ragu ia berdiri. "Hyung–"
"Aku memaafkanmu. Sekarang masuk ke kamar dan persiapkan dirimu." Taehyung menatap dingin Jungkook. "Aku akan menghukumu sedikit."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
.
Thanks for review: Alya elfrmy, gitakanya, ELF Japan, Hexarmy, Guest, Esty, Namsan tower, KTY, AnjitKwon, Guest, GoodGodNyel, Claude Lee, lioneatbunny, BunTaeTaeKook, SwaggxrBang, Nurul1707, 2hyunnie, AYUnhomin, ArmyXOSVT, vi, Suzuki Sora, Guest, han helda, Chika Chiki, Kim Sung Tae, eiffel. toweru, Twiceonelove, Name Vin97, noonim, rukijeon.
so thank you for reading. don't forget review. karena nggak enak bgt loh kalian udah baca terus pergi gtuh ajah tanpa meninggalkan jejak. tolong apresiasi authornya yah.
btw aku juga post ff ini di wattpad. akun wattpad aku : achan98