The Golden Fox

Disclaimer:

Saya tidak memiliki hak kepemilikan atas Naruto dan High School DxD

Summary:

Dalam misi pengejaran Sasuke, Naruto menghilang tanpa jejak setelah pertarungan di Lembah Akhir. Siapa sangka bahwa ternyata Naruto dibawa oleh dua orang gadis cantik. Tapi, ada yang aneh. Sejak kapan manusia memiliki telinga dan ekor rubah?

Rate: M

Genre: Action, Adventure, Drama, Fantasy, Humor, Romance, dll.


Chapter 1

Gadis-Gadis Rubah

Misi pengejaran Sasuke adalah misi yang sangat penting bagi Uzumaki Naruto.

Uchiha Sasuke adalah sahabat dan rekan tim Naruto. Namun Sasuke berniat meninggalkan desa Konoha demi mendapatkan kekuatan dari seorang kriminal bernama Orochimaru. Tim Pengejaran Sasuke yang terdiri atas lima orang termasuk Naruto dikirim untuk mendapatkan Sasuke kembali.

Mereka berlima harus bertarung melawan empat orang bawahan Orochimaru. Kemudian bawahan Orochimaru dibantu lagi oleh satu orang sehingga tim Naruto gagal mendapatkannya. Tapi dengan bantuan dari seorang teman dan tiga ninja dari Suna, Naruto sendirian bisa pergi mengejar Sasuke.

Terjadilah pertarungan antara Naruto dan Sasuke. Pertarungan mereka terjadi di suatu tempat bernama Lembah Akhir.

Setelah pertarungan yang panjang dan habis-habisan, Sasuke adalah pemenangnya. Dengan begitu, dia pergi menuju tempat Orochimaru dan meninggalkan Naruto yang tidak sadarkan diri di lembah itu.

Sementara itu di atas tebing, sebuah kereta kuda berjalan melewati lembah itu.

"Onee-chan! Onee-chan!" seorang gadis memanggil kakak perempuannya.

"Ada apa, Yukki?" tanya kakak perempuannya.

"Ada seseorang di sini! Lihatlah, dia seorang manusia!" ucap sang adik yang sedang menunjuk Naruto yang masih tidak sadarkan diri.

"Tinggalkan saja dia di sana. Nanti juga dia bangun sendiri"

"T-Tapi aku tidak mau meninggalkannya sendirian. Kita bawa saja dia!"

"Tidak boleh. Dia hanya akan membebani kita"

"Ayolah, Onee-chan! Kumohon!"

"Sudah kubilang tidak boleh. Kita tidak boleh membawa orang lain begitu saja"

"Onee-chan, bagaimana jika nanti dia mati? Aku akan sangat sedih! Bawa dia saja, ya? Ya, ya?"

Sang kakak hanya bisa menghela napas dan akhirnya setuju untuk membawa Naruto.


Tiga Hari Kemudian

Kedua mata terbuka lebar dan Naruto bangun dari tidurnya.

Entah sudah berapa lama, namun Naruto tahu dia sudah berhari-hari tidak sadarkan diri. Dia langsung teringat dengan misi yang dijalaninya untuk membawa pulang Sasuke. Pertarungannya dengan Sasuke berakhir dengan dia tidak sadarkan diri dan entah apa yang sudah terjadi pada sahabatnya itu.

Apakah orang itu masih bisa dianggap sahabat? Menggunakan jutsu berbahaya seperti Chidori dan menusuk dada temannya sendiri. Jika saja Naruto tidak memiliki Kyūbi di dalam tubuhnya, sudah pasti dia akan mati karena jutsu itu.

Ngomong-ngomong, Naruto baru saja menyadari dia berada di tempat yang asing. Saat terbangun, dia berpikir sedang berada di rumah sakit Konoha, tapi tempat ini berbeda. Mungkin saja mereka mengganti dekorasi rumah sakit. Itu tidak mungkin karena dia mengunjungi rumah sakit sehari sebelum menjalani misi.

"Oh, kau sudah bangun!" suara seseorang membuat Naruto terkejut. Seorang gadis seusianya masuk ke dalam ruangan. "Hei, hei! Apa kau sudah baik? Apakah masih ada yang sakit? Mengapa kau bisa seperti itu? Siapa namamu?"

"Err, di mana ini?" tanya balik Naruto.

"Ah, ya! Kau ada di Shimogakure sekarang!"

"Shimogakure? Kurasa aku pernah mendengarnya" Naruto menggosok-gosok dagunya seraya berpikir keras.

"Apa kau tidak pernah melihat peta? Shimogakure terletak di Negara Beku"

"Etto… aku tidak tahu di mana itu" balas Naruto.

"Ternyata kau memang tidak tahu letak negara-negara. Negara Beku terletak di utara Negara Ladang Padi dan di barat Negara Petir! Kau itu tidak pintar, ya?"

"Aku bukannya tidak pintar, hanya tidak tahu saja!" balas Naruto lagi dengan marah.

"Itu sama saja, kan?"

Naruto menggertakkan giginya dan membuang muka ke samping.

"Oh, ya! Aku adalah Yukikaze, kau bisa memanggilku Yukki. Siapa namamu?" Gadis itu memperkenalkan dirinya dan menanyakan nama Naruto.

"Namaku adalah Uzumaki Naruto, orang yang akan menjadi Hokage!" jawab Naruto dengan cengiran lebar.

Yukikaze hanya bisa berkedip. "Hokage itu orang terkuat yang ada di Konohagakure, kan?" tanya gadis itu.

"Ya! Suatu hari nanti aku akan melampaui semua Hokage yang pernah ada dan mendapatkan pengakuan dari semua orang!" jawab Naruto dengan penuh percaya diri.

"Itu tidak mungkin!" bantah Yukikaze yang mendapatkan tatapan kesal dari Naruto. "Hokage adalah orang-orang yang sangat kuat. Tidak mungkin orang sepertimu bisa menjadi Hokage"

"Apa kau bilang?!" Naruto memberinya tatapan tajam. Tiba-tiba Naruto menyadari ada yang aneh dengan gadis di depannya ini. "Eh?"

Yukikaze memiliki penampilan seorang gadis berusia 12 tahun yang berambut pirang dan bermata biru. Yang aneh darinya adalah dia memiliki dua telinga rubah di atas kepalanya dan sebuah ekor. Telinga dan ekornya berbulu emas.

"Ehhh! Apa-apaan ekor dan telinga itu?!" tanya Naruto dengan panik sambil menunjuk-nunjuk ekor dan telinga Yukikaze.

"Hmm?" Yukikaze menyentuh kedua telinga rubah-nya. "Kau lambat sekali menyadarinya. Tentu saja ini adalah telinga dan ekorku!"

"Aku tahu itu adalah telinga dan ekor! T-Tapi… kenapa telinga dan ekor rubah? S-Siapa kau sebenarnya?" tanya Naruto sambil sedikit menjauhi gadis itu.

Yukikaze berdecak pinggang dan menatap kesal ke arahnya. "Kau mengatakannya seolah-olah kau tidak pernah melihat yang seperti ini. Apa kau tidak pernah melihat kitsune sebelumnya?"

"K-Kitsune? Tapi itu hanya mitos! Hanya mitos!"

"Mitos? Ha! Kami adalah ras yōkai terkuat yang pernah ada! Siapapun yang mengatakan kami hanya mitos, aku akan menghajarnya!" ucap Yukikaze.

"Eh, yōkai?"

"Kau tidak tahu apa-apa, ya? Dan orang sepertimu berharap akan menjadi Hokage, dasar tidak tahu diri! Yōkai adalah ras siluman yang memiliki banyak jenis. Salah satunya adalah kitsune, siluman rubah" jelas Yukikaze.

Naruto hanya menggaruk-garuk kepalanya dengan bingung. "Aku baru tahu soal itu" gumamnya.

"Oh, benar juga! Ini sudah pagi, ayo kita sarapan! Kau harus merasakan masakan Onee-chan, dia bisa membuat makanan yang sangat enak" ucap Yukikaze dengan penuh semangat.

Sebelum Naruto bisa menjawabnya, gadis itu sudah terlebih dahulu menarik lengannya dan membawanya keluar ruangan sambil tidak memedulikan protes dari Naruto.

Ya, Naruto tidak bisa melawan balik karena tubuhnya masih sakit. Bahkan bertambah lebih sakit lagi karena gadis ini seenaknya saja menariknya dengan paksa. Ruangan yang ditempati Naruto tadi terletak di lantai atas bangunan, jadi Yukikaze membawanya ke lantai bawah di mana telah tersedia sebuah meja makan.

"Onee-chan! Dia sudah bangun!" teriak Yukikaze.

Seorang gadis pun datang dengan membawa beberapa piring makanan dan meletakan semuanya di atas meja makan. Naruto terperangah melihat kecantikan orang itu.

"Yukki, bukankah sudah kukatakan untuk menyembunyikan telinga dan ekormu saat berada di dekat orang asing?!" ucap gadis itu dengan tegas.

Yukikaze hanya tertawa gugup sambil menggaruk belakang kepalanya. "Maafkan aku, onee-chan" ucapnya.

Sang kakak hanya bisa menghela napas dan menatap Naruto dengan dingin. Dia mengabaikan Naruto dan lanjut menyiapkan makanan.

"Dia adalah kakakku, namanya adalah Yasaka!" Yukikaze memperkenalkan siapa gadis itu kepada Naruto.

Yasaka adalah gadis yang kira-kira berusia 18 tahun. Dia memiliki rambut panjang berwarna pirang yang panjang, dan mata emas berkilauan. Berbeda dengan Yukikaze, Yasaka tidak memiliki telinga dan ekor rubah.

"Dia... manusia?" tanya Naruto dengan bingung.

"Tentu saja bukan! Onee-chan adalah seorang kitsune sepertiku, dia itu sangat kuat" jawab Yukikaze dengan cengiran lebar.

"T-Tapi dia tidak punya telinga dan ekor" ucap Naruto.

"Ah, kami para yōkai bisa menyembunyikan telinga dan ekor kami. Kami melakukannya untuk berbaur dengan kalian para manusia" jelas Yukikaze sebelum telinga dan ekor-nya menghilang ke dalam tubuhnya.

Yasaka telah selesai menyiapkan semua makanannya dan mereka bertiga duduk bersama-sama untuk memulai sarapan.

Naruto mencicipi makanan tersebut dan kedua matanya langsung melebar. Dia tidak pernah merasakan makanan seenak ini sebelumnya. Walaupun menurutnya makanan ini tidak seenak ramen.

"Bagaimana? Masakan onee-chan sangat enak, kan?!" tanya Yukikaze. Naruto hanya mengangguk-angguk sambil melahap makanannya dengan cepat.

Tidak butuh waktu yang lama bagi Naruto untuk menghabiskan seluruh makanannya. Bahkan dia meminta untuk menambah makanannya lagi.

"Oh, ya" ucap Naruto tiba-tiba. "Aku harus segera kembali ke Konoha!"

"Benar juga, kau bilang kau berasal dari Konohagakure. Untuk pergi ke Konohagakure dari sini, kau harus melewati Negara Ladang Padi lalu setelah itu melewati Lembah Akhir untuk sampai Negara Api" jelas Yukikaze.

"Lembah akhir…" gumam Naruto yang langsung berhenti makan. Dia langsung teringat misi yang dijalaninya dan pertarungannya melawan Sasuke di Lembah Akhir. "Berapa lama aku sudah ada di sini?!" tanyanya kepada kedua gadis itu.

"Kami menemukanmu tiga hari yang lalu, lalu memutuskan untuk membawamu ke sini sampai kau bangun" jawab Yukikaze.

Naruto terkejut saat mendengar jawabannya. "T-Tiga hari?!"

"Hei, sebenarnya apa yang terjadi padamu? Kau terluka parah dan pingsan di tengah-tengah lembah. Apa kau habis bertarung?" tanya Yukikaze.

"Ya… aku bertarung melawan temanku" ucap Naruto dengan lirih.

"Jadi, temanmu yang melakukan itu padamu? Dia orang yang kejam, membuat luka separah itu pada temannya sendiri!"

Naruto mengepalkan tangannya. Dia sendiri tidak tahu harus menganggap Sasuke sebagai temannya atau tidak. Setelah semua yang dilakukan orang itu kepadanya, meninggalkan desa dan teman-temannya demi mendapatkan kekuatan, lalu berusaha membunuh rekan tim-nya sendiri.

"Aku harus pulang ke Konoha!" ucap Naruto.

"Eh, kau masih belum sembuh. Paling tidak tunggulah beberapa hari lagi" balas Yukikaze.

"Aku tidak bisa menunggu lagi, aku harus segera pulang!"

"Kalau begitu, kami akan mengantarmu. Iya kan, onee-chan?" Yukikaze menatap kakaknya dengan senyuman di wajahnya.

"Tidak" jawab Yasaka dengan cepat dan tegas. Dia memberikan Naruto sebuah tatapan dingin. "Jika dia ingin pulang, maka dia harus melakukannya sendiri. Aku tidak punya urusan sama sekali dengannya"

Yasaka berdiri dan membereskan meja makannya. Setelah itu, dia meninggalkan mereka sambil membawa piring-piring bekas makan dan sisa-sisa makanannya.

Yukikaze mengalihkan pandangannya kepada Naruto. "Onee-chan memang seperti itu orangnya. Dia tidak bisa mempercayai orang lain dengan mudah. Maafkan dia" ucap Yukikaze dengan tatapan minta maaf. "Tapi, aku akan mencoba memintanya untuk membawamu pulang! Lalu, kau juga harus beristirahat lebih lama lagi, lukamu masih terlalu parah!"

Naruto mengistirahatkan kepalanya di atas meja dan terlihat kesal. "Baiklah, aku akan menunggu sampai tubuhku benar-benar pulih"

Yukikaze tersenyum senang saat mendengarnya.

'Bagaimana keadaan yang lainnya, ya?' batin Naruto dengan khawatir.


Konohagakure

"Kau masih belum bisa menemukannya?!" Tsunade memukul meja di kantornya dengan keras. Dia tengah memarahi Jiraiya yang sedang berdiri di depannya saat ini. Jiraiya hanya bisa menggaruk kepalanya sambil menghela napas.

"Tidak mudah untuk menemukan Naruto. Aku sudah meminta bantuan anjing-anjing Kakashi dan orang-orang dari klan Inuzuka, tapi jejaknya menghilang karena hujan yang deras pada hari itu. Aku sudah mencari di desa dan negara terdekat, tapi tidak ada satupun orang yang melihatnya. Satu-satunya kemungkinan adalah Negara Ladang Padi, dan kau tahu sendiri negara itu dikuasai oleh Orochimaru" jelas Jiraiya kepadanya.

Tsunade menggertakkan giginya. "Apa… apa menurutmu, Orochimaru membawanya juga?"

Jiraiya menjawabnya: "Aku tidak tahu. Kemungkinan lainnya juga seseorang menemukan Naruto dan membawanya pergi untuk mengobatinya. Tapi… mungkin saja lebih buruk"

Tsunade melebarkan kedua matanya. "Jangan-jangan… Akatsuki?!"

"Ya, mungkin saja begitu. Itulah yang kutakutkan saat ini juga" ucap Jiraiya seraya berjalan pergi menuju pintu ruangan. "Aku akan mencoba menyelidiki markas Orochimaru dan mencari tahu lebih banyak lagi. Kita berharap saja Naruto tidak dibawa oleh Akatsuki"

Setelah berkata begitu, Jiraiya meninggalkan Tsunade sendirian di kantornya. Tsunade berdiri dan menatap keluar jendela dengan tatapan khawatir.

'Di mana kau sekarang, bocah?!'


Naruto menghela napasnya dan menatap keluar jendela. Malam yang dingin di Shimogakure, mengingat bahwa desa ini terletak di negara paling dingin di Dunia Shinobi. Selimut hangat membalut tubuh anak berambut pirang itu.

Merasa bosan berada di dalam rumah, Naruto memutuskan untuk untuk keluar dengan mengenakan jubah hangat. Saat berada di luar, yang didapatkannya adalah angin dingin yang kuat. Bahkan dengan jubah hangat-nya, dia masih bisa merasakan dinginnya tempat itu.

Naruto kemudian menyadari seseorang berada di atap rumah. Terlihat Yukikaze yang sedang duduk berbalut jubah hangat juga. Naruto melompat ke atas atap dan berdiri di sampingnya.

"Oi, apa kau tidak takut sakit?" tanya Naruto.

Yukikaze menghela napas dan tersenyum. "Kami para yōkai memiliki kondisi fisik yang lebih baik dibanding kalian para manusia. Suhu semacam ini tidak akan mudah membunuhku. Lagipula, aku yang seharusnya menanyakan itu padamu"

"Hah! Mana mungkin aku bisa dikalahkan oleh udara dingin seperti ini?!" tanya Naruto dengan cengiran lebar.

Foossh!

Tiba-tiba angin kencang melewatinya dan Naruto menjadi menggigil.

"Tidak bisa dikalahkan, huh?" Yukikaze tertawa mengejek kepadanya.

Wajah Naruto berubah menjadi kesal dan alisnya berkedut. Dia pun duduk di samping Yukikaze. "Akan kubuktikan padamu!" serunya dengan lantang. "Ngomong-ngomong, kenapa kau duduk di sini?"

"… aku sangat menyukai langit di malam hari" jawab Yukikaze.

"Langit? Apa itu alasannya kau pergi ke luar sini, hanya untuk melihat langit?" tanya Naruto.

"Aku selalu pergi keluar hanya untuk melihat langit di malam hari. Sejak dulu, Tou-chan dan Kaa-chan akan membawa kami keluar untuk melihat langit. Bintang-bintang yang sangat banyak, bulan yang bersinar terang, dan warna langit yang gelap. Aku menyukainya, karena semuanya indah!"

"Ah, benar juga! Aku tidak melihat ayah dan ibu kalian sejak tadi, di mana mereka?" tanya Naruto lagi.

Yukikaze menundukkan wajahnya seraya memeluk lututnya. "Mereka… sudah pergi… dan tidak akan kembali lagi"

Naruto menyadari kesalahannya dan mematung selama beberapa saat. Tatapan matanya berubah menjadi sedih dan dia juga menundukkan kepalanya.

"Tapi, aku tidak akan pernah sedih!" seru Yukikaze yang membuat Naruto terkejut. "Kaa-chan selalu menyuruhku untuk tersenyum apapun yang terjadi! Dia bilang bahwa tersenyum adalah bukti bahwa aku adalah orang yang kuat. Karena itu… aku akan membuktikan padanya bahwa aku adalah orang yang sangat kuat!"

"Selalu tersenyum, ya?" gumam Naruto.

"Kau juga harus selalu tersenyum!"

"Huh?" Naruto menatapnya dengan bingung.

"Aku tahu kau pasti merasa sedih karena tidak bisa pulang! Jika kau tidak ingin dilihat sebagai orang yang lemah, maka kau harus tersenyum apapun yang terjadi!" ucap Yukikaze sembari memberikannya sebuah senyuman lebar.

Naruto hanya bisa menatapnya dengan kedua melebar. Tapi beberapa saat kemudian, anak itu ikut tersenyum juga dan mengangguk. "Yosh! Aku juga akan membuktikan bahwa aku adalah orang yang kuat!"

Yukikaze terlihat senang ketika mendengarnya. Gadis itu memalingkan wajahnya dan melihat langit lagi. "Coba kau lihat! Bukankah langit sangat indah di malam hari?!"

Naruto ikut menoleh untuk mengikuti arah pandangan Yukikaze. Kedua matanya melebar sekali lagi dan mulutnya terbuka. Langit malam yang dipenuhi bintang dan bulan purnama membuatnya terperangah.

Dia tidak tahu mengapa dia bisa menjadi seperti ini, dia sudah sering melihat langit malam saat berada di Konoha. Entah apa yang membuatnya berbeda kali ini. Mungkin karena pemandangan malam di Shimogakure lebih luas atau karena saljunya yang menambahkan keindahan.

Naruto tidak tahu apa perbedaannya, namun dia sangat menyukai pemandangan seperti ini.

Di dalam rumah, terlihat Yasaka yang sedang duduk sambil membaca buku. Dia juga melihat keluar jendela dan memandang langit.

Dia kembali mengingat percakapannya dengan Yukikaze setelah makan siang tadi.

"Ayolah, Onee-chan! Kita antar dia pulang, hanya itu saja. Lagipula, aku ingin sekali melihat Konohagakure!" Yukikaze memohon kepada kakaknya.

Yasaka hanya menatapnya tanpa menunjukkan ekspresi. "Aku tidak punya urusan dengannya. Dan juga aku sudah mengatakan bahwa aku setuju untuk membawanya ke sini, tapi aku tidak pernah mengatakan untuk membawanya pulang"

"Onee-chan! Apa kau tidak kasihan dengannya? Dia sangat merindukan tempat asalnya, dan pasti ada orang-orang yang menunggunya untuk pulang"

"Aku tidak peduli. Jika dia ingin pulang, dia bisa melakukannya sendiri. Dilihat dari pelindung kepala yang dipakainya, dia adalah seorang shinobi. Seorang shinobi pasti bisa mencari jalan pulang ke desanya sendiri"

"Tapi, Onee-chan! Dia masih terluka, tidak mungkin dia melakukan perjalanan yang panjang dengan luka seperti itu!"

"Kalau begitu suruh dia untuk menetap di sini sampai lukanya sembuh. Setelah itu, dia harus keluar dari tempat ini dan pulang ke rumah"

Akhirnya, Yukikaze menyerah untuk memaksa kakaknya. "Baiklah…"

"Dan satu hal lagi! Selama dia tinggal di sini, aku tidak akan mengurusnya" ucap Yasaka kepada adiknya untuk terakhir kali.

Yasaka tidak peduli apa yang akan terjadi pada anak berambut pirang itu. Tapi dia yakin adiknya akan berusaha untuk merawatnya dan tidak akan berhenti untuk memaksa sang kakak untuk membantu juga.

"Yukki… kau terlalu baik"

To Be Continue


Chapter 1 selesai!

Hello, everybody! Saya ada di sini dengan fic yang baru.

Maafkan saya jika ceritanya tidak menarik sama sekali, karena kekurangan ide untuk membuat cerita baru. Tapi saya tidak bisa berdiam diri begitu saja ketika sedang mendapatkan ide untuk sebuah cerita baru. Tangan saya terasa gatal dan akhirnya terciptalah fic yang baru ini!

Cerita ini akan pendek di setiap chapter-nya jika dibandingkan dengan fic saya yang satunya lagi, dan mungkin hanya berkisar 10 chapters.

Cerita terbaru ini hanya berfokus kepada kehidupan Naruto bersama Yukikaze dan Yasaka saja. Musuh yang muncul juga hanya sedikit, dan tentu saja antagonis utamanya bukan Orochimaru maupun Akatsuki.

Banyak yang mungkin sudah tahu, tokoh Yasaka yang saya gunakan di fic ini adalah Yasaka dari High School DxD. Tapi di sini usianya masih 18 tahun, jadi bayangkan saja dia masih muda.

Untuk beberapa orang yang belum tahu, tokoh Yukikaze saya sambil dari Yukikaze Panettone dari Dog Days. Usia Yukikaze di sini adalah 12 tahun, seusia dengan Naruto.

Satu hal lagi, saya tidak akan terlalu sering menulis fic ini. Masih ada fic pertama yang harus saya selesaikan secepatnya, jadi tidak akan terlalu fokus untuk fic ini.

Hanya ini pesan yang bisa saya sampaikan.

Sampai jumpa lagi. Arigatō!