Naruto © Masashi Kishimoto

Tidak mengambil keuntungan material apapun dalam pembuatan fanfiksi ini.

.

.

.

selamat membaca

.

.

.


Boruto mengatakan "aku pulang" dengan wajah tertekuk. Ia melewati Hinamori dan Hinata yang menawarkan makan malam. Tidak lagi ada selamat datang dari orang yang paling ingin ia temui.

Di suatu waktu, Boruto berdiri di depan kaca. Mencoba membandingkan kehidupannya dan kehidupan Ayahnya. Kakek dan Nenek sudah meninggal sejak Ayah lahir. Untuk sesaat, Boruto bersimpati.

Tidak ada selamat datang dari siapapun ketika Naruto pulang. Lantas apakah Naruto selalu berbicara pada pahatan di bukit sana? Sama saja. Pahatan itu tidak bisa berbicara. Apa bedanya dengan seseorang yang ada tapi tidak ada selamat datang darinya?

Malam itu pertengkaran lagi. Boruto setelah mencocor semuanya pada Naruto, berlari membabi buta. Tidak tahu ke mana. Ia hanya ingin berlari, sejauh mungkin dari rumah. Sejauh mungkin dari Ayahnya. Di dataran tinggi ketika dia mencoba mencari jawaban di antara lampu-lampu rumah yang dimpimpin Hokage, sandal dan kaki Ibunya yang ia lihat.

"Kenapa Ibu yang mengejarku? Harusnya Ibu tidak perlu capek-capek."

Hinata duduk di sebelah sulungnya. "Tadi Ayah ingin mengejar, Ibu menghentikan. Kasihan Ayah yang baru pulang."

Boruto mendengus. "Memang Ibu tidak kesal sama Ayah, apa? Setiap hari menunggu dia, bahkan seringkali tidak pulang. Dikirim bunshin berkali-kali."

Hinata sedikit terkejut atas pertanyaan putranya. Tapi dia tetap tersenyum. "Sekarang, lihat, apakah Konoha terlihat jelek?"

Suara-suara di bawah sana memanggil. Cahaya-cahaya oranye, hijau, kuning, merah. Orang-orang bersenang-senang di antara canda tawa.

"Setiap malam, kita bisa tidur nyenyak di balik selimut. Indah, bukan? Kalau Ayah tidak bisa memimpin keluarganya sendiri, bagaimana bisa dia memimpin keluarga-keluarga yang ada di Konoha?"

Tapi pemandangan ini begitu indah.

"Ayo, kita pulang. Ayah dan Hinamori sudah menunggu."

Boruto cepat menyeka ujung matanya. Ia harus menyiapkan diri untuk mengucap aku pulang. Dan mendengar selamat datang dari orang yang paling ingin dia temui saat ini.


fin.