MEMORY

.

.

Disclaimer©Masashi Kishimoto

.

.

Pair SasuSaku

.

.

"Kami bersyukur memilikimu Sakura."

Bayangan itu terus terintas dipikiranku.

"Mama dan Papa Menyayangimu. Jadilah gadis yang kuat."

Suara itu terus terngiang dipikiranku.

"Arrrrgh, Kepalaku sakit sekali. Ini sakit!"

"Arrrrrrgh…"

Naruto dan Sasuke memperhatikanku. Aku terus memegang kepalaku dengan kedua tanganku, kepalaku serasa mau pecah, semua bayangan itu terus saja memenuhi otakku.

"Aku berjanji akan menunjukkan dunia luas yang indah padamu Sakura. Jadi tetaplah bersamaku" ujar bayangan seorang anak laki-laki yang sulit kuingat wajahnya.

"Kau tidak seharusnya ada didunia ini, kau hanya akan membawa keburukan bagi kami."

Bayangan beberapa orang terus muncul dipikiranku.

"Kenapa hanya kau saja yang selamat?! Seharusnya kaulah yang mati!" teriak bayangan lainnya.

"Argggh..Hiks..Hiks..Huaaaaaa."

Aku berteriak dan menangis sekuat-kuat nya. Seseorang mendekapku berusaha meredam rasa sakitku. Semakin keras aku menangis, semakin erat dia memelukku.

"Sakura..ra..Sakura.."

Aku mendengar suaranya, dia memanggil namaku, perlahan kesadaranku menghilang.

"Sakuraaa!"

Suara itu semakin menjauh.

Naruto Pov

Konoha Hospital

Sakura dirawat di rumah sakit Konoha dan masih belum sadarkan diri.

"Sebenarnya apa yang terjadi dengan Sakura-chan? Ini pertama kalinya aku melihat sakura –chan menangis seperti itu, tangisannya lebih menyakitkan dari saat dia memintaku untuk membawa mu kembali ke Konoha, Sasuke." ujar Naruto sambil memandang kearah Sasuke.

Tidak ada jawaban dari Sasuke. Dia hanya diam dan bersandar di kursi tunggu rumah sakit. Sekalipun terlihat santai, dia tidak bisa menutupi kekhawatirannya. Dahinya berkerut dan wajahnya terlihat sedang memikirkan sesuatu. Ini pertama kalinya aku melihat sahabatku menunjukkan ekspresi seperti itu. Aku rasa Sasuke juga sedang bingung dengan keadaan ini.

Flashback On…

Kami tim 7 sudah sekian lamanya tidak berkumpul seperti ini, semenjak Sasuke memutuskan untuk pergi menebus dosanya. Tim 7 selalu menjalankan misi tanpa Sasuke, selain itu terkadang aku ataupun Sakura-chan menjalankan misi solo. Sakura-chan lebih banyak membantu di rumah sakit Konoha, dan aku lebih sering menjalakan misi lainnya.

Satu hari sejak kepulangan Sasuke kembali ke Konoha, guru Kakashi meminta kami berkumpul di tempat training tim 7. Guru Kakashi yang kini sudah menjabat menjadi Hokage meminta tim 7 untuk menjalankan sebuah misi ke desa Nami. Kabarnya desa tersebut membeku, para penduduk berubah jadi es dan tak ada yang berani kesana. Itu terjadi dua hari yang lalu.

Tugas kami adalah mencari tahu penyebab kejadian tersebut. Dan jika bisa, kami harus mencari cara untuk mengembalikan penduduk desa seperti semula.

Kami memulai perjalanan kami. Ditengah jalan aku, Sasuke dan Sakura-chan bertemu dengan penduduk desa tetangga dan menggali informasi tentang masalah ini.

Sasuke mendapatkan informasi dari seorang pedagang yang biasa singgah ke desa itu sebelum, desa tersebut menjadi es.

Pedagang tersebut mengatakan malam itu saat dia selesai dengan pekerjaannya, dia melihat seseorang berambut putih perak berdiri diatas tiang tinggi di desa Nami. Orang tersebut berteriak menyeringai dan berkata, "Aku akan menemukan Reinkarnasi Eve dan membangkitkan kembali sang jiwa kegelapan. ini persembahanku untuk menyambutnya! "

Si pedagang berkata "Setelah itu aku tidak sadarkan diri dan saat terbangun aku sudah berada diluar gerbang desa."

Kami berfikir laki-laki yang diceritakan tersebut berhubungan dengan kejadian ini. Dua hari kami mencari informasi tentang laki-laki berambut perak tersebut. Tapi tidak satupun yang mengetahui darimana asal laki-laki tersebut. Yang kami dapat hanyalah informasi sebelum desa tersebut membeku. Kami memutuskan untuk kembali ke Konoha dan membicarakan tentang ini kepada Hokage.

Karena Konoha sudah tidak terlalu jauh lagi dan hari sudah malam, aku, Sasuke dan Sakura-chan beristirahat sebentar ditengah hutan. Seperti biasa, disela-sela istirahat kami, aku selalu menjahili Sakura-chan dan berakhir dengan bogeman dari Sakura-chan. Sedangkan Sasuke hanya menyeringai bahagia karena melihat wajahku yang habis dibogem Sakura-chan.

Beberapa menit kami menghangatkan diri di tengah hutan. Aku melihat Sakura-chan menggosokkan kedua tangannya kemudian mengarahkannya disekitar api penghangat kami. Sakura-chan terlihat kedinginan. Bukan hanya Sakura-chan, Sasuke dan aku merasakan hal yang sama.

"Krusaak…"

Aku mendengar suara diantara semak-semak. Kami bertiga berdiri dan bersiaga, siap untuk bertarung.

"Ada seseorang" ujar Sasuke pelan.

Sasuke mengaktifkan sharingannya. Seseorang keluar dari semak-semak dengan santainya. Kami memandang waspada terhadap orang tersebut. Dan laki-laki itu hanya menyeringai memandang kami.

"Rambutnya berwarna perak. Bukankah dia seperti orang yang kita cari?" Sakura memandang laki-laki tersebut dengan intens.

"Kau benar Sakura-chan, ciri-cirinya memang sama."

Aku berfikir untuk bicara dengan orang tersebut dengan tetap mempertahankan kewaspadaan.

"Oi..Apa kau laki-laki yang berteriak seperti orang gila di desa Niwa ?!"

"Hahaaa... Kau bicara padaku ?" ujar lelaki tersebut sambil tertawa.

"Kau yang membekukan desa tersebut. Benar, kan?" sambung Sasuke bertanya.

Lelaki tersebut memeluk tubuhnya sendiri dan bertingkah seperti orang yang tidak waras. Ia tertawa sangat keras, kemudian berkata "AHAHAHAAA, membekukan? Iya, aku yang melakukannya. Aku akan membekukan semuanya, hahaaa… termasuk kalian juga."

"Kraaaaak…"

Tanah di sekitar kami membeku, es nya terus menjalar menuju kami.

"Amaterasu" Sasuke menggunakan Amaterasu nya kepada lawan, tapi lawan tersebut menghindar dengan melompat.

"Hiaaaaat… Shanarooo!" Sakura-chan menyerang lewat udara, tetapi laki-laki tersebut masih dapat menghindar.

Sekilas musuh melihat ke arah Sakura. Aku menggunakan Rasenganku untuk menyerangnya dan lagi dia masih bisa menghindari serangan.

"Kreeeek…"

Saat aku berlari ke arahnya untuk melancarkan serangan, tiba-tiba tubuhku tak bisa digerakkan. Kami seperti membeku, tapi kami tidak menjadi es. Sasuke dan Sakura juga mengalami hal yang sama.

Dia menyeringai dan berjalan perlahan ke arah ku dan memukul ulu hatiku dengan kuat. Aku tersungkur dan terbatuk-batuk mengeluarkan darah. Sasuke berusaha membebaskan diri dari kekangannya, tapi tetap tidak berhasil. Dia terus berjalan menuju Sasuke dan Sakura.

Lelaki tersebut berhenti tepat didepan Sakura, dia tersenyum, tangannya menggapai pipi sakura dan mengelusnya lembut. Sakura terlihat kaget sekaligus takut dengan perbuatan laki-laki tersebut.

"Apa maumu, jangan sembarangan menyentuhku?!" ujar Sakura sinis.

Lelaki itu tersenyum lembut melihat Sakura.

"Sudah lama tidak bertemu. Kau semakin cantik, ya?" Sakura semakin kaget dibuatnya.

Sasuke hanya bisa diam di tempat tanpa bisa melakukan apa-apa. Aku tahu kalau Sasuke sedang berusaha bergerak sejak tadi. Tiba-tiba laki-laki tersebut mendekatkan dirinya ke Sakura, dia membisikan sesuatu di telinga Sakura. Mata Sakura membulat terkejut. Entah apa yang laki-laki itu katakan pada Sakura.

"Kririiit… Kriiit Chidori…"

Sasuke berhasil lepas dari kekangannya, dia langsung menyerang lawan dengan chidori. Tetapi lagi, laki-laki itu masih bisa menghindar.

"Cih, sebenarnya siapa kau?" ujar Sasuke kesal.

Tubuhku dan Sakura mulai bisa bergerak kembali. Aku melihat ke arah Sakura, dia hanya diam tubuhnya gemetar. Aku tidak tahu apa yang membuatnya jadi seperti itu. Aku berlari kearah Sakura untuk memastikan dia baik-baik saja.

"Hahaaaa… Akhirnya aku menemukannya! Aku menemukannya!" teriak laki-laki itu senang.

"Syuuuuut...syuuut…"

Sasuke melempar beberapa Shuriken ke arah lelaki tersebut.

Menghunuskan pedangnya ke arah lawan, tapi semua bisa dihindari oleh lelaki tersebut. Sasuke terlihat kesal dan lelah karena tidak ada satupun serangannya mengenai lawan, yang ada tubuhnya lah yang dipenuhi luka dari serangan lawan. Jujur saja, selain memiliki kemampuan yang hebat lawan kami juga dapat menghindar dengan cepat. Aku kembali melihat kearah Sakura.

"Sakura-chan. Kau tidak apa-apa?"

Sakura terduduk lemas sambil memegang kepalanya. Dia seperti menahan sakit.

Aku mendengar laki-laki tersebut tiba-tiba berbicara "Aku harus kembali?"

Dia melihat ke arah Sasuke, kemudian melihatku dan terakhir ke Sakura. Dia memandang Sakura lama, kemudian kembali menyeringai. Dia melafalkan mantra entah apa. Aku dan Sasuke kembali tak bisa bergerak, dan Sakura memegang kepalanya. Tubuhnya gemetar, air matanya tergenang.

"Sakit… Argggh!" Sakura berteriak kesakitan.

"Aku pasti akan menemuimu lagi." Lelaki itu menghilang ditengah kabut tebal.

Tubuh kami bisa kembali bergerak. Sasuke memandang Sakura dengan sangat khawatir. Sakura terus saja memegang kepalanya dengan kedua tangannya, dia masih merasa kesakitan. Aku tidak tau harus berbuat apa.

"Sakura-chan kau kenap-" Aku terkejut dengan apa yang dilakukan Sasuke yang tiba-tiba.

Dia mendekap Sakura, mebiarkan gadis itu menangis dipelukannya. Sakura terus menangis sekeras-kerasnya, Sasuke mendekapnya erat seolah ingin meredam tangisan Sakura. Mata Sasuke menunjukkan rasa takut kehilangan. Aku tidak tau kenapa Sasuke bisa seperti itu. Aku hanya diam di depan mereka berdua tanpa tau harus berbuat apa. Tidak berapa lama Sakura pingsan dan tak sadarkan diri, Sasuke menggendong Sakura dan segera berlari menuju Konoha. Sasuke terlihat sangat khawatir, aku ikut berlari mengantar Sakura ke rumah sakit.

"Sebenarnya ada apa ini?" pikirku dalam hati.

Semuanya terasa membingungkan. Laki-laki misterius itu, tingkah Sasuke dan keadaan Sakura yang masih belum sadarkan diri. Sampai matahari mulai menunjukkan sinarnya, Sakura masih belum sadarkan diri.

TSUZUKU

Konnichiwa…

Terimakasih sudah mau membaca fict Gaje ini, maaf jika ada Typo pada Fict ini dan Saya mengharapkan Review serta saran dari pembaca sekalian yaa

Sekali lagi, Arigatou Gozaimasu…..