Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pairing : narusasu

Genre : romance, drama, shonen ai

Warn : shoai, typo, absurd, ajaib, dll

Note : don't like don't read!

.

.

.

Hari ini, sasuke harus mengambil nilai ulangannya, beberapa hari yang lalu, sasuke menjalani ujian, belum ujian kelulusan si, hanya semester, dan sasuke harus mengambil nilainya seperti saat ini.

Sasuke berjalan memasuki halaman akademi, dan melihat banyak murid yang datang bersama orang tuanya. Rasanya seperti de javu untuknya, ya... lagi-lagi sasuke harus melakukannya sendiri, padahal sebenarnya harus orang tua yang mengambilnya.

Lalu? Kemana orang tua sasuke saat ini? Sasuke mengingat kejadian semalam, mereka bilang mereka tidak bisa datang karena ada keperluan yang lagi-lagi tidak bisa di tinggal, dan kakaknya juga ada misi di luar desa sejak kemarin, maklum, saat ini kakaknya sudah jadi ketua anbu yang membuatnya semakin sibuk.

Sasuke memasuki ruang guru yang menjadi tempat mengambil nilai dan di sambut gurunya, iruka sensei.

"hmm? Di mana orang tua mu sasuke?" tanya iruka pada sasuke yang terlihat memasuki ruangan sendirian.

"hmm... mereka ada pekerjaan dan tidak bisa mengambilnya" jawab sasuke sambil mendekat ke arah iruka. Sasuke tak tau, apa ia bisa menerima nilainya, mengingat ia tidak bersama walinya "tidak apa kan jika hanya aku yang mengambilnya sendiri?" tanya sasuke

"yahh.. sebenarnya aku juga ingin membicarakan tentang mu pada orang tua mu" ucap iruka pada muridnya ini.

"tidak masalah, kau bisa membicarakannya dengan ku" ucap sasuke tetap tenang.

"baik lah, duduk lah" iruka mempersilahkan sasuke duduk di sofa yang ada di depan iruka. Sasuke lalu duduk di sofa itu, dan iruka menyodorkan selembar kertas yang berisikan nilai sasuke "nilai mu hampir semua bagus sasuke, kau anak yang pintar" ucap iruka.

Sasuke menerima kertas itu dan melihat isinya, terlihat nilai sasuke yang memiliki rata-rata sembilan, sasuke yang melihat nilainya tersenyum tipis, ia ingin memperlihatkan ini pada ayahnya, ia ingin melihat reaksi dari ayahnya.

"pada dasarnya kau anak yang pintar sasuke" ucap iruka lagi sambil tersenyum ke arah sasuke. Kau salah sensei... sasuke butuh perjuangan besar untuk mencapai nilai ini, kau tak tau kan setiap malam sasuke selalu telat tidur bahkan sering tidak tidur.

.

.

.

Sasuke pulang kerumah setelah mengambil nilainya dan mendapat sedikit ceramah dari senseinya. Sasuke memasuki rumahnya dan ia tau tak akan menemukan siapapun, dan sasuke memutuskan memasuki kamar nya, setelah mereka sampai di rumah baru sasuke akan memberikan nilainya.

Sasuke duduk di atas kasurnya dan mulai berkonsentrasi dengan chakranya. Ya, saat ini sasuke sedang melatih chakranya, ia selalu seperti itu, pulang sekolah ia akan melatih chakranya atau belajar, hingga tidak sadar hari menjelang malam dan orang tuanya belum pulang.

Sasuke menyudahi latihannya dan turun ke bawah, di lihat semua ruangan yang kosong sampai pada akhirnya pintu depan di buka dan masuklah ke dua orang tuanya, sasuke senang melihatnya "ayah, ibu, kalian sudah pulang" ucap sasuke senang.

Dibalas anggukan ibunya danmereka berdua melawati sasuke masuk ke dalam, sasuke yang melihatnya hanya bisa terdiam dan menatap punggung kedua orang tuanya, sasuke berfikir mereka terlalu lelah dan ingin istirahat, jadi sasuke mengurungkan niatnya untuk memperlihatkan nilainya, mungkin besok, fikir sasuke dan memutuskan masuk ke kamarnya karena tidak ingin mengganggu istirahat kedua orang tuanya.

.

.

.

Keesokan harinya sasuke memperlihatkan nilainya pada ayahnya, dan ayahnya melihat nilainya, sasuke sedikit gugup dengan tanggapan yang akan di berikan ayahnya "tidak ada yang menarik dari ini" ucap fugaku datar. Sasuke menatap ayahnya "bahkan itachi jauh lebih baik dari ini" lanjut ayahnya.

Sasuke merasa sakit di area dadanya "aku akan lebih berusaha lagi ayah" sasuke hanya bisa mengucapkan itu, sasuke tak tau harus mengatakan apa lagi.

Setelah kejadian itu, sasuke memutuskan untuk keluar rumah dan pergi ke sungai tempat biasa ia duduk.

Suasana saat itu sangat cerah dan juga tenang, sasuke berusaha menenangkan dirinya, dan berusahan melupakan apa yang sudah terjadi dan berfikir positif. Itu yang selalu di tanamkan dirinya, mungkin memang benar apa yang di katakan ayahnya, ia belum mampu untuk menyaingi itachi, bahkan masih sangat jauh, dan ia akan berusaha lebih baik lagi untuk kedepannya.

Tidak terasa akhirnya hari beranjak sore, sasuke memutuskan untuk pulang ke rumah setelah menyelesaikan latihan chakranya, dia tidak bisa melakukannya dirumah, takut mengganggu kedua orang tuanya.

Sesampai di rumah sasuke tidak menemukan satu orang pun di dalam, kemana orang-orang?, sasuke mencari ke setiap ruangan tapi tak menemukan siapapun di rumahnya, sampai ia ke kamar kakaknya dan melihat tas milik kakaknya, sepertinya ia sudah pulang, mungkin mereka sedang pergi keluar, akhirnya sasuke memutuskan untuk pergi kekamarnya dan belajar.

Nah, sasuke sudah terbiasa dengan hal ini, di tinggal di rumah sendiri, mungkin mereka sedang makan di luar? Ntah lah, ibunya pasti kelelahan karena bekerja sejak kemarin, jadi sasuke memakluminya. Ngomong-ngomong, sasuke belum makan sejak pagi.

.

.

.

Hari ini pagi hari yang cerah, sasuke sedang mencari tempat nyaman untuk berlatih, tempat dimana hanya dia yang akan tau atau tempat yang tidak akan di lalui orang, alasanya? Ia tidak ingin orang lain tau apa yang sedang di latihnya.

Sasuke sedang mempraktekan jutsu yang ia pelajari teorinya tapi belum ia praktekan, ia tau jutsu yang harusnya seorang uchiha kuasai, yup katon, jutsu elemen api ini seharusnya di kuasai seorang uchiha, dan sasuke tau, kakaknya menguasai ini ketika seumurnya, mungkin ia akan memberi kejutan pada ayahnya? Dan ayahnya akan bangga?

Ntah lah, sasuke pernah meminta di ajarkan teknik itu, tapi ayahnya mengatakan bahwa ia tak akan mampu, padahal itachi saja mampu, kenapa ayahnya berfikir ia tidak mampu?

Jadi di sinilah sasuke sekarang, sebuah jurang yang jarang dilalui orang, dia tau, tempat ini sering di kunjungi kakak dan juga shisui ketika berlatih, seharusnya ia tidak di sini, karena dia tidak akan berlatih disini, ia menyusuri lembah itu dan sampai di ujung lembah, disini tempat yang cocok untuknya berlatih, tidak ada orang, karena sasuke sudah ketempat ini beberapa kali.

Dan sasuke mulai latihannya tanpa di ganggu oleh siapapun, sasuke melakukannya selama beberapa hari, melatih jutsunya itu tanpa kenal lelah, berkali kali gagal itu sudah mejadi hal yang wajar baginya.

Satu bulan hampir berlalu, sasuke berhasil menguasai jutsu itu dengan baik, ai punya banyak catatan tentang jutsu ini, karena ia mempelajarinya sendiri tanpa bantuan orang lain, bahkan tidak di berikan contoh sama sekali, tapi sasuke berhasil, sasuke akan memperlihatkannya pada ayahnya nanti. Tapi sebelum itu, ia harus menyembuhkan beberapa luka di tubuhnya, ada beberapa luka bakar kecil.

Di sini sasuke sekarang, setelah sedikit memaksa ayanya untuk meluangkan waktu untuknya, ia dan ayahnya ada di pinggir jembatan tempat ia biasanya duduk, dan memperlihatkan jutsu yang ia pelajari.

"kau lihat ayah? Aku bisa melakukannya kan?" ucap sasuke pada ayahnya.

"ya, kau bisa, tapi bahkan kakak mu hanya perlu waktu sebentar setelah aku praktekan" ujar ayahnya sambil berbalik dan berlalu.

"..." sasuke terdiam di tempatnya sambil memandang punggung ayahnya "ya... kau benar ayah" ucap sasuke setelahnya ntah pada siapa, mengingat ayahnya sudah menghilang dari pandangannya.

.

.

.

Sekolah di mulai lagi setelah libur, seperti biasa, sasuke belajar di kelasnya.

"minggu depan kita akan praktek latihan bertarung, persiapkan diri kalian, istirahat cukup agar kalian cukup kuat melawan lawan kalian besok" ucap iruka sensei yang ada didepan kelas dan akhirnya kelas di bubarkan.

"besok aku akan mengalahkan mu teme" ucap naruto tiba-tiba.

sasuke hanya memandang naruto datar "coba saja" ucap sasuke lagi sambil memasukan bukunya ke dalam tas nya, lalu meninggalkan naruto yang memandanganya dengan tatapan kesal, bukannya mereka bermusuhan, hanya saja sasuke selalu bisa menjadi yang terbaik di kelasnya, sasuke merasa naruto iri melihatnya, dan sasuke memahaminya jadi sasuke lebih suka menanggapinya dengan santai, sasuke juga begitu kan.

Sebenarnya sasuke tau banyak yang tidak menyukainya terutama di kalangan anak laki-laki yang lain, jika di kalangan perempuan, jangan di tanya, sasuke bak idola, yah tidak semua si, hanya rata-rata, tapi sasuke juga tidak terlalu menanggapi mereka, tujuan sasuke hanya satu, melampaui kakaknya dan membuat ayahnya bangga, itu saja.

Hari ini tiba saatnya di mana latihan bertarung, dan benar saja lawan sasuke adalah naruto yang tentu saja di menangkan oleh sasuke yang membuat naruto mencak-mencak, sasuke hanya diam saja tidak bereaksi sama sekali, jujur saja, sasuke merasa kelelahan di pagi hari ini, kemarin pulang sekolah ia tidak istirahat.

Setelah pulang sekolah kemarin sasuke langsung pergi ketempat biasa ia berlatih dan berlatih hingga hampir menjelang malam, dan malam harinya ia belajar hingga benar-benar larut, sasuke hanya tidur beberapa jam saja tadi malam, dan sudah tidak punya tenaga lagi untuk berdebat dengan naruto.

Sasuke meninggalkan naruto yang masih mencak-mencak setelah melakukan tanda damai shinobi dengan naruto yang harus dipaksa oleh iruka sensei menuju kelasnya dan beristirahat, ia pergi tanpa sepengetahuan siapapun, dan tidur di kelas.

Sepulang sekolah seperti biasa sasuke pergi ke tempat biasa latihannya, di sana ia pergi ke dasar jurang yang ternyata ada sungai di sana, ia berlatih berjalan di atas air dan berjalan di atas dinding jurang, sasuke berkali kali jatuh, tapi ia tidak menyerah.

.

.

.

.

Tanpa terasa waktu berlalu dengan cepat, sekarang sasuke sudah sampai pada kelulusan, dan sasuke seperti biasa mendatangi kelulusannya sendirian, sekarang ia sudah menjadi genin, dan kelompok genin sudah di tentukan sekarang. Tidak di sangka ia malah satu kelompok dengan naruto dan sakura, dan senseinya, siapa namanya? Kakami? Kakahi? Nahh apapun itu lah.

Dan yah... saat ini aku sedang di kelas dengan beberapa tim yang senseinya telat. Aku duduk di kelas dekat jendela sambil melihat keluar jendela, diluar benar-benar cerah.

Krik krik krik

'dimana orang-orangan sawah itu? Sebenarnya dia ada di mana si? ' batin sasuke, semua tim sudah di jemput senseinya, hanya tinggal tim 7 yang belum di jemput senseinya.

"naruto! Apa yang kau lakukan?" tanya sakura pada naruto yang meletakan penghapus di atas pintu, berniat mengerjai senseinya.

"ngihihihihi, biar saja, biar dia tahu rasa, siapa yang suru telat?" ucap naruto.

'idiot... kalo ada apa-apa bagaimana? Hhh... sudah ku duga... satu tim dengan naruto adalah ide buruk, tapi apa yang bisa ku lakukan?' ucap sasuke dalam hati tanpa mempedulikan dua anggota timnya.

Srek

Suara pintu geser kelas terbuka dan seseorang yang masuk terkena jebakan yang di pasang naruto.

"ngahahahahahaahah, idiot!" ucap naruto tertawa dengan lebar karena merasa jebakannya berhasil.

'idiot, mana mungkin shinobi dengan pangkat jounin sepertinya bisa terkena jebakan bodoh milik naruto? Sudah jelaskan kalo dia sengaja, dan lagi, kenapa sakura... ah sudah lah...' sasuke merasa sedih mendapat teman satu tim yang aneh-aneh seperti mereka, di tambah memiliki sensei yang nampak ogah-ogahan dengan masker dan rambut putih, serta mata yang tertutup sebelah dan mata yang sebelah lagi terlihat malas.

.

.

.

Akhirnya mereka menyelesaikan perkenalan mereka, besok mereka harus bersiap untuk latihan pertama, ntah apa yang akan di latih oleh guru malas itu.

Hari masih siang, dan matahari masih sangat tinggi, sasuke memutuskan untuk pergi ke tempat biasa latihannya, dan menlatih chakranya, sasuke sebenarnya sangat ingin bisa menggunakan semua elemen yang ada, tapi chakranya tidak cukup untuk itu, belum lagi chakra miliknya adalah tipe api, sama dengan keluarga nya.

Sasuke saat ini memiliki target untuk kemampuannya, ia berharap kelak ayahnya akan mengakui kemampuan yang di milikinya, walaupun mungkin ia tidak bisa melampaui kakaknya mengingat kakaknya juga pasti sudah menjadi semakin kuat karena itachi juga berlatih, dan di tambah kakaknya itu memang jenius.

Tidak terasa hari sudah beranjak sore, dan akhirnya sasuke memutuskan untuk pulang, mengingat ini sudah hampir waktunya makan malam, dan tidak ingin keluarganya khawatir. Jika mungkin ada yang khawatir...

.

.

.

Seperti yang di katakan senseinya kemarin, tim 7 berkumpul di tempat yang sudah di tentukan, dan mereka sedang menunggu senseinya yang tukang telat itu, sudah 2 jam berlalu, dan senseinya itu belum juga muncul, ingin rasanya sasuke pergi ke tempat biasanya berlatih, dan berlatih seharian sendiri di sana, tapi tidak mungkin kan?

Jam 10 mulai berlalu dan akhirnya kakashi sensei muncul dengan alasan yang tidak masuk akal 'apa katanya? Tersesat di jalan yang bernama kehidupan? Hhh... berapa lama aku harus bersabar dengan tim semacam ini, jika bisa aku ingin melaksanakan misi yang sendiri saja' ujar sasuke dalam hati.

"baiklah anak-anak, kalian harus bisa mengambil lonceng yang ada di tangan ku ini jika kalian ingin makan siang, jika tidak... aku akan mengembalikan kalian ke akademi" ucap kakashi dengan nada yang di buat seram, yang membuat takut naruto dan sakura, tapi tidak dengan sasuke.

Naruto melalui latihan ini dengan ceroboh 'baka naruto, kenapa dia menyerang secara terang-terangan begitu... sesekali pintarlah sedikit' sasuke kesal melihat naruto yang dengan mudahnya terkena jebakan yang di pasang kakashi.

Setelah melempar shuriken kearah kakashi dan gagal, sasuke segera lari karena sudah ketahuan, tentu saja, mengingat yang di lawannya adalah jounin, bersembunyi di mana pun akan percuma, apalagi kakashi, sulit bersembunyi darinya.

Kenapa sasuke tau? Tentu dia tau, kakaknya adalah anbu, dan kakashi adalah mantan anbu, begitu kakaknya tau senseinya adalah kakashi tentu saja sasuke jadi tau seperti apa kemampuan kakashi mengingat dulu kakaknya itu satu tim dengan kakashi, dan sempat menjalankan misi bersama beberapa kali.

Yang sasuke dengar, sangat sulit membodohi jounin yang satu ini, itachi pernah bilang bahwa kakashi bisa mencium keberadaan orang, mirip dengan kemampuan penciuman anjing ninja, jika bukan dengan kemampuan yang luar biasa, kau tidak akan bisa bersembunyi darinya.

Dan seperti dugaan sasuke, ia harus melawan kakashi seperti sekarang, sasuke sadar kemampuannya yang sekarang belumlah cukup, ingin rasanya sasuke menangis, tapi tidak mungkin kan, mau di taruh dimana harga dirinya.

"uchiha sasuke huhh? Bagaimana kabar itachi?" tanya kakashi dengan santai.

"tentu, dia baik, ahh, kau dapat salam darinya, dia bilang jangan terlalu keras dengan murid mu" jawab sasuke menirukan perkataan itachi, sasuke tidak bohong tentang salam yang di kirim itachi untuk kakashi itu.

"kkk... tentu" kakashi terkekeh dan tersenyum di balik maskernya

"katon: Hosenka no jutsu" sasuke mengeluarkan jutsu yang sudah di sempurnakannya walaupun mungkin masih ada sedikit kekurangan tapi apasalahnya mencoba jutsu barunya.

Kakashi menghindari jutsu yang di keluarkan sasuke, selagi itu terjadi, sasuke segera lari dari sana, bukan sasuke takut atau apa, tapi sasuke harus melepaskan naruto dulu, menemukan sakura, dan menyusun strategi untuk melawan kakashi, mengingat sasuke tau seperti apa kemampuan kakashi walaupun belum sepenuhnya.

Sasuke menggunakan kagebunshin untuk untung-untung bisa untuk menipu kakashi, setidaknya membuat sibuk kakashi, sasuke menyebar 4 bunshinnya itu ke sekitar sana dengan tetap berlari menuju tempat naruto untuk menyelamatkannya.

Sasuke sampai di sana, dan tentu saja sasuke memperhatikan sekitar dan berusaha merasakan chakra milik kakashi, kalau-kalau kakashi ternyata lebih cepat darinya, dan ya... sasuke merasakannya, kakashi ditempat itu juga, sasuke butuh pengalih, sayangnya sasuke tidak bisa secepat jounin itu dan lagi-lagi mereka berhadapan.

"menyelamatkan teman mu?" tanya kakashi pada sasuke yang memandangnya kesal 'cukup hebat juga, dia mampu memanipulasi chakra api sejauh ini, selain itu dia juga berhasil mengendalikan shuriken dengan menggunakan chakra secara bersamaan, memang uchiha selalu mengagumkan'

"kau yakin?" tanya sasuke dengan nada remeh, sasuke tidak bodoh, sasuke sudah menyiapkan bunshin di belakang sana dan melemparkan shuriken ke tali yang mengikat kaki naruto dan melepaskan naruto.

"bagus sasuke!" ucap naruto, dan sekarang ada sasuke yang ada di depan kakashi, dan naruto di belakang kakashi.

sasuke melempar kunai ke arah kakashi selagi kakashi sibuk sasuke segera pergi ke arah naruto "kita harus pergi dan menemukan sakura, setelahnya kita harus susun strategi untuk melawannya" selagi sasuke bicara kakashi berbelik menghadap sasuke dan naruto.

"untuk apa? Aku akan melawannya secara langsung" naruto segera menyerang kakashi.

"naruto tunggu-"ucapan sasuke terputus karena naruto sudah menyerang duluan yang tentu saja kalah telak 'bodoh...' ucap sasuke dalam hati, sasuke sudah menduganya, naruto akan sulit di ajak kompromi, terpaksa, sasuke harus membantu naruto untuk lepas dari kakashi dan menarik bocah pirang itu lari dari sana.

"sasuke! Lepaskan aku! Aku akan menghajarnya!" ucap naruto yang di otak sasuke itu sama dengan bunuh diri.

"bodoh! Kau fikir bisa melawannya semudah itu? Dia itu jounin yang kuat kita bertiga saja belum tentu bisa mengalahkannya, kita harus mencari sakura terlebih dahulu" ucap sasuke.

Pertarungan terus berlanjut dan tidak ada siapapun yang bisa mendapatkan loncenga yang ada pada kakashi seperti yang sasuke duga, kakashi itu kuat dan akan sulit untuk di kalahkan.

Sisi baiknya adalah, sasuke bisa mencoba jutsu yang di kuasainya dan menganalisa kesalahan apa yang ada pada jutsunya, dan sasuke mencatatnya, di saat sakura makan, naruto terikat di batang kayu dan sasuke mencoba mencatatnya.

"hoii teme, apa yang kau lakukan? Kau tidak makan?" tanya naruto dengan tubuh yang terikat.

"bukan urusan mu" ucap sasuke sambil memasukan buku kecilnya ke dalam kantong ninja yang ada di belakang dan mengambil bekalnya, sasuke menyuapkan suapan pertama.

Krrrruuuukkk

Suara yang berasal dari perut naruto itu membuat sasuke dan sakura menghentikan makannya "aku lapar...~" ucap naruto lebih seperti merengek.

Sasuke menghela nafas, tangan putihnya menyodorkan sesuap nasi di depan mulut naruto yang di balas dengan tatapan bingung.

"he? Sasuke-kun, nanti kita di marahi kakashi sensei" ucap wanita berambut pink sambil melihat sekeliling takut-takut ternyata sensei bermasker itu memergoki mereka.

"akan lebih merepotkan lagi jika naruto malah jadi beban karena kelaparan, jadi cepatlah makan" sasuke tetap tenang, sasuke sudah belajar banyak hal, bukan dia tidak tau pria bertopeng itu memang ada di sekitar mereka, toh sasuke memang tidak tega melihat naruto.

Naruto memandang suapan nasi yang di berikan oleh pemuda berkulit putih susu itu dengan tatapan berbinar "hwaaaaa, sasuke..." naruto langsung melahap suapan itu dan merasa bahagia.

Bukan hanya sasuke, tapi sakura juga ikut menyuapi naruto, dan tidak lama guru bermasker itu muncul di depan mereka dengan wajah sangar dan seperti ada background petir menyambar.

Naruto dan sakura terkejut, tapi tidak dengan sasuke, sasuke memang sudah tau dengan kakashi yang sejak tadi memperhatikan mereka, jadi sudah tidak akan membuat sasuke terkejut lagi.

Sedetik kemudian background petir di punggung sensei bermasker itu seperti berubah menjadi bunga bertebaran di tambah cengiran yang tidak akan terlihat di lemparkan pada murid-muridnya dan berakhirlah sesi latihan hari ini

.

.

.

Hari sudah beranjak sore. Matahari mulai bersembunyi dari luasnya langit, menampakan cahaya kejinggaan di langit yang biasanya tampak biru itu.

Kaki putih berjalan menyusuri desa yang kuat ini menuju rumahnya lalu memasuki rumah yang berkesan minimalis dengan lantai kayu yang jika diinjak maka akan meluar bunyi berderit pelan.

Sasuke membawa langkahnya menuju keruang tengah, dimana biasanya ayah, ibu serta kakaknya ada di sana dan sasuke melihat ayahnya berbicara dengan itachi, dan tampak memancarkan pandangan kebanggaan akan anak nomor satunya itu.

Sasuke mengabaikan moment ayah dan anak itu dan segera membuka pendingin untuk mengambil air dingin yang sejak tadi menjadi prioritasnya, ia lelah dan haus seharian memutar otaknya untuk mengalahkan pria bermasker itu, dan juga sekarang chakra yang di milikinya juga sudah terkuras.

"sasuke kau sudah pulang? Bagaimana latihan mu dengan guru baru mu itu? Apa dia berlebihan?" tanya itachi beruntun.

"tidak, biasa saja, mungkin terkadang sedikit berat mengajarnya, tapi itu bukan hal besar juga" ucap sasuke sembari mendudukan diri ikut di sebelah itachi.

"kau tidak sanggup melawannya?" tanya fugaku pada anaknya.

Bagaimana sasuke bisa menang jika satu timnya itu tidak ada yang bisa di ajak kompromi "yeahh, kakashi adalah orang yang kuat, di tambah teman satu tim ku tidak bisa di ajak bekerja sama" ucap sasuke santai.

"kau menyalahkan tim mu?" walaupun itu pertanyaan, tapi itu adalah pertanyaan yang sarkas di tambah dengan nada yang di keluarkannya di pendengaran sasuke terdengar sinis "jika teman satu tim mu tidak bisa di ajak kerja sama, seharusnya kau mencoba untuk membuat mereka bisa bekerja sama, mereka satu tim dengan mu kan?" lanjutnya.

"ya... tapi mereka memang tidak bisa di ajak bekerja sama" sasuke mencoba untuk memberikan alasan, tapi sepertinya ayahnya itu memang tidak ingin mendengarnya.

Karena sasuke tidak ingin bertengkar dengan ayahnya lebih dari ini, sasuke hanya mengiya kan perkataan ayahnya, dan beranjak dari sana menuju kamarnya, sasuke tidak bisa mendengar perkataan yang seperti itu untuk sekarang, lagi pula sasuke sedang kelelahan.

.

.

.

.

.

TBC

.

.

.

.

W tau si ini kek masih pendek banget dan ceritanya masih belum berjalan ke mana-mana, masih di situ aja, ekekekekekekek... maaf kalo misal author belom bisa membuatnya dengan cepat, karena tugas kuliah author yang menumpuk dan sedang uas juga, jadi jarang bisa melanjutkan tulisan ini.

Yang pasti terimakasi yang udah mau baca dan komen ff gaje yang satu ini... ngehehehehehehehe

Silahkan like komen n share (berasa youtube yak... -_-) cerita author yang absurd bin ajaib ini.

Akhir kata khamsahamnida arigaouuuuu ^.^v

.