Lucky Strike

Oh Sehun, Lu Han

EXO Member

Short Fic

Romance, Drama, Song Fic

This is genderswitch

Inspired by Maroon 5 song's, Lucky Strike

.

.

Sehun tidak pernah tahu jika keputusannya untuk menolak ajakan Jongin malam itu membawanya kepada keberuntungan.

Si mungil yang menggairahkan, satu dari sejuta, keberhasilan telaknya.

.

.

Sebenarnya sih di dunia yang fana ini dilahirkan dalam bentuk nyaris sempurna merupakan anugerah tak terhingga, apalagi ditambah ia merupakan anak kedua dari pasangan pengusaha muda mandiri yang benar-benar berhasil, ayahnya seorang pengajar yang sekarang sudah punya banyak lembaga pendidikan dimana-mana dan ibunya yang seorang desainer tas ternama yang sepak terjangnya sudah tidak diragukan lagi di dunia fashion membuat Sehun bagaikan pangeran diatas angin. Oh, jangan lupakan bentuknya yang rupawan, tingkahnya yang ramah dan setia membuat Sehun masuk ke dalam jejeran pengusaha muda yang paling diminati wanita satu negaranya. Dipuja dan disanjung sejak kecil, loker yang tidak pernah kosong dari surat penggemar dan selalu mendapatkan ucapan cinta setiap hari memang sedikit membuat Sehun agak tinggi hati meskipun ia selalu mengingat jika dirinya selalu satu langkah kalah dari kakak laki-lakinya yang terlalu jantan karena berhasil menaklukan model kelas dunia untuk berbaring bersimpuh dibawah keperkasaannya.

Walau demikian Sehun tetap istimewa di mata para penggemarnya tak peduli dari kalangan mana atau rentan usia berapa, mereka tetap mengangungkan Sehun sebagai pujaan mereka–setidaknya itu yang dipahami Sehun sampai gadis bodoh yang kurang ajar itu dengan mudahnya bercumbu mesra dengan rekan satu kantornya.

Ia sebenarnya bisa saja sih datang mengejutkan keduanya, menarik gadis itu lalu menghajar pria kurang ajar yang berani menyentuh miliknya tapi begitu mendengar mulut berbisa milik gadis itu yang mengatakan jika ia sama sekali tidak mencintai Sehun selain hartanya, ia lantas bergegas pergi begitu saja setelah mengirimkan pesan pada gadis itu 'Terima Kasih, kita selesai.' Lengkap dengan foto mereka yang sedang asik memakan satu sama lain.

Dasar gadis jalang!

Sehun terus-terusan berfikir jika gadis itu memang jalang sejak pertama kali ia jatuh ke dalam perangkapnya yang manis. Mendekatinya dengan anggun, menggodanya dengan sangat baik hingga ke dasar dan melemparkan Sehun jauh ke dalam lubang kesakitan.

Wajah polos penipu!

Sebenarnya sih Jongin juga sudah berbusa mengingatkannya untuk tidak tertipu dengan wajah polos wanita itu. Jongin sendiri yang notabenenya adalah seorang playboy handal saja bisa terkena tipuannya apalagi Sehun yang hanya seorang pria sejati yang tidak suka main barbie –bukan playboy selayaknya Jongin. Jangan pikir Sehun rela membuang keperjakaannya Cuma-Cuma dalam satu malam panas penuh gairah bahkan dengan kekasihnya sendiri. Katakanlah ia pria kolot yang sok taat aturan tapi bagi Sehun hal itu sama saja dengan selaput dara milik seorang gadis perawan yang patut dijaga sampai mati. Jadi meskipun wajahnya tampan dan banyak wanita yang rela berbaring telanjang dibawah kakinya, Sehun tetap suci sampai sekarang. Mungkin itu juga alasan gadis sialan itu berani bermain api di belakangnya.

Maka setelah tahu patah hati itu menyakitkan terlebih lagi kata-kata Jongin itu benar, Sehun memutuskan untuk berputar-putar dengan mobilnya sambil bernyanyi seperti orang gila. Biar saja toh ia sendirian, mobil yang kedap suara dan wajahnya juga tampan. Semua kesalahan bisa ditoleransi dengan kelebihannya yang terakhir –kaya. Sebenarnya bisa saja sih ia masuk ke pub termahal sekalipun dan membeli minuman sebanyak yang ia mau, namun entah kerasukan roh darimana ia memutuskan untuk menghentikan mobilnya di sebuah mini market. Dengan penuh keraguan dan rasa heran, pria dua puluh tujuh tahun itu kemudian melangkahkan kakinya menuju pintu mini market dan membukanya santai.

Mini market itu benar-benar biasa saja namun bersih dan juga terang. Sama seperti mini market pada umumnya hanya saja lebih sepi dari mini market sebelah yang lebih terkenal. Begitu tangannya mendorong pintu kaca tersebut, matanya disambut dengan suasana tenang yang cukup menakutkan namun tetap nyaman –anggap saja Sehun gila atas perasaanya barusan. Susunan di dalam mini market itu sama saja seperti mini market pada umumnya dan jelas membuat Sehun tambah bingung dengan dirinya sendiri.

Apa juga istimewanya tempat ini sampai kakinya melangkah ke dalam sini?!

"Selamat datang." Suara lembut penjaga kasir menyambut Sehun membuatnya menoleh melihat siapa yang berani menyapanya.

Sialan!

Sehun nyaris berpikir kalau penjaga kasir itu hantu kalau ia tidak melihat bagian senyum tulus menghangatkan hatinya tersebut. Pasti kalian berpikir jika penjaga kasir yang menyapa Sehun adalah seorang gadis cantik, oh maaf. Penjaga kasir itu sudah cukup berumur kalau dikira-kira usianya paling berjarak tiga sampai empat tahun dibawah usia ibunya. Sehun cukup tahu diri dan membalas sapaan itu.

Ia kemudian berjalan menuju rak tempat makanan ringan mulai berpikir untuk membuang sedikit uangnya demi membawa beberapa makanan manis yang menyenangkan. Matanya mulai meneliti beberapa jenis makanan yang biasa menghiburnya seperti cokelat dan permen jelly. Bibirnya mengerucut imut tanda ia sedang berpikir sementara tanganya menimbang permen jelly atau cokelatlah yang akan menemaninya malam ini. Sedikit menekan isi permen empuk tersebut, Sehun kemudian memutuskan untuk meletakan kembali cokelatnya dan mengambil beberapa bungkus permen jelly lainnya. Puas dengan makanan ringan ia kemudian memutari rak tersebut sambil sedikit melirik ke arah penjaga kasir yang masih setia tersenyum padanya. Musik lembut mengalun merdu memenuhi mini market tersebut membuat Sehun merasa dimantrai untuk jatuh cinta pada si penjaga kasir.

Kakinya melangkah santai menuju rak makanan cepat saji dan berhenti pada sederet ramen cup yang terlihat menggiurkan. Ia sedang menimbang ramen mana yang akan menjadi cemilan tengah malamnya hari ini sampai telinganya tak sengaja mendengar suara gaduh dari arah pintu masuk. Puji Tuhan dengan segala kuasanya yang membuat Sehun menolehkan kepalanya ke arah gaduh tersebut dan mendapati seorang gadis baru saja masuk dengan nafas tersengal. Mengenakan baju tidur dan jaket tebal membuat Sehun yakin gadis itu pasti terburu-buru dari tempat tinggalnya menuju mini market ini. Rambut gadis itu tidak diikat dengan kencang sehingga beberapa helai rambutnya yang lain mencuat keluar. Ia sedikit menepuk-nepuk dadanya tanda kelelahan dan kemudian Sehun mendapati wajah si gadis menatap ke arahnya.

Jangan tanyakan bagaimana wujudnya, Sehun nyaris mengira gadis itu jelmaan siluman kalau tidak melihat kakinya yang menapak. Hingga usianya yang mencapai 27 tahun, Sehun baru tahu jika seorang gadis bisa terlihat begitu seksi hanya dengan pakaian tidur dan kelelahan. Anggap saja Sehun mulai gila saat gadis itu tersenyum ke arahnya dan berkata, "maaf aku membuat gaduh ya?"

Mimpi indah atau mimpi basah malam ini ya? – Oh Sehun.

.

.

.

Memang sepertinya Sehun ditakdirkan untuk mendapatkan dua teman yang kurang ajar sebagai ganti dari hidupnya yang sempurna. Sejak tadi Jongin dan Chanyeol tidak berhenti tertawa hanya karena mendengar alasan mengapa seorang Oh Sehun yang tidak pernah sakit tahu-tahu sekarang sedang terbaring dengan selimut tebal. Semua dimulai ketika ia yang mendadak menjadi bodoh setelah melihat kasir cantik di minimarket semalam. Sudah tahu kan kalau gadis itu benar-benar cantik dan menggairahkan sehingga tanpa sadar Sehun Kecil pun tergoda. Gadis itu memang tidak melakukan tindakan erotis apapun hanya saja ketika tangan mereka tak sengaja bersentuhan rasanya Sehun hampir mengerang panas, sehingga ia memilih untuk semakin mendekatkan dirinya pada meja kasir yang dingin.

Sesuatu yang panas butuh hal dingin kan.

Luhan, gadis itu bernama Luhan –Sialannya mata Sehun menangkap dengan sangat baik nametag gadis itu berada tepat di atas dadanya, melihat ke arahnya yang mulai bergerak gelisah. Pokoknya malam itu ia harus cepat-cepat sampai rumah untuk mendinginkan badannya daripada kehilangan akal sehat untuk menerjang Luhan di tempat. Setelah menghitung belanjaannya yang tidak seberapa, dengan cepat Sehun mengucapkan terima kasih dan mengabaikan ucapan selamat malam serta hati-hati yang Luhan lontarkan padanya. Semua berjalan baik-baik saja sampai entah setan biadap apa yang tega membuat kakinya tersandung kaki sendiri sampai-sampai ia harus mencicipi nikmatnya jalan di malam hari dan sesuatu yang keras mengenai si Kecil.

"AAARGH!" Suara teriakan Sehun terdengar sampai ke dalam membuat Luhan berlari secepat yang ia bisa mendatangi Sehun. Tanpa banyak bertanya ia segera membantu Sehun untuk berdiri dan menolong pria itu masuk ke mobilnya. Memang tidak ada yang terluka dari tubuh Sehun tapi wajah pria itu mengambarkan rasa sakit yang tak terkira, belum lagi keringat sebesar biji jagung muncul di dahi Sehun.

"Apa kau tidak apa? Apa yang sakit?" rasanya Sehun mau menarik Luhan untuk masuk ke dalam mobil dan menyembuhkan sakitnya. Entah bagaimana ia harus mengatakan dimana letak rasa sakitnya sehingga ia memilih untuk menggeleng sambil mengatakan ia baik-baik saja. Astaga lightsabernya itu sedang dalam keadaan setengah siap dan harus terkena batu sialan yang entah gimana caranya bisa ada tepat dibawahnya. Batu sialan.

"Kau yakin?" Double Sialan ketika Luhan mengusap dahinya yang berkeringat, Sehun semakin mengigi. Walau si kecil sudah mulai berdenyut mesra, ia tetap mengangguk sambil mengatur nafasnya untuk bisa terlihat baik-baik saja di depan Luhan. Sehun bahkan tidak sadar ia telah menggenggam tangan mungil Luhan yang tadi mengusap dahinya dengan kencang. Ia baru sadar ketika tangan kecil nan dingin melingkupi tangannya dan melihat wajah cantik itu penuh kekhawatiran.

"Aku tidak yakin kau baik-baik saja. Biarkan aku mengantarmu ke rumah sakit atau-"

"Tidak! Aku bisa menyetir sendiri. Sekarang kau masuklah ke dalam, kunci rapat-rapat jangan sampai ada pria menganggumu." Cubit saja tangan Sehun karena dia sudah berani mengelus pipi Luhan dan membuat gadis itu mengangguk. Secepat kilat ia kemudian masuk ke dalam toko dan secepat itu juga Sehun melesat pergi dari sana.

Satu hal bodoh Hun, Luhan itu kasir jadi kalau dia harus menutup rapat tokonya lalu dari mana dia akan mendapatkan keuntungan?!

Dasar bodoh.

"Hahahaha! Coba dilihat lagi anak ayam-mu Hun, jangan-jangan sudah jadi cacing kecil. Hahaha!" Chanyeol tidak bisa berhenti tertawa setelah mendengar asal muasal mengapa seorang Oh Sehun bisa demam tinggi semalam dan tidak masuk kerja hari ini.

Perkara ayam jago yang terkena batu.

"Tenang adik kecil, anak ayammu ku rasa masih sehat kok, masih utuh hihi." Tambah Jongin sambil menepuk-nepuk pelan Sehun kecil.

"Aku sedang kesakitan sialan! Berhenti tertawa dan jauhkan tanganmu dari sana Jongin!" Sehun menaikkan selimutnya lebih tinggi dari sebelumnya hingga menutupi wajahnya yang memerah. Sementara Jongin dan Chanyeol sama sekali tidak berhenti tertawa bahkan sesekali menggoda Sehun seperti mengelusi kepala Sehun atau mengelusi paha pria itu. Sehun memang punya badan yang hampir sama dengan Chanyeol dan lebih tinggi dari Jongin tapi tetap saja pria itu adalah adik kecil manja yang butuh perhatian khusus.

"Istirahatlah. Besok ada rapat dengan klien baru." Chanyeol memilih untuk mengelus kepala Sehun sambil memainkan ponselnya yang berisi jadwal kerja mereka bertiga. Ia bisa mendengar Jongin yang mengerang kesal sambil membaca jadwal mereka sementara Sehun masih diam sambil memainkan pinku-pinku, boneka korillakumma hadiah dari kakaknya. Lihat kan, Sehun memang pria tampan nan jantan tapi tetap saja manja dan kekanakan. Jadi wajar saja kalau ia sangat khawatir bahkan sampai demam ketika mendapati lightsabernya terkena batu bahkan di kondisi masih suci.

Catat ya, masih suci.

Masih Perjaka.

Masih belum kenal belokan dan tusukan.

Ayam jago yang malang.

Kembali pada Sehun yang akhirnya hanya menggangguk pasrah mendengar jadwal kerjanya yang baru saja disebutkan Chanyeol. Ah, niatnya kan besok ia mau bersantai sejenak untuk menenangkan diri dari tragedi semalam malah harus bertemu klien penting. Kalau sudah begini Sehun bisa apa kalau bukan pasrah dan mulai mempelajari materi pertemuan besok. Setelah Chanyeol dan Jongin memutuskan untuk kembali ke asal mereka masing-masing, Sehun hanya menyibukkan dirinya untuk memainkan media sosialnya. Tidak ada yang menarik memang karena pada dasarnya Sehun juga bukan orang yang gemar memposting segala sesuatu di media sosial miliknya beda dengan Chanyeol yang memang anak hits banget bahkan sejak sekolah dulu. Saat sedang asik-asiknya berselancar di media sosial yang malah membuatnya semakin mengantuk dan bosan, tiba-tiba saja otaknya mendapatkan satu ide cemerlang. Daripada ia harus menghabiskan waktu hanya tiduran sambil main media sosial, lebih enak kalau dia keluar untuk jalan-jalan sore sekalian mampir ke toko semalam. Siapa tahu kan dia bisa beruntung bertemu si mungil Luhan hihi!

Melepas selimutnya asal, Sehun langsung melesat ke kamar mandi hanya untuk memastikan dirinya tidak terlalu buruk jika tidak mandi karena jujur saja khusus hari ini entah mengapa ia merasa sangat malas untuk mandi. Setelah melakukan ritual sederhana seperti mencuci muka dan menyikat gigi, Sehun memastikan dirinya sudah siap keluar sampai ia menyadari satu hal. Matanya mengarah ke ayam jago yang sedang tidur di balik celana olahraganya. Tangan Sehun bergerak menyentuh kepala si ayam jago, mengelusnya perlahan memastikan kalau lightsabernya itu masih dalam keadaan utuh baik dari segi bentuk dan ukuran.

Yang jelas Sehun menghela nafas lega setelah memastikan kalau tidak ada yang berkurang dari lightsabernya,

masih gagah

tapi belum tentu perkasa,

belum teruji soalnya.

Lima belas sampai dua puluh menit waktu yang Sehun butuhkan untuk bisa sampai ke minimarket semalam. Kalau kemarin dia sama sekali tidak memikirkan apapun dan langsung turun begitu saja, sekarang ada banyak hal yang berputar di dalam otaknya. Bagaimana penampilannya hari ini, sudah tampan atau semakin tampan tapi yang paling penting Luhan ada di dalam atau tidak. Jangan sampai nih sudah merelakan waktu bersantai yang sangat jarang ia dapatkan tapi malah tidak bertemu Luhan melainkan bibi penjaga satunya. Semua persiapan itu membuat Sehun untuk tetap diam di dalam mobil dengan sesekali mengintip ke arah kasir minimarket. Ada untungnya juga ia lahir dengan badan tinggi dan punya leher yang lumayan panjang sehingga memudahkannya dalam misi mengintip kali ini.

"Kenapa sih badannya kecil?! Jadi susah kan melihatnya ish!"

Kan bukan salahnya Luhan kalau dia punya badan yang kecil, memang ditakdirkan menjadi pendek. Sehun saja yang otaknya sudah lumayan kurang sehat. Sehun memutuskan untuk menambah sedikit lagi waktu menunggunya, mengintip lebih tepatnya sampai akhirnya ia yakin untuk turun dan memulai aksinya. Jadi setelah menunggu sekitar sepuluh menit, hati Sehun sudah mantap untuk turun dan melancarkan serangannya berburu Luhan. Ya semoga saja sih gadis mungil itu memang ada di dalam.

Langkah pertama yang mantap, disusul dengan gaya berjalannya yang keren, Sehun sukses membuat pengunjung minimarket itu terpana. Harusnya, namun sayang jangankan mendapatkan tatapan terpukau yang ada ia hanya disambut suara pendingin ruangan tepat diatas kepala. Hanya ada bibi penjaga di dekat rak tempat tisu basah dan seorang anak kecil yang sedang asik memilih permen batang di dekat meja kasir. Minimarket itu benar-benar sepi dan yang jelas tidak ada Luhan.

Sial! Melayangkan waktu bersantaiku yang berhar-

"Hei anak muda!" Sehun menatap kearah sumber suara yang ternyata dari bibi penjaga.

"Bibi memanggilku?"

"Apa yang kau cari? Kau menghalangi jalan masuk." Sehun menelan ludahnya berat sambil menolehkan lehernya perlahan ke arah belakang. Ternyata ia memang benar-benar menghalangi jalan masuk, buktinya dibelakang Sehun sudah berdiri sepasang kakek nenek yang menatapnya berbinar.

"Nek, maaf aku-"

"Punggunya bagus sekali. Tidak sepertimu yang sering mengeluh sakit." Si nenek malah mengeluarkan pujian untuk punggungnya sambil mengelusnya sesekali. Sehun bisa apa kalau tidak tersenyum doang?

"Hei, punggungku dulu juga bagus. Kau tidak ingat seberapa seringnya aku menggendongmu dulu?!" balas si kakek sambil memukul dadanya tanda tidak terima.

"Tetap saja anak ini yang terbaik. Istrinya pasti puas dengannya." Sehun membulatkan matanya mendengar omongan si nenek, apalagi pada bagian istri dan puas. Apanya yang istri dan puas?! Punya kekasih saja tidak darimana bisa bikin puas?! Perlahan Sehun membungkukkan dirinya untuk pamit sambil tersenyum, namun yang tidak ia sadar jika kedua tangannya sudah mengatup rapat di depan ayam jagonya.

"Wojoong, bicaramu! Lihat dia sampai malu seperti itu. Hei anak muda besar juga ya ayammu!"

Seumur hidupnya Sehun bersyukur ia tidak menemukan Luhan di minimarket itu, kalau tidak mau ditaro dimana wajahnya yang sekarang sudah memerah mirip seragam klub Manchester United itu?! Ini lagi kenapa juga dia harus bertemu pasangan mesum macam kakek dan nenek ini astaga. Saat sedang berjalan menuju mobilnya, Sehun mendengar suara langkah kaki yang mendekat ke arahnya. Dalam hatinya ia berdoa supaya yang datang bukanlah nenek yang tadi dipanggil Wojoong itu kalau tidak akan akan malu setengah mati lagi.

Lindungi aku Tuhan, Lindungi ak-

"Hai," LINDUNGI AYAMKU TUHAN!

Sehun langsung membalikkan badannya begitu telinganya mendengar sapaan tersebut. Tentu saja lengkap dengan senyum sumringah, Sehun mendapati Luhan tengah tersenyum padanya. Si mungil itu terlihat begitu menggemaskan kali ini dengan rok tutu berwarna cokelat tua yang cantik dan baju hangat. Sehun juga baru tahu kalau gadis itu punya rambut yang panjang sebab semalam rambut hitamnya tersebut terikat dengan sempurna.

"Kau pemuda yang semalam kan?"

Pemuda? Apapun yang ada di dalam kepala cantikmu ku harap tidak ada sedikitpun kau mengingat kejadian memalukan seumur hidupku itu.

"Iya itu aku." Sehun bersyukur suaranya tidak berubah aneh saat menjawab pertanyaan Luhan. Rasanya seluruh rasa sakit yang semalaman membuatnya demam terbalas begitu saja, semua setimpal saat Luhan melemparkan senyumnya. Sekarang yang tidak baik-baik saja tentu saja jantungnya yang berdebar-debar. Kan horor kalau tiba-tiba ia pingsan karena tidak kuat menahan gejolak pesona Luhan dimana seharusnya gadis itu yang mendadak pusing oleh pesonanya bukan sebaliknya.

"Kau sudah baik-baik saja?" tanya Luhan lagi sambil memerhatikan Sehun yang langsung dijawab dengan mantap oleh Sehun, "Aku baik."

Setelahnya kedua insan itu hanya tersenyum malu satu sama lain, entah dengan Luhan tapi jantung Sehun sekarang sudah berdetak sangat cepat. Belum lagi tangannya yang mulai berkeringat tanda pria itu sedang gugup. Yang benar saja?! Entah telah berapa banyak lawan bisnis dan klien yang ia hadapi dan semua baik-baik saja namun mengapa untuk sekedar membuka percakapan dengan Luhan semua terasa begitu mendebarkan?!

Efek jatuh cinta ya?

Hebat juga ternyata.

Saat akan membuka suara lagi, Sehun tersentak dengan Luhan yang tiba-tiba bergerak berjalan menuju minimarket. Terpujilah bagi refleknya yang lumayan cepat sehingga ia berhasil menarik tangan Luhan dan membuat gadis itu berbalik ke arahnya. "Eh, ada apa?" Luhan yang diam saja sudah membuat hidup dan jantungnya tidak karuan, sekarang kenapa juga gadis itu perlu memasang ekspresi penuh tanya yang malah terlihat sangat menggemaskan? Selamatkan Sehun dan jantungnya Tuhan, ia masih butuh hidup setidaknya lima sampai sepuluh tahun lagi atau kalau perlu sampai ia bisa melihat anaknya tumbuh besar dan sehat.

Eh iya yak, mau apa aku menahannya? Berpikirlah otak ayo berpikir!

Sehun sebenarnya bingung juga kenapa dia bisa secepat itu menahan Luhan sampai-sampai ia lupa untuk memikirkan alasannya. Sementara Luhan, gadis itu malah membalik badannya menghadap Sehun yang masih tenggelam dalam pikirannya sendiri sampai-sampai pria itu tidak menyadari jika ada beberapa pengunjung minimarket itu memperhatikan mereka.

"Hmm, aku, kita menghalang-"

"Ayo kencan."

"-langi, eh apa?! Kamu bilang apa?" Bahkan saat kaget saja tetap cantik. Ya Tuhan jodohkan aku dengan Luhan.

Sehun memang meruntuki mulutnya sih bisa lancang mengajak seseorang asing untuk berkencan, tapi kalau ditahan-tahan kan tidak enak. Daripada Luhan diambil orang kan, lebih baik melangkah duluan. Melihat respon Luhan yang terkejut dan diam saja membuat Sehun jadi keringat dingin sendiri. Berbagai pemikiran aneh bermunculan di dalam otaknya. Bagaimana kalau sebenarnya Luhan ini sudah menikah, kan sedang musim pasangan yang menikah diusia muda. Bagaimana kalau ternyata Luhan sudah punya kekasih, Sehun kan males harus bertengkar dengan kekasih gadis ini. Bagaimana kalau Luhan menjadi risih padanya, bagaimana kalau Luhan enggan bertemu dengannya atau malah memutuskan untuk pindah tempat kerja?!

Sehun bisa apa selain mengutuk mulutnya sendiri kalau begitu?!

Menarik nafasnya sekali untuk membuat dirinya yakin, Sehun mengucapkan sekali lagi ajakannya,

"Ayo berkencan denganku, Luhan"

.

.

.

END atau TBC yak? Hehe.

END aja lah yak. HAHAHAHAHA 'O')9

Haloo! Udah lama banget yak kita sudah tidak bertemu melalui cerita cerita ku yang suka menggantung hehe.

Kalau kemarin aku sempet bikin open ending, sekarang aku galau sendiri ini mau di END atau dibikin 2 chapter. Sampai akhirnya aku memilih END aja dah haha.

Seperti biasa, kalau ada typo, kritik atau saran kasih tau yaaak. Btw bahasanya enggak kayak bahasa jurnal kan? Kelamaan bikin essay mulu sampai stress aing huhu. Oia kalian udah pada baca Daisy Universe belooom? Udah bisa nebak ffnya siapa aja disana hihi?

Ssst, aku nulis 2 ff disana HAHAHAHAHAA.

Udah ah, selamat bulan puasa bagi yang menjalankan yaaak!