Disclaimer: Masashi Kishimoto Ichi Ishibumi

Suasana disana masih hening, semua makhluk masih menatap ke arah seorang manusia yang muncul dari sebuah pintu robekan ruang dimensi.

Di belakang pemuda tersebut terdapat pasukan dari berbagai ras, tepat di belakangnya juga seorang pemuda yang sangat identik dengannya sedang diobati, yang membedakan antara keduanya hanyalah panjang rambut dan pakaian yang dikenakan.

Begitu juga di depannya, sebuah pasukan yang dikomandoi oleh seorang iblis tua yang mengidap penyakit Pedofilia, tengah terbang dengan armor merah dan putihnya. Rizevim Livan Lucifer, dia mengkombinasikan Balance Breaker dari Booster Gear dan Divine Divinding tiruan.

Jangan lupakan tiga naga kolosal yang juga menatap ke arah pemuda berambut pirang pendek tersebut. Sedangkan si pemuda juga balas menatap pasukan yang di depannya, lalu mendongkak ke atas. Menatap tiga dewa naga, eksistensi terkuat dari dunia ini.

"Kurasa perang bodoh ini harus segera diselesaikan Kurama, waktu yang kita punya tidak banyak." Si pemuda nampak mengeluarkan suaranya.

BWOSH

Lalu sosoknya seketika ditelan energi kuning, dan terlihat si pemuda yang dibalut oleh energi yang dikeluarkannya, yang nampak seperti sebuah api kuning. Bahkan pakaian yang dikenakannya ikut berubah, dengan jubah seperti api padat, dan jangan lupakan corak hitam dibeberapa bagian tubuhnya, membentuk sebuah pola, dengan sembilan magatama menempel dipunggungnya

"Kau yakin, Kurama? Ukuran mereka empat kali ukuran tubuhmu loh...?" Semua makhluk yang ada disana menatap bingung si pemuda, dia bertanya sendiri?

"Tidak masalah, bahkan jika itu sepuluh kali ukuran ku sekalipun. Cepatlah kita tidak punya banyak waktu, Naruto. Jika dihitung, mungkin hanya setengah jam tersisa." Sebuah suara lain terdengar, namun kali ini hanya bisa didengar oleh si pemuda, atau kita dapat memanggilnya Naruto.

"Kau tahu kurama, itu bukan masalah besar." Ledakan energi terjadi setelah Naruto bersuara, sebuah ledakan energi yang berpusat pada pemuda berambut pirang pendek itu.

Lalu ledakan energi itu memadat di belakang Naruto, membentuk sebuah rubah raksasa bewarna kuning dengan garis hitam dan sembilan ekor.

GROOOAAA

Si rubah lalu mengaung, seolah mengumumkan eksistensinya pada semua makhluk yang ada di sana. Naruto yang berada tepat di depan rubah energi itu lalu tersenyum.

"Saa... Mari kita selesaikan dalam waktu kurang dari lima menit, Kurama." Sosok Naruto telah kembali seperti awal, dengan pupil mata membentuk tanda plus.

WUSH

Kurama yang dalam bentuk energi chakra itu lalu melompat ke atas, didorong oleh kesembilan ekornya. Dia melesat dengan cepat, menghiraukan Naruto yang hilang meninggalkan kilatan kuning.

"Bantai mereka, Naruto!"

DUAK

Kurama lalu memutar tubuhnya, memberikan sebuah serangan pada salah satu dewa naga yang ada dihadapannya. Ekornya dengan keras menghantam kepala Great Red, lalu dengan memanfaatkan momentum dari serangannya. Kurama kemudian mendarat pada tubuh Great Red, membiarkan sang Impian yang meraung kesakitan.

GROAAAA

Memang benar tubuhnya memiliki ukuran empat kali dari ketiga dewa naga, namun Kurama memiliki keuntungan tersendiri. Melesat kembali, Kurama melakukan hal serupa pada lompatan pertamanya. Yah, membuat Great Red yang menjadi pijakan Kurama melesat ke bawah.

Kedua kaki depan rubah chakra itu bergelalun pada bagian tubuh naga Ketidak Batasan, berpijak pada tubuh naga panjang itu. Kurama lalu melihat sekitarnya, Great Red yang sedang berusaha mengendalikan tubuhnya yang terjun ke bawah, Trihexa yang sedang mengumpulkan energi di ketujuh kepalanya, dan Ouroboros yang sedang menggerakkan tubuhnya.

WUSH

Kurama lalu berlari ke arah kepala dari naga yang menjadi pijakannya, menghindari bagian ekor yang terlihat ingin melilit tubuhnya. Kurama terus berlari, menghindari tembakan energi dari Trihexa yang seolah tidak memperdulikan Ouroboros yang terus meraung akibat dari bola energi yang mengenai tubuhnya.

WUSH

Menekan kepala dari naga dengan panjang abnormal itu, Kurama lalu melompat ke arah Trihexa. Sang Apocalypse Dragon tidak tinggal diam, naga itu terus menembakkan bola energi dari ketujuh kepalanya.

"Rasakan ini makhluk rendahan!"

DUAR DUAR DUAR

Namun Kurama menahan bola-bola energi itu dengan ekornya, dan seolah sedang di permukaan tanah, Kurama berlari di udara. Heh, jika tiga dewa naga dapat terbang dengan sayap mereka, maka dia dapat berpijak pada udara. Kurama sekarang telah menjadi dewa bijuu, dengan seluruh chakra para bijuu yang terkumpul padanya, lalu bergabung menjadikan chakra miliknya sendiri. Bukan hal yang mustahil melawan tiga naga bodoh ini, apalagi hanya untuk berpijak pada udara. Kurama dapat memanfaatkan chakra yang dia punya untuk melakukannya, konsepnya hampir sama seperti berjalan pada permukaan air atau bidang vertikal, hanya lebih rumit dan sulit saja. Dengan chakra dan mode yang dia gunakan saat ini , Kurama bisa saja membuat ukuran tubuhnya setara dengan ketiga naga yang sedang dia lawan.

DUAG

Kurama lalu menghantam sebuah kristal hitam di tengah dada Trihexa, membuat retakan pada kristal tersebut. Mengumpulkan energi Yin dan Yang, "Ku rasa ini yang perlu kau rasakan, naga jadi-jadian. Renzoku... Bijuudama!" Kurama kemudian menembakan energi yang terkumpul itu pada kristal hitam Trihexa. Membuat sang Apocalypse Dragon meraung dengan kerasnya.

DUAR DUAR DUAR

GROOOAAARRR

Tidak memberikan kesempatan, kesembilan ekor Kurama memanjang, melilit Trihexa yang empat kali lebih besar darinya. Saat ini Kurama dalam mode kumpulan energi, jadi bukan hal yang mustahil hanya untuk memanjangkan bagian tubuhnya.

"GROOAAA!!! LEPASKAN AKU MAKHLUK RENDAHAN!!!" Trihexa meraung dengan keras saat tubuhnya dililit oleh kesembilan ekor Kurama

"Untuk seekor makhluk superior, kau terlalu berisik, Kadal kelebihan kepala." Memutar tubuhnya ke kanan, yang dimana sebuah sapuan ekor dari Ouroboros Dragon sedang mengarah padanya. Menjadikan Trihexa yang sedang dia lilit sebagai tameng, sehingga serangan dari naga dengan panjang abnormal itu menghantam tubuh sang Apocalypse Dragon.

GROOOAAARRR

Trihexa lalu meraung kembali, namun seolah tidak memberikan kesempatan. Kurama memutar tubuhnya searah jarum jam.

"Jangan hiraukan aku, RUBAH!" Great Red melesat dengan cepatnya kearah Kurama.

"Kalau begitu silahkan terima ini, kadal merah raksasa." Kurama lalu melempar tubuh sang naga Pembawa Akhir itu ke bawah, dan tepat mengenai Great Red yang tadi sedang melesat ke arahnya. Membuat kedua naga itu terjun kebawah.

Kemudian sang rubah berlari ke atas, sehinnga saat ini dia berada tepat di atas sang Ouroboros Dragon yang menatapnya dengan tajam. Sang naga Ketidak Batasan kemudian mengumpulkan energi di depan mulutnya, lalu menembakkan itu ke arah sang rubah.

DUMMM

Kurama hanya menatap serangan itu, sebelum ke sembilan ekornya berjajar dan menahan serangan Ouroboros Dragon. Memberikan dorongan pada kesembilan ekornya, Kurama lalu membalikkan serangan sang naga. Mengumpulkan kembali energi Yin dan Yang, setelah dikira cukup. "Cho Bijuudama!" Rubah raksasa itu lalu menembakkannya, mendorong serangan Ouroboros yang telah dia kembalikan tadi.

DUAR

GROOOAAAARRR

Sang naga kemudian meraung, saat kedua serangan itu menghantamnya. "Bagaimana jika kita menyusul mereka, Infinite Dragon God?" Kurama lalu melesat, berlari pada udara dan mendorong tubuh sang Ouroboros Dragon dengan keempat kakinya. Membuat sang naga Ketidak Batasan itu ikut melesat lebih cepat, menyusul dua dewa naga lainnya menembus langit, dengan Kurama yang berpijak pada tubuhnya itu.

"Hm... Tidak adil jika mereka berdua tidak merasakan sakit. Cho Renzoku Bijuudama!"

WUSH

DUAR DUAR DUAR DUAR DUAR

GROOOAAARRR

Kurama yang berpijak pada tubuh Ouroboros Dragon menembakkan Bijuudama beruntun dengan ukuran besar pada Great Red dan Trihexa yang berada dibawahnya, membuat kedua dewa naga itu juga melesat lebih cepat.

DUAR

DUAR

GROOOOOAAAAARRRRR

Satu ledakan pada tanah akibat dua dewa naga, yang kemudian disusul oleh satu dewa naga lainnya dengan tambahan teriakan kesakitan dari ketiga dewa naga itu. Ketiga dewa naga seolah dipermalukan, mereka bahkan tidak dapat mendaratkan satupun serangan pada rubah yang menjadi lawan mereka.

Asap mengepul keatas, pasukan aliansi pun membuat barrier guna menahan tanah yang berterbangan dengan cepatnya akibat hantaman tiga dewa naga.

Terlihat sebuah siluet rubah dengan cahaya kuning dan sembilan ekor dari balik asap, lalu si rubah mengibaskan kesembilan ekornya. Menghilangkan asap yang tadi menutupi pandangan.

WUSH

Dan setelah asap hilang, para pasukan aliansi menatap syok apa yang ada dipandangan mereka. Tiga ekor naga kolosal sebagai eksistensi terkuat dari dunia ini yang terbaring menumpuk, dengan Great Red pada bagian bawah lalu Trihexa, dan paling atas adalah Ouroboros Dragon.

Kurama berdiri tepat di atas tumpukan tiga dewa naga itu, seperti seekor raja hutan yang sedang berdiri pada batu singgasana.

ROOOAAARRR

Kurama kemudian meraung, sebuah raungan yang membuat siapa saja mendengarnya bergetar, menciptakan sebuah hempasan angin kuat. Kurama meraung dengan kerasnya, mengumumkan kemenangannya pada seluruh makhluk yang ada disana, juga memberitahukan bahwa pertarungan juga tugasnya sudah selesai.

"Hooo... Kurama sudah selesai kah?" Menyabetkan kunai yang dia pegang, membuat seorang pasukan Super Devil disana lenyap, berubah menjadi debu.

"Kurasa disini juga harus segera diselesaikan." Naruto lalu mundur dari pasukan Super Devil, membuat jarak antara dirinya dan musuh yang dia lawan.

SRET

Mengeluarkan dua kunai dengan kanji pada gagangnya dari kantung ninja yang dia bawa, Naruto lalu melemparkannya dengan cepat, menambahkan chakra angin pada kunai yang dia lemparkan guna mempertajamnya

Kunai: Kagebunshin no Jutsu

Seketika kunai yang dia lemparkan berlipat ganda, empat, delapan, enam belas, tiga puluh dua, dan begitu seterusnya.

JLEB JLEB JLEB JLEB JLEB JLEB JLEB

BATS BATS BATS BATS BATS BATS BATS

Beberapa kunai itu menembus tubuh pasukan Super Devil yang langsung lenyap menjadi debu.

"Hah, kurasa aku akan mencoba apa yang pernah ayah lakukan pada pasukan Iwagakure."

SRING

JLEB

Naruto tiba-tiba menghilang dan muncul dihadapan salah satu Super Devil, tanpa membuang waktu. Naruto langsung menikamnya dengan kunai yang dia bawa.

SRING

JRASSSS

Menghilang lalu muncul lagi, kali ini Naruto memenggal kepala salah satu pasukan Super Devil.

Entah berapa kali pasukan aliansi harus dibuat syok, seorang manusia yang bisa berpindah tempat kurang dari satu detik! Yang mereka lihat di depan sana hanyalah kilatan-kilatan kuning, dan berasamaan dengan itu. Setengah pasukan Super Devil mati!

SRING

Naruto lalu muncul dihadapan pasukan Super Devil yang menatap horor dirinya. Ralat, bukan hanya seluruh pasukan, tapi seluruh makhluk yang ada disana. Bahkan ketiga dewa naga yang terlihat sedang berdiri sekalipun.

Ayolah, membantai setengah pasukan dalam waktu kurang dari satu menit. Yah, walaupun itu hanya seperdelapan dari pasukan awal. Namun jika dilakukan oleh satu orang itu beda lagi ceritanya, apalagi itu manusia, makhluk yang mereka semua anggap paling lemah.

"Aku sudah membuang-buang banyak waktu, ku selesaikan dalam satu serangan." Naruto lalu mengangkat tangan kanannya ke atas.

Seketika energi negatif dan positif terkumpul, membentuk sebuah bola berwarna hitam pekat. Lalu terlihat putaran pada bagian permukaan bola itu, bentuknya seperti sebuah shuriken yang berputar. Bola lain berwarna biru keputih-putihan tercipta disekitarnya, dengan ukuran yang kecil.

Naruto kemudian melompat ke atas, memposisikan tangan kanannya kebelang. Menyiapkan ancang-ancang melempar di udara "Saa... Lenyaplah kalian pada kehampaan."

Senpo: Fuuton: Bijuu Planetary Rasen Shuriken

WUSH

DUARRRR

Tepat setelah jutsu yang dilemparkan Naruto mengenai permukaan tanah, ledakan terjadi. Sebuah bola hitam besar lalu terbentuk akibat benturan jutsu Naruto dengan permukaan tanah.

Yang mana bola hitam raksasa itu berputar tidak karuan, menciptakan putaran angin yang membentuk sebuah tornado dibatas bola hitam itu.

Rizevim yang memang sangat dekat denga pasukan Super Devil pun ikut terkena dampaknya.

Divide

"A-apa?!!! Hanya satu kali!" Rizevim mencoba untuk membagi serangan Naruto dengan secred gear Divine Divinding tiruannya. Tentu saja usahanya itu gagal, bahkan bola energi hitam itu terlihat semakin membesar.

"Heh, mencoba membaginya dengan Divine Divinding itu percuma. Bahkan jika itu secred gear aslinya sekalipun, kau harus menyerap seluruh energi alam jika ingin mencoba menghilangkannya." Seperti yang dikatakan Naruto, rasengan yang barusan dia lemparkan itu memakai konsep untuk menyerap energi alam. Yang mana jika sudah pada batasnya itu akan meledak.

Artinya, jika energi yang diserap oleh rasengan Naruto dibagi. Maka jutsu itu akan menyerap energi alam lagi, terus begitu sampai rasengan Naruto tidak dapat lagi menyerap energi alam.

DUUUAAARRR

Yah, bagaimanapun itu adalah Bijuudama yang dikombinasikan dengan energi alam. Jadi, saat rasengan itu sudah tidak mampu lagi untuk menyerap energi alam. Maka seperti Bijuudama kebanyakan, jutsu itu akan meledak dan jangan lupakan chakra angin yang Naruto tambahkan. Sebuah pisau kecil yang akan meledak saat memotong oragan dalam dan pembuluh darah, mengakibatkan kerusakan yang sangat parah pada tubuh manusia dari dalam. Jutsu yang mengerikan? Oh tentu saja, ini yang dia gunakan untuk melawan Kaguya hingga membuat sang Dewi Kelinci terluka parah.

Naruto pernah memakai jutsu ini sebelumnya, dan itu untuk melenyapkan seluruh pasukan zetsu, satu lagi dia gunaka untuk melawan Dewi Kaguya. Dan yah, Naruto akui sangat efektif. Sebuah jutsu yang dia ciptakan tanpa sengaja, dengan hanya bermodalkan penasaran saja. Tentu bayarannya pun setimpal, dulu jika bukan karena bantuan Kurama dan ketahanan tubuh yang sudah dia latih. Mungkin dia sudah mati kehabisan chakra dengan anggota tubuh lumpuh sepenuhnya. Tapi itu dulu, yah tidak terlalu lama, sekitar tiga tahun lalu, saat Perang Dunia Shinobi keempat.

Setelah efek ledakan menghilang, terlihat sebuah kawah raksasa. Tepat di tengah-tengah kawah, seorang iblis dengan armor yang sudah rusak parah sedang berusaha berdiri.

Siapalagi kalau bukan Rizevim, jika saja tidak ada Sephiroth Graal ditubuhnya. Mungkin iblis tua Pedophil itu sudah ikut lenyap bersama para pasukannya.

SRING

WUSH

Naruto yang melihat itu menyiapkan rasengan lainnya dan melemparkan kunai miliknya, kali ini tidak seperti tadi. Rasengan ini seperti pada umumnya, yang berbeda hanya bulatan dan corak hitam pada permukaannya.

JLEB

Senpo: Jiton Rasengan

Naruto lalu muncul tepat setelah kunainya menancap pada tubuh Rizevim, tanpa membuang waktu Naruto langsung menghantamkan rasengannya, tepat pada jantung Rizevim.

BOOOMMM

Tepat setelah rasengan itu menghantam dada kiri Rizevim, tubuhnya lalu dibaluti oleh corak yang sama seperti yang terdapat pada rasengan itu.

Fungsinya sederhana, saat rasengan ini menghantam tubuh target. Maka rasengan ini akan langsung merusak tubuh si target, sekaligus menyebarkan Segel Taishou yang akan menahan dan menyegel target.

"Sialan kau manusia! Berani-beraninya kau memperlakukan ku seperti ini, ingatlah dimana kodratmu!" Setelah merasakan bahwa tubuhnya tidak pada begerak, juga saluran mana dan kekuatan Secred gear yang ikut berhenti. Rizevim meraung dengan kerasnya, tepat pada Naruto yang saat ini hanya satu meter darinya.

"Cepat lepaskan aku atau kau akan menerima akibatnya!!!!" Naruto tertawa dalam hati, hey saat ini Iblis di depannya tidak dapat melakukan apapun. Jadi bagaimana dia akan membalas Naruto.

"Kau terlalu banyak bicara iblis tua, lihatlah kondisimu sendiri. Bagaimana kau akan membalasku? Apalagi dengan organ dalam yang belum sepenuhnya sembuh itu." Cukup, Naruto ingin segera mengakhiri ini. Dia tidak punya banyak waktu lagi.

Naruto lalu mengangkat tangan kanannya setinggi dada, dan terlihat tangannya dibaluti oleh chakra kuning sampai atas siku.

JLEB

Tanpa banyak basa-basi, Naruto langsung menusukkan tangan kanannya tepat ke arah jantung Rizevim. Namun itu tidak sungguh-sungguh menembus tubuhnya, tidak sampai membuat darah keluar dari tubuh iblis tua pedophil iti, Naruto hanya mencari apa yang menjadi kekuatan dari iblis tua Pedophil ini

"Tunggu! Apa yang kau lakukan manusia! Cepat keluarkan tangan kotormu dari tubuhku." Ok, Naruto sekarang sudah sangat kesal sekarang.

"As you wish." Dengan sekali tarikan, Naruto langsung mengeluarkan tangannya.

Tepat setelah dia mengeluarkan tangan kanannya, Rizevim langsung tidak sadarkan diri. Efek dari rasengannya juga telah hilang, dan Rizevim langsung berubah menjadi butiran debu yang menghilang tertiup oleh angin.

Maa... Selain mengambil cawan yang saat ini dia pegangan, dia juga memberikan sedikit hadiah kecil. Sebuah Rasen Shuriken dengan ukuran kecil, yang langsung merusak jalur energi juga menambah kerusakan pada organ dalamnya.

"Hah, sekarang tinggal berbicara saja."

Pasukan aliansi masih tidak percaya dengan apa yang terjadi, seekor yokai rubah perwujudan dari Kyuubi dengan tubuh yang sepenuhnya adalah chakra. Tentu saja bingun, setahu mereka satu-satunya yokai Kitsune adalah mantan Ratu yokai dan anaknya, Yasaka no Kyuubi serta Kunou. Apalagi perwujudan dari rubah ekor sembilan ini berasal dari seorang pemuda yang sangat identik dengan orang yang sedang mereka obati.

Oh, jangan lupakan mereka juga tidak dapat mencerna kejadian barusan. Hell! Membantai seperempat pasukan iblis Super Devil sendrian, apalagi kurang dari lima menit, dan lagi yang melakukannya adalah seorang manusia, sebuah ras yang mereka anggap lemah dari yang lainnya. Tapi, lihat apa yang mereka saksikan di tempat ini, dua orang yang sangat identik dari ras yang mereka anggap paling lemah lah yang justru menyelamatkan mereka.

"Nggghhh..." Sebuah suara erangan dari seorang manusia yang sedang mereka obati terdengar.

"Naruto-kun!" Orang, atau iblis pertama yang meresponnya adalah seorang gadis dengan rambut hitam model bob dengan kacamata yang melindungi manik violet indahnya.

"Sona-Kaichou kah..." Naruto berusaha untuk duduk setelah dia sadar, 'Ugh... Apa-apaan ingatannya itu.'

"Yo, nampaknya kau sudah pulih. Diriku yang lain." Sebuah suara mengalihkan mereka, itu berasal dari seorang pemuda yang sangat identik dengan Naruto. Yang berbeda hanyalah panjang rambutnya.

Pemuda itu berjalan dengan tenang sambil memegang sebuah cawan emas di tangannya, tidak salah lagi. Itu Sephiroth Graal, secred gear milik iblis tua yang mereka lawan tadi.

"Jadi, apa perlu ku jelaskan dari awal?" Pemuda itu berhenti tepat dihapan orang yang dia panggil dengan diriku itu.

"Ugh, kurasa tidak perlu. Ingatanmu sudah menjelaskan sebagian besarnya, satu-satunya yang ingin ku tanyakan adalah. Mengapa? Kenapa harus meleburkannya, dimensi ini dan dimensi asalmu itu?" Naruto mencoba untuk berdiri, mensejajarkan dirinya dengan Naruto yang berasal dari dimensi lain.

"Apa yang perlu ku jawab? Seperti yang dimaksud ingatanku, pondasi dimensi ini sudah sangat rusak. Karena itulah, sudah tugas kita untuk memperbaikinya, dan dengan meleburkan kedua dimensi. Maka pondasi dimensi ini akan kembali berjalan sebagaimana mestinya." Balas Naruto lainnya, bagaimanapun dia juga tidak terlalu mengerti. Tugasnya hanya menunggu saja, dan akan tiba saatnya dia menjadi satu dengan sosoknya yang lain untuk menyelesaikan tugas yang trlah diberikan.

"Menjadi sang utusan kah... Lalu apa yang akan terjadi setelah kita melakukannya? Apa yang akan terjadi pada kita setelah menjadi satu, setelah mendi sang Utusan?" Semua yang ada di sana memandang bingung atas apa yang baru saja Naruto ucapkan, bahkan ketiga dewa naga. Oh, kecuali seekor rubah raksasa dengan sembilan ekor yang berada di belakan Naruto lainnya.

"Oy oy, kau menanyakan sebuah pertanyaan yang bahkan aku tidak mengetahui jawabannya. Aku juga bingun akan hal itu, apa yang akan terjadi pada kita setelahnya? Apa yang akan kita dapat? Apakah tugas kita selesai begitu saja? Aku juga ingin menanyakan hal seperti itu." Naruto menghela nafas atas jawaban yang diberikan oleh dirinya dari dimensi lain itu.

KRAK KRAK KRAK

Tiba-tiba, latar disamping mereka nampak sebuah retakan besar. Seperti sebuah kaca yang retak dan terus merambat, merambat lebih jauh dari yang dapat mereka kira. Dan retakan itu berhenti merambat, tapi sudah seperti sebuah kaca yang jika disentuh sedikit saja akan langsung pecah.

Lalu itu pecah, latar di samping mereka pecah layaknya sebuah kaca. Memberikan efek cahaya yang membuat mereka menutup mata, kedua kedua orang identik disana. Salah satu dari mereka yang mempunyai rambut pirang pendek itu tersenyum, begitu juga rubah raksasa di belakangnya.

Cahaya lalu menghilang, memperlihatkan sebuah latar yang berbeda dari sebelumnya. Di depan pasukan aliansi sekarang adalah sebuah tempat dimana sedang diadakannya sebuah pesta. Sangat berbeda dengan sebelumnya, yang dimana hanya tanah tandus.

"Hooo... Ku tinggalkan selama tiga tahun dan kalian sedang melakukan pesta pernikahan. Menma, Hinata?" Suara Naruto mengalihkan pandangan semua orang, bahkan orang-orang dari tempat pesta itu.

"Naruto! Tunggu, kenapa ada dua?" Salah satu dari mereka bertanya, orang dengan surai raven panjang yang menutupi mata kirinya.

Semua yang ada di tempat pesta pernikahan itu terkejut, pasalnya mereka bingung dengan apa yang terjadi. Sebuah cahaya tiba-tiba bersinar dengan terangnya saat sedang dilaksanakan pesta pernikahan, lalu mata membuka mata. Tiba-tiba di depan mereka ada sebuah pasukan dengan berbagai bentuk tubuh dan sayap, apalagi empat makhluk raksasa yang tiga diantaranya memlunya sayap.

"Maa... Aku mengerti kalian bingung, tapi ini buka waktunya untuk menjelaskan apalagi hanya untuk bertegur sapa." Naruto menanggapi pertanyaan dari sahabatnya itu seadanya, dia juga tidak punya banyak waktu lagi.

"Sepertinya kita tidak punya banyak waktu, bukankah begitu wahai diriku yang lain?" Naruto lainnya dengan rambut lebih panjang bertanya, yah pada akhirnya dia dapat mencerna apa yang dia dapat dari ingatan Naruto dimensi lainnya itu.

"Sasuga diriku yang lain, inilah kenapa kau yang cocok berperan sebagai pencari. Kita memiliki kepribadian yang berbeda, apa itu disebutnya... Alter ego? Yah kurasa itu, alter ego." Naruto dengan rambut pendek berjalan ke arah tempat dilaksanakan pesta pernikahan itu. Dengan Kurama yang telah kembali ke dalam tubuhnya

"Ya... Bagaimanapun itu berkat kita berbagi ingatan saat pertama kali bersentuhan, jika bukan. Mungkin akan memakan waktu seharian untuk menjelaskannya." Naruto lainnya mengekori dibelakang, dan berhenti tepat saat dirinya yang lainnya itu berhenti ketika melewati sebuah penghalang tak terlihat yang memisahkan antara tempat yang dia pijak, dan tempat yang Naruto lainnya itu pijak.

"Kurasa itu benar, dan ada kata-kata terakhir? Entah kenapa aku merasa kita akan dilupakan setelah ini?" Mereka berdua saling behadapan dengan masing masing latar yang berbeda.

"Oy, kau lupa konsekuensinya bahwa ingatan mereka akan diubah? Dan itu berarti ingatan mereka tentang kita akan dihapus, jika tidak. Untuk apa aku menyerap kekuatan Great Red? Dan, kenapa kau masih memegang cawan itu?!" Keduanya masih berhadapan, lalu sebuah aura hitam menguar dari salah satu mereka dan membentuk pilar yang menjulang ke langit.

"Ahahahaha, aku minta maaf atas itu. Dan cawan ini? Entahlah, aku hanya merasa kita membutuhkannya." Naruto lainnya menjawab, dan seperti yang Naruto lainnya. Sebuah aura kuning menguar dari tubuhnya dan membentuk pilar cahaya ke langit.

BALANCE BREAKER: JUDGEMENT DRAGON

ESCADORA SEELE ARMOR

Seketika armor balance breaker menyelimuti tubuh Naruto dengan rambut pirang jabrik itu. Naruto lainnya sudah diselimuti oleh chakra kuning, dengan pupil mata membentuk tanda plus

"Kurasa ini belum cukup, Diriku yang lain. Kita perlu kekuatan yang lebih besar, gunakan cangkir ini untuk bisa masuk dalam mode tertinggimu itu." Naruto dalam balutan chakra kuning melemparkan Sephiroth Graal yang dia pegang pada dirinya yang lain.

"Ya, kau benar. Dan kau juga harus memasuki mode tertinggimu itu." Menanhkap Sephiroth Graal yang dilemparkan, lalu Naruto dengan armor Balance breaker meremasnya. Sehingga sebuah cahaya lain memasuki dirinya.

Extream: Immortal Punishment

Seketika armor yang Naruto kenakan mengalami retakan, dengan cahaya merah bersinar pada retakan itu. "Khe... Seharusnya aku sudah tidak ada dapat menggunakan kekuatan ini lagi, kuasa sang Pencipta memang luar biasa."

Naruto lainnya juga menggunakan mode tertinggi yang dia miliki. Jubah yang dia kenakan berubah, menjadi sebuah mantel chakra terang dengan pakaian yang berubah warna menjadi gelap yang menyelimuti seluruh tubuhnya sampai ke buku-buku jari dan ke bawah kakinya. Lingkaran cahaya tepat di tengah perutnya, simbol magatama menempel di kerah bajunya. Serta sembilan bola hitam yang melingkar tepat di belakangnya, inilah mode tertinggi yang saat ini dia miliki.

Rikudou Sannin Moudo

Pilar cahaya yang mereka keluarkan semakin terang, dengan aura yang sanggup membuat makhluk sekelas tiga dewa naga tunduk.

Lalu masing-masing dari mereka mengepalkan tangan kanannya dan mengadukannya, pilar cahaya yang mereka ciptakan kemudian menjadi satu. Diikuti oleh sebuah cahaya terang yang memasuki pandangan semua makhluk.

Heikou Tokui-ten

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Dahulu kala, saat dunia masih dipisahkan menjadi tiga dimensi, terjadi sebuah peperangan maha dahsyat. Perang yang lebih besar dari Great War, yang menurut sejarah mengakibatkan kematian bagi eksistensi yang mereka anggap sebagai 'Tuhan'

Sebuah peperangan yang menjadi tonggak awal bersatunya ketiga dunia, sebuah perang yang memaksa semua ras bersatu.

Sebuah perang yang dibuat oleh dua sosok superior dengan pemikiran yang sungguh amat licik. Dua sosok yang telah membuat sebuah panggung pertunjukan dengan sangat baik, namun berdampak sangat buruk bagi dunia

Peperangan yang bahkan diikuti oleh ketiga dewa naga langsung, akibat yang dihasilkannya pun bukanlah main-main. Kerusakan dimana-mana, bencana alam yang bahkan berdampak bagi ketiga dimensi. Membuat pasukan dari semua ras, yang bahkan mungkin adalah sebuah pasukan terkuat yang pernah dibentuk hampir kalah dalam peperangan.

Namun ditengah keterpurukan itu, seorang manusia datang membawa cahaya harapan. Seorang sosok pahlawan yang sesungguhnya, sosok manusia dengan sebuah kekuatan besar.

Juga dengan hadirnya sosok itu, berhasil membawa angin kemenangan. Dengan gagahnya sosok itu bertarung sendirian melawan dan mengalahkan pasukan musuh, bahkan sosok itu berhasil membuat pemimpin pasukan lawan tewas.

Sosok manusia itu berhasil mengalahkan ketiga dewa naga, dan menyatukan kegita dimensi menjadi satu dunia.

Namun bak ditelan bumi, sosok itu kemudian menghilang setelah menyelesaikan peperangan. Sosok manusia dengan kekuatan hebat itu menghilang tepat setelah menyatukan ketiga dimensi.

Sosoknya menghilang, seolah dia tak mengharapkan imbalan, manusia dengan kekuatan yang dapat memenangkan peperangan itu menghilang, bahkan tanpa meninggalkan sesuatu yang dapat diingat dari sosok itu.

Hanya satu hal yang mereka ingat, sebuah nama yang tidak akan pernah mereka lupakan. Sebuah nama yang akan terus diingat dari generasi ke generasi, sebuah nama yang diberikan oleh semua ras pada manusia itu, dan nama itu adalah...

The Messenger

"Bah! Apanya yang dahulu kala? Itu semua terjadi tidak lebih dari dua puluh tahun yang lalu!" Seorang pemuda dengan rambut pirang jabrik dan manik biru saphire menutup dengan kasar buku yang barusan dia baca.

Pemuda itu tengah berada di sebuah ruangan yang penuh buku, atau biasa disebut dengan perpustakaan. Pemuda pirang itu mengenakan sebuah pakaian seragam, celana hitam dengan sepatu dengan warna serupa. Sebuah kemeja yang juga bewarna hitam dengan list putih di setiap tepi kemejanya.

"Dan apa-apaan bahasa yang digunakan itu? Aku mengerti buku ini untuk segala usia, tapi ayolah... Itu terasa kaku untuk dibaca." Pemuda itu nampak bersandar pada kursi yang sedang dia duduki, sedang raut wajah kesal yang tercepak dapa wajahnya.

"Khakha, kau itu bodoh atau apa. Bukankah itu efek dari kau yang menyetukan kedua ruang dimensi..." Sebuah suara dengan intonasi berat terdengar dari kepala pemuda pirang itu, suara berat namun terdengar mengejek.

"Diamlah baka-kitsune, baka... Baka..." Si pemuda menjawab ejekan suara yang datang dari kepalanya itu dengan kesal.

"Kau salah kucing, dari awal dia sudah bodoh." Sebuah suara lain dengan intonasi lebih berat terdengar dari kepalanya.

"Hoy hoy, kau bahkan ikut-ikutan aho-ryuu?!" Pemuda itu berdiri dengan tiba-tiba dari tempat duduknya.

"Lihat, seperti yang aku bilang, dan siapa yang kau panggil kucing, kadal?!"

"Tentu saja kau kucing memang siapa lagi, hah?!"

"Kadal sialan, kau ingin kucincang?!"

"Lakukan, jika kau bisa kucing?!"

Perempatan terlihat di pelipis si remaja pirang itu...

"BISAKAH KALIAN DIAM, BAKA-KITSUNE, AHO-RYUU?!!!" Si pemuda yang sudah habis kesabaran itu nampak berteriak, seperti orang gila, karena hanya ada dia di ruangan itu.

"Mou Naruto-kun... Ternyata kau ada disini, aku mencarimu kemana-mana." Sebuah suara lembut terdengar, dan itu berasal dari seorang gadis dengan rambut biru tua panjang, manik biru cerah layaknya langit cerah tanpa awan. Gadis tersebut nampak sedang berjalan ke arah pemuda pirang itu yang dia panggil dengan nama Naruto.

"Lihat kadal, istrinya datang."

"Kau benar kucing, padahal itu adalah anak dari adiknya sendiri."

"Yah, dia memanfaatkan kondisinya yang kembali menjadi remaja. Padahal aslinya dia mungkin sudah berumur tiga puluh tahun."

Perempatan kembali tercetak di pelipis Naruto, dan cukup dengan kata 'Diam' yang Naruto ucapkan dalam pikirannya. Membuat kedua makhluk yang berada dalam tubuhnya itu bungkam.

"Ah, Himawari kah. Ada apa kesini, bukankah sebentar lagi jam pelajaran?" Pemuda kuning bertanya pada sang gadis yang dia panggil dengan nama Himawari setelah menghentikan pembicaraan dua makhluk di dalam tubuhnya.

"Karena itu lah aku kemari. Kenapa kau masih disini? Apalagi berteriak sendiri seperti tadi, kau ingin disangka orang gila Naruto-kun?" Himawari menjawab pertanyaan dari pemuda di depannya itu.

"Etto... Justru karena itulah, aku juga akan segera kembali ke kelas." Naruto menjawab pertanyaan si gadis dengan gugup. Bagaimanapun dia awalnya ingin bolos!

"Tidak ada banyak alasan, sekarang ikut aku ke kelas." Himawari menarik tangan Naruto dengan paksa, menyeret si pemuda agar ikut dengannya.

Sedang Naruto nampak memberontak, namun tetap tidak berhasil. Malah membuat si gadis semakin erat memegang tangannya.

Naruto nampak tersenyum saat tengah diseret oleh gadis di depannya ini.

"Maa... Kurasa aku akan menikmati keadaan saat ini."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

END