Delapan belas tahun Kim Seokjin masih bisa melihat bagaimana anak sembilan tahun Jeon Jungkook bermanja — manja padanya. Memeluk lehernya erat ketika di gendong, menarik — narik kaus yang dikenakannya ketika ingin sesuatu, atau menarik paksa kerah belakang bajunya jika dirinya tidak mau diajak bermain.
Yah itu ketika dirinya –Kim Seokjin– berumur delapan belas tahun, dan Jeon Jungkook sembilan tahun.
Ketika Jeon Jungkook berumur delapan belas tahun. Sosok itu berubah, bukan lagi si anak kecil yang mau digendong. Melainkan orang yang terlihat mendominasi. Jeon Jungkook, yang dulunya Jin kenal sebagai anak manis yang selalu bermanja padanya kini telah berubah.
Delapan tahun meninggalkan kota kelahiran, kejutan yang diberikan olehnya adalah sosok Jungkook yang telah berubah itu ketika dirinya kembali.
Tingginya tidak lagi sepinggang Jin, kini hampir menyamai. Juga, pemuda itu sepertinya melatih otot — otot tangannya, karna Jin bisa lihat tangan yang sekarang Jin bisa sebut pemuda itu lebih kekar dari pada miliknya. Yang tertinggal hanya gigi kelinci itu, salah satu keimutan yang paling Jin sukai dari Jungkook.
Kini keadaan sudah berubah. Saat Jungkook bermain kerumahnya di musim dingin, maka Jin yang akan menyelimuti tubuh anak itu di dekapannya. Sekarang, pemuda itu yang merengkuh tubuh Seokjin dengan selimut hangat. Meletakkan dagunya di bahu Jin yang bisa membuatnya iri, dan menyandarkan kepalanya di pipi Jin.
"Hyung, aku menunggu saat — saat seperti ini."
Lantas Jin menjauhkan kepalanya dari Jungkook dan menatap pemuda itu bingung.
"Aku mencintaimu." Kata Jungkook, yang ia juga pendam sedari dulu.
Maka yang Jin lakukan hanya menerima buaian Jungkook yang melumat habis bibirnya di bawah hujan salju yang menupuk mereka.
Dua puluh tujuh tahun Kim Seokjin hanya dapat pasrah didominasi oleh seorang remaja delapan belas tahun bernama Jeon Jungkook.
Yang kini berada di atasnya.
— fin.