"Bagaimana?, paham tidak?"

Jungkook menggeleng, kedua tangan nya memegang sisi kepala, terlalu lelah untuk menerima penjelasan Taehyung tentang bab yang tidak dipahami nya.

Taehyung menghela nafas, meletakkan pensil yang digunakan untuk memberi Jungkook penjelasan tentang cara penyelesaian soal,

"Jungkook, aku sudah memberi mu ponsel, gunakan itu untuk membuka youtube atau google, cari materi apa yang belum dipahami."

Jungkook menunduk, "Maafkan aku hyeong."

Taehyung mengulum senyum, "Tidak perlu minta maaf, tidak ada yang bersalah di sini.", mengusak rambut legam Jungkook sambil berujar, "Istirahat saja. Masalah PR, biar hyung yang kerjakan."

Mata Jungkook berbinar, "Benar tidak apa-apa hyung?" tanya Jungkook antusias.

Taehyung mengangguk mantab lalu membawa Jungkook untuk berbaring tidur, merapikan selimut bocah itu dan tidak lupa mengecup kening nya.

.

.

.

"Hyeong! Dimana dasi ku?!"

Astaga. Ini baru saja terhitung 3 bulan. Dan Taehyung merasa lebih mirip seperti pengasuh daripada kakak.

Membantu Jungkook mengerjakan PR, menyiapkan seragam nya, membuatkan bekal makanan nya, menyuci pakaian nya, mengantarnya sekolah, tidak lupa juga menjemputnya sekolah. - oh gosh! Benar-benar lebih mirip seperti pengasuh.

"Mangkannya, kan hyeong sudah bilang, jika meletakkan dasi atau topi, jangan sembarangan!"

Taehyung berteriak dari dapur, tergesa-gesa menyelesaikan masakan nya, meskipun hanya telur dan sosis goreng, tetapi ocehan Jungkook mengenai 'mana topi ku?, mana dasi ku?' membuat Taehyung mau tidak mau harus cepat mematikan kompor.

"Coba cari di sela-sela sofa!", Taehyung mengambil kotak bekal Jungkook,

"Tidak ada hyeong!" Jungkook berteriak lagi dari ruang tengah,

Astaga. Semenjak kedatangan Jungkook, keadaan pagi hari selalu seperti ini.

"Bagaimana ini hyeong! Aku bisa mendapat score pelanggaran karena tidak menggunakan atribut lengkap!"

Taehyung mendecak, menutup kotak bekal Jungkook yang sudah siap. Pria itu membawa kotak bekal Jungkook, menghampiri Jungkook ke ruang tengah sambil menyambar tas kerja nya.

Dia bisa melihat Jungkook yang mondar-mandir mencari dasi,

Taehyung memasukkan kotak bekal Jungkook ke dalam tas bocah itu terlebih dahulu sebelum membantu Jungkook untuk mencari dasi.

"Hyeong...!" Ini yang tidak Taehyung sukai, rengekan Jungkook di pagi hari.

"Astaga, tenang Jungkook." Taehyung terbawa suasana, bingung mencari dasi si bocah bergigi kelinci.

"Aku akan kembali," Taehyung meninggalkan ruang tengah, mengabaikan raungan Jungkook.

Pria yang lebih tua masuk ke dalam kamar Jungkook untuk mencari dasi, membuka laci-laci meja belajar Jungkook dan memeriksa gantungan pakaian di balik pintu kamar Jungkook.

Dia berhenti sejenak, menyeka keringat di kening sambil menghela nafas,

Baru pertama kali ia melakukan hal seperti ini, dan itu karena Jungkook.

Mata nya menelusuri isi kamar Jungkook dan terbelalak bahagia ketika melihat ujung lancip sebuah kain berwarna hitam dengan motif bintang putih yang terselip di antara buku pelajaran Jungkook.

"Jungkook aku menemukan dasi mu!"

.

.

.

.

.

TIN! TIN! TIN!

Taehyung mengenakan ikat pinggang dan jas nya secara tergesa ketika jalanan menuju ke sekolah Jungkook macet,

"Ah bagaimana ini hyeong?, aku bisa telat, ugh."

Taehyung merapihkan rambut nya, "Tidak akan telat, sebentar lagi macet nya juga selesai."

Jungkook mendengus, bocah itu meniup poni nya, bosan melihat jejeran panjang mobil-mobil di depan nya.

.

.

.

.

.

"Tae? Hari ini kau datang terlambat, lagi untuk yang kesekian kali nya. Apa ada masalah?"

Taehyung mengucap maaf berkali-kali sambil memberi bungkukan hormat kepada bos nya, Kim Namjoon.

"Maafkan saya Tuan, saya terlambat akhir-akhir ini karena keponakan saya pindah ke Korea, dan dia tinggal satu atap bersama saya sehingga saya harus mengantarkan dia berangkat sekolah terlebih dahulu sebelum saya berangkat ke kantor."

Namjoon mengangguk, memberi senyum simpul dan menepuk bahu Taehyung, "Lain kali, coba untuk berangkat lebih pagi."

Taehyung hanya mengangguk, dalam hati lega karena punya pimpinan kantor yang baik hati.

Untuk masalah Jungkook ,Taehyung mulai berpikir, lama-kelamaan kehadiran Jungkook cukup mengganggu keseharian nya, terutama pekerjaan nya.

Mungkin Taehyung harus mulai mendidik Jungkook untuk mandiri.

.

.

.

"Siapa tadi si tampan yang mengantarkan mu berangkat sekolah?"

Jungkook memutar bola mata nya, pagi ini Jimin- teman satu kelas nya, tidak sengaja melihat wajah Taehyung ketika membuka pintu mobil. Dan itu berhasil membuat Jimin melontarkan 1001 pertanyaan.

"Itu,... uh kakak ku."

Jimin mengangguk-angguk sambil membuat lafal 'O' , "Kakak mu tampan, tapi aku lebih tampan, iya kan Kookie?" Jimin menaik turun kan alis nya, mulai menggoda Jungkook.

Jungkook memalingkan muka, 'mulai lagi gila nya Jimin' .

"Kookie..."

Seorang siswa laki-laki dengan tinggi badan lebih dari siswa lain menghampiri Jungkook dengan malu-malu.

"Ya Gyeomie?" Jungkook tersenyum hangat menanggapi salah satu anggota kelompoknya,

"Uh... Kapan kita akan mengerjakan kerja kelompok...?" Yugyeom memainkan jari nya , selalu gugup ketika bertemu Jungkook.

"Ah nde, mungkin lusa, di rumah ku saja." Jungkook menanggapi dengan antusias, dalam pikiran nya ia akan meminta ijin kepada Taehyung hyung untuk menggunakan ruang tengah sebagai tempat kerja kelompok.

.

.

.

.

.

.

"Berapa orang memangnya?"

"Hanya 2 orang saja hyeong, Jimin Yugyeom. Mereka sahabat ku."

Jungkook memeluk lengan Taehyung dengan manja, mengusap kepala nya di lengan Taehyung sambil sesekali menhirup gemas aroma parfum yang melekat di kemeja kerja Taehyung.

"Iya, silahkan saja. Hyung tidak membatasi pertemanan mu, Kookie."

Jungkook memekik bahagia, "Terimakasih hyeong! Aku akan memberi mu hadiah!"

Taehyung mengangkat sebelah alis nya, "Hadiah apa itu Kook?"

Jungkook melepas pelukan nya pada lengan Taehyung, bocah itu beranjak tepat ke depan tubuh Taehyung,

Dengan senyum polos nya, Jungkook memajukan tubuh dan berusaha jinjit agar tinggi badan nya bisa hampir menyetarai Taehyung,

Taehyung menahan nafas,

Terkejut dengan apa yang dilakukan Jungkook,

"Kook-

Kedua tangan bocah itu terangkat, membuat Taehyung semakin gelagapan.

Sret

Taehyung melongo, dasi nya terlepas, terlepas karena Jungkook,

"Uh susah sekali melepaskan dasi mu hyeong. Aku juga ingin tinggi seperti mu."

Taehyung kira Jungkook akan melakukan sesuatu yang menyenangkan, seperti mencium bibir nya -eh.

Ternyata hanya melepaskan dasi nya, "Jadi, hadiah macam apa itu Kook?"

Jungkook mengerjapkan mata, "Aku membantu mu untuk melepaskan dasi."

"Jika hanya seperti itu, aku bisa melakukannya sendiri." Timpal Taehyung.

Jungkook sedikit kecewa akan reaksi Taehyung, "Lalu hal apa yang bisa aku lakukan?"

Kali ini Jungkook bersumpah melihat kilatan pada kedua bola mata Taehyung. Dan seringai nakal- "Seperti ini."

Greb

"Cup."

.

.

.

.

.

Pagi ini tidak seperti biasanya, Taehyung menyiapkan bekal makanan Jungkook dengan diam, begitu juga Jungkook yang tidak membuat keributan seperti mencari dasi, topi atau sekedar mengeluh masalah PR.

Itu semua dikarenakan kejadian kemarin malam, ketika Taehyung tiba-tiba mencium bibir nya,

"Kook."

Jungkook mendongak, menatap Taehyung dengan gugup, "Nde hyeong?"

Taehyung diam sejenak selama beberapa menit,

"Mulai besok aku tidak bisa mengantar mu sekolah, tapi aku tetap bisa menjemput mu sekolah, Kook."

.

.

.

TBC