Pairing : Chanyeol x Baekhyun

Perhatian!

FF ini mengandung unsur dewasa dan hubungan sesama jenis

Homopobic silahkan langsung mundur teratur

Bahasa berantakan tidak sesuai dengan EYD, typo bertebaran

...

RCS

Present

...

Hari berlalu dengan begitu cepat, baru saja pria tinggi itu merasa bahwa penerbangan terakhirnya berakhir. Tetapi sekarang ia sudah harus kembali menjalankan kewajibannya sebagai seorang pramugara. Park Chanyeol pernah menyesali dirinya yang menjadi seorang pramugara, seharusnya ia bisa menjadi seorang musisi terkenal seperti mimpinya saat kecil. Tuntutan ekonomi dan desakan orang tua yang membuatnya berakhir menjadi seorang pramugara. Dan kini ia sudah menekuni pekerjaan itu selama 3 tahun, paling tidak ia sudah bisa membantu ibunya untuk melunasi hutang-hutang yang di tinggalkan oleh ayahnya.

Chanyeol hanya bisa menikmati pekerjaannya, ia sama sekali tidak terpikirkan untuk menjalin hubungan dengan siapapun. Meskipun banyak dari beberapa pramugari jatuh hati padanya. Jelas saja banyak yang jatuh hati pada seorang Park Chanyeol, ia memiliki wajah yang rupawan bak raja belum lagi tubuhnya yang atletis dan tinggi, satu lagiia memiliki suara bariton yang seksi.

"Oppa, bolehkah aku meminta bantuanmu membawakan makan untuk pelanggan" Rose mencoba menarik perhatian Chanyeol yang saat itu sedang berada di ruang penyimpanan makanan.

"Tentu." ucap Chanyeol ramah sambil resenyum membuat Rose tidak bisa mengalihkan pandangannya dari pria tinggi itu. Chanyeol yang melihat gadis di depannya tidak berkedip sama sekali dengan dengaja menyenggol bahu gadis itu lembut.

"Ayo. Jangan melamun!" sambung Chanyeol.

"Ah.. iyaa maaf." ucap Rose.

Chanyeol dan Rose pun berjalan menyusuri first class cabin. Chanyeol membantu untuk memberikan pesanan kepada pelanggan. Ia bisa melihat orang-orang yang berada di kelas ini berasal dari keluarga chaebol dan ia yakin bahwa mereka adalah satu keluarga dilihat dari wajah mereka yang hampir mirip.

"Permisi Tuan, ini pesanan anda." Chanyeol memberikan makanan dan minum kepada penumpang yang duduk paling depan.

"Oh ini pesanan putraku, dia duduk tepat di belakangku. Tetapi sepertinya ia sedang ke toilet, kau bisa menyimpannya di kursinya saja." ucap pria tampan yang sudah berumur setengah baya itu.

"Baiklah, maaf tuan saya melakukan kesalahan." Chanyeol membungkuk meminta maaf.

"Tidak apa-apa. Silahkan lanjutkan pekerjaanmu. Oia aku mau memesan wine saja." kembali pria tampan itu berkata dengan ramah.

"Baik Tuan, akan saya ambilkan." Chanyeol menyimpan pesanan makanan itu dan segera bergegas pergi untuk mengambil sebotol wine. Sedangkan Rose melanjutkan untuk memberikan pesanan makanan kepada penumpang yang lain di cabin bisnis.

Chanyeol segera mengambilkan wine pesanan pria setengah baya tadi. Ia mengambilkan wine yang memang menjadi favorit bagi para penumpang first class dan bergegas untuk membawanya kepada penumpang tadi. Saat ia sedikit terburu-buru karena harus melakukan pekerjaan lain, tanpa sengaja ia menabrak salah satu penumpang yang keluar dari toilet.

"Akh.. Bagaimana sih?" Bentak lelaki yang terjatuh dilantai karena tertabrak oleh Chanyeol.

"Maafkan saya tuan, saya tidak sengaja." Chanyeol membungkukan badan meminta maaf dan mengulurkan tangannya untuk membantu penumpang itu berdiri. Tetapi tangannya di tepis dengan kasar oleh lelaki itu.

"Tidak mau! Akan aku adukan kau." Lelaki itu segera bangkit berdiri dan melihat nametag di dada Chanyeol. Ia menyipitkan matanya "PARK CHANYEOL."

"Tunggu Tuan, sekali lagi saya minta maaf." Chanyeol mencoba memberikan penjelasan tetapi lelaki itu berlalu begitu saja dan memasuki first class cabin. Chanyeol memperhatikan lelaki itu "Ah pantas saja sikapnya seperti itu ternyata dia salah satu dari keluarga chaebol juga" batin Chanyeol.

Chanyeol segera merapihkan penampilannya dan segera berjalan kearah pria paruh baya yang memesan wine tadi.

"Ini pesanan anda, Tuan." ucap Chanyeol.

"Yak! kau lagi.." Suara itu tidak asing bagi Chanyeol. Tetapi ia berusaha mengabaikannya dan fokus pada penumpang yang memesan wine tadi. Ia menuangkan wine tersebut pada gelas dan menaruh botol wine itu pada meja di depan penumpang itu duduk.

"Silahkan dinikmati Tuan." sambung Chanyeol. Ia berencana untuk undur diri dari situ sebelum satu tangan menahannya.

"Ayah, ini dia pramugara yang tadi membuatku jatuh sakit sekali ayah." Suara itu lagi. Chanyeol akhirnya mengalihkan atensinya pada pemilik suara itu. Ternyata benar itu adalah penumpang yang tadi, tetapi terlihat berbeda lelaki mungil di hadapnannya terlihat menggemaskan dengan bibir mengerucut lucu tidak seperti tadi menyebalkan.

"Oh jadi ini?" Ucap lelaki paruh baya.

"Maafkan saya Tuan, sungguh saya tidak sengaja menabrak putra anda. Tadi saya sedang terburu-buru." Chanyeol membungkuk berkali-kali.

"TIDAK ayah! jangan dengarkan dia! Pokonya kita harus melaporkan ini pada aduan maskapai." Lelaki mungil itu menyerobot.

"Sudah.. sudah.. nanti ayah yang akan urus." Pria paruh baya itu mencoba untuk menenangkan putranya. "Sekarang kau boleh pergi." kemudian menatap Chanyeol. Akhirnya Chanyeol pun pergi meninggalkan cabin tersebut.

...

Chanyeol merutuki dirinya yang sangat teledor dan tidak hati-hati, karena kejadian hari ini bisa jadi catatan kinerja baiknya tercoreng. Bocah tadi sungguh menyulitkan batinnya. Seharusnya tadi ketika Rose meminta bantuan ia menolaknya. Sehingga kejadian seperti ini tidak akan pernah terjadi. Chanyeol hanya bisa berdoa semoga pria yang disebut ayah oleh bocah tadi tidak benar-benar melaporkannya pada layanan pengaduan maskapai.

Chanyeol merebahkan dirinya di atas kasur untuk merilekskan otot-ototnya yang terasa kaku. Setelah penerbangan hari ini Chanyeol mendapat waktu libur selama dua hari, karena ia akan kembali melakukan penerbangan luar negeri di lusa nanti. Ia meraih ponselnya dan memutar sebuah lagu yang ada dalam playlistnya. Musik memang sudah menjadi bagian dari diri Chanyeo, dan mendengarkan musik adalah cara yang paling ampuh untuk melepaskan penatnya. Ia berencana untuk menghabikan waktu liburnya dengan mengunjungi ibunya, tetapi sebelum itu ia harus mengisi energinya terlebih dahulu dengan tidur.

Chanyeol mulai memasuki alam tidurnya, ia bermimpi berada disebuah pantai menikmati sunset. Ia duduk di tepi pantai sendirian, matahari terbenam terlihat sangat indah sebelum ia mendengar sebuah teriakan.

"Tolooong..tolong..." Chanyeol menggerakan telinga besarnya, tunggu suara itu tidak asing di telinganya. Ia mencoba mengabaikannya dan tetap memandang hamparan laut yang berkilau akibat terkena sinar matahari yang tenggelam..

"Seseoaraaang.. toloong.." Suara itu kembali terdengar, akhirnya Chanyeol pun mengalah ia mencari sumber suara tersebut. Ia menemukan seseorang akan tenggelam disisi pantai yang lainnya. Tanpa pikir panjang Chanyeol segera melepas bajunya dan berenang. Ia menghampiri sosok yang terlihat akan tenggelam itu. Tak lama sosok itupun menghilang dari pandangannya, Chanyeol segera berenang menyelam mencari sosok tersebut. Ia melihat sosok itu mulai tenggelam dengan sigap menarik salah satu tangan dari sosok tersebut dan membawanya ke permukaan. Chanyeol membawa sosok yang tak sadarkan diri itu ke bibir pantai. Ia merebahkan sosok tersebut dan menatapnya lekat wajahnya tidak asing. Ternyata sosok itu adalah lelaki mungil nan menyebalkan tadi di pesawat. Tapi memang sisi malaikat Chanyeol lebih dominan saat ini akhirnya ia memberikan CPR dan napas buatan kepada lelaki mungil itu. Chanyeol menekan dada lelaki mungil itu berkali-kali dan memberikan napas buatan dengan ragu. Akhirnya lelaki mungil itupun sadarkan diri tak lama kemudian ia menangis dengan sangat kencang.

"Hwuaaaaa... Ibuu..ayaaaahh... aku mau mati..hikss..hiksss.." lelaki mungil tersebut menggosok matanya dengan kasar.

"hei..hei.. Tenang kau sudah selamat." Chanyeol tersenyum dan menepuk pundah lelaki mungil itu.

"Kau siapa? Apa kau yang menyelamatkanku?" mata bulan sabitnya yang masih berair terlihat begitu menggemaskan dimata Chanyeol.

"Aku tadi melihatmu akan tenggelam jadi aku membawamu kesini." jawab Chanyeol.

"Sungguh? Terimakasiih.. hikss.. aku selamaaat.." lelaki mungil itu segera memeluk tubuh Chanyeol.

Chanyeol tersentak saat tubuh mungil itu memeluknya, jantungnya berdegup dengan kencang dan tak beraturan, napasnya pun terasa sesak. Baru pertama kali Chanyeol merasakan hal seperti ini, ia akhirnya memberanikan diri untuk membalas pelukan itu. Tubuh mungil itu semakin mendekap tubuhnya dengan erat.

"terimakasih" bisiknya.

Kemudian lelaki mungil itu melepaskan pelukannya dan menatap lurus ke wajah Chanyeol. Ia mendekatkan wajahnya dengan wajah Chanyeol dan chup, sebuah kecupan dari lelaki mungil itu mendarat di bibir Chanyeol. membuat Chanyeol merasa seluruh saraf dalam tubuhnya berhenti berfungsi, bibir tipis itu begitu manis batin Chanyeol. Akhirnya Chanyeolpun membalas kecupan itu menjadi sebuah lumatan yang menuntut, terjadi pertukaran saliva antara Chanyeol dan lelaki mungil itu. Chanyeol kembali merebahkan lelaki mungil itu diatas pasir dan melanjutkan ciuman mereka. Hingga ia merasa ada sesuatu menarik kakinya.

Chanyeol merasa ada yang mengganggu tidurnya, ia membuka matanya dan benar saja disana terlihat kedua sahabatnya tengah mengikat kakinya disudut ranjang.

"Yak! Apa yang kalian lakukan?" Bentak Chanyeol sambil menarik kakinya.

"Whoa lihat siapa yang sudah bangun disini?" pria berwajah pucat itu terkekeh.

"Lihat ada yang bangun di balik celananya." sambung pria berkulit tan.

Chanyeol hanya melemparkan bantal kearah mereka berdua dan menyelimuti selangkangannya. kedua sahabatnya itu tertawa dan berlari keluar dari kamar Chanyeol. Sial ternyata Chanyeol bermimpi mengenai lelaki di pesawat tadi, seketika ia merona mengingat mimpinya tadi dan membatin "perasaan aneh apa ini?"

Chanyeol berjalan keluar dari kamarnya dan mencari kedua cecunguk yang mengganggu mimpi indahnya tadi, coba saja dua cecunguk itu tidak mengganggu tidurnya pasti ia sudah mimpi yang indah bersama lelaki mungil itu. Ia melihat kedua sahabatnya tengah duduk di counter sambil memainkan ponselnya dan tertawa. Chanyeol menghampiri kedua makhluk itu diam-diam agar mereka tidak menyadari kehadiriannya. Mata bulatnya seketika melebar saat ia melihat di layar ponsel milik sahabatnya itu. Di layar itu terpampang dengan jelas video dirinya yang tadi sedang tidur dan video itu berfokus pada bagian selatannya yang mengalami ereksi. Tanpa aba-aba tangannya meraih kepala kedua sahabatnya kemudian menjambaknya dengan keras.

"Sialan kalian berdua, hapus video itu sekarang juga." Ucap Chanyeol dengan emosi.

"Tidak bisa.." ledek Sehun kemudian memasukan ponsel itu kedalam celana dalamnya.

"Yak menjijikan sekali kau." ketus Chanyeol.

"Kau bermimpi apa sih sampai ereksi begitu?" Kai mulai bersuara setelah lelah tertawa.

"DIAM kalian!" Chanyeol memilih menjauhkan diri dari mereka sebelum habis menjadi bahan ejekan mereka berdua.

Chanyeol pergi ke ruang tv dan memilih menonton tv. Sebenarnya bukan menonton tv melainkan tv yang menonton ia. Karena saat ini pikiran Chanyeol sedang melayang-layang mencari makna dari mimpinya tadi. Mengapa ia harus bermimpi berciuman dengan laki-laki? Padahal banyak diluar sana wanita cantik yang selalu menggodanya. Dan perasaan macam apa tadi yang ia rasakan di mimpi, mengapa sampai sekarang jantungnya masih berpacu dengan kencang? Lalu mengapa harus lelaki mungil itu? Siapa dia sampai Chanyeol harus memimpikannya? Memang Chanyeol akui lelaki mungil itu memiliki wajah bak wanita begitu cantik, manis, dan menggemaskan di saat yang bersamaan.

...

..

.

TBC or END

.

..

...

Lohaa, aku bawain story baru ini ceritanya ringan banget menurutku.

Konflik yang muncul pun tidak rumit. Lagi mikirin lanjutan story HF tiba-tiba kepikiran bikin story baru yang ceritanya lebih fluffy.

Bagaimana menurut kalian? Lanjut ga nih? Kasih saran dong. Terimakasih :)

SALAM CHANBAEK IS REAL