A / N : Karya Ini terinspirasi beberapa film kolosal Chinese, Game, and Animenya. Seluruh karakter yang berada di Fanfic ini adalah milik pembuat mereka, Saya hanya meminjam Saja.
Warning : Typo, Sakit Mata, Beda dari Canon, dan lain lain.
Pair : Rahasia.
Genre : Action, Adventure, Fantasy, Matrial-Art, Romance.
Summary: Uzumaki Naruto, kembali hidup pada sebuah dunia yang aneh menurutnya. Yang dimana setiap orang memiliki kekuatan atau aliran Qi mereka masing, Kehidupan penuh akan kemagisan. Kehidupan di dunia ini sangat menyenangkan menurut Naruto, karena dirinya hidup pada sebuah desa yang berada di dekat pergunungan yang tentram. Di sini Naruto mendapatkan kehidupan yang layak menurutnya walau dirinya hidup di panti asuhan, Naruto terus melatih kekuatan barunya. Tidak ada Cakra atau apa pun hanya Qi yang mengalir pada tubuhnya hingga suatu hari Naruto bertekad untuk menjadi seorang Master Qi ! Ini adalah Awal untuk segalanya yang penuh akan rintangan!!
Note: Bayangin aja dunia Naruto seperti dunia Doulou Dalu ( Anime ) dengan sedikit tambahan Peta dunia Perfect World ( Game ).
Hutan pegunungan di dekat Desa Bambu!
Sebuah hutan yang terlihat sangat asri dengan berbagai jenis hewan hidup di sana termasuk para monster juga. Sebuah Hutan yang berada di dekat sebuah gunung yang cukup di takuti di sana, terkecuali untuk seorang remaja 15 tahun yang sedang bertapa di dekat ujung batu terjal di sana. Jika di perhatikan dengan seksama terlihat lah sebuah aliran seperti Air berwarna biru jernih yang terus mengalir ke dalam tubuh remaja itu dan mengelilinginya juga.
Secara perlahan remaja itu membuka kedua matanya dan terlihat blue sphire yang seakan membawa seseorang tenggelam ke dalamnya, dan secara perlahan juga tercipta miniatur Naga pada telapak tangan kanan remaja itu dan miniatur sebuah pedang pada telapak tangan kiri remaja tadi. Kemudian remaja itu menghela nafas dan kedua miniatur dan aliran tadi mulai menghilang secara perlahan.
" Untung saja dulu aku berlatih senjutsu di dunia lama ku. Jadi tidak terlalu susah untuk menyeimbangi seluruh aliran Qi ku ini " gumam Naruto yang tidur terlentang dan melihat ke langit siang yang dihiasi awan awan putih dan beberapa ekor burung berterbangan di sana.
' Jika di hitung hitung, aku sudah tinggal di dunia ini selama lima belas tahun lamanya. Aku tidak menyangka jika aku kembali hidup dan bukan berkumpul dengan teman, saudara, guru, dan keluarga ku di sana ' batin Naruto yang mengingat dirinya dulu yang meninggal dengan usia tuanya dan berharap menyusul seluruh orang tersayangnya di surga sana.
" Haaaaaa... aku merindukan Rubah cerewet itu " Desah Naruto yang bangun dari tidurnya, mengingat sahabat karibnya itu yang menemani dirinya hingga menutup mata sekalipun.
" Ma, sudah saatnya aku pulang " Kata Naruto yang bangkit dari duduknya dan kemudian berlari turun dari tepi tebing itu mengarah ke Desa Bambu, desa tempat dirinya di besarkan.
Naruto kembali ke desanya dengan berlari cukup cepat dengan beberapa meloncati beberapa pohon sembari melatih aliran Qinya agar seimbang, saat berada di dekat jalan masuk ke desanya. Naruto memperlambat lari dan hanya berjalan pelan sembari melihat aktifitas warga desa bambu yang kebanyakan seorang petani obat obatan bahkan masih ada mencari taman obat di alam bebas sana.
Desa bambu terkenal akan kehebatan para tabib dan obatnya yang terkenal sangat manjur dan mujarap. Seperti orang yang mengasuhnya sejak bayi dulu ini yang terkenal akan tanaman obat miliknya dan ladang obatnya juga. Naruto setiap siang menjelang sore selalu membantu ibu pengasuhnya itu di ladang milik mereka berdua, Yups hanya mereka berdua saja. Di panti asuhan hanya tinggal Naruto seorang diri saja, karena anak lain sudah menemukan keluarga mereka masing masing.
Naruto tidak tega meninggalkan ibu pengasuhnya sendirian karena mau bagaimana pun ibu pengasuh sangat berjasa untuk kehidupan Naruto di dunia ini.
" Ibu, beristirahatlah. Biar aku yang melanjutkan pekerjaannya " Ucap Naruto kepada seorang wanita dewasa yang memiliki warna Surai kuning pucat dan tubuh yang proposional walau sudah memasuki kepala lima, Senju Tsunade.
" Ah, baiklah baiklah " Jawab Tsunade yang mengambil duduk di dekat pondok kecil di dekat kebun obat mereka dan memperhatikan Naruto mencangkul tanah di sana.
Naruto terus saja berpikir kenapa dunia ini kebanyakan dia temui adalah orang orang di dunia Shinobi, tapi mereka semua tidak ada yang mengenalnya dirinya yang notabenenya satu dunia dulu, pikiran itu terus saja berputar di kepala Naruto walau dirinya sembari berkerja sekalipun. Biarkan sajalah karena dirinya tidak tau apa yang di rencanakan oleh Tuhan untuk dirinya.
" Naruto, gunakan Qi mu untuk mengangkat tanaman obat itu dan menanamnya di sana " Perintah Tsunade kepada Naruto yang baru saja mengelap keringatnya.
" Baik, Bu " Jawab Naruto yang melakukan perintah Tsunade dan mengalirkan Qinya ketelapak tangan kanan dan menggerakan beberapa tanaman di sana dan menanamnya.
Tsunade sangat takjub dengan kemahiran Naruto dalam mengatur aliran Qinya bahkan dirinya dulu butuh 10 tahun untuk bisa mengontrol Qi dengan sangat baik, sedangkan Naruto sendiri hanya butuh beberapa tahun saja untuk mengontrol aliran Qinya dengan baik. Jika membicarakan Qi, Tsunade teringat dengan Matrial-Art nya yang berupa sebuah Golem lebih tepatnya Golem Gunung yang berarti Kekuatannya setara sebuah gunung bahkan pukulan Tsunade terkenal di desa bambu ini yang mampu membuat sebuah gunung berguncang. Tsunade tidak mengetahui Matrial-Art milik Naruto, saat dirinya bertanya kepada Naruto yang hanya mendapatkan jawaban tidak lebih dari sebuah Bunga biru.
" Ibu? hallo ? " Ucap Naruto yang melambaikan tangannya di depan muka Tsunade dan membuat Tsunade tersadar dari lamunan nya barusan.
" hm? sudah sore... ayo kita pulang, Naruto " Ajak Tsunade kepada Naruto yang membereskan beberapa peralatan dan membawanya. Tsunade terlebih dahulu berjalan dan diikuti oleh Naruto di belakangnya, mereka berjalan memasuki desa dan beberapa kali berpapasan dengan warga desa.
Desa bambu bisa di bilang sebuah desa kecil, jumlah kepala keluarga di sini hanya beberapa saja dan beberapa penjaga dari Kota Peri untuk melindungi desa ini dari serangan Monster Monster di sekitar ini.
" Kau pergilah mandi,Naruto. Ibu akan menyiapkan makan malam kita " Perintah Tsunade kepada Naruto yang mengagukkan kepalanya dan kemudian pergi ke arah kamar mandi.
Tsunade sendiri berjalan ke arah dapur untuk membuat makan malam untuk mereka berdua, terkadang Tsunade sempat berpikir untuk mendaftarkan Naruto ke akademi di kota peri hanya saja dirinya belum ingin bertemu dengan orang orang terdekatnya di sana.
Naruto Side
' sebenarnya ini takdir atau apa ? beberapa orang di dunia bahkan ibu pengasuh ku adalah Senju Tsunade bahkan marganya pun sama, andai ada sebuah penjelasan tentang dunia mungkin aku tau kenapa aku harus berada di dunia ini ' batin Naruto yang menatap pantulan wajahnya pada Air di sana kemudian mulai melaksanakan Ritualnya dengan di temanni beberapa suara hewan malam dan suara Monster yang mulai keluar malam ini.
Setelah Itu Kegiatan malam ini begitu tenang dan gelaka tawa di antara Naruto dan Tsunade sembari menikmati makan malam yang sederhana, kemudian Naruto keluar rumah untuk pergi ke danau cermin di dekat Desa bambu, ya jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah Naruto. Saat sampai di sana Naruto melihat seorang Pria tua yang bisa di bilang melayang di atas danau itu.
Karena penasaran Naruto pergi melihat seorang Kakek-Kakek itu dengan menaiki sampan di dekatnya, Naruto terus memperhatikan Pria tua itu hingga jarak Naruto dengan Pria tua itu cukup dekat sebelum seekor ular yang sangat besar muncul di dekat Naruto yang kemudian menyerang sampan yang Naruto naiki, hingga Naruto menghindar dengan meloncat ke arah kepala ular tersebut.
" ck, dari mana makhluk ini keluar? setahu ku danau ini hanya di huni oleh Monster berusia 1-15 tahun saja " gumam Naruto yang menjaga keseimbangan di atas ular ini sampai dirinya melihat Pria tua tadi menghilang dari tempat semula.
Naruto terus menghindar dengan meloncat kembali dan bertumpuan pada seekor monster setelah Ular raksasa tadi menyelam kembali ke dalam danau, Naruto terus waspada sebelum dirinya langsung mengeluarkan Matrial-Art tipe senjata miliknya hingga menebas kepala Ular tersebut hingga membuat sebuah gelombang kejut serta angin kencang di sana.
Naruto baru saja akan bernafas lega sebelum merasakan hal berbahaya dari mayat ular tersebut dan ternyata benar mayat ular tadi kembali hidup dengan kepala Barunya yang kemudian menyerang Naruto, Naruto sendiri terus menghindar dan meloncat cepat ke arah daratan dengan bertumpuan pada setiap monster sampai dirinya menapaki daratan Naruto melihat ular tersebut sudah berada di belakangnya dengan mulut yang terbuka yang siap melahapnya.
Material Art Tipe Makhluk : Golem
Naruto tiba tiba saja kaget saat melihat Ibu pengasuhnya muncul bahkan dibelakang tubuh Ibunya terlihat sesosok Golem berukuran cukup besar yang langsung memukul ular besar tadi hingga ke tengah danau.
" kau tidak apa-apa, Naruto? " Tanya Tsunade yang mengecek tubuh Naruto walau kewaspadaannya terus siaga karena takut ular tadi kembali menyerang mereka di sini.
" aku baik saja Bu " jawab Naruto yang berdiri di bantu oleh Ibunya dan kemudian pandangan mereka teralihkan saat melihat Ular tadi merayap ke arah mereka dengan kecepatan penuh bahkan dari ular itu mengeluarkan bau yang sangat menyengat.
" Naruto tutup hidung dan mulut mu, biar ibu menghadapinya " Ujar Tsunade yang mengambil posisi siap bertarung miliknya dan Naruto sendiri hanya melakukan perintah ibunya.
Cincin Roh 450 tahun : Gorila Gempa
Sesaat kemudian Tsunade meninju daratan yang menciptakan sebuah gempa yang cukup kuat hingga berefek dengan tanah yang menimbul dari tanah saat ular tadi sudah berada di depannya hingga kepala Ular itu tertancap ujung tanah yang runcing, Tsunade kemudian menyerang ular tadi dengan pukulannya yang masih berefek gempa sampai kepala Ular itu hancur dan kemudian Tsunade mengajar tubuh ular tersebut hingga melemparnya sangat jauh dari kawasan desa Bambu.
Naruto tidak bisa berhenti berdecak kagum saat melihat Ibu pengasuhnya begitu hebat dalam pengendalian material Art miliknya bahkan sudah memliki CinCin Roh pertama yang berusia 450 tahun, Naruto berfikir jika Ibunya memiliki CinCin Roh yang lebih tinggi dari yang pertama itu. Bahkan Naruto memandang takjub ke arah Material Art milik ibunya yang sebuah Golem tapi berwarna Emas itu sangat indah menurut Naruto.
" Naruto, biar ibu cek dulu tubuh apa ada racun di dalam tubuh mu " Kata Tsunade yang mengecek tubuh anak asuhnya ini dengan begitu teliti, Naruto sendiri hanya diam memperhatikan ibunya bekerja.
" Ibu aku ingin menanyakan sesuatu pada mu, soal Material Art milik ibu " Ujar Naruto setelah Tsunade mengecek tubuhnya tapi terlihat dari raut wajah Tsunade yang begitu terkejut akan sesesuatu.
" apa itu Naruto? " Tanya Tsunade kepada Naruto yang berdiri didepannya.
" Material Art ibu sudah berada di level berapa jawab dengan jujur Bu " Ucap Naruto dengan serius yang membuat Tsunade menghela nafas karena dirinya sudah menduga jika hal ini akan terjadi nanti.
" ibu sudah berada di level 68 sekarang dengan Matrial-Art Golem gunung " Jawab Tsunade yang membuat Naruto memandangnya dengan sangat serius.
" Itu berarti ibu... " Ujar Naruto yang mengantung di akhirnya.
" benar Ibu adalah seorang Sage dan mundurlah sedikit ibu akan menunjukan seluruh CinCin Roh kepada Mu " Ujar Tsunade kepada Naruto yang mundur sedikit yang kemudian Tsunade memanggil Matrial-Art nya di usul oleh beberapa CinCin Roh bermunculan yang mulai dari 450 tahun hingga berhenti pada 1020tahun yang membuat Naruto membulatkan Matanya dengan tak percaya.
" jadi kau sudah tau segalanya kan, Naru? " Tanya Tsunade dengan hati hati karena takut membuat anak asuhnya ini kecewa.
" whooooaaaa, ibu sangat hebat " Puji Naruto yang sudah melihat keseluruhan CinCin Roh milik Tsunade.
" kau tidak marah maupun kesal dengan ibu, Naruto? " Tanya Tsunade yang sedikit bingung karena ekspresi Naruto barusan.
" untuk apa? malah aku sangat kagum melihat jumlah CinCin Roh milik ibu dan Material Art milik ibu " Ujar Naruto dengan penuh semangat yang membuat Tsunade tersenyum hangat.
" Nah sekarang ibu ingin bertanya pada mu, jawab dengan jujur Naruto. Material Art mu bertipe apa? " Tanya Tsunade kepada Naruto yang kelihatan gugup, Tsunade yakin Naruto memiliki Material Art sepesial terlebih dirinya melihat Naruto mengeluarkan sebuah pedang tadi.
" hmm, baiklah tapi ibu berjanji jangan kaget melihatnya " Ucap Naruto yang mengalirkan Qi nya pada telapak tangannya dan munculah sebuah Pedang berwarna putih dengan beberapa hiasan di sana yang membuat Tsunade terkejut bukan main bahkan Tsunade mengambil langkah mundur sedikit saat melihat satu Material Art milik Naruto berupa seekor Naga yang dalam legenda (China).
Tsunade sangat terkejut melihat jumlah Material Art milik Naruto berjumlah dua yang dimana bertipe Benda dan Bertipe Makhluk hidup, bahkan kedua material Art milik Naruto masuk jajaran Legenda. Tsunade tidak bisa berhenti bangga akan kehebatan anak asuhnya ini, bahkan dirinya sampai menitihkan air mata bahagia miliknya yang membuat Naruto menghilangkan kedua material artnya dan mendekat ke arah Tsunade sampai memeluk nya karena melihat Tsunade menangis.
" ibu, ibu, ibu kenapa menangis? " Tanya Naruto yang setengah panik kepada Tsunade yang membalas pelukan Naruto.
" ibu tidak menangis sayang. Ini air mata bahagia " jawab Tsunade yang melepas kan pelukannya pada Naruto dan memegang kedua bahu Naruto.
" Naruto apa kau mau bersekolah untuk berlatih Qi dan material Art mu? " Tanya Tsunade dengan begitu serius yang membuat Naruto terkejut akan hal itu.
" Aku mau Bu, tapi bagaimana dengan ibu nantinya? " Tanya Naruto kepada Tsunade yang tersenyum lembut.
" Ibu tidak apa-apa, nanti ibu akan ikut dengan mu ke Kota Peri karena sudah saatnya ibu pulang dan ibu mau kau berjanji untuk menyembunyikan Material Art tipe Makhluk mu dan hanya menunjukan tipe Material Art Benda milik saja, okey " Tanya Tsunade kepada Naruto yang berpikir sebentar dan kemudian mengagukkan kepalanya.
" Aku berjanji Bu " jawab Naruto yang kembali memeluk Tsunade dan Tsunade membalas pelukan Naruto di bawah sinar bulan bersama bintang bintang yang bertaburan sampai mereka tidak menyadari jika seorang Pria tua memperhatikan mereka dari atas pohon tertinggi di dekat mereka dengan Tersenyum hangat sebelum menghilang seperti hantu dari sana...
To Be Contined
Bagaimana menurut kalian? sudah cukup bagus atau masih butuh beberapa perbaikan lagi? kirim pada kolom review untuk saran para readers dan senior sekalian.
