Kuroko no Basuke © by Fujimaki Tadatoshi

Gray Disaster

Pair : Akashi Seijuurou x Kuroko Tetsuya x Mayuzumi Chihiro

Genre : Hurt/Romance/Comfort

Rated : M (anak kecil dilarang baca)

Warning : BoyxBoy dan konten dewasa

"Tetsuya, menikahlah denganku." Lamaran bernada perintah itu meluncur dari mulut Seijuurou kecil. Didepannya berdiri Tetsuya yang sedikit memiringkan kepalanya sambil menatap Seijuurou—tidak mengerti. " Tetsuya akan menjadi istriku kan?" Seijuurou bertanya sekali lagi. Masih belum ada jawaban dari Tetsuya namun suasana disekitar mereka terdengar riuh karena para orang dewasa yang menghadiri pesta masih terkaget atas lamaran bocah itu. Banyak yang menyebut mereka lucu dan menggemaskan hingga membuat semua orang tersenyum tapi tidak untuk satu orang. Ya. Chihiro. Dia terlihat sangat murka melihat adik kesayangannya akan direbut iblis merah kecil.

"Tetsuya tidak akan menikah denganmu!" Chihiro berteriak lantang dari balik kerumunan orang, berjalan ke arah Tetsuya dan memeluk Tetsuya dari belakang. "ouh, lihatlah mereka memperebutkan anak itu. Manis sekali haha" terdengar suara orang-orang menertawakan mereka padahal menurut Chihiro itu tidak lucu sama sekali. Adiknya sedang terancam disini, dia akan direbut oleh Seijuurou si anak nakal. Bagaimana mungkin Chihiro membiarkan itu.

"aku bertanya pada Tetsuya, Chihiro nii-san!" Seijuurou memberi tatapan tajam pada Chihiro. Cukup menyebalkan meskipun dia masih sangat bocah, tapi tingkahnya sudah seperti orang dewasa saja. Tak lama kemudian Tetsuya menjawab, "Apakah aku bisa minum vanilla shake yang banyak jika aku jadi istri Sei-kun?" —tidak itu bukan jawaban.

Spontan Seijuurou yang polos menjawab "Ya tentu saja!"

"Kau juga bisa minum vanilla shake jika bersama nii-san Tetsuya!" Chihiro tidak mau kalah meyakinkan Tetsuya.

"Tapi nii-san sering melarangku minum yang manis terlalu banyak. Aku mau menjadi istri Sei-kun saja." Jawaban yang bahkan tak ia mengerti apa arti dari seorang 'istri'. Mereka terlalu polos.

"Tidak boleeeh! Huaaa kaa-san! Tetsuya mau menikah dengan Seijuurou." Chihiro yang juga masih bocah 10 tahun itu menangis tidak rela. Melihat itu nyonya Kuroko langung datang dan menenangkan anak tertuanya itu sambil tersenyum lucu. Ia berpikir betapa posesifnya sang kakak pada adiknya, membuat Chihiro terlihat seperti kakak yang baik dan berusaha melindungi adiknya. Padahal, mereka tidak tahu bahwa itu adalah perasaan cemburu yang sesungguhnya. Bukan dari seorang kakak pada adiknya, tapi seperti seekor predator kepada mangsanya.


Punggung Tetsuya langsung kaku ketika mendengar suara pintu kamar dibuka oleh Chihiro. Ia terlalu asik mengamati foto-foto masa lalunya hingga tidak sadar Chihiro sudah datang.

"apa yang kau lakukan Tetsuya?" nada suara chihiro sangat dingin seperti menahan amarah.

Tanpa berani menjawab, Tetsuya mengembalikan potongan foto-foto itu ke dalam laci secepatnya. Berniat untuk segera keluar dari kamar Chihiro sambil menunduk. Ia tak berani menatap Chihiro.

Sampai di pintu hendak keluar, Chihiro menahan lengannya dan membantingnya kasar hingga jatuh ke lantai. "apa yang sudah kau temukan, hm?" Chihiro mendekatkan wajahnya pada wajah Tetsuya yang terus menunduk takut.

"lihat aku Tetsuya!" —Tetsuya diam

"LIHAT AKU SIALAN!"

Chihiro menjambak rambut Tetsuya di bagian belakang kepalanya membuat Tetsuya mendongak. Ternyata ia sudah menangis sejak tadi.

"ma..maaf nii-san" cicit Tetsuya sangat menyesal. Dia benar-benar bodoh, seharusnya dia tidak usah mencari tahu saja. Dan kini Chihiro mulai tidak terkontrol lagi.

"KAU ADALAH MILIKKU! KAU HARUS BERSAMAKU ATAU AKU AKAN MATI!" Chihiro menjambak rambutnya sendiri, ia mulai menangis berlutut dihadapan Tetsuya. "Jangan tinggalkan aku Tetsuya. Aku hanya memilikimu di dunia ini."

Perlahan Chihiro mendekati Tetsuya yang ketakutan. Ia memegang pundak Tetsuya dan memeluknya. Malam ini, Tetsuya kalah lagi.


Pagi yang cerah, Tetsuya berangkat ke sekolah dengan menaiki bus karena Chihiro tidak bisa mengantar.—ada rapat.

Kantung matanya sangat jelas terlihat karena hampir semalaman Chihiro membuat Tetsuya menangis. Ya, kau pasti tahu apa yang Chihiro lakukan padanya semalam.

Pinggangnya masih begitu sakit merasakan nyeri yang ada. Sebelum berangkat tadi, Chihiro sempat berpesan kepada Tetsya (lebih tepatnya mengancam)

"Jangan sampai pulang terlambat, atau aku akan bunuh diri." Merepotkan.

Di sekolah, belum banyak murid yang datang. Tetsuya mendapatkan bangku paling belakang karena kemarin dia tidak ikut pelajaran sehingga tidak kebagian yang depan. Masa bodoh, yang penting bisa sekolah di sekolah unggulan.

Tiba-tiba iblis merah masuk ke kelasnya dan duduk dibangku didepannya menghadap tetsuya. Ditangannya terdapat vanilla shake, Seijuurou menyodorkannya pada Tetsuya.

"Apa ini?" Tetsuya bertanya.

"Vanilla shake,"

"aku tahu. Tapi untuk apa kau memberikannya padaku?"

"Ku dengar kau menyukainya. Anggap saja sebagai permintaan maafku atas kelakuanku yang kemarin." Seijuurou berkata dengan sangat percaya diri.

"Akashi-kun, kau sudah melecehkanku dan mengancamku untuk menjadi mainanmu. Semudah itu kah kau minta maaf?" Tetsuya merasa diremehkan.

"Tetsuya, ada yang ingin ku bicarakan denganmu. Temui aku saat istirahat siang di atap. Aku akan jelaskan semuanya tentang vanilla shake, kau, aku dan kakakmu." Seijuurou pergi meninggalkan Tetsuya begitu saja, membuat Tetsuya penasaran, "akan ada masalah seperti apa lagi?"

Selama pelajaran tetsuya sama sekali tidak berkonsentrasi. Pikirannya direpotkan oleh masalah yang menantinya saat istirahat siang. Ia penasaran pada sesuatu yang akan dibicarakan Seijurou nanti. Lagi pula, kenapa dia bisa mengetahui minuman kesukaan Tetsuya. Ini benar-benar aneh.

ATAU, ini ada hubungannya dengan foto masa kecil mereka? Bukankah mereka pernah bertemu saat kecil dulu. Apakah telah terjadi sesuatu saat di pesta itu. Kepala Tetsuya mulai pusing karena berpikir keras.

'ayolah ingat sesuatu, Tetsuya bodoh!' pikirannya berbicara

'vanilla shake, pesta, Seijuurou' dan...

"SIAL!" Tetsuya mengumpat, untung tidak terdengar guru. Kini ia ingat, tentang lamaran itu dan bagaimana bodohnya ia menerima lamaran seorang iblis hanya karena vanilla shake. Namun apa hubungannya ini semua dengan Chihiro? Ingatannya masih samar.


Istirahat siang yang ditunggu Seijuurou akhirnya tiba. Segera ia bergegas menuju ke kelas Tetsuya. Ia tidak mau menunggu langsung di atap sekolah, bisa saja Tetsuyanya tidak datang kan?

Suasana kelas mendadak riuh oleh suara gadis yang melihat Seijuurou memasuki kelas Tetsuya — tentu saja suara itu didominasi para gadis yang memuji.

Seijuurou menuju ke Tempat Tetsuya berada yang sudah tampak gelisah dibangkunya.

"Ayo!" Seijuurou mengulurkan tangannya.

Tetsuya mengabaikannya dan berjalan mendahului Seijuurou.

Di atap sekolah.

"Bukankah kita dilarang ke sini?" Tetsuya mencoba menghindar — terlambat.

"Aku pemilik sekolah ini. Jadi aku bebas melakukan apapun."

"Akashi-kun, apa yang ingin kau bicarakan denganku?"

"apakah lamaranku masih berlaku?" Seijuurou langsung pada intinya,

"a..pa maksudmu dengan lamaran?" pura-pura tidak mengingat apapun.

"dulu aku pernah memintamu menjadi istriku Tetsuya. Dan kau menerimanya asal aku memberimu vanilla shake yang banyak. Aku yakin kau tidak mungkin lupa jika diingatkan"—mendekat ke arah Tetsuya

Tidak usah dijelaskan pun sebenarnya Tetsuya sudah ingat. Uh, sangat memalukan! Tetsuya hanya bisa mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"lihat aku Tetsuya." Seijuurou menarik dagu Tetsuya agar menatapnya.

"b..bisa kita hentikan pembicaran ini?" mata bulat Tetsuya dengan mantap menatap Seijuurou.

"Apa kau menolakku? Kau lebih memilih bersama kakakmu?" Seijuurou sedikit mengerutkan dahi.

"memangnya ada apa dengan kakakku? Apa yang kau ketahui tentang dia?"

"aku sudah mengetahuinya bahkan saat kita masih kecil. Dia adalah orang yang paling menentang lamaranku. Mungkin orang dewasa menganggap itu hanya sebagai bentuk posesif terhadap adik. Tapi aku tahu, kakakmu begitu membenciku, aku melihat sesuatu yang berbahaya dalam dirinya. Dan aku semakin yakin ketika aku bertemu dengannya saat dia menjemputmu."

"i..itu hanya perasaanmu saja." Tidak ingin membenarkan bahwa semua yang dikatakan Seijuurou adalah kebenaran.

"Kau tahu Tetsuya, setelah aku melamarmu dulu, kakakmu membawaku ke suatu tempat dan mencekikku. Aku hampir mati kalau saja ayahmu tidak memanggil kakakmu dari kejauhan. Tidak ada yang mengetahui kejadian itu."

"A..apa? Chihiro Nii-san ti..tidak mungkin melakukan i..itu. dia" Tetsuya menunduk, dia mengetahui sesuatu yang mengerikan, bahkan sejak kecil Chihiro sudah mencintainya hingga hampir membunuh Seijuurou. Sekarang ia tahu mengapa Chihiro melarangnya untuk dekat-dekat dengan Seijuurou.

"Apa yang harus ku lakukan. Aku takut. AKU TAKUT!" Tetsuya mulai mundur dan bersandar pada dinding atap. Ia menjambak rambutnya sendiri sambil menangis shock.

Melihat itu, Seijuurou kaget. Ia tidak bermaksud untuk membuat Tetsuya ketakutan. Yang ia tak habis pikir adalah, secepat itu Tetsuya mudah percaya pada orang yang menjelekkan kakaknya, walaupun ia tidak berbohong sama sekali tentang cerita itu.

"Tetsuya, apa yang terjadi denganmu? Apa kau percaya pada ceritaku itu?" Seijuurou memegang kedua pergelangan tangan Tetsuya agar berhenti menjambak rambut birunya.

"Tolong aku, AGHH, siapapun tolong aku.. aku takut. TIDAKKK!" Tetsuya memberontak dan menangis. Ia ingat perkataan Chihiro tadi pagi. Chihiro mengancam akan bunuh diri, lalu bagaimana jika Chihiro berubah pikiran dan membunuhnya sama seperti yang dulu Chihiro lakukan pada Seijuurou.

Selagi memberontak, Seijuurou berusaha menenangkan Tetsuya dengan cara apapun sampai tidak sengaja ia melihat kearah kemeja Tetsuya yang kancingnya terbuka sebagian. Terdapat bekas lebam di bagian leher bawah dan disekitar dada Tetsuya. Dan beberapa dari lebam itu, ia tahu.

'SIAL! Itu adalah kissmark'

Saat itulah, Seijuurou benar-benar marah.

"Apa yang sudah Chihiro lakukan padamu?" Seijuurou berkata dengan nada dingin sesaat setelah Tetsuya cukup tenang namun masih menangis.

"..." Tetsuya tak bisa berkata apapun. Ia terlalu takut, hanya bisa menatap nanar Seijuurou seakan memohon untuk diselamatkan.

Tanpa jawaban pun, Seijuurou tahu. Tetsuya, cinta pertama yang sempat ia lupakan telah menjalani kehidupan yang buruk selama ini.

"Aku tidak peduli jika kau membenciku sekarang. Tapi, aku ingin melindungimu dari apapun yang menyakitimu. Maukah kau mempercayaiku?" Seijuurou berkata dengan sangat serius sembari memegang kedua pipi Tetsuya.

"Aku.. ingin." Bersamaan dengan jatuhnya air mata, Tetsuya mencium bibir Seijuurou dan memeluk leher si surai merah. Ia sangat ingin mempercayai sesorang yang akan menyelamatkannya. Masa bodoh dengan perlakuan Seijuurou waktu itu. Ia hanya ingin selamat dari Chihiro. Tetsuya merasa sedang membuat kontrak dengan iblis, untuk melawan iblis lainnya. Ia tidak tahu apakah pernyataan Seijuurou itu sungguh-sungguh atau tidak. Tetsuya yang malang.

Seijuurou menyalurkan amarahnya dalam ciuman panas itu. Ia menggigit dan memainkan lidahnya di dalam mulut kecil Tetsuya. Tetsuya hanya pasrah dan mengikuti permainannya, ia tetap menangis serta diiringi desahan. Membuat kontrak dengan iblis berarti ia harus menyerahkan dirinya kan?

"ngh!" Tetsuya kaget ketika tangan kedua tangan besar Chihiro menyentuh punggungnya dibalik kemeja yang sudah terbuka kancingnya.

Tetsuya makin ambruk membentur dinding, ia tidak bisa berdiri tegak karena kakiknya gemetar sejak tadi. Tanpa berkata apapun, Seijuurou mengangkat tubuh Tetsuya untuk duduk di pangkuannya—berhadapan.

Dari situlah ciuman panas mereka dimulai lagi. Suara decakan berkali-kali terdengar disela-sela ciuman itu. Perlahan ciuman itu menuruni bibir, ke dagu Tetsuya dan ke leher putih pucat itu. Mata seijuurou kembali berkilat marah melihat tanda yang ditinggalkan Chihiro pada Tetsuya-nya.

Seijuurou diselimuti nafsu. Ia ingin segera menggantikan tanda itu dengan miliknya. Tapi ia tidak ingin menyakiti Tetsuya. Makhluk didepannya ini seakan bisa hancur kapan saja.

Tetsuya masih menangis. Seijuurou tak bisa menebak apa yang makhluk biru itu rasakan saat ini. Perlahan ia mentap Tetsuya sejenak, mengagumi keindahan wajah sang malikat yang sejak kecil sudah menariknya untuk terpesona. Wajah itu kini diselimuti kesedihan dan Seijuurou sangat ingin melindunginya.

Kemudian ia mengecup dahi Tetsuya lama. Membuat Tetsuya sedikit kaget dan mulai berhenti menangis. Mereka saling bertatapan. Entah apa yang dipikirkan.

"Kuatlah Tetsuya. Ada aku." Seijuurou berkata mantap. Tak perlu puisi untuk memenangkan hati Tetsuya. Kata-kata singkat itu berhasil membuat jantung Tetsuya melompat dari tempatnya. Ia tidak tau apakah ucapan Seijuurou itu benar, yang jelas mempunyai seseorang yang akan membantumu sudah menghilangkan setengah bebannya.

"AHN!" Tetsuya mengerang ketika dadanya dikecup kuat. Seijuurou berusaha menyentuh semua tubuh Tetsuya yang telah ditandai Chihiro. Ia meninggalkan bekas baru ditempat lain. sepanjang kegiatan itu Tetsuya hanya bisa mencegkeram surai merah Seijuurou dengan kuat. Rasanya sangat aneh, memalukan, namun nikmat dalam satu waktu.

Seijuurou memainkan milik Tetsuya dengan sanat lembut hingga Tetsuya menggelinjang tak karuan. Ini benar-benar membuatnya ingi meledak

"AHH, AHNN... " klimaks Tetsuya yang pertama, ia menutup mulutnya sendiri agar tidak berteriak. Air matanya menggenang menahan sensasi yang kuat.

Cairan Tetsuya digunakan Seijuurou untuk memberi pelumas pada bagian belakang Tetsuya. Seijurou ingin mempersiapkan Tetsuya agar tidak merasa kesakitan. Namun ia merasa lubang Tetsuya sudah cukup siap. Amarah itu mulai muncul lagi. Seijuurou mulai berpikir, sudah berapa kali Chihiro memasuki lubang Tetsuya-nya ini hingga lubang Tetsuya bahkan tak perlu dipersiapkan.

Melihat seijuurou terdiam, Tetsuya meraih pipi Seijurou dengan satu tangannya.

"Akashi-kun, aku percaya padamu." Tetsuya berbisik ditelinga Seijuurou.

Seijuurou menghela nafas panjang untuk meredakan amarahnya. Mendengar perkataan Tetsuya itu membuatnya sedikit lega.

Ia kembali mencium Tetsuya-nya yang rapuh.

Seijuurou bersiap dengan kejantanannya yang menegang sejak tadi. Sebelumnya, ia melihat wajah Tetsuya dan sedikit terkekeh mengetahui ekspresi shock yang ditunjukkan tetsuya.

"A..apa kau yakin itu akan m..muat?" pekataan polos Tetsuya semakin membuat Seijuurou tidak sabar.

Ia mendekat ke wajah Tetsuya dan berkata

"akan ku masukkan."

Tetsuya terbelalak dan membusungkan dadanya merasakan sesuatu yang besar itu memasukinya.

"A...AHHH! AHH!" Tetsuya memejamkan matanya erat, bagaimana bisa rasanya begitu penuh.

"Aku belum memasukkan semuanya, sayang."

Sekali dorongan yang begitu kuat

"UAHHH, AHNNN AHHH..!" membuat Tetsuya klimaks. Seijuurou langsung menyentuh titik kenikmatan Tetsuya.

Melihat itu, Seijuurou berkata lirih "Kawaii"

Dan ia mulai menggerakkan miliknya lebih dalam lagi.

"AH! Tunggu! Akashi-kun. A..aku belum.. AHH AHHH..!" seijuurou tidak berhenti. Ia sangat bahagia sekarang.

"AH..ITU.. AH..!" Tetsuya kesulitan berkata-kata ditengah tubuhnya yang terlonjak.

"Besar hm?" Seijuurou menatap nakal sembari memelankan gerakan badannya.

"B..Besar.. dan.. d..dalam.. mh..!" Tetsuya berkata dengaan susah payah.

Mendengar itu membuat Seijuurou tidah tahan, ia benar-benar ingin keluar. Digerakkannya tubuhnya lagi lebih kuat dan cepat hingga terdengar sura kulit basah yang bertabrakan disertai erangan keras dari Tetsuya. Ini benar-benar gila. Tetsuya tidak kuat lagi, ia muntahkan cairannya hingga mengenai dada Seijuurou dan dadanya. Sedangkan Seijuurou masih terus menggerakkan tubuhnya hingga ia klimaks dan menahan erangannya sendiri dengan menggigit leher Tetsuya.

Seijuuou mengeluarkannya di dalam Tetsuya. Dapat Tetsuya rasakan cairan hangat itu memenuhinya. Keduanya terengah merasakan sensasi hebat yang benar-benar gila.

Padahal bell masuk kelas sudah berbunyi sejak tadi.


Bersambung