Handsome Bell Boy Get Lucky

.

.

.

Summary: Luhan si aktris sekaligus penyanyi terkenal dan seksi menemukan si Bell Boy tampan sedang mengendus pakaian dalamnya. Hukuman apa yang akan Luhan berikan pada si Bell Boy tampan?

.

.

.

Aku telah bekerja di Exodus Hotelselama dua hari, ketika aku mendengar seorang karyawan memberitahukan Xi Luhan dan rombongannya tiba di tengah malam, dan saat ini sedang bermain-main di area kolam renang di lantai bawah.

Sepertinya si gadis manja itu (dan selusin bodyguard yang di pekerjakannya) menggunakan tali tiang pembatas di sekitaran kolam renang yang mana membuat pelanggan yang lain mengeluh.

Setelah menyelesaikan shift pagi ku, aku dijadwalkan untuk beristirahat dan memutuskan untuk memeriksa apa yang menjadi keributan, dan berharap untuk melihat sekilas si aktris sekaligus penyanyi dalam balutan bikini.

Ketika aku berjalan melewati lobi, tiba-tiba aku mendepatkan pencerahan, dan menyadari bahwa kapasitas ku sebagai seorang Bell Boy, aku sebenarnya memiliki akses ke kamarnya. Bisakah aku benar-benar lolos begitu saja? Aku jadi penasaran.

Dengan satu jam penuh istirahat yang aku miliki, aku naik ke lantai lima dan dengan hati-hati menyelinap ke kamar sang penyanyi. Sesampainya di dalam aku memanggil untuk mengkonfirmasi bahwa aku memang memiliki seluruh ruang untuk diriku sendiri, dan lega menemukan tempat itu kosong.

Cukup menggelikan, kamar ini tampak berantakan dengan pakaian dan koper yang tersebar di seluruh lantai dan perabotan.

Untungnya bagiku ini tidak butuh waktu lama untuk melacak kopernya, yang mana aku segera menggeledah, dan dengan cepat menemukan kunci dan dompetnya. Aku membolak-balik kartu identitasnya sebelum aku melemparkannya ke samping dan menggeledah lebih jauh ke dalam tasnya.

Luhan tampaknya membawa beberapa bikini yang dimilikinya, yang sebagian besar baru-baru ini dibeli sesuai dengan label toko mereka.

Kemudian aku menemukan sebuah tas yang lebih kecil tempat dia menyimpan pakaian yang lebih intim, dan mengeluarkan dua celana dalam yang sangat seksi, salah satunya masih hangat untuk disentuh.

"Bingo." Aku menyeringai, ketika aku menyadari ternyata ini adalah celana dalam yang sama yang dia pakai sebelum dia menggantinya menjadi bikini dengan motif Zebra.

Pikiran itu sendiri membuat penisku berkedut, saat aku menghirup aroma memabukkan dan berjalan ke jendela untuk melihat Luhan dan kelompoknya bermain-main di kolam renang di lantai bawah.

Aku terkekeh ketika aku melihat para bodyguard dan pelayan melayani setiap keinginannya. Aku merasa ini ironis dengan apa yang dilakukan Luhan dan teman-temannya seperti mereka memiliki tempat ini. Namun, di sini aku berada di kamar pribadi mereka dan mengendus celana dalamnya.

Menikmati waktu bahagia ku ini, tidak sadar bahwa itu sudah berlangsung lama sejak aku melihat selebritis panas tersebut di tepi kolam renang. Jadi, ketika aku tiba-tiba mendengar pintu terbuka di belakang ku, aku hampir melompat keluar dari jendela!

"WHAT THE HELL?!" Aku mendengar suara wanita berteriak.

Dalam sekejap aku menjatuhkan celana dalam di tangan ku dan berlari ke balkon dan berharap untuk memanjat dinding di luar dan naik ke kamar yang bersebelahan.

Itu adalah tindakan putus asa, tetapi mengingat pintu keluar utama ku dihalangi seseorang, itu adalah satu-satunya tindakan pintar menurutku. Sayangnya, pintu geser menuju balkon tersangkut koper sehingga aku hanya membuang waktu yang berharga untuk mencoba membukanya.

"Whoa…" Luhan berkata saat dia memasuki ruangan dan melihat sekeliling. "Apa yang kau lakukan di sini!"

Pada titik inilah aku akhirnya menyerah. Mereka telah melihat wajahku. Tidak mungkin jika aku meninggalkan kamar ini tanpa pengawalan polisi atau satu set borgol.

"Tunggu sebentar. Aku kenal dia!" Teman Luhan yang memakai eyeliner tebal menunjuk ke arahku. "Itu pria dari lobi di bawah."

"Oh- ya benar!" seseorang dengan mata bulat menimpali. "Dia pria yang Minseok eonni bilang tampan"

Sementara para wanita sedang berspekulasi, aku mengambil kesempatan ini untuk melompati sebuah meja dan berlari untuk kebebasan ku, Tetapi gadis-gadis ini menghalangi ku keluar dan membanting pintu tepat di wajah ku.

"Yak! Kau pikir ke mana kau pergi?" mereka menertawakan kesialanku.

"Dengar… Ada kesalahan." Aku mencoba menjelaskan. "Ini tidak seperti apa yang kalian lihat"

"Yeah-right." Si gadis bermata burung hantu yang dikenal bernama Kyungsoo, si chef terkenal mendengus. "Tidak pernah ada"

"Kau pikir kau orang pertama yang ditangkap Luhan mengintai barang-barangnya." Giliran gadis ber-eyeliner yang dikenal sebagai Selebgram bernama Byun Baekhyun mendesis. "Beri kami istirahat."

"Aku tidak percaya ini terjadi lagi padaku" Luhan menghela napas. "Ada apa sihdengan Gangnam? Setiap kali aku datang kesini, aku menangkap seseorang yang sempurna merecoki barang-barangku."

"Kita mungkin harus memanggil polisi." temannya menyarankan.

"Tidak! Tolong. Jangan." Aku semakin panik. "Itu hanya kesalahpahaman besar. Jika aku di penjara nanti anjing ku makan apa… Aku benar-benar minta maaf, oke."

"Dan aku pikir ini adalah kesalahan juga." Teman-teman Luhan berkata sambil memungut celana dalam Luhan di lantai.

"Ugh. Dasar bajingan!" Baekhyun mencemooh dari belakangku. "Berani-beraninya kau menggeledah barang-barang kami seperti ini!"

"Dasar mesum!" Kyungsoo mendesis.

Aku masih berdiri di tempat dengan tangan berada di selangkangan untuk menyembunyikan ereksi ku ketika para wanita yang mengenakan bikini secara terbuka memarahi ku. Meskipun teman-temannya yang lain masih di lantai bawah, aku mendapati diri ku kalah jumlah 3 lawan 1 dan aku benar-benar mengkhawatirkan keselematan ku.

Kenyataannya mereka terlihat semakin bertambah marah dengan setiap menit yang berlalu.

"Bagaimana kau bisa menyelinap masuk ke kamar kami?" Luhan bertanya.

"Bagaimana menurutmu…" Kyungsoo berbicara untuk ku. "Dia bekerja di sini, Lu Dia mungkin bisa masuk ke ruangan yang dia inginkan."

"Benarkah"

Aku hanya mengangguk setuju.

Seperti yang diharapkan, teman-teman Luhan tampak bersemangat untuk menelepon pihak berwenang dan membuat ku diseret ke penjara, tetapi ternyata penyanyi itu sendiri tampaknya jauh lebih pemaaf daripada yang ku duga.

Aku kira di dunianya (menjadi mantan bintang cilik) telah membuatnya sedikit letih. Luhan baru berusia 23 tahun tetapi sudah menjalani kehidupan menjadi salah satu bintang umpan penjara yang paling terkenal di Asia.

"Apakah ada yang melihat kau menyelinap masuk?" Dia bertanya langsung pada ku.

"Sepertinya tidak"

"Siapa nama mu?"

"Se-sehun" Aku menjawab dengan gugup. "Oh Sehun" Sial! Kenapa aku menyebutkan nama lengkap ku.

"Apa kamu pernah melakukan hal semacam ini sebelumnya?"

"Tidak pernah." Aku menjawab dengan jujur.

"Ugh bullshit!" Kyungsoo berkata lalu berpura-pura batuk.

"Serius. Aku tidak pernah" Aku berusaha meyakinkan. "Ini pertama kalinya aku melakukan hal seperti ini. Aku baru mulai bekerja hari Rabu!"

Para wanita tampak tidak percaya dengan pengakuan ku dan mencoba membujuk Luhan untuk memanggil polisi. Tetapi berkat keberuntungan, Selebriti itu merasa kasihan pada ku dan sekarang memiliki ide lain.

Yang mengejutkan semua orang dia kemudian memutuskan untuk memaafkanku, mengatakan bahwa dia hanya ingin memastikan aku tidak mencuri apa pun yang berharga, dan tidak ingin membuat orang dalam masalah.

"WHAT THE HECK!" Salah satu temannya terkesiap. "Lu! Kau jangan bercanda. Pria itu mengendus celana dalammu!"

"Terserah lah" Luhan mengangkat bahu acuh tak acuh. "Aku tidak peduli. Selaima dia tidak menyakiti siapa pun."

Teman-temannya tampak terkejut oleh keputusannya ini ketika mereka mulai berdebat.

Aku harus mengakui bahwa aku hampir merasa seperti telah memenangkan lotere. Bukan hanya aku diam-diam masuk ke kamarnya dan menyambar celana dalamnya, tetapi dia sekarang bersedia melepaskanku.

Tapi ketika aku dengan cepat meminta maaf dan berusaha untuk pergi, penyanyi seksi itu tiba-tiba tampak berubah pikiran dan membuat permintaan.

"Begini, aku akan membiarkanmu pergi dan berpura-pura ini tidak pernah terjadi." dia berkata. "-tapi hanya jika kau menunjukkan penis mu padaku."

Cukup menggelikan aku tidak tahu siapa yang lebih terkejut dengan permintaannya ini, aku atau teman-temannya. Menyerah pada nasib ku, aku melepaskan tangan dan menutup mata ku dengan rasa malu, hanya untuk mendengar deru napas mengisi kamar ini.

"Whoa." Mereka semua terkesima

"Holy. Fuck." kata Baekhyun, lalu dia melakukan high five dengan Kyungsoo.

"Dayum." Kyungsoo menambahkan. "Penis yang indah."

Aku terkekeh mendengar komentar itu ketika aku membiarkan penis lemasku 'sepanjang sembilan inci' hanya berayun-ayun dalam angin sepoi-sepoi yang tidak ada. Menilai dari ekspresi di wajah mereka, aku curiga mereka belum pernah melihat penis seperti milikku sebelumnya.

(Setidaknya secara tidak langsung)

"Wow." Luhan tertawa geli sambil mengamati penis besarku. "Kamu cukup besar."

"- dia bahkan belum keras!" Baekhyun menunjuk ke arah penis ku.

Pada titik ini, penisku seperti memiliki kehidupan sendiri, karena para wanita tampak terpikat oleh penisku. Bahkan aku menyadari mereka tidak menatap mata ku untuk seterusnya.

"Jadi kau pikir kau bisa melakukannya?" Tanya Luhan.

"Melakukan apa?"

"Membuatnya berdiri." Dia tersenyum polos." Kami semua ingin melihat seperti apa ketika penis mu ... tegang. "

"Hah?"

"Kau dengarkan!" Teman Luhan yang bernama Kyungsoo menurut ku lebih kasar membentak. "Buat penis mu berdiri, atau kami memanggil polisi."

Aku hampir tidak bisa percaya akan situasi ini, tetapi kemudian menyadari ketika aku melihat salah satu dari mereka pergi dan menyelipkan kait di pintu, mengunci kami di dalam.

Meskipun ini sangat memalukan, aku mengakui juga merasa sangat seksi.

"Lanjutkan." Luhan terdorong, ketika aku mengulurkan tangan dan memberikan mengurut penis ku dengan santai.

Aku berdiri dengan gugup di depan sekelompok wanita, dengan santai memainkan penisku. Sial, dengan tekanan saat ini aku jadi tidak bisa ereksi.

"—mungkin dia butuh bantuan." Baekhyun tertawa kecil, sebelum Luhan pergi ke kopernya dan melemparkan berbagai macam pakaian ke arahku.

"Bagaimana dengan ini?" katanya sambil melemparkan salah satu celana dalamnya. "Apakah itu membantu."

Aku mengambil celana dalamnya di tanganku dan membungkusnya dengan kuat di sekitar kepala penisku tetapi tidak berhasil. Mencoba dengan sekuat tenaga memang tidak bisa mendapatkan ereksi seperti ketika ku sendirian di kamar.

Aku rasa kalian bisa menyimpulkan aku menderita sindrom demam panggung akut.

"Ugh. Ini membosankan!" Baekhyun mengeluh. "Inilah sebabnya aku hanya menyukai vagina. Dia bahkan tidak bisa bangun!"

"Yak aku bisa!" Aku membentak mereka balik. "Kalian ada banyak yang melihatku sekarang. Ini membuatku takut!"

"Ugh Cepatlah! " Luhan menambahkan. "Kami hanya ingin melihat seberapa besar penis mu jika ereksi. Aku sangat tertarik."

"Yeah. Kami tahu kok." Teman Luhan yang Bi-sex bernama Baekhyun cemburu dan berkomentar.

" Aku tidak bisa melakukannya sekarang." Aku akhirnya mengaku.

"Terlalu banyak orang di sini. Terlalu banyak tekanan."

Para wanita semua mengerang dengan kekecewaan. Lalu mereka berunding untuk memutuskan apa yang akan mereka lakukan pada ku.

Semenit kemudian Luhan muncul dari kerumunan dan menyarankan agar yang lain kembali ke area kolam dan memberi kami berdua privasi.

"WHAT!" kedua wanita itu berteriak. "Apa kau serius?!"

Menilai dari reaksi terkejut mereka, aku yakin mereka sama terkejutnya seperti aku.

"Aku akan baik-baik saja." Luhan meyakinkan mereka. "Sungguh."

Sementara teman-temannya enggan meninggalkan kami berdua, bintang muda itu meyakinkan mereka bahwa aku tidak berbahaya dan hanya penggemar mesum.

"Lagi pula…" Luhan berkata dengan rasional. "Dia bekerja di hotel. Bukannya dia orang asing."

"Kamu tidak akan menyakitinya, kan?" Kyungsoo bertanya ketika mereka keluar dari suite.

"Tentu saja tidak! "Jawabku saat Luhan menuntun teman-temannya keluar dari pintu.

"Beri kami waktu sepuluh menit, oke. "Luhan memberi tahu teman-temannya yang cemburu. "Aku akan menemuimu di bawah."

"Tapi-"

"Aku akan menemui kalian di bawah!" Dia menegaskan kembali.

"okay, okay." Aku mendengar salah satu dari mereka menjawab dari lorong. "Tapi dalam sepuluh menit aku akan kembali untuk menjemputmu!"

Kemudian aku melihat aktris mungil itu menutup dan berbalik menghadapku. Anehnya kami berdua merasa lega bahwa kami akhirnya sendirian.

Seribu skenario melintas di kepalaku ketika aku mencoba menebak apakah dia benar-benar tertarik padaku atau hanya mencoba mengaturku.

"Apa yang lucu?" Dia bertanya

"Aku hanya ingin tahu apa yang akan para penggemar mu pikirkan jika mereka tahu tentang hal ini."

"Aku tidak terlalu peduli," jawabnya kembali. "Apa yang tidak mereka ketahui tidak dapat menyakiti mereka."

Dalam sekejap sesuatu datang padaku dan tanpa peringatan aku menerjang ke depan dan mengunci pergerakan penyanyi ber-bikini itu ke pintu. Dia tersentak kaget tetapi sebelum dia bisa menjawab, aku mengambil dagunya di tanganku dan mencium bibirnya dengan keras!

Luhan panik sesaat tetapi tidak berusaha untuk melawan atau membebaskan diri. Sebaliknya, aku meraih dan meraba salah satu payudaranya yang cukup besar melalui bikini bertema bunga dan merasakan napasnya ke dalam mulutku.

Butuh beberapa saat untuk mendapatkan kembali ketenangannya tetapi segera dia menciumku kembali dengan intensitas yang sama. Aku bisa tahu dari keengganannya bahwa ini adalah pertama kalinya dia dengan seorang pria kelas bawah, yang anehnya hanya membuat aku semakin bersemangat.

Aku meletakkan tanganku di pinggang mungilnya dan membuat Luhan memegang pergelangan tanganku dan mengarahkan ke pantatnya. Aku hanya terlalu senang untuk membantu karena lidah kami menari di mulut kami.

Dia terasa begitu manis hingga aku bisa menciumnya selama berhari-hari, dan dia jelas bukan gadis lugu. Dia jelas memiliki lidah yang berpengalaman dan tidak malu menggunakannya.

Penisku berdenyut saat kami berdiri saling menghisap bibir kami. Dia jelas menikmati sensasinya juga karena dia segera melanjutkan untuk menggeliat tubuhnya ke tubuhku.

Aku tidak percaya dengan perubahan perilakunya. Dia tampak seperti gadis baik-baik, lalu berubah menjadi gadis liar haus belaian.

"Kau tahu…" dia berbisik ke telingaku ketika kami berhenti untuk mengatur napas. "Aku belum pernah bersama pria yang bukan dari kalangan artis apalagi memiliki penis besar seperti mu."

Aku mencium lehernya saat lidah kecilnya yang gesit menjentikkan telingaku mengirimkan getaran ke tulang belakangku.

"Aku berjanji akan melakukan dengan lembut," kataku padanya. "Tapi, jujur saja. Aku sudah menebak kau akan datang pada ku"

"Oh, sangat jelas ya?" Dia tertawa manis sementara kami saling berpelukan di depan pintu.

"Ya. Terlihat sekali" Aku menyeringai. "Aku melihat caramu menatapku sebelumnya di lobi ... dan bikini ini. Apa-apaan ini!"

"Hei. Ada apa dengan bikini ku?" Dia cemberut. "Aku menyukainya."

"Ayolah," jawab ku."Kau sudah tahu seberapa menarik penampilan mu saat ini. Kau membuat kita semua gila!"

"Good" dia mengedip sebelum dia tiba-tiba mencengkeram tanganku dan mengunci tubuh ku ke pintu.

Tindakannya begitu tiba-tiba aku hampir tidak punya waktu untuk kembali sadar saat dia mulai meluncur ke bawah tubuhku dan berlutut di depanku.

Luhan menatapku dengan senyum kecil yang manis dan mulai membuka celana ku. Aku melemparkan kepalaku ke dalam ekstasi saat tangan mungilnya yang halus akhirnya melilit kemaluanku yang berotot dan meremasnya.

Cukup menggelikan dia hampir tidak bisa melilitkan jari-jarinya di sekitar lingkar pinggang ku dan tampaknya benar-benar terpesona oleh ukuran penis ku. Kenyataannya tubuhnya begitu mungil sehingga penisku hampir tampak sebesar lengannya yang aku yakin tidak akan dia lupakan.

"Kamu sangat besar." dia tersenyum padaku.

Luhan berbicara, sedikit tetesan pre-cum keluar dari ujung, dan si gadis cantik asal Beijing ini berhenti sejenak untuk mempelajarinya sebelum dia menurunkan mulutnya dan sementara menempatkan bibirnya hanya di sekitar ujung penis ku.

Seluruh tubuhku gemetar saat dia mengisap residu asin ke dalam mulutnya sebelum menggerakkan lidahnya di sepanjang batang penis ku, meninggalkan jejak berkilau.

Luhan menyantap batang penisku seperti seniman sejati, membasahi sebelum membiarkannya tergelincir di antara bibir lembutnya. Aku mengisi mulutnya sepenuhnya saat tangannya menggenggam batang penisku dan dia mengelus penisku sementara dia mengisap ujungnya pada saat yang bersamaan.

"Fuck…" Aku berhasil bernapas meskipun terengah-engah. "Kamu pasti sudah melakukan ini sebelumnya."

Luhan tidak berkata apa-apa selain menatapku dengan mata tak berdosa yang besar itu. Jari-jarinya bergerak untuk meremas bola ku lalu jarinya bergerak ke belakang dan menenggelamkannya. Aku melemparkan kepalaku ke belakang saat salah satu jari rampingnya menggores lubang pantat ku.

Awalnya ku piker dia tidak sengaja, tetapi aku menyadari bahwa dia telah melakukan ini dengan sengaja untuk meningkatkan tekanan, dia mengelus-elus lubang pantat ku yang terkatup, menusuk jari kecilnya di dalam saat dia meniup penis ku.

"Whoa. Apakah kamu seorang gadis nakal?" Aku tersenyum padanya sambil mengagumi caranya memperlakukanku.

Luhan membiarkan penisku keluar dari mulutnya yang basah dan menyeringai.

"Apakah kamu menyukai gadis-gadis nakal?" balasnya lembut, sambil menekan jarinya lebih jauh di dalam pantatku.

"Hell yeah!" jawabku. "Mereka yang paling menyenangkan."

"Good." Dia tersenyum. "Karena aku bisa menjadi apa pun yang kamu inginkan... Baik atau Buruk."

Setelah mengatakan itu, dia kemudian memasukkan penisku yang berkilau kembali ke mulut manisnya, mengisap lebih keras dan lebih dalam dari sebelumnya dan memutar kepalanya dari sisi ke sisi saat dia memolesku.

Aku mengerang keras ketika aku mengulurkan tangan dan mengais-ngais payudaranya yang nikmat, mendesaknya untuk melepaskan atasan bikini dan menunjukkan payudaranya ketika dia mengisapku.

Bintang muda itu begitu asik dengan melayani ku bahkan aku yakin dia tidak menyadari sudah topless, air liurnya menetes dari mulutnya dan dagu dan turun di antara payudaranya yang bergoyang.

Aku membelai payudaranya sambil membujuknya untuk mengisap lebih keras. Tangannya sekarang membelai punggung pahaku saat aku mulai menggerakkan pinggang ku dan memaju-mundurkan penisku di mulut cantiknya.

Aku benar-benar terkejut dengan bagaimana ia seperti submisif, dan melirik antara kakinya untuk melihat bahwa ia bermain dengan dirinya sendiri sepanjang waktu saat dia mengisap penisku!

Kenyataan itu memunculkan sesuatu yang jauh di lubuk hatiku dan aku segera merasakan bahwa semua perasaan familiar yang memberitahuku bahwa waktuku hampir habis.

Luhan menundukkan kepalanya dan menjulurkan lidahnya ke atas bola aku. Kemudian dicelupkan ke bawah dan bawah.

"Oh. Fuck." Aku mendesah keras ketika penisku tiba-tiba mengeluarkan sperma dan mendarat tepat di wajahnya yang cantik, mengenai tepat di dahi.

Luhan tersentak kaget sebelum dia bergegas untuk membungkus bibirnya di sekitar penisku yang berdenyut, sementara aku mngeluarkan sperma sampai ke bagian belakang tenggorokannya yang sempit.

Ketika aku akhirnya berhenti mengeluarkan sperma dia melepaskan penis ku hingga terdengar suara 'pop' dan mejilat bibirnya yang penuh dengan sperma ku. Dia tampak sangat bangga pada dirinya sendiri sehingga dia benar-benar membuatku tertawa.

Aku menghela napas lega dan bersandar ke pintu saat aku melihatnya bangkit dan menekan bibirnya ke bibirku, menciumku dengan semangat yang sama seperti sebelumnya.

Secara alami aku sedikit terkejut dengan ini, tetapi aku juga enggan untuk menghentikannya karena gadis itu sekarang terbakar gairah!

"Kurasa sekarang giliranku." katanya sambil meraih menurunkan celana bikini dan telanjang bulat.

Xi Luhan perlahan melenggang menuju sofa, duduk dan melebarkan kakinya dan mulai bermain dengan dirinya sendiri untuk kenikmatan ku.

Aku hampir tersentak ketika menyadari dia benar-benar tidak memiliki bu kemaluan sama sekali, dan menyaksikan dia berbaring di sana sementara dia bermain-main dengan dirinya sendiri.

Aku berhenti sejenak untuk mengagumi pemandangan itu sebelum aku berjalan dan berlutut di antara kakinya yang melebar sempurna. Aku tiba-tiba mendapati diriku menatap vagina paling indah yang pernah kulihat.

Aku menempatkan tangan ku di bagian dalam pahanya dan mendesak lututnya menekuk dan melebar. Lalu aku membungkuk ke depan dan dengan lembut menjilat klitorisnya dengan lidah ku.

Tangannya mencakar kain di sofa saat aku perlahan-lahan dan dengan cermat menjilat vaginanya dari atas ke bawah, sebelum masuk ke lubang kecilnya yang manis.

Ini menimbulkan erangan pelan dari bibirnya sebelum aku mendorong lidahku sejauh mungkin, menghabiskan seluruh kemaluannya dengan mulutku. Tangan Luhan berpindah dari sofa ke bagian belakang kepalaku.

"Ahhh… Nikmati aku." Dia mendesah saat aku memasukkan dua jari ke dalam vagina dan sedikit cairan mengalir ke tanganku.

Tiba-tiba dia menarik wajahku dan menjajarkan, dan kami saling mencium dengan sangat intens.

Aku belum pernah begitu terangsang dalam hidupku, dan meskipun lidahnya yang berbakat, aku bergegas kembali di antara pahanya yang melebar untuk melanjutkan menikmati vaginanya yang manis.

Luhan mengerang dan menggeser pinggulnya, menarik pahanya ke belakang untuk menekan lututnya ke dadanya.

Dia sekarang berbaring dalam posisi yang pasrah ketika aku menjulurkan lidahku ke vulva halus mengkilap dan menanamkan ciuman kecil manis di sekeliling pintu vaginanya, menyaksikannya berkedut.

Erangannya yang lembut dan seksi adalah musik di telinga ku dan memberi ku semua izin yang aku butuhkan. Sekarang sudah waktunya untuk melihat betapa nakal dia sebenarnya.

Ketika aku memutuskan bahwa aku telah menggodanya cukup lama, aku menjentikkan lidahku ke vagina kecilnya yang ketat, menyebabkan seluruh tubuhnya gemetar dan mengerang lebih keras.

Naik dan turun, bolak-balik Aku menjilati pantatnya dan vaginanya dan akhirnya menjulurkan lidahku ke dalam rektum mungilnya. Pantatnya begitu kencang hingga meremas lidahku.

Pada titik inilah aku menjepit kakinya dengan keras di dadanya dan menempelkan bibirku dengan kuat di sekitar sfingternya sementara aku mendorong dengan seluruh kekuatanku untuk masuk lebih jauh ke dalam ruang panasnya.

"Ugh. Fuck." dia mencicit sambil meraih ke bawah untuk menggosok lembut klitorisnya.

Aku terus menjamah vaginanya yang manis saat dia meronta-ronta di sofa dan mengeluarkan cairan dari vaginanya dan merembes ke pantatnya dimana aku menjilatnya.

Luhan akhirnya tenang dari orgasme dan menarikku untuk ciuman panjang lagi, menikmati pantatnya di bibirku. Tindakan ini sendiri memberi tahu semua yang perlu ku ketahui. Luhan benar-benar adalah gadis nakal kecil yang bersembunyi di balik pintu tertutup.

"Tolong..." dia mengerang panas ketika kami berbaring di sana bermesraan, dua jarinya terkubur di dalam kemaluannya. "Fuck me. Fuck me hard right now!"

Aku melebarkan kakiknya dengan lututku dan menempatkan penisku yang tebal di ujung pintu vaginanya yang basah. Luhan meraih penisku dengan tidak sabar menuntunku menuju lubang Kemaluannya

Aku hampir pingsan ketika akhirnya aku memasuki batas-batas ketatnya dan secara bertahap memenuhi dirinya sepenuhnya. Bahkan penyanyi mungil itu begitu ketat (dan basah) aku pikir aku akan orgasme saat itu juga, tapi untungnya berhasil bertahan.

Aku memutuskan untuk bermain lembut dan lambat dan memperpanjang sensasi "mengisi" dia sepenuhnya. Luhan di sisi lain tidak punya niat untuk menjadi "lembut." dia merespon dengan menarikku mendekat dan menciumku dengan keras di mulut saat tubuh kami menyatu.

Dada kami saling menekan saat pinggulnya perlahan berputar, memaksa lebih banyak penisku masuk ke dalam dirinya. Aku bisa mendengar suara lembut mengisap vaginanya mencengkeram penisku saat aku secara bertahap meningkatkan tempo.

Aku menurunkan wajahku ke telinganya dan membisikkan kata-kata manis padanya saat aku menumbuk gaya misionari pada vaginanya yang ketat di sofa.

"Kau suka PENIS BESAR di dalam dirimu sayang? "Aku mendesis saat merasakannya meremas pahanya di sekelilingku.

"Yes. Don't stop!" dia mendesah.

Aku mengambil kesempatan ini untuk menarik kembali penisku dan menumbuk kemaluannya, memberinya beberapa gerakan pendek yang cepat. Ini sepertinya memiliki efek yang diinginkan saat dia sekarang menangis dan merintih di bawahku.

Aku menarik penisku keluar hanya untuk melihat seluruh batang penisku dilapisi dengan cairannya yang berkilau. Dia menatapku dengan mata bulat besar dan tersipu malu.

"Tolong..." dia terengah-engah kehabisan napas. "Jangan berhenti sekarang. Setubuhi aku sebelum yang lain kembali!"

"Apakah kamu yakin?" aku bertanya.

"Ya. Kamu bisa melakukannya dari belakang jika kamu mau!"

Lalu dia berguling dan menungging, mendorong pantat kecilnya di udara.

Ini hal yang paling indah yang pernah aku lihat (Luhan telanjang dan menungging).

Aku mulai mengelus penisku. Aku memerintahkan dia untuk menggosok klitorisnya untukku yang dengan senang hati dia lakukan.

"Good. Good girl." Aku memujinya. "Sekarang letakkan jarimu di pantatmu."

"Huh?"

"Silakan."Aku mengulangi. "Aku ingin melihatmu menyentuh bokongmu Luhan."

Penyanyi itu ragu sejenak sebelum dia kembali dan mematuhinya. Kurasa dia merasa sedikit ragu saat melakukan tindakan cabul seperti itu di dekat mataku yang tajam.

Namun demikian, dia melakukan apa yang aku minta dan dengan lembut menyelipkan satu jari di antara lubangnya yang kencang dan merasakan basahnya lidah ku sebelumnya. dia menggesek lubangnya beberapa kali sebelum melilitkan jari kecilnya dan mendorongnya ke dalam dirinya.

Luhan mulai menjelajahi pintu lubang pantatnya saat aku mengocok penis ku, dan menyemburkan sperma ku ke pantatnya yang bulat.

"Oh. Aku mohon. Aku membutuhkannya." dia mulai ragu-ragu, gairahnya tumbuh dengan setiap tumbukkan jarinya.

"Aku membutuhkanmu di dalam diriku, Sehun." dia mengerang. "Aku penis besar itu!"

"Yeah?"

"Please. Fuck me. Masukkan penis mu di pantat ku!"

Aku melangkah maju dan menggosok kepala penisku ke lubang licinnya, melumasi kejantananku sementara aku mengganti jarinya dengan jariku sendiri dan dengan lembut mendorongnya.

"Apakah itu yang kamu inginkan sayang?" Aku mengerang. "Kamu ingin Big Daddy memasukkan penis ini ke pantat bulat mu?"

Dia memejamkan mata dan mengerang puas, menyandarkan kepalanya pada bantal sofa sementara punggungnya melengkung tajam dan dia secara tidak sengaja membuat pose yang menggoda.

"Ugh. Fuck." dia menggerutu dengan gigi-gigi yang terkatup. "Ini sangat nakal. Kamu membuatku merasa sangat kotor dan nakal"

"Itu karena kau nakal ,Lu" Aku memberitahunya." Lihatlah dirimu. Bercinta di pantat dengan penis besar ini!"

Penyanyi ini mengalihkan perhatiannya kembali ke klitorisnya saat aku akhirnya mengubur sebagian besar tubuhku dan menggenjotnya.

"UNNGHHH GODDD." dia menjerit dan dia bergidik dengan kesenangan penuh nafsu.

Permintaannya memacu ku ketika aku mendorong lebih keras dan lebih dalam, dengan maksud memberinya pengalaman bercinta yang keras.

Aku memukul pantatnya dan diikuti dengan dua dorongan cepat.

"AAAAAHHHHH FUUUUUCCCCCK!" dia meraung kembali ketika aku merasakan lubang pantatnya menjepit penis ku dan dia orgasme dengan keras.

Aku menarik penis ku keluar dan sesaat kemudian aku menembakkan orgasme ku ke tubuhnya yang sempurna, benar-benar menghujani pantatnya dengan sperma ku yang panas dan lengket. Tepat pada waktunya aku mendengar dua temannya menggedor pintu.

"Luhan! Luhan! Apakah kamu baik-baik saja di sana ?!"

.

.

.

Note:

Jika tertarik akan gw lanjut bikin cerita drabble mesum lainnya :D

Apakah ada yang tartarik kalau BaekSooLu threesome? BaekSooLu versi yuri.. hohohoho..

Sekedar mengingatkan ini hanya sebuah cerita tanpa niatan untuk mis-gendering para uke :)

Be nice, okey :)