"Johnny, kalau kita selama musim panas ini akan terus pergi kesana untuk mendengarmu membacakan puisi, liburan ini tidak ada artinya." Komplain Yuta sambil merebahkan diri di lantai rumah pohon mereka, atau markas mereka. Yang lain mengangguk setuju kecuali Johnny.
"Nggak! Aku nggak akan menyerah! Taeil bilang dia akan menerimaku kalau aku berhasil bacain 100 puisi untuk dia! Dan sekarang aku sudah membaca 67 puisi untuk dia!" Johnny memang keras kepala.
"Minggir dong, aku mau pakai kipas angin juga." Kata Haechan yang langsung mendorong Taeyong keras-keras yang sudah ngadem selama 5 menit. Taeyong ingin protes tidak terima, tapi dia terlalu capek untuk protes.
"Uh... hai? Apa ada orang?"
Empat orang cowok di dalam rumah itu serempak menoleh satu sama lain.
"Yut, cek"
"Oh? Si anak pindahan itu!"
Jaehyun sudah duduk manis selama 4 menit di sini, dan selama 4 menit pula dia daritadi dia ditatap sinis oleh 4 orang yang ada di dalam rumah pohon itu. Dan selama 4 menit juga daritadi hening.
"Mau apa ke sini?" Tanya Johnny yang memecah keheningan setelah puas memandangi Jaehyun. Jaehyun menatapnya kalem
"Aku menawarkan diri untuk jadi penasehat di sini." Balas Jaehyun tenang. Mereka semua memandangi Jaehyun dengan pandangan bertanya-tanya.
"Apa alasan kamu mau gabung di sini?" Tanya Yuta
"Ah, simple. Karena aku kasihan melihat kalian berpanas-panasan di bawah matahari karena cintamu ditolak," kata Jaehyun santai dengan kata-kata yang menusuk Johnny. Haechan cekikikan sedangkan Johnny merasa tersinggung dan juga malu.
"Watch your mouth, kid." Sahut Johnny dengan tatapan menusuk. Tapi Jaehyun pura-pura tidak liat.
"Oh, jadi kamu ingin menjadi penasehat di geng kita?" Kali ini Taeyong yang bicara setelah puas daritadi menatap Jaehyun lama.
Jaehyun mengangguk mantap. Semua member--minus Jaehyun--menatap Jaehyun dari atas sampai lutut, karena Jaehyun duduk ala sinden gitu. Harus sopan kalau ngadep bos mah, kata Johnny gitu.
"Penasehat itu apa sih?" Tanya Haechan sambil menggaruk-garuk kepalanya. Haechan belum lama berulangtahun yang ke 13 tahun dan dia gak terlalu mengerti kata-kata seperti itu. Tapi sepertinya gaada yang peduli dengan pertanyaan Haechan.
"Hah, emang apasih yang bisa lo lakuin buat kelompok kita?" Jelas sekali dari nada bicara Taeyong, ia meremehkan Jaehyun. Tapi yang ia tidak tahu, Jaehyun sudah merencanakan begitu banyak 'rencana' untuk mencuri hati para omega itu.
"Aku bisa membantu kalian sehingga para 'omega' itu jatuh cinta pada kalian!"
Kali ini semua member menatap Jaehyun cengo. Mustahil ini mah! Johnny saja yang terpandai di grup sekalipun kewalahan memikirkan bagaimana agar para omega itu tertarik pada mereka, alfa yang so what we hot we young itu.
"Mustahil itu mah!" Sanggah Yuta cepat. Jaehyun memandangnya dengan penuh penghakiman di matanya. Kamu belum tau aja siapa aku!
"Anak pindahan bukan berarti bodoh." Kata Jaehyun sombong sambil membersihkan kuku-nya. Tipikal anak sombong dan sok tahu.
"Oke. Aku setuju." Kali ini Johnny, yang paling bongsor diantara mereka semua angkat bicara. Jaehyun tersenyum simpul. Teman-teman se-geng-nya pada kaget.
"Bentar ya, Jae." Sela Taeyong lalu merangkul bahu Johnny dan Yuta yang ada di sampingnya, juga menarik tangan Haechan dan langsung berdiskusi membentuk lingkaran
"Kenapa cepat sekali nerima dia? Haechan aja dulu butuh waktu 2 bulan, padahal kan Haechan asik!" Bisik Taeyong sambil melirik Johnny kesal. Yuta, Haechan mengangguk-angguk setuju.
Ya, awal Haechan masuk grup manly mereka itu susah pake banget. Johnny masih nggak bisa menerima Haechan gitu aja, alasannya sih Hachan itu masih kecil, dan masih dibawah umur
"Oh, kalau Haechan lain lagi masalahnya. Jaehyun, Dia itu pindahan dari luar negeri, man." bisik Johnny dengan nada bicara yang dibuat-buat swag. Taeyong memukul keras kepala Johnny, sedangkan Haechan cemberut
"Aduh-"
"Bagaimana jika dia pengen hancurin reputasi kelompok kita?" Kali ini Haechan yang angkat bisik. TaeYu mengangguk setuju
"Hoi, aku bisa denger bisikan dari sini." Seru Jaehyun cuek yang beda beberapa langkah dengan mereka. Jaehyun lagi sibuk melipat kertas, membuat pesawat-pesawatan. Apa Jaehyun bener-bener bisa denger? Entahlah
"Tuhkan, ajaib banget dia, dia aja bisa dengar kita bisik-bisik," bela Johnny pada Jaehyun. Yuta, yang daritadi menjadi silent member kali ini mengangguk. Dia agak sedikit terkejut karena Jaehyun ternyata dengar.
"Issss! Awas aja lo, kalau dia akan menghancurkan reputasi grup manly kita!" Ancam Taeyong sambil mengepalkan tinju-nya Johnny pun memisahkan dirinta dari bisik-bisik singkat yang unfaedah itu tanpa peduli ancaman Taeyong tadi.
"Oke, Jaehyun. Kami sepakat untuk menerima lo setelah berdiskusi tadi. Nah..." Kata Johnny pada Jaehyun. Jaehyun mengangguk-angguk meng-iyakan. Jaehyun senang, tapi tetap stay cool.
"Tapi kau dalam masa pencobaan selama 15 hari! Ya, sebelum musim panas berakhir. Kau harus membuktikan kata-katamu!" Kata-kata Johnny tadi belum selesai tapi Taeyong dengan sengaja memotongnya dan menekankan kata-katanya itu. Seperti ancaman, tapi Jaehyun bodo amat dan dia bahkan nggak menganggapnya serius sama sekali.
"Oke, akan aku buktikan kalau aku pantas masuk grup ini."
Sebenarnya, kenapa Jaehyun sangat ngotot ingin masuk grup yang katanya bodoh ini?
Alasan yang dia sebutkan diatas itu sebenarnya bukan alasan yang datang dari hati Jaehyun. Jaehyun hanya pengen senang-senang saja.
.
.
.
author's note :
Hai lagi! Aku langsung update chapter 3 karena aku gak pengen membuat readers menunggu, untuk menebus kesalahanku juga mengabaikan fanfictku yang satunya. heheh.
chapter 4 is on the way!