When It's You

(^_^)

Byun Baekhyun

Park Chanyeol

And Other

.

ChanBaek (GS)

Romance, Hurt/Comfort


Happy Reading :)


(Backsound : Lost_By Ahn Ji Yeon)

"Saya, Park Chanyeol menerima engkau, Byun Baekhyun menjadi satu-satunya istri dalam pernikahan yang sah, untuk saling memiliki dan mempertahankan, sejak hari ini dan seterusnya, dalam suka dan duka, semasa kelimpahan dan kekurangan, di waktu sakit dan di waktu sehat, untuk mengasihi dan memperhatikan serta saling menghargai sampai kematian memisahkan kita, kuucapkan janji setiaku kepadamu"

"Saya, Byun Baekhyun menerima engkau, Park Chanyeol menjadi satu-satunya suami dalam pernikahan yang sah, untuk saling memiliki dan mempertahankan, sejak hari ini dan seterusnya, dalam suka dan duka, semasa kelimpahan dan kekurangan, di waktu sakit dan di waktu sehat, untuk mengasihi dan memperhatikan serta saling menghargai sampai kematian memisahkan kita, kuucapkan janji setiaku kepadamu"

Tak ada sedikitpun getar keraguan dari dalam diri keduanya. Suasana haru mengiringi sebuahh kalimat yang dilontarkan oleh sang pendeta.

"selamat, kalian telah resmi menjadi sepasang suami-istri"

Luhan dan Kyungsoo tak lagi mampu menghalau air mata haru dalam dekap suami masing-masing. Masih tak percaya jika hari ini mereka telah resmi mengantarkan kedua sahabatnya menuju singgasana kebahagiaan. Badai telah berlalu, tangis haru itu menggantikan seluruh tangis persakitan dua anak manusia yang kini telah saling mengikat janji dalam sebuah hubungan pernikahan di depan sana. Berteriak pada dunia jika segala cobaan berat yang telah mereka jalani berhasil mereka lewati. Meyakini jika kebahagiaan mereka telah dimulai.

Riuh tepuk tangan mengiringi dua bibir itu untuk saling memanggut. Ada dua makhluk kecil yang kini saling membagi pelukan hangat menyaksikan kedua orang tuanya bersatu.

Chanyeol memberikan lumatan lembut pada bibir tipis wanitanya, tanpa memejamkan mata. Memilih untuk menikmati bagaimana wajah cantik didepannya benar-benar menganggumkan. Meyakinkan pada dirinya sendiri jika apa yang kini ia alami bukanlah halusinasi semata. Bahwa ia telah sepenuhnya memiliki kekasihnya. Bahwa setelah ini tak akan ada lagi yang memisahkan keduanya selain kematian. Bahwa mulai hari ini ia akan memimpin istri dan anak-anaknya menuju perlabuhan kebahagian.

"aku mencintaimu" kalimat manis itu meluncur begitu saja setelah dua bibir yang saling terpaut tersebut saling melepaskan.

Keduanya saling menatap, menyelami iris masing-masing dengan pancaran ketulusan yang begitu ketara. Bertanya pada hati masing-masing, benarkah apa yang kini mereka alami adalah kenyataan? Benarkah mereka telah berhasil melewati badai kehidupan yang begitu menyiksa itu? Benarkah mereka telah terikat dalam sebuah ikatan suci yang mereka damba selama ini?.

.

.

"jangan merepotkan mama dan papa hum?"

"Yaa, mommy" nada kelewat ceria masih lantang disuarakan oleh kedua bocah laki-laki itu, meskipun keduanya akan terpisah dengan kedua orangtuanya selama beberapa hari.

Perkataan papanya tentang adik baru yang akan segera mereka dapatkan jika mereka membiarkan mommy dan daddy pergi untuk sementara sepertinya benar-benar membuat keduanya begitu bersemangat mengantar Chanyeol dan Baekhyun ke bandara untuk pergi berbulan madu.

Sebenarnya Baekhyun ingin menolak, karena bagaimanapun selama ini ia belum pernah meninggalkan kedua putranya terlebih dalam waktu yang cukup lama. Namun atas bujukan Jongin, Kyungsoo, Luhan dan Sehun akhirnya wanita itu menerima beberapa hadiah berupa paket liburan bukan madu dari sahabat-sahabatnya.

Sedangkan Chanyeol, ia tak begitu mempermasalahkan jika tak ada acara honeymoon untuk keduanya, karena dengan menghabiskan waktu bersama Baekhyun dan anak-anak itu sudah cukup. Namun tak memungkiri pula jika ia tak akan menolak kesempatan untuk menikmati waktu berdua dengan Baekhyun jika Baekhyunpun telah menyetujuinya.

"Mommy dan daddy akan merindukan kalian" Chanyeol dan Baekhyun memberikan pelukan pada kedua putra kembar mereka sebelum kemudian panggilan untuk penerbangan mereka telah di dengar.

.

.

"aah, Chanyeol" Desahan Baekhyun masih menjadi melodi indah yang mengiringi hentakan demi hentakan yang diberikan Chanyeol pada lubang kewanitaan istrinya.

Chanyeol menggeram keras merasakan bagaimana dinding Baekhyun menjepit miliknya dengan begitu ketat. Bongkahan sintal yang ada dihadapannya tak lagi terhindar dari tamparan-tamparan pelan yang menghantarkan keduanya semakin ke puncak gairah.

Tangan ramping Baekhyun harus bertumpu pada kepala ranjang, dengan gemetar ia semakin mencengkram kepala ranjang yang tak bersalah itu. Sedangkan sang suami semakin menghentak keras dari arah belakang.

"terus, aah sayang.. Ya, disana" Hingga bibirnya kembali meracau kala benda tumpul yang ada di dalamnya menemukan sesuatu yang menjadi titik lemah Baekhyun. Membawa getaran yang semakin hebat pada tubuhnya akibat kenikmatan yang mampu menghilangkan kewarasannya.

"aku menemukannya" Chanyeol semakin menghentak keras kala dirinya telah menemukan titik kenikmatan sang istri. Ia menengadah sedangkan dibawah sana kejantanannya masih sibuk mengaduk pintu rahim milik sang istri.

Tak lagi peduli pada peluh yang semakin membanjiri keduanya. Seakan kegiatan panas yang sudah berlangsung lebih dari 3 jam itu bukanlah kegiatan yang melelahkan. Mereka begitu candu hingga tak ada niat untuk berhenti mengejar kenikmatan tersebut.

Hingga setelah teriakan Baekhyun akan puncak kenikmatan yang kembali ia dapatkan, tiba-tiba wanita itu melepaskan diri dari Chanyeol.

Chanyeol hanya menurut dengan seringai berbahaya pada bibirnya kala tubuh mungil yang ada di atasnya merangkak sebelum kembali membuka paha dan kembali memanjakan kejantanan Chanyeol.

"aah, ya baby, seperti itu" Chanyeol membantu Baekhyun dengan memegang pinggang ramping sang istri.

"aah, aahh" Desahan Baekhyun yang semakin keras adalah apa yang membuat Chanyeol semakin menggila. Chanyeol mendorong pinggulnya ke atas secara berulang, mendorong lebih jauh kejantanannya kedalam liang kewanitaan sang istri.

Hingga teriakan Baekhyun kembali mengudara kala titik kenikmatannya berhasil Chanyeol temukan kembali. "biar aku yang menyelesaikannya" Chanyeol kembali membalik posisi, dan kembali mengambil kendali atas percintaan mereka.

Dan Baekhyun kembali menjerit keras karena Chanyeol menghentaknya begitu kuat tanpa jeda terus memompa tubuhnya secara brutal.

Chanyeol mengangkat kedua kaki Baekhyun pada pundaknya, membuat ia semakin leluasa menumbuk liang kewanitaan Baekhyun di bawah sana. Remasan kuat semakin ia rasakan dan kali ini ia tak akan membiarkan Baekhyun mencapai puncaknya sendiri, lagi. Pria itu menghentak lebih keras sebelum satu dorongan terakhir berhasil mengantarkan keduanya untuk menikmati orgasme yang begitu hebat.

Baekhyun terkulai lemas masih dengan tubuh sang suami yang berada di atasnya.

"Suamiku sangat hebat"

"istriku sangat menakjubkan" Chanyeol mengecup kening Baekhyun berulang kali untuk kemudian membawa tubuh sang istri ke dalam dekap hangatnya.

.

.

"Baekhyun, aku mencintaimu" Suara cicitan burung serta gemercik air mengiringi terlontarnya kalimat cinta yang enath sudah keberapa kalinya disuarakan oleh sosok pria berwajah tampan itu.

"Nado" hingga suara penuh kelembutan milik seorang wanita yang tengah bersandar nyaman pada pundaknya menjadi balasan akan kalimatnya. Membawa kehangatan luar biasa menyusup dalam rongga dadanya.

Keduanya membawa manik indah masing-masing memandangi danau hijau di depannya. Sesekali sang wanita memejamkan mata, menikmati hawa sejuk yang menyapa pori-pori kulitnya, serta kehangatan yang diberikan oleh sosok pria yang kini mendekapnya.

"kau tau? dulu saat aku masih kecil aku selalu bertanya-tanya, wanita seperti apa yang akan kunikahi kelak? Apakah dia cantik? Apakah dia seorang yang berhati lembut? Aku tak pernah mengenal ibuku, tetapi aku selalu berharap jika wanita yang kunikahi nantinya adalah wanita sebaik ibuku" Baekhyun memberikan usapan lembut pada punggung tangan yang kini menggenggam erat jemarinya.

"dan aku mendapatkannya. Aku mendapatkan seorang wanita berhati malaikat sepertimu, aku mendapatkan seorang wanita yang begitu berharga. Baekhyun, tetaplah bersamaku, aku tak akan sanggup kehilanganmu"

"aku bersamamu, sayang" Chanyeol tersenyum teduh mendengar penuturan istrinya. Ia merasakan kehangatan yang luar biasa menyusup dalam roangga dadanya. Beban berat yang selama ini ia pikul sendiri selama berpisah dengan Baekhyun sepenuhnya terangkat. Dan jauh di dalam lubuk hatinya, ia telah berjanji untuk tak akan pernah menyakiti Baekhyun lagi, Ia akan menjaga istri dan anak-anaknya, ia tak akan membiarkan dirinya ditinggalkan lagi.

.

.

.

.

Five Years Latter~

.

Seorang gadis kecil cantik dengan rambut berwarna dark brown itu tengah sibuk memainkan puzzle miliknya. Kerjapan polos dari manik beningnya masih menjadi hal yang begitu dipuja oleh setiap yang memandangnya.

Park Jihan, gadis kecil berumur 4 tahun yang memiliki paras begitu cantik tersebut adalah anak ketiga dari Chanyeol dan Baekhyun. Gadis kecil yang begitu menggemaskan yang alasan mengapa rumah mewah dengan gaya eropa tersebut selalu ramai dengan tawa riang para penghuninya.

Seorang gadis kecil yang sudah berhasil menarik perhatian tersebut bahkan mampu membuat Jackson, Jasper, Ziyu dan Taeoh berebut akan perhatian si kecil.

"Daddy pulaang/Oppa pulaang~" Tiga suara berbeda itu adalah alasan mengapa si cantik Jihan yang sedang bermain di ruang keluarga sebuah rumah mewah itu bersorak riang. Sedangkan sang mommy ikut bersemangat mengetahui tiga laki-laki favoritnya sudah kembali pulang.

Baekhyun tengah berkutat di balik pantri sembari mengawasi si kecil Jihan saat balita berumur 4 tahun itu menjadi sasaran empuk ketiga laki-laki berbeda ukuran yang kini tengah mengerubungi putri cantik keluarga Park itu.

"Daddy~" Jihan bersorak riang merentangkan tangan pada sang ayah, meminta supaya daddy segera mengangkatnya.

"Jihanie cantik sekali, oppa poppo" Jesper mengerucutkan bibir di depan wajah cantik adiknya, namun sang adik hanya diam dengan kerjapan polos dalam dekap sang ayah. Mungkin ia sedang kebingungan karena disaat yang bersamaan Jackson juga meminta poppo padanya.

"Jihanie, oppa poppo" Jackson mengulangi permintaan Jesper, membuat kerucutan kecil di bibir tipis yang serupa milik Baekhyun itu. Chanyeol terkekeh sebelum menyerang putrinya dengan kecupan-kecupan ringan di seluruh wajah Jihan, membuat balita perempuan tersebut terkikik geli, di susul dengan Jesper dan Jackson yang kembali ikut menciumi sang adik.

"Bersihkan diri kalian dulu Boys, Jihan sudah mandi dan kalian bertiga dari Luar, banyak debu di badan kalian" hingga kesenangan mereka harus terinstrupsi oleh suara Baekhyun yang kini merebut Jihan dari belenggu ketiga laki-laki Park yang kini tengah mengerucutkan bibir masing-masing.

"Hey, mommy meminta kalian untuk segera mandi" masih belum ada jawaban apa-apa untuk Baekhyun. Astaga, mengapa ketiga lelakinya sangat gemar membuat Baekhyun sakit kepala?.

"mommy, Hanie"

"sebentar, sayang" Baekhyun mencium pipi bulat Jihan, entah Jihan meminta apa hingga pipi Baekhyun menjadi sasaran tepukan-tepukan kecil gadis cantik itu. "Jackson Park, Jesper Park, Park Chanyeol?!"

"Yes, mom" ketiganya seketika bangkit dan berlari, jika Baekhyun sudah memanggil nama ketiganya itu berarti sebuah tanda bahaya. Dan pasangan anak dan ayah itu tak ingin mengambil resiko terkena omelan Barkhyun untuk kesekian kalinya.

"jackson, Jesper segera kerjakan tugas sekolah kalian dan setelah itu segera turun saat makan malam"

"Iyaa mommy" terdengar teriakan keduanya dari lantai dua rumah mereka.

"Mommy, daddy~" Jihan merengek menunjuk ke arah kamar mereka, tempat Chanyeol berlalu untuk membersihkan diri.

"daddy sedang mandi sayang, sebentar yaa" Baekhyun mengecupi pipi bulat Jihan, gemas akan kerjapan mata Jihan.

Jihan adalah gadis yang cantik, bibir tipis serta hidung mungil yang ia warisi dari sang ibu menjadikan gadis kecil itu persis seperti Baekhyun kecil. Sedangkan mata Jihan adalah milik sang daddy.

.

.

"Jihanie cantik sekali, nanti kalau Jihan sudah besar, Jihan jadi kekasih Tae oppa yaa?" Jackson mendelik tajam pada Taeoh sesaat setelah mendengar kalimat yang di lontarkan Taeoh pada adiknya.

"Jihannie thuka Tae oppa" Dan tentu saja jawaban Jihan semakin membuat Jackson menatap tajam Taeoh untuk kesekian kalinya.

"Tidak, Jihan kan nanti jadi pacar Ziyu oppa, yaa kan Jihan?" Kemudian kedatangan Ziyu semakin memperkeruh suasana. Jesper yang sedari tadi diam akhirnya memilih mendekati Jihan dan membawa adiknya ke pangkuannya.

"Jesper biarkan Jihan disini" memang sudah dasarnya anak Oh Sehun banyak bicara, Ia kembali merebut Jihan dari Jesper.

"Jiyu oppa thangat tampan, Jihanie thuka"

"tentu saja, Jihanie juga sangat cantik"

"Ziyu, jangan dekat-dekat. Jihan bisa kepanasan" Taeoh sedikit mendorong Ziyu untuk menjauh.

"Kenapa mendorongku, iih" Ziyu membalas mendorong Taeoh.

"Bisakah kalian diam? Aku sedang belajar. Dan berhenti menggoda adikku" Jackson memicing pada Taeoh dan Ziyu namun kedua anak laki-laki itu tak juga berhenti malah semakin ramai bertengkar.

"Jihanie, kemari bersama Jes oppa. Kita mewarnai princess lagi"

"yey~" dan tentu saja Jihan tak akan menyia-nyiakan ajakan sang kakak. Karena Jihan memang sangat senang bermanja pada Jesper dan Jackson. Tak menghiraukan Taeoh dan Ziyu yang kini semakin bertengkar.

"Mama hwaaa" sudah dapat di pastikan, jika sudah bertemu entah Jackson, Jesper, Ziyu atau Taeoh akan ada yang menangis, dan kali ini Ziyu lah yang menangis kencang setelah Taeoh mendorongnya sedikit kencang.

Masih karena hal yang sama, keempat anak laki-laki yang sudah duduk di sekolah dasar itu selalu berakhir bertengkar jika sudah memperebutkan Jihan.

"Astaga Baek, bisakah kau membuat anak perempuan satu lagi. Aku bosan melihat mereka bertengkar karena berebut Jihan" Luhan mengatakan itu sembari mengusap air mata Ziyu. Sedangkan Baekhyun dan Kyungsoo hanya bisa terbahak mendengarnya.

.

.

"Jadi putri daddy sudah berhasil menjadi rebutan hum? Hum, hmmmmm" Chanyeol menciumi Jihan dan memainkan bibirnya hingga suara yang keluar dari bibir sang ayah membuat Jihan kegelian dan berakhir gadis kecil itu terkikik riang dalam dekap sang ayah. "Jihanie cantik sekali" entahlah, rasanya Baekhyun sudah ribuan kali mendengar pujian itu dilontarkan untuk putri kecilnya. Tidak Chanyeol, Jackson ataupun Jesper sangat suka memuja kecantikan Jihan.

"Daddy, geli~"

"biar, daddy sedang ingin memakan Jihan" Chanyeol kembali melesakkan kepalanya untuk menciumi Jihan menggelitik perut purti kecilnya, sedangkan Jihan sudah membawa jemari-jemari kecilnya untuk menepuk-nepuk kepala bagaian belakang sang ayah.

Baekhyun hanya tersenyum memandang interaksi keduanya, sesekali Jihan akan menghambur dalam pelukannya kala meminta perlindungan dari Chanyeol.

"bolehkah kami bergabung?" Jihan memekik girang kala kedua kakaknya terkihat memasuki kamar. Gadis kecil itu segera merentangkan tangan dan tentu saja Jackson menyambutnya dengan gembira.

Keduanya ikut naik ke ranjang dan kembali menjadikan Jihan sebagai sasaran rasa gemas mereka.

"Dad, kapan kita pergi ke rumah Grandma dan Grandpa? Jesper merindukan Grandma"

"Oh, tentu sayang. Kita akan segera mengunjungi Grandma dan Grandpa"

"yeey, Jack sudah tidak sabar mengajak Jihanie bermain pasir di pantai" Jackson berteriak riang, dan Jihan yang kini berada di tengah-tengah tiba-tiba ikut terpekik senang.

"Jihanie suka pantai kan?"

"Jihanie thuka pantai dan oppa"

"Ya Tuhan, adikku manis sekali" Jackson mengecupi pipi bulat sang adik dan Jesper juga melakukan hal yang sama pada sisi pipi yang lain milik Jihan.

Ketiganya tertawa renyah, membawa perasaan hangat untuk kedua orang tua mereka yang kini tengah memandangi bagaimana putra dan putri mereka tumbuh dengan begitu menakjubkan.

Canda tawa itu masih berlanjut hingga malam semakin larut, mengantar tiga permata milik Chanyeol dan Baekhyun meraungi mimpi indah mereka.

"mereka sangat mengagumkan" Baekhyun tersenyum teduh memandang wajah terlelap ketiga malaikat kecilnya.

"seperti ibunya" hingga suara ayah dari ketiga darah dagingnya menyahuti. "terimakasih telah memberikan putra dan putri yang begitu menakjubkan seperti mereka pada pria kesepian sepertiku"

Baekhyun tak menjawab, ia hanya memandang wajah Chanyeol. menikmati bagaimana ketulusan yang amat besar dapat ia rasakan dari pancaran mata sang suami. Menikmati bagaimana tatapan lembut seorang Park Chanyeol hanya tertuju padanya seorang.

"biarkan anak-anak tidur disini, kita pindah ke kamar tamu saja"

"kenapa harus pindah? Ini cukup untuk kita berlima" Baekhyun mengeryit bingung atas perkataan Chanyeol, dan bagaimana kemudian sang suami berdiri untuk mengecup kening putra dan putrinya serta membenarkan selimut yang melindungi ketiga buah hatinya dari hawa dingin.

"ada satu urusan penting yang harus segera kita lakukan" Chanyeol menggandeng tangan Baekhyun untuk segera keluar kamar. Mengabaikan wajah sang istri yang masih digelanyuti raut kebingungan di belakangnya.

"Urusan penting? Apa?" Mereka sudah sampai di depan tangga ketika Baekhyun menghentikan langkah.

"yang dibicarakan Luhan kemarin, kau tak ingat?"

"Luhan? Memangnya Luhan berkata apa?"

Chanyeol mendekat kearah sang istri, sebelum kemudian membisikkan satu kata yang membuat Baekhyun geram bukan main pada suaminya. "membuat satu lagi yang seperti Jihan"

"Yaak! Kau mesum Park Chanyeol"

"aku merindukanmu sayang, lagipula Jihan sudah cukup besar untuk memiliki adik" Chanyeol mengangkat tubuh Baekhyun dan menggendongnya di pundak seperti karung beras. Tak menghiraukan sang istri yang meronta diatas pundaknya.

"Yak! Aku tak mau hamil lagi! Park Chanyeol!"

.

.

Baekhyun mengedarkan pandangannya menikmati birunya laut yang tersaji di depannya. Decak kagum akan eindahan ciptaan tuhan itu tak berhenti digumamkan oleh wanita dengan wajah cantik bak afrodit itu. Hingga sebuah lengan melingkar indah di pinggul rampingnya.

"menyukainya, sayang?" Chanyeol mengendus leher jenjang istrinya, menghirup dalam-dalam aroma candu yang tak pernah bosan ia puja.

"mau berenang?"

"jika kau ingat, terakhir aku berenang di pantai aku hampir terseret ombak dengan tidak elit Baek" Baekhyun terkekeh geli mendengar jawaban Chanyeol, apalagi saat ia membawa pandangnya pada bibir mengerucut milik sang suami yang kini tengah bersandar nyaman di pundaknya.

"aah benar juga, kau memang tidak keren"

"apa?!" Oh, sungguh kenapa kau memalukan sekali Park Chanyeol, lihat istrimu bahkan sedang menertawakanmu hanya karena kemampuan berenangmu yang begitu payah.

"padahal aku akan berenang bersama anak-anak nanti"

"aku akan ikut, aku bisa berenang"

"Lalu anak-anakmu akan kembali menertawakanmu yang berenang dengan pelampung bebek berwarna kuning milikmu itu, hum?"

"hey, kau menggodaku?"

"tidak, aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Park Chanyeol yang payah" Baekhyun mengatakannya sembari melepaskan pelukan Chanyeol dan bersiap menghindar dari suami tampannya, karena ia yakin Chanyeol tak akan melepaskannya setelah ini.

"Berhenti disana, Park Baekhyun"

"Park Chanyeol si payah"

"Yak!" Hingga sepasang orang dewasa itu pada akhirnya harus berakhir dengan ajang kejar-kejaran, melepas rasa lelah akan pekerjaan yang begitu menumpuk, saling tertawa lepas dengan cinta yang mereka miliki.

"aku mendapatkanmu!"

"Yak!" Baekhyun terengah di bawah kungkungan Chanyeol, tak menghiraukan jika rambut dan tubuhnya akan kotor oleh pasir pantai. Ia menyingkirkan rambut Chanyeol yang menjuntai menghalangi dahi cemerlang milik si tampan.

Sedangkan Chanyeol masih bertahan dengan menggunakan kedua tangannya untuk menompang tubuhnya di atas tubuh Baekhyun yang terbaring di atas pasir pantai.

"Kau semakin cantik, istriku sangat cantik" Baekhyun tersenyum teduh pada sosok tampan yang telah menjadi perlabuhan akhir hatinya. Hembusan angin pantai menerpa wajah keduanya. "aku sangat mencintaimu, Park Baekhyun"

"aku juga sangat mencintaimu, Park Chanyeol" Baekhyun dapat merasakan bagaimana hembusan nafas suaminya semakin terasa menerpa kulit wajahnya.

Dua pasang mata itu mulai terpejam seiring dengan dua belah bibir yang semakin mengikis jarak.

"ekheem, jika kalian lupa. Kalian sudah cukup lama meninggalkan balita cantik ini anak muda. Astaga, kenapa anak muda zaman sekarang sering kali melupakan umur mereka huh?" Hingga sebuah suara bariton bernada rendah yang sedikit mirip dengan milik Chanyeol tersebut menginstrupsi kegiatan keduanya.

Baekhyun berdehem segera mendorong tubuh Chanyeol dan merapikan penampilannya, sedangkan Chanyeol malah cengengesan pada ayahnya yang kini tengah menggendong Jihan.

"Putri daddy sudah bangun?" Jihan dengan wajah mengantuknya segera merentangkan kedua tangannya pada Chanyeol, dan tentu saja sang ayah akan menyambut dengan senang hati putri kesayangannya.

"seharusnya jika kalian ingin bulan madu pergilah keluar negeri dan titipkan anak-anak disini, bukan malah berguling-guling di pinggir pantai seperti ini"

"aboji~" Baekhyun berteriak dengan wajah memerah pada ayah mertuanya. Sedangkan Minho dan Chanyeol sudah terbahak melihat Baekhyun yang memalu.

"segera kembali ke rumah, sudah sore" Minho berpesan sebelum meninggalkan sepasang suami istri tersebut.

"putri daddy wangi sekali~"

"Daddy, telbang"

"Jihanie ingin terbang? Baiklah. Bersiaplah tuan putri, kita akan segera terbaaang" Gelak tawa Jihan menggema kala sang ayah berlari dengan Jihan yang berada dalam dekapannya dengan posisi seolah si kecil terbang di udara.

"aaaa Daddy~"

"huwaaa, ahaha"

Pada akhirnya, hanya kebahagiaan lah yang pantas mereka dapatkan. Penghargaan untuk segala persakitan, penderitaan, peengorbanan dan perjuangan yang mereka lakukan. Tersenyum hangat dalam sebuah bingkai keluarga kecil yang berisi limpahan kasih sayang.

.

.

END

.

.

(19/04/2018 – 08/11/2018)

Tisu mana tisuuu huweeee.

Aku bisa nyelesaiin ini story yorobuuun.

.

Aku gak tau mau ngomong apa?.

Oh, makasih, iyaa. Makasih banget buat kalian yang sudah mengikuti When Its You dari awal.

Sama kok, aku juga gak rela sebenernya buat lepasin When Its You. Story ini salah satu story yang bener-bener aku nge-srek banget, aku ngerasain gimana tiap aku ngetik story ini semuanya terasa ngalir gitu aja. Pokoknya makasih banget buat kalian yang udah setia ngikutin, Favorit, Follow dan Review story ini. Aku gak bisa nyebutin kalian satu-sattu, tapi aku baca semua, aku tau kalian semua, mana yang selalu nyempetin diri buat pencet tombol Follow, Review, Favorite aku tau kalian. Maksih Banget, banget banget.

.

Gak kerasa banget akhirnya sampe di kata End, masih inget banget gimana dulu ide ini muncul gitu aja dan gimana pas pertama aku ketik story ini.

Ini juga alasan aku kenapa lama banget Up When its You Chapter ini. Au udah ngetik dari dua minggu yang lalu guys, tapi gak jadi-jadi karena aku ketik, hapus, ketik, hapus gitu terus. Aku pengen ngusahain ending yang bener-bener berkesan buat kalian. Dan dengan hasil ini semoga tidak mengecewakan, aku sudah berusaha semaksimal mungkin, dan inilah akhir dari When Its You.

Maafkan aku jika Final Chapter ini tak sesuai dengan ekspektasi kalian.

.

.

Sekali lagi, makasih untuk kalian semua, makasih untuk kata-kata penyemangat yang kalian berikan, untuk saran yang membangun, pokoknya makasih.

.

.

Maafkan juga harus mengakhiri When Its You sampai disini,. Namanya juga cerita Fiksi kan yaa, jadi pasti ada endingnya.

Mari kita segera Move On hehe.

.

Untuk kesekian kalinya, terimakasih dan maaf untuk segala kekurangan yang ada di Cerita ini.

Dan Yeah, ini adalah saatnya kita mengatakan Goodbay pada Story ini, aku bakalan kangen banget sama Byun Beenya Kayi disini.

Mereka udah bahagia kook, ya kaaan?

.

.

Lastly, I Love You Guys, I Love You So Much :*

Berrybee.