When It's You
(^_^)
Byun Baekhyun
Park Chanyeol
And Other
.
ChanBaek (GS)
Romance, Hurt/Comfort
Happy Reading :)
"Sorry, is this yours?"
Byun Baekhyun, gadis mungil itu mengulurkan tangannya untuk memberikan sebuah cincin yang ia temukan kepada seseorang yang ia yakini adalah pemilik dari benda cantik itu.
Ia menatap polos laki-laki tinggi yang ada di hadapannya itu, dengan sangat yakin gadis itu berlari menuju luar cafe tempatnya bekerja sesaat setelah menemukan benda itu di meja cafe yang sedang ia bersihkan.
"Umm, saya menemukan cincin ini di meja yang anda tempati tadi tuan" tidak juga mendapat jawaban dari laki-laki itu Baekhyun kembali berfikir, apa ini bukan milik laki-laki ini? tetapi cincin itu jelas-jelas ia temukan di meja yang di tempati laki-laki yang kini tengah menatap datar padanya itu.
"Baekii.."
Baekhyun menoleh ketika didengarnya seseorang tengah memanggil namanya. Dapat dia lihat Kim Taehyung, rekan kerjanya tengah berada di dekat pintu masuk cafe.
"Aaa ye Taehyung-a aku akan segera kesana.." Sahutnya. "maaf tuan ini cin...ooh" Baekhyun mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru halaman parkir mencari sosok laki-laki yang bersamanya tadi.
"aneh sekali.." Baekhyun kembali menatap cincin yang tengah di genggamnya untuk kemudian menyematkan cincin itu di jari manisnya. "Nomu yeppo" seulas senyum berkembang di bibir manisnya.
...
Park Chanyeol, lelaki itu menatap tajam pada sebuat foto yang terpajang tegas di dinding kamarnya. Tangannya terkepal erat, wajahnya merah padam menahan amarah yang sedari tadi melingkupi dirinya.
"aahhrrgg"
Pyaarr... suara pecahan kaca terdengar begitu keras seiringan dengan sebuah lampu kamar yang berhasil menghantam pigura foto berukuran besar itu.
"aahhrrggg.. hah.. hiikkss.." tubuhnya sudah berlutut, berkali-kali ia pukuli dadanya, berusaha menghalau rasa sesak yang sedari tadi bersarang disana.
"hmmm.. hah..haah..agg..aarrrgggh" lagi dan lagi, lelaki itu hanya bisa berteriak dan menangis, dengan tubuhnya yang kini sudah meringkuk di lantai kamarnya.
Sehun hanya diam menatap sahabatnya, walaupun dia tidak pernah merasakannya tetapi dia tau bahwa kini pasti sahabatnya itu sangat tersakiti.
Seoul April 2014.
"Jadi apa yang ingin kau bicarakan? Hum?" Chanyeol mengelus lembut pipi mulus kekasihnya itu.
"mari akhiri hubungan ini Chanyeol.." Bae Irene, gadis berkulit putih itu hanya menunduk tidak berani menatap sepasang mata yang ada di hadapannya.
"hahaha.. sayang tanggal 1 April sudah lewat, kau mau bermain april mop?" Chanyeol mencoba tertawa walaupun jelas terlihat keterkejutan pada raut wajahnya.
"aku akan segera menikah Chanyeol" seakan ada benda tak kasat mata yang menghantam keras dada laki-laki tampan itu. apa yang baru saja terucap dari bibir manis kekasihnya itu seakan membawa jutaan parang yang siap menancap pada jantungnya.
Hening.. tidak ada satupun lagi kata yang melepas sebuah cincin berlian yang tersemat di jari manisnya, gadis itu meraih telapak tangan laki-laki yang kini sudah menjadi mantan kekasihnya itu untuk kemudian meletakkan cincin itu disana.
"maafkan aku.. ku harap kau bisa melupakanku dan menjalani hidupmu.. berjanjilah untuk tetap bahagia, Chanyeol-ah.."
...
"kau sudah terlalu banyak minum Chan.." Sehun merebut gelas berisi cocktail dari tangan sahabatnya yang bahkan sudah mulai terkulai lemah akibat mabuknya.
"tepat sekali dude.. hari ini tanggal 6 mei? so that's why you like this?" seorang bartender yang ada di hadapan mereka memberikan segelas minuman baru untuk Chanyeol sebagai ganti minuman yang di rebut Sehun.
"Ya! Hyung.. dia sudah terlalu mabuk" Sehun melemparkan protesnya kepada laki-laki yang di panggilnya Hyung.
"Biarkan saja, biar sekalian dia overdosis.. itu yang dia mau bukan?"
"haah.. Chan ayo kita pulang, kau sudah sangat mabuk.. BERHENTILAH MINUM..!" seketika suara sehun meninggi saat netranya menatap sahabatnya yang kembali meneguk satu gelas Cocktail yang baru dia dapat dari Minho.
"ya! Jangan berteriak padaku Bae Irene" Chanyeol bergumam dengan suaranya yang serak, melihat bagaimana pembicaraannya yang sudah sangat nglantur, maka dapat di pastikan jika laki-laki itu sudah sepenuhnya mabuk.
"aissshhh" Sehun mengusak rambutnya kasar.
"ck.. silly boy, you know? the woman you are crying now is even enjoying the bed scene with her husband" Kris.. Bartender yang juga salah satu sahabat dekat Chanyeol dan Sehun itu berdecih melihat keadaan temannya itu.
"Diam kau brengsek.." tepat saat Chanyeol tengah mengangkat botol kaca kosong untuk ia lemparkan ke kepala temannya itu, tubuhnya sudah terlebih dahulu limbung.
...
Baekhyun mengerutkan keningnya saat mendapati suasana gelap saat dia memasuki apartemen kecilnya. Tidak biasanya Luhan tidak menyalakan lampu ruang depan apartemen mereka, atau jangan-jangan sahabatnya itu belum pulang?.
Baekhyun mendengar ada suara seperti pintu yang terbuka, tepat saat dia ingin menyalakan lampu netranya terlebih dahulu tengah menangkap cahaya dari arah suara tadi.
saeng il chuk ha ham ni da
saeng il chuk ha ham ni da
saranghae Baekhyunee...
saeng il chuk ha ham ni da..
Baekhyun tersenyum menatap sahabatnya yang tengah berdiri tersenyum padanya dengan sebuah kue beserta lilin bertuliskan angka 24 beberapa meter di depannya.
"kau bisa meniup lilinnya setelah memanjatkan doamu dear" Baekhyun hanya tersenyum menanggapi Luhan dan kemudian memejamkan matanya sebelum kemudian meniup lilin.
"thanks to your mother who has given a friend like you to me" Luhan meletakkan tart yang di bawanya di meja dan segera merengkuh tubuh sahabat terbaiknya itu.
"Saengil Chukae B.."
"Gumawo Luhanie.." Baekhyun tidak bisa menahan satu tetes air mata yang tengah memenuhi matanya, Luhan adalah sahabat sekaligus saudara untuknya. Keduanya tengah menjalin persahabatan sejak masih berada di sekolah dasar.
Tumbuh bersama untuk kemudian berbagi beban bersama. Sejak keduanya tumbuh dewasa mereka memutuskan untuk tinggal bersama di Seoul, memperjuangkan mimpi masing-masing.
Luhan menyalakan lampu dan segera menyeret sahabatnya itu untuk menuju dapur. "aku sudah menyiapkan makan malam spesial untuk kita berdua"
"heeii.. aku masih menyukai laki-laki Luhan-ssi"
"Ya! Memangnya siapa yang mengatakan kau menyukai perempuan?" Luhan masih menyibukan diri menyiapkan nasi untuknya dan Baekhyun.
"kau memperlakukanku seakan-akan aku ini kekasihmu nona"
"eey.. tapi kau menyukainya bukan? Hem?" Luhan menaik turunkan alisnya menggoda sahabatnya itu. "Chaa.. makanlah, sup rumput laut khusus bayiku yang berulang tahun hari ini.."
"jadi aku tidak lagi kekasihmu tetapi anakmu? Kau cepat sekali berubah Xi Luhan-ssi"
"hahahaha" keduanya tertawa dan menikmati makan malam itu.
"aaa tunggu" Luhan seketika berhenti tertawa saat netranya menangkap sebuah benda kecil melingkar di jari manis sahabatnya.
"umm?" Baekhyun mengerjapkan matanya.
"kau merahasiakan sesuatu dariku?" Luhan memberikan tatapan menyelidik pada sahabatnya itu.
"anii.."
"benarkah? Lalu ini apa?" Luhan meraih telapak tangan Baekhyun dan menyentuh cincin yang tengah tersemat cantik di jari Baekhyun. "seseorang memberimu hadiah cincin ini untuk ulang tahunmu?".
Yaa kebiasaan seoarang Xi Luhan adalah menyimpulkan segala sesuatu semaunya sendiri.
"yaah anggap saja seperti itu.."
"Yaa! Siapa dia Byun Baekhyun.." suara luhan adalah suara paling cempreng yang pernah Baekhyun dengar.
"makanlah dulu, jika kau bisa menghabiskan makananmu eomma akan menceritakannya sebagai dongeng pengantar tidurmu girl" Baekhyun mengatakan itu dengan nada seorang ibu yang sedang membujuk anaknya agar mau makan dengan janji-janji manisnya.
"Yaaa!" Baekhyun tertawa lepas melihat wajah merengut Luhan.
Baekhyun sangat bersyukur Tuhan mengirimkannya sahabat sebaik Luhan. Meskipun jauh dari orang tua dan keadaan menuntutnya untuk bekerja keras demi bisa menetap di Seoul, tetapi hal itu benar-benar terasa mudah karena dia tidak sendirian, ada sahabat yang setia menggandeng tangannya untuk berjalan bersama mewujudkan mimpi mereka.
Luhan tengah merintis karir sebagai seorang designer setelah ia lulus dari kuliahnya, sedangkan Baekhyun sedang berjuang untuk memperkenalkan tulisan-tulisannya pada dunia.
...
Bunyi dering telepon mengintrupsi kegiatan dua anak manusia yang tengah menikmati kegiatan panas mereka mengejar kenikmatan masing-masing.
Tanpa menghentikan gerakannya Chanyeol meraih iphone miliknya dan menggeser ikon hijau pada layar handphonenya.
"Ya! Park Chanyeol.. apa yang sedang kau lakukan?" terdengar suara Sehun dari sebrang sana.
Tanpa Chanyeol jawab tentunya sehun sudah tau apa yang sedang di lakukan temannya itu, suara desahan perempuan jelas terdengar dalam sambungan telepon mereka.
"aaaggrrhh" Chanyeol menggeram seiringan dengan pencapaiannya pada puncak kenikmatan itu.
"ooh shiittt mati saja kau Park Chanyeol"
Chanyeol menyeringai mendengar umpatan sahabatnya di sebrang sana, masih belum memutus sambungan telepon mereka, Chanyeol bangkit untuk kemudian menggunakan kembali bathrobe miliknya dan segera menuju balkon kamar hotel mewah tempatnya berada saat ini.
"calm down dude.. katakan.! Apa yang membuatmu rela mengganggu kegiatanku?"
"kau memang bajingan Chan.. tidakkah kau ingat siapa laki-laki yang kemarin menangis histeris hingga berakhir pingsan di sebuah club?"
"siapa? Apa aku mengenalnya?" Chanyeol terkekeh membayangkan bagaimana bentuk ekspresi Sehun saat ini.
"wanita mana lagi yang kau tiduri kali ini?"
"kau menelponku sampai rela mendengar desahan yang pastinya membuatmu tersiksa hanya untuk menanyakan itu?"
"ck.. ada masalah dengan naskah milik nona Lee"
"lalu? Apa gunanya aku memilikimu dan Jongdae jika masalah sepele seperti ini saja kau harus menggangguku Sehun-ah?"
"dia ingin bertemu langsung dengan direktur, maka dari itu cepetlah bersihkan dirimu itu dan segera ke kantor, dan jangan sampai bau sperma menempel pada badanmu"
"jika kau lupa aku adalah direkturnya disini tuan"
Terdengar suara decihan Sehun dari sebrang sana.
"baiklah.. aku mengampunimu, sebagai gantinya kau harus membawakanku seorang model yang kemarin berbicara denganmu itu besok"
Sambungan telepon itu sudah terputus, Chanyeol segera menuju ke kamar mandi untuk kemudian kembali ke kantornya tanpa memperdulikan tubuh polos wanita yang tengah ia cumbui beberapa saat lalu.
...
Chanyeol memijit pelipisnya pelan, dia sungguh bisa gila jika semua kliennya seperti seorang Lee Chae Rin. Wanita itu benar-benar tidak sabaran.
"Jongdae-ah" Chanyeol berteriak dari dalam ruangannya.
"nde Sajangnim?" seorang laki-laki dengan setelan jas formal yang tak lain adalah sekretaris pribadi Chanyeol.
"kau sudah memanggil penulis novel yang kemarin?"
"nde Sajangnim, beliau sudah menunggu sejak tadi"
"suruh dia masuk"
Jongdae mengangguk kemudian membungkuk sopan sebelum pergi meninggalkan ruangan Chanyeol. sejujurnya dia sedikit heran dengan apa yang Chanyeol minta sekarang. Baru kali ini bosnya itu repot-repot ingin bertemu dengan penulis yang naskahnya akan di terbitkan oleh perusahaan mereka.
Biasanya masalah seperti ini cukup Sehun dan dia yang mengatasi, tetapi kali ini Chanyeol turun sendiri untuk berbincang dengan penulis baru itu.
Tidak lama setelah Jongdae meninggalkan ruangannya, pintu ruangan itu kembali terbuka menampilkan seorang gadis mungil yang terlihat sedikit... berantakan menurut Chanyeol.
"Oohh.. anda" Baekhyun segera menutup mulutnya saat dengan spontan dia mengatakan hal itu.
Chanyeol hanya melihat gadis yang ada di hadapannya dengan satu alis terangkat.
"Annyeonghaseyo, Byun Baekhyun Imnida" Baekhyun mengulurkan tangannya, namun tidak sedikitpun tangan lain yang ada di hadapannya itu membalas uluran tangannya.
"kau penulis itu?"
Baekhyun hanya mengangguk, pandangannya menelisik pada penampilannya sendiri saat ini. dia tau sejak masuk ke ruangan Chanyeol, lelaki itu sudah terfokus pada penampilannya.
Salahkan saja pegawai Chanyeol yang menghubunginya secara mendadak hingga tidak memberikan kesempatan untuk gadis itu merapikan diri.
"maafkan saya jika sajangnim terganggu dengan penampilan saya" Ya Baekhyun memang hanya megenakan dress bermotif floral selutut dipadu dengan sweaater over size.
Lagi-lagi tidak ada satupun jawaban dari laki-laki yang ada di hadapannya itu.
"aku menyukai naskahmu, kira-kira kapan kau bisa memberikan full versionnya padaku?"
"oh.. saya bisa segera memberikannya Sajangnim, mungkin minggu depan sudah bisa saya berikan karena masih ada beberapa yang perlu saya perbaiki"
"baiklah, aku tunggu.. aku akan memeriksanya terlebih dahulu baru aku akan menentukan novelmu itu pantas atau tidak untuk di terbitkan oleh perusahaan ini"
"Nde.." Baekhyun menarik nafasnya lega, sungguh gadis itu ingin sekali berteriak saat ini, meskipun belum benar-benar pasti novelnya bisa di terbitkan, setidaknya dia sudah selangkah lebih maju saat ini.
Hynix Book adalah sebuah perusahaan penerbitan terbesar di Korea Selatan, dan mimpi apa Baekhyun semalam hingga hari ini ia mendapatkan panggilan dari seseoarang yang berasal dari perusahaan itu mengatakan bahwa Direktur Hynix Book sendiri ingin bertemu dengannya karena novelnya berhasil menarik perusahaan besar itu.
"eem.. ini" Baekhyun melepas cincin yang ada di jari manisnya untuk kemudian menyodorkan kembali pada Chanyeol.
"buang saja" Jawab Chanyeol singkat dan dingin
"Waee?" Baekhyun membelalakkan matanya, apa yang laki-laki itu bilang? Membuangnya?
"itu milikku, kau tidak perlu mencampuri urusanku yang ingin membuang benda itu"
Baekhyun terdiam, suara baritone yang bersuhu seperti es itu seketika membuatnya tertenggun.
"kau bisa segera keluar dari ruanganku"
"ekhhm nde" Baekhyun membungkuk sopan dan kemudian melenggang cepat meninggalkan ruangan dingin itu.
Bagi Baekhyun suara Chanyeol sangatlah mengintimidasinya, maka dari itu dia ingin cepat-cepat pergi dari sana.
Tepat di depan gedung Hynix Book, gadis itu menghela nafas lega. Ditatapnya cincin yang masih di pegangnya, untuk kemudian kembali menyematkan pada jari manisnya.
"orang kaya memang seperti itu.. ck" Baekhyun berjalan riang, sesekali dia memutar tubuhnya berlari kecil dengan senyuman yang tidak pernah luput dari bibirnya, hari ini sungguh dia sedang bahagia.
"dia sangat tampan hihi"
.
.
.
TBC?
.
.
.
haloooo.. Via balik lagiiii
ada yang baru niiihhh..
aku belum tau sih ini nanti gimana, kalo kalian suka silahkan di review
jika responnya cukup saya akan segera lanjut FF baru ini hihi
maafkan untuk Typo..
silahkan tinggalkan jejak jika kalian membaca cerita ini :*
REVIEW JUSSEYOOWWW^^