"Zedekiel"

Sumary: melambangkan kebenaran tuhan, kebebasan, kebajikan, pengampunan dan Malaikat Pelindung bagi para Pengampun. Seperti namanya. Zedekiel itulah tugasnya, sebagai salah satu Archangel.

.

Warn: Typo, Eyd berantakan, Gaje,Author noob,Angelnaru.

.

Chap1: Sang pengampun!

Dingin. tubuhku mulai kehilangan kehangatan otak miliku serasa tidak berguna lagi untuk berfikir. Jadi inikah rasanya, kematian proses pelepasan ruh dari raga. aku termenung memikirkan segala perbuatan selama aku hidup. Aku bukanlah orang yang taat Agama. tidak terlalu patuh pada orang tua. sering bermain dengan banyak wanita itulah hidup yang aku jalani selama masih hidup. walau begitu ada satu hal kebaikan yang mungkin bisa mengurangi sedikit dosaku. Membantu orang lain. Yah itu yang Kaa san dan tou san ajarkan. Siapa pun yang datang padamu meminta bantuanmu bantulah niscaya Tuhan akan menyayangimu.

itu hal yang kupegang teguh sampai saat dimana kebaikan yang kulakukan mengantarkanku pada kematian. Melindungi seorang gadis kecil. Dari letusan peluru yang dilesatkan pendeta gila. Peluru itu menembus perutku hingga menyebabkan pendarahan luar biasa yang menyebabkanku meninggal menuju rumah sakit. Aku yakin orang tuaku akan bangga mengetahui anak mereka mati saat berbuat baik. Osh! Kaa san tou san aku akan menemui kalian.

"Wahai anak ku Zedekiel, apakah engkau yakin dengan keputusanmu."

"Ya Ayah. Sebagaimana engkau menamaiku 'Zedekiel' Sang kebeneran tuhan. dengan ini aku bisa membantumu untuk dalam mengawasi para manusia saat engkau menghilang."

Aku yang melayang terombang ambing dalam kegelapan mendengar sebuah suara, suara cukup berat namun memiliki aura yang hangat perlahan di hadapanku muncul cahaya yang bersinar terang dan memunculkan dua sosok.

Yang pertama pria berwajah tampan berzirah ungu dengan 10 sayap merpati berwarna ungu dibelakangnya, dan memiliku aura suci yang besar. Aku berpendapat dia pasti malaikat. Sosom satunya. Hanya sebuah cahaya terang namun memiliki kesucian yang besar. aku asumsikan dia pasti tuhan.

mereka membicarakan hal yang tak aku pahami. menghilang.? memangnya tuhan akan kemana.? aku bingung tak sempat aku menyelesaikan pikiranku sebuah suara yang ditujukan padaku membuatku terkejut.

"Wahai anakku Uzumaki Menma, dosa dosa mu ku ampuni. hiduplah kembali dengan berkah Zedekial. Engkau adalah sang pengampun. sang pengampun. adalah engkau. Namamu sekarang. Naruto Alexander Naruel."

Sosok malaikat disebelah tuhan tersenyum, sebelum kemudian melebur menjadi cahaya cahaya terang lalu menyelimuti diriku.

[Zedekiel]

Aku terbangun di sebuah ruangan. bercat putih yang aku asumsikan sebagai kamar. Ketika aku melihat sebuah meja belajar. dan beberapa buku di atasnya. Aku mendudukan diriku dan menatap bayangan tububku dicermin.

Kulit tan eksotis,, surai putih berantakan wajah tampan, iris kuning cerah. pakaianku sendiri berwarnah hitam lengan panjang, celana hitam panjang dan juga memakai sepatu ketz meraba leherku dan menemukan sebuah kalung salib (penampilan naruto sama dengan shiro kotomine fate aporchypa), melirik kesamping dan menemukan sebuah Alkitab besampul hitam. Bernamakan.

'Naruto Alexander Naruel'

Aku memegang kepalaku yang sedikit sakit. Saat sebuah ingatan ingatan memaksa masuk kedalam kepalaku. Setelah lima menit. sakitnya, menghilang aku mengetahui apa yang terjadi sekarang. Aku sekarang adalah Pendeta muda. Berusia 20 th yang harus mengajar di sekolah bernama kuoh. aku juga merupakan Salah satu dari 10 Archangel, yaitu Zedekiel. Sang pengampun. Aku tidak langsung menjadi malaikat karna Zedekiel menyatu denganku. Aku hanya tersenyum. Entah kenapa aku tersenyum apa karna ini sifat zedekiel.?

*krieet

Aku mendengar pintu terbuka menampilkan sesosok remaja berambut cokelat dengan gaya seperti captain tsubasa menghampiriku. aku merasakan aura iblis darinya. Namun aku hanya memberikannya senyuman. Sepertinya dia iblis reinkarnasi karna selain dirinya aku tak merasakan auara iblis yang lain.

" ano.. Pendeta san. Jika anda berkenan mari makan bersama kami. kaa san memasak terlalu banyak" aku lihat dia berbicara sambil tersenyum kikuk dengan mengaruk kepalanya. aku menjawab ia. lalu kemudian mengikutinya, menuju lantai dasar. tidak baik bulan menolak suatu kebaikan

Kini aku duduk di meja makan yang memiliki empat buah kursi dengan bermacam macam hidangan di atasnya, kami makan dengan khidmat dan tenang sesekali aku melihat pemuda tadi meringis kesakitan ketika aku membaca doa. itu sedikit membuatku kasihan.

"Jadi pendeta san. Anda darimana. dan mau kemana.?" tanya ayah dari pemuda tadi. "kenapa anda sampai bisa pingsan di taman.?' lanjut pertanyaanya

"haha" aku tertawa kecil sebelum kemudian menjawab.

"Aku dari Kota sebelah aku ingin mencari suasana baru dengan mengajar sebagai Guru. Di Kuoh aku dengar mereka membuka lowongan. Untuk Guru sejara. Aku berencana untuk tinggal di Gereja yang terletak di kota ini sayangnya, aku tersesat dan karena lupa membawa uang aku pun kelaparan dan pingsan." aku menjawab dengan diakhiri senyuman.

Kemudian aku mendengar tawa yang coba di tahan dari pemuda di ikut tertawa kecil malihat reaksinya.

*pletak!

Aku mendengar suara jitakan yang ternyata bersumber dari ibu si pemuda yang menjitak anaknya.

"maafkan ketidak sopanan Issei pendeta san." si ibu membungkukan badan meminta maaf dan itu membuatki tak nyaman dan menjadi salah tingkah.

"ah ie daijobu tidak usah dipikirkan nyonya." aku menjawab maklum.

"pendeta san bilang akan mengajar di Kuoh bukan.? Berarti anda akan menjadi Guru Issei. anda bisa tinggal disini untuk sementara bila anda mau, Gereja di kota ini telah lama tak berfungsi dan sudah bobrok" kata bijak dari sang ayah. namun terselip nada sedih di akhir.

"kebaikan anda tulus sekali tuan aku tidak bisa menolaknya, semoga Tuhan memberkati kalian semua" ayah dan ibu dari pemuda itu segera merapatkan tangannya. Untuk berdoa ketika aku berucap seperti itu. Sementara pemuda yang ku tau bernama issei yang akan menjadi muridku menahan sakit di kepalanya.

[Zedekiel]

Aku berjalan bersama issei di sebelahku tujuan kami Kuoh akademi. hari ini aku resmi mengajar. Di kuoh, selama perjalan issei menceritakan soal sekolahnya, dengan semangat mengenai perempuan yang cantik cantik sampai ketua klubnya, yang akan dia jadikan istri. Yang tentu saja semua ceritanya, ku tanggapi dengan senyuman dan tawa kecil. Tak terasa langkah kaki kami akhirnya sampai juga membawa kami ke Kuoh. Disana aku melihat Empat orang gadis. Dua di antaranya, berkacamata yang aku asumsikan sebagai anggota osis yang aku dengar dari cerita issei, dan yang dua lagi pasti anggota klubnya.

"Ohayou." sapa issei pada mereka. Mereka yang tengah berbicara menoleh padaku dan issei dengan sedikit terkejut. Gadis berambut merah dengan cepat menarik lengan issei dan mejauhkanya, dariku.

"kau siapa kau.?" tanya si gadis merah dengan nada menuntut aku tertawa kecil kemudian memberikan mereka senyum.

"Naruto Alexander Naruel. Yoroshiku Guru Sejarah yang baru." aku memperkenalkan diri. dengan ramah dan itu sukses membuat mereka terkejut. terkejut karena namaku.? atau karena aku guru baru mereka. aku tidak mengerti.

"ekhem Maafkan kami sensei." gadis berambut bob berdehem untuk mencairkan suasan lalu kemudian mewakili teman temannya. untuk meminta maaf atas kelakuan tidak sopan mereka.

"tidak usah dipikirkan " aku kembali tersenyum kepada mereka.

"kalau begitu akan segera di mulai." aku permisi dan mulai membawa kakiku melewati mereka. Aki mendengar mereka berbicara samar samar.

"kau bodoh issei kenapa kau berdekatan dengan Pendeta!"

"etto.. Aku tidak bisa menjauhinya. dia baik dan juga tinggal dirumahku."

"ap ap-"

"sudahlah rias lagipula pendeta itu adalah sensei kita. Walaupun dia dari fraksi Gereja dan mengetahui tentang suprernatural. Aku yakin dia tidak tau kalau kita ini iblis"

Gadis berkacamata tadi menyudahi percakapan mereka. itu membuat senyumku mengembang.

[Zedekiel]

Sudah satu minggu aku mengajar di Kuoh murid murid banyak membicarakan diriku, mulai dari wajahku yang katanya, tampan sampai kebaikanku yang tak pernah menghukum atau memarahi siswa maupun siswi.

Aku tersenyum sepertia biasa mengingat itu. kini aku dalam perjalan pulang ketika melihat sosom yang tak asing denganku tengah memancing. aku memutuskan menyapanya.

-Normal pov-

" Azazel" naruto menyapa seseorang pria yang tengah memancing. Merasa di sapa orang bernama Azazel itu menoleh kesumber suara dan mendapati orang yang menurutnya, asing berjalan ke arahnya. Setelah dekat azazel memperhatikan pemuda di depannya, walau wajahnya, asing namun tidak dengan auranya. lama berfikir azazel kemudian menatap pemuda di depannya dengan terkejut.

"Zedekiel"

Naruto tersenyum kepada azazel kemudian duduk disebelah mantan malaikat itu.

"Domo azazel" sapa ramah menatap kedepan dimana pancing azazel berada. Azazel sendiri dengan intens memperhatikan penampilan naruto di pikirannya Zedekiel sangat berbeda saat terakhir kali mereka bertemu.

"jangan begitu azazel kau membuatku takut" canda zedekiel. sambil menoleh pada Azazel

"aku hanya terkejut. Melihat penampilanmu yang berbeda." Azazel dengan post Detective mengamati naruto.

"ahaha panjang ceritanya." naruto tertawa kecil naruto menoleh pada Azazel lalu bertanya sesuatu yang membuat Azazel bingung

"Azazel bolehkan aku membawa biarawati yang akan di berikan gereja ke fraksi kalian" naruto bertanya dengan tenang.

"Zedekiel apa maksudmu.? " tanya Azazel tak mengerti. " souka aku paham Jadi anak buahmu bermain dibelakangmu" naruto melirik Azazel.

"sepertinya, kau benar. Baiklah kau boleh membawanya, 'Sang pengampun' dan tolong urus anak buahku yang membangkang" Azazel berkata sambil melihat naruto yang tersenyum menanggapi perkataanya.

[Zedekiel]

-Naruto pov-

Aku membawa langkah kakiku. menuju sebuah gereja terletak di pinggiran kota, hujan deras ku abaikan biarkan pakaianku basah. Dari dalam pintu aku mendengar suara tawa yang keras. Suara rintihan, dan suara desahan.

Hatiku menerima doa doa, doa yang memohon ampunan doa dari para biarawati tak berdosa itu, mereka menganggap mereka telah ternoda. Tapi tidak wahai pengikut Tuhan. aku mengampuni kalian. Aku tau kebenanrannya. kalian adalah korban. dari ketidak tahuan gereja. tenanglah kalian akan diterima surga. biarkan aku melindungi jiwa kalian dengan pengampunanku. Seperti kalian mengpuni saudara kalian.

Pintu terbuka menampakan seorang yang alkitab sebut sebagai mahluk yang memiliki Tujuh dosa besar iblis.

"Domo." aku memberikannya sapaan ramah. sapaan ramahku di tanggapinya dengan dengusan remeh kemudian dia bertanya. Apa kau excoriate aku tertawa. Kecil kemudian mengeluarkan sebuah pisau hitam polos. Dengan gagang putih.

"mau membunuhku dengan itu kau bodoh." remehnya, padaku.

Aku tak menjawab hanya memberikan senyuman sebelum kemudian mulai melafalkan sebuah Do'a.

"as my knife is there for forgiveness,"

" as my knife is there to protect the forgiving"

" my blade will also open the way to the truth of Than, and wipe away all the liars."

Langit mulai bergemuruh. bersinar terang. seperti akan memuntahkan sesuatu aku lihat dia mulai panik.

" a apa yang kau lakukan bangsat!" makinya ketakutan. aku tersenyum kemudian mengayunkan pisauku ke arahnya. sebelum terlebih dahulu membaca mantra terakhirku.

" open the way for the righteousness of god."

" the truth of God! Blade of God."

Langit memuntahkan ribuan pisau cahaya dalam ukuran bukan kecil. ku lihat sosok itu bergetar hebat sebelum akhirnya. berteriak namun suara tak sempat keluar karena sosoknya, lebih dahulu menghilang.

*boooom!

Ledakan skala besar terjadi. dan menghancurkan gereja beserta hutan di dekatnya. sebelumnya aku telah memindahkan mayat para biarawati agar tak ikut hancur. Mereka harus dikuburkan dengan layak.

Aku mengeluarkan 12 sayapku. penampilanku Berubah rambutku menjadi hitam warna kulitku menjadi putih. aku berubah menjadi sosok malaikat Karna merasakam derap kaki mendekat.

"Zedekiel sama."

Aku mendengar suara seseorang aku berbalik dan menemukan 12 orang yang aku asumsikan sebagai exorcist tengah berlutut dibelakangku. aku tersenyum. sebelum kemudian berkata.

"kuburkanlah mereka dengan layak. aku mengampuni segala dosa mereka."

Mereka mengangguk kemudian aku mengepakan sayapku untuk pergi entah kemana.

"Zedekiel sang pengampun. anda begitu baik tuan."

T.b.c

Halo. Umi bikin fic baru minta kritik dan Satan dong Kalau kalian suka fic ini oke ^~^

#logout