Dosen Park

Wiell Present

Disclaimer :

Cerita ini milik saya, jika ada kesamaan bukan suatu kesengajaan. Nama-nama yang ada dalam fanfic ini milik mereka sendiri.

.

Warning!

Typo bertebaran. BL. Bahasa campuran.

If you Don't Like Don't Read . Please! RnR!.

Happy Reading^^

.

Kembali berpikir tentang apa kesalahannya dimasa lalu hingga kini ia merasa mendapat karma. Mungkin bagi beberapa orang akan sangat menyenangkan menjadi 'rebutan' untuk dua orang lelaki namun itu tidak berlaku pada Baekhyun. Ia merasa mendapat sial yang bertubi-tubi. Ia sudah punya Sehun disisinya dan tidak untuk orang lain.

"Sebenarnya apa yang mengganggumu? Kau terlihat kacau."

Surai Baekhyun diusap pelan. Sangat pelan hingga Baekhyun hampir menutup kembali matanya. Hingga kepala itu mendekat dan sebuah kecupan lembut didahinya. "Katakan saja."

"Aku tidak apa-apa hanya sedikit tidak enak badan."

Tangan Baekhyun bergerak. Meraih pinggang sang kekasih erat dan melesakkan kepalanya didada bidang favoritnya. Ini bukan kali pertama Sehun menginap di apatementnya sejak mereka memutuskan untuk berkencan. Dan sejak itu Baekhyun selalu suka memeluknya erat. Aroma Sehun memang selalu bisa menenangkannya.

"Hanya ingat, apapun yang terjadi aku akan tetap memilihmu."

Baekhyun mendongak, jemari meraih rahang tegap itu lalu memberinya sebuah kecupan.

-0o0-

Baekhyun menggeliat malas. Tangannya kembali mengeratkan pelukannya. Kepalanya semakin menelungsup masuk menghangatkan dirinya. Lalu matanya terbuka cepat pada dering bel pintu.

"Siapa yang datang pagi-pagi begini?" tanya Sehun. Lelaki itu terlihat baru saja terjaga akibat bel pintu. Suara serak dengan mata yang mengantuk.

"Aku tidak tahu." jawab Baekhyun seadanya. Ia kembali menguap lebar, enggan untuk sekedar membukakan pintu untuk tamu pagi nya. Seingatnya ia tidak mengundang siapapun untuk berkunjung apalagi sepagi ini.

"Ya sudah tidak usah dibuka. Kau terlihat masih mengantuk. Tidurlah, aku akan membuka pintu."

Tangannya melepas pinggang yang sejak semalaman dipeluk erat. Namun sebelum ia beranjak , Baekhyun lebih dulu menariknya untuk kembali berbaring.

"Abaikan saja. Aku juga tahu kalau kau masih mengantuk."

"Tutup matamu." sebuah kecupan diterima Baekhyun.

Satu dikanan dan satu dikiri. Dan terakhir bibir pink yang sejak tadi menjadi fokusnya.

CUP~

"Sejak bangunpun kau terlihat sangat cantik." Sehun kembali duduk, lelaki itu malah sibuk mengusap rambut Baekhyun. Poninya yang mulai memanjang menjadi objeknya. "Mungkin kau harus memotong ponimu."

"Jangan sebut aku cantik. Aku tampan."

"Hm, siapa yang mengatakannya? kau telah dibohongi."

"Kau tidak lihat? Aku punya otot perut dan lenganku sangat bagus, apalagi wajahku tampan." Baekhyun menumpukan kepalanya pada tangannya, matanya menatap Sehun sombong. Senyuman jahil menghiasi wajahnya.

"Benarkan? bisakan aku melihatnya?"

"Tidak!"

Dengan cepat Baekhyun menutupi tubuhnya dengan selimut. Tak membiarkan Sehun sedikitpun menyentuh tubuhnya. Ia berguling menjauh, Baekhyun tawa geli melihat Sehun yang berusaha menggapainya.

"Sehun, Tangan mu!" pekikan Baekhyun menggema. Ia tertawa karena Sehun yang menggelitiki perutnya. Menariknya mendekat hingga ia berada dalam pelukan lelaki tinggi itu,

"Bukankah katamu kau punya perut yang bagus? kenapa buncit begini."

"Ampun... aku sudah tidak tahan, jauhkan tanganmu."

Keduanya tertawa menikmati pagi, tak tahu bagaimana seseorang dibalik pintu mendengar segalanya.

-0o0-

Sehun tersenyum menatap wajah manis kekasihnya. Tangannya dengan telaten membelai wajah yang putih mulus milik Baekhyun. Sebenarnya hingga kini ia masih tak menyangkan ia bisa menjadi kekasih Baekhyun. Memang Baekhyun hanya mahasiswa biasa yang tak begitu populer namun entah mengapa saat melihat untuk kali pertama ia tak bisa mengalihkan matanya dan itu Baekhyun. Matanya yang sungguh menawan mampu menjeratnya yang dingin apalagi senyum manis nya. Bolehkan jika Sehun bermimpi memiliki Baekhyun seutuhnya?

"Sayang, sudah siang."

Baekhyun hanya menggeliat sebelum kembali menjadikan Sehun sebagai guling dadakannya. mengeratkan peluk dan menyamankan posisinya.

"Aku masih mengantuk Sehun. Bisa beri waktu 5 menit untukku?"

"Mungkin jika kau mau memasakan sesuatu untuk perutku."

"Tentu, tak masalah. Apapun yang kau mau."

"Aku mau nasi goreng. "

Baekhyun mengangguk, menikmati jemari Sehun yang mengusap lembut helaiannya. Rasanya sungguh nyaman.

"Ada apa?"

Sehun berjengit, namun tak mengalihkan gerakan jemarinya. "Apa?"

"Kau terlihat gelisah."

"Benarkah?"

"Katakan saja."

Baekhyun membuka matanya, menatap mata bening Sehun.

Sehun menarik napasnya berat, menatap Baekhyun dalam. "Ibu sudah mendaftarkan kuliah S2 ku di Inggris." ucap Sehun pelan. ia mengecup pelipis Baekhyun pelan. "Aku pasti merindukanmu."

"Kenapa tiba-tiba?"

"Aku juga baru tahu, ibu memang sering bertindak tiba-tiba tanpa persetujuanku."

" Kapan berangkat? Biarkan aku menyiapkan hatiku dulu."

Sehun tersenyum, Baekhyun sungguh menggemaskan. matanya berkaca-kaca tanpa Baekhyun ketahui, dan bagaimana mungkin ia bisa meninggalkannya?

"Begitu aku selesai wisuda. Aku akan sangat senang jika kau mau ikut denganku, melanjutkan S2 mu disana."

Baekhyun terdiam. Mendadak ia merasa sesak, membayangkan beberapa tahun kedepan ia akan berpisah dengan Sehun. Menjalani hubungan jarak jauh yang tak disukainya. Namun ia tak boleh egois, ia juga ingin Sehun mengejar apa yang telah dicita-citakannya. Mungkin mereka akan mengalami sedikit masalah dalam kepercayaan, karena sungguh Baekhyun sangat benci ketika sesorang mendekati Sehun.

"Bagaimana jika aku merindukanmu?"

"Kita bisa video call hingga pagi jika kau mau." Sehun mengendikkan bahunya menggoda. Menatap raut kesedihan sang kekasih membuatnya tidak tega meninggalkannya, namun sedikit menggoda juga bukan masalah. "Atau kau mau aku setiap minggu pulang ke Korea?"

"Dasar bodoh, kau bisa pulang tiga bulan sekali. Itu cukup mengobati rinduku." Baekhyun memukul kepala yang lebih tua. Ia mencembikkan bibirnya kesal. Pipinya memerah menahan malu.

"Astaga bagaimana ini Baekhyun!" Sehun berseru panik, memandang Baekhyun dengan ketakutan yang main-main.

"Kenapa?"

"Aku sepertinya ... jatuh cinta padamu lagi."

Sial! Sejak kapan Sehun jadi pintar merayu Baekhyun. Jika sudah begini pipi merona Baekhyun dengan senyum malu-malu tidak lagi bisa sembunyikan.

-0o0-

Chanyeol membuka lockscreen ponselnya. Membuka galeri fotonya dan sebuah foto Baekhyun yang diambil secara diam-diam ada disana. Baekhyun yang tengah tersenyum cantik. Sudut bibirnya terangkat, membayangkan Baekhyun yang tersenyum dengan lembut padanya. Namun mengingat kejadian pagi tadi tanpa sadar ia meremas ponselnya, dengan jelas telinganya mendengar tawa Baekhyun dengan Sehun.

"Sial, aku cemburu."

TBC

a/n :

penuh dengan hunbaek moment :D. Chanyeol nyempil dikit dulu.

Terima kasih sekali untuk kamu-kamu yang masih baca ini 3