Dibuang, ditelantarkan, hingga dijadikan sebagai bahan eksperimen untuk adiknya sendiri...,... yap,... itulah dia,... Uzumaki Naruto,... sang anak buangan dari salah satu keluarga bangsawan terbesar di kerajaan ini, dan satu-satunya Manusia yang berhasil mendapat julukan sebagai...,... 'The Big Zero'!

.

.

.

.

.

.

DISCLAIMER

Naruto dan semua karakter [selain Ooc] bukanlah kepunyaan saya

.

WARNING

Gaje! Ooc, dan sebagainya.

.

Chap 1. ~Prologue~

.

"Tou-san!"

Yahhh... itulah aku.. si bocah gagal berumur tujuh tahun yang sedang berlari riang menuju seorang Pria yang terlihat sedang sibuk dengan tumpukan dokumen yang ada di atas mejanya.

"Tou-san...tou-san... lihatlah ini!"

Gigi tongkosnya terlihat dengan jelas saat dia tersenyuman lebar dengan adanya selembar kertas di genggaman tangannya. Tidak hanya itu, coretan-coretan bak seorang anak berumur dua tahun terlihat jelas di lembaran kertas tersebut.

Pria berambut pirang yang ternyata adalah ayahnya itu sendiri sedikit melirik kearahnya. Namun bukan pandangan penuh kasih yang di dapat oleh bocah polos tersebut, melainkan tatapan tajam bak seeokor binatang buas yang tentu saja sangat tidak pantas ditunjukan kepada anak kecil seperti dirinya.

"Apa matamu itu sudah tidak berfungsi lagi hahhh!? Apa kau tidak lihat aku sedang bekerja saat ini! Dan juga, bukankah aku sudah melarangmu untuk memanggilku dengan panggilan itu!"

Matanya membulat sempurna saat mendengar bentakan dari pria yang dia panggil dengan sebutan Ayah itu. secara perlahan kaki mungilnya itu Melanglah mundur, tubuhnya bergetar menahan tangis dan rasa sakit yang begitu menyiksa dadanya.

Dengan penuh keberanian, dia membungkukan badannya dan mengucapkan kata yang sungguh tidak pantas di ucapkan oleh anak seusianya.

"Maaf!"

Tidak memperdulikan sang anak, Pria itu kembali mengerjakan dokumen yang terlihat masih sangat bertumpuk di atas mejanya.

"Kalau kau sudah mengerti, cepat keluar dan jangan ganggu aku!"

Dengan penuh perasaan gunda, dia melangkahkan kaki kecilnya menuju pintu keluar.

"Tou-san...tou-san... lihat ini!"

Namun langkahnya terhenti saat telinganya mendengar adanya suara anak kecil yang ikut memanggil ayahnya. Dan saat dia membalikan badannya...

"Wahh, Menma-kun memang hebat! Itu baru anak ayah!"

Degg

Sakit...,... entah kenapa dadanya terasa begitu sakit saat melihat pemandangan di hadapannya itu.

Tangannya meremas keras dadanya berharap rasa sakit itu bisa sedikit berkurang. Namun hasilnya sia-sia, rasa sakit itu terus menyerang dirinya hingga membuat air mata yang sudah susah payah dia bendung, akhirnya keluar juga.

Senyum kebanggaan yang tidak perna ditunjukan kepadanya, sekarang malah tertampang jelas di wajah Ayahnya itu. Senyum yang tidak perna tertuju olehnya, sekarang malah ditujukan kepada salah satu anak kecil dengan kisaran umur enam tahun yang artinya satu tahun lebih mudah dari dirinya.

Namikaze Menma, merupakan anak kedua dari pasangan Namikaze Minato dan Uzumaki Khusina. Anak yang menjadi kembanggaan bagi keluarga 'bahagia' ini karena di umurnya yang masih sangat muda itu, dia sudah bisa menguasai salah satu magic original ayahnya, yaitu Rasengan. Yahhh, setidaknya itulah yang dipikirkan oleh kebanyakan orang.

Terkadang dia berpikir, sebenarnya apa salahnya sehingga dia harus mengalami nasib seperti ini?

Sejak dia berumur empat tahun, dia selalu mengalami yang namanya diskriminasi oleh keluarganya sendiri.

Apakah semua itu karena dia lemah? Atau karena dia tidak jenius seperti adiknya itu?

Jika kalian berpikiran konyol seperti itu, maka dengan tegas aku mengatalan TIDAK!

Kalian salah besar jika mengatakan bahwa ke dua pasangan itu rela membuatnya seperti ini hanya karena dia itu lemah, bodoh, atau hal lucu lainnya yang sangat tidak relevan untuk dijadikan sebuah alasan!

Lalu, apa yang menyebakan dirinya diperlakukan seperti itu?

Semua itu tidak lain dan tidak bukan karena Uzumaki Naruto adalah anak aib yang biasa di sebut dengan sebutan...,...,... anak haram.

Anak haram?

Benar! Sekitar 8 tahun yang lalu, ada sebuah insiden yang sangat menggemparkan bagi keluarga bangsawan Namikaze. Insiden itu adalah saat Khusina yang merupakan Istri dari Namikaze Minato diculik oleh orang yang tidak dikenal.

Tidak ada yang tau bagaimana bisa orang tersebut berhasil masuk kedalam wilayah kerajaan, apalagi ke dalam istana bangsawan sekelas Namikaze yang tentu saja memiliki tingkat keamanan yang sangat tinggi.

Yang jelas, saat dia ditemukan di sebelah barat hutan negara Api, kondisi tubuhnya tidaklah terlalu buruk. Namun berbeda dengan kondisi mentalnya yang sangat terganggu akibat insiden penculikan tersebut.

Namun bukan itu yang menjadi faktor utama sehingga dirinya mengalami gangguan mental yang cukup ekstrim seperti itu. Namun fakta yang mengatakan bahwa dia telah diperkosalah, yang menjadi alasan utama dirinya mengalami gangguan mental yang begitu keras.

Sebagai wizard yang mendapat julukan sebagai Lord dan merupakan pemimpin dari keluarga bangsawan Namikaze, tentu saja Minato juga mengalami hal yang sama namun tidak separah Khusina. Bahkan akibat kejadian itu, Minato mengutus hampir semua prajurit Istana hingga kelompok elite yang dia miliki hanya untuk mencari dan menangkap sang pelaku hidup atau mati.

Namun setelah ekspedisi selama hamir setengah tahun, tidak ada hasil yang dapat mereka peroleh. Setitikpun jejak yang mungkin ditinggalkan oleh pelaku, sama skali tidak bisa mereka temukan. Bahkan dapat dikatakan, pelaku tersebut bagaikan hantu yang lenyap setelah berhasil menuntaskan keinginannya.

Dan setelah kejadian itu pula, Khusinapun dikabarkan telah hamil. Dan tentu saja hal itu kembali menjadi trauma mental yang sungguh menyiksa bagi Minato.

Bayangkan saja,...,.. bahkan dirinya yang merupakan Suami dari Khusina, sama skali belum sempat menjamah sang Istri dan sekarang malah dikabarkan hamil. Itu semua terjadi karena waktu penculikan yang hanya berjarak beberapa jam setelah proses pernikahan selesai. Itu artinya, bahkan keperawanan sang istri telah menjadi milik orang lain.

Jujur saja,.. hal itu bukanlah lelucon yang patut kalian tertawakan karena tragedi seperti ini. jika saja kalian yang berada di posisi tersebut, apakah kalian masih bisa tertawa?

Entah itu Minato maupun Khusina, mereka sudah berusaha untuk mengugurkan kandungan tersebut. Namun hal aneh selalu saja terjadi. Sebut saja saat dokter yang bertugas untuk mengugurkan kandungan tersebut, malah terbakar tanpa sebab yang jelas.

Tidak hanya satu, namun sudah tidak terhitung jumblahnya dokter yang mati dengan kondisi yang sama akibat mencoba untuk menggugurkan kandungan tersebut.

Setelah kejadian itu, akhirnya Minato menyerah... namun tidak untuk Khusina. Sempat beberapa kali dia hendak menggugurkan kandungannya dengan cara yang dapat membahayakan nyawanya.

Entah itu meminum obat, memukul perutnya, hingga menusuk perutnya sendiri dengan menggunakan pisau ataupun gunting. Namun semua usahanya gagal karena setiap kali dia melakukan itu, selalu saja ada hal yang seakan melindungi perutnya.

Entah itu saat dia memuntahkan obat yang dia makan, dan adanya pelindung transparan yang melingkupi seluruh perutnya sehingga dirinya sama skali tidak bisa melukai perutnya.

Setela semua itu, diapun menyerah dan akhirnya anak itu lahir. Setelah anak itu lahir, rasa ingin menyingkirkannyapun kembali muncul.

Hal yang jauh lebih gila dari sebelumnya telah dilakukan oleh Minato dan Khusina. Menyerang dengan sihir, membakar, memotong, hingga tidak memberinya makan selama berhari-hari telah mereka lakukan untuk menyingkirkan anak tersebut.

Terdengar keji dan sadis? Mungkin hal itu berlaku bagi manusia yang masih memiliki mental sekuat baja. Namun untuk manusia dengan gangguan mental se ekstrim itu, hal ini sudah menjadi hal lumrah di dalamnya.

Namun tetap saja, semua itu sama skali tidak membuahkan hasil. Dan setelah usaha keras mereka yang gagal total, akhirnya mereka benar-benar menyerah untuk membunuh anak itu.

Tapi tetap saja, bahkan sekecil butiran debu perhatian dan kasih sayang, tidak mereka tunjukan kepada bayi tersebut.

Namun di atas semua itu, ada seorang wanita berhati malaikat yang mau menjaga dan merawat bayi tersebut seperti anaknya sendiri.

Semua berawal saat dirinya yang merupakan seorang pelayan di istana Namikaze, menemukan adanya seorang bayi tergeletak begitu saja tanpa sehelai benangpun disebuah gudang tua yang sudah sangat lama tidak terpakai.

Sebenarnya dia sudah tau bahwa bayi itu adalah bayi haram yang membuat raja dan ratunya mengalami trauma mental yang sangat ekstrim. Namun bagi dirinya yang merupakan wanita normal dengan umur yang terbilang cukup matang untuk merawat anak, hal ini dapat dibilang sudah sangat berlebihan.

Maka dari itulah, dia akhirnya mengambil dan merawat bayi tersebut. Bahkan dirinya jugalah yang memberikan nama kepada anak tersebut, dan tentu saja semua itu dia lakukan dengan sembunyi-sembunyi tanpa diketahui oleh Minato dan Khusina.

Satu tahun berlalu, pasangan Khusina dan Minato kembali dikaruniai anak. Dan hal itu tentu saja menjadi moment yang paling membahagiakan bagi mereka. Trauma mental yang mereka alamipun sudah mulai berkurang sejak lahirnya anak mereka.

Namun lagi-lagi kesialan menimpa anak tersebut. Setelah umur anak tersebut menginjak dua tahun, Minato dan Khusina akhirnya mengetahui bahwa salah satu pelayannya membesarkan anak yang sangat mereka benci.

Trauma masa lalu yang sempat mereka lupakan, dalam sekejap kembali muncul bagaikan bendungan yang hancur. Dan dengan tanpa rasa belas kasiahan, pelayan tersebut di bunuh dengan sangat mengenaskan dan kepalanya di pajang ditengah alun-alun Istana. Semua itu ditunjukan agar tidak ada lagi orang yang berani merawat anak haram tersebut.

Setelah semua kejadian itu, akhirnya berita tentang anak haram dan pelayan yang dibunuh dengan tidak berperi kemanusian itu terdengar hingga ke telinga para penguasa tertinggi dari negara Api. Dan salah satunya adalah Saratobi Hiruzen yang merupakan pemimpin tertinggi dari negara api dan juga pemimpin dari kerajaan Konoha, yang merupakan salah satu dari empat kerajaan di benua Elemental.

Dia memberikan peringatan keras kepada bangsawan Namikaze terkhusus Minato dan Khusina yang tega memperlakukan rakyatnya hingga seperti itu. Dan mau tidak mau, Minato dan Khusina tidak punya pilihan lain selain menerima apa yang diperintahkan oleh Hiruzen Saratobi.

Kedua pasangan itu tidak lagi mencoba untuk membunuh anak yang diberinama Naruto itu. Namun tetap saja, kebencian masihlah sangat melekat pada diri mereka. Bahkan Naruto yang pada saat itu masih berumur empat tahun, telah diasingkan ke sebuah rumah kumuh yang terletak cukup jauh dari Istana Namikaze. Tidak hanya itu, mau itu makanan, minuman, dan segala keperluan lainnya, hanya disimpan di depan pintu masuk rumah tersebut. Jadi jika adanya hujan dan anjing liar yang sempat melewati tempat itu, Naruto harus rela makanannya menjadi sampah yang sangat tidak patut untuk dimakan.

Dan semua itu tidklah berubah hingga sekarang...,...

.

.

Berjalan pelan, saat ini Naruto sedang menuju ke akademi yang akan dia tempati.

Konoha Akademi, merupakan Akademi terbesar yang ada di kerajaan Konoha. Akademi ini juga termasuk dalam lima akedmi paling berpotensi di seluruh benua Elemental. Bagaimana tidak, hampir setiap tahunnya akademi ini telah meluluskan murid dengan potensi luar biasa yang mereka miliki.

Sebut saja Itachi dan Shisui, yang merupakan dua orang murid yang mampu mencetak sejarah dengan menjadi manusia kedua yang dapat menggunakan dua kelas secara bersamaan Wizard dan Knight, setelah Senju Hasirama dan Uchiha Madara yang merupakan pendiri dari kerajaan Konoha di masa lalu, sekaligus manusia pertama yang mendapat julukan sebagai [Demi-God] karena mampu mencapai tingkat [Black-Diamond].

Selain mereka berdua, masih banyak lagi murid lain yang juga memiliki potensi untuk menjadi Wizard maupun Knight yang hebat.

Sebut saja Uchiha Sasuke sang pangeran dari bangsawan Uchiha, Namikaze Menma yang juga pangeran dari bangsawan Namikaze, Neji Hyuga pangeran bangsawan Hyuga, Namikaze Arashi, Senju Rias, Uchiha Issei, Senju Sairaorg, dan masih banyak lagi. Dan mereka semua itu masilah murid angkatan pertama yang bahkan baru memasuki akademi Konoha tersebut.

Setelah cukup lama berjalan, akhirnya Naruto sampai di depan sebuah Akademi yang didepan pintu masuknya terdapat tulisan [Konoha Akademi].

"Hmmmm... walaupun namanya bertuliskan 'Akademi', tapi tempat ini lebih seperti sebuah istana bagiku!"

Bukan tanpa alasan Naruto mengatakan hal itu, namun memang kenyataannya yang berkata begitu.

Bangunan dengan interior yang bahkan jauh melebihi Istana yang ada di kampung halamannya, hingga luas daerah yang hampir mencapai dua kali lipat luas Istana milik bangsawan Namikaze. Sungguh daerah yang terlewat mewah untuk ukuran sebuah akademi.

Ohh, berbicara soal akademi, mungkin tidak lengkap rasanya jika kita tidak membahas soal seragamnya. Simple saja, seragam yang digunakann Naruto saat ini sama persis seperti seragam yang dipakai oleh Asta dia anime Balck Clover , tapi di bagian belakangnya terdapat lambang Konoha dan disisi bahu kanannya juga terdapat logo berbentuk bulat sebesar bola tenes dengan gambar api di atasnya, dan hal itu menandakan bahwa dirinya merupakan Wizard bertipe elemen api.

Untuk penampilan, wajah hingga seluruh tubuh Naruto sama persis seperti di Naruto Shipudent. Tapi dalam kasus ini, ekspresi dan sifat Naruto sangatlah berbanding terbalik dengan yang ada di Kanon, dimana dalam fic ini sifat dingin dan acuh tak acuh lebih mendominasi karakter Naruto.

Cukup dengan semua itu, sekarang Naruto telah memasuki akademi tersebut.

'Hey lihat... bukankah itu adik dari Menma-kun?'

'Iyah benar...'

'Kalau tidak salah dia itu adalah anak haram yang di asuh oleh keluarga Namikaze!'

'Benarkah... hiiii... aku tidak menyangka keluarga bangsawan seperti mereka mau mengasuh anak serti itu'

'Bahkan yang aku tau, dia itu mendapat nilai terburuk saat ujian masuk akademi'

'Benarkah...?!'

'bukannya berusaha untuk menjadi kuat dan membanggakan keluarga Namikaze yang sudah berbaik hati menampunya, dia malah menjadi murid terburuk di akademi ini!'

'Aku merasa kasihan pada keluarga Namikaze... untung saja Menma-kun dapat menjadi salah satu yang terbaik dalam ujian masuk...,'

'Tentu saja... diakan salah satu jenius yang dikatakan hanya muncul seratus tahun sekali. Jadi, tidak heran dia dapat menjadi salah satu yang terbaik!'

Naruto mengabaikan semua hal itu. Bagi dirinya, pendapat dari orang-orang-bodoh seperti mereka hanyalah angin lalu yang tidak patut untuk di ladeni. Walau bagaimanapun juga, dia itu sudah lebih dari tau siapa sebenarnya monster di Akademi ini.

"Yooo... pagi Naruto!"

Seorang remaja seumuran Naruto menyapa dan menghampiri Naruto dengan senyum cerah menghiasi bibirnya.

Uchiha Natsu... merupakan saudara kembar dari Uchiha Sasuke dan Uchiha Issei. Yap, mereka bertiga lahir secara bersamaan dari kandungan Mikoto selaku istri dari kepala bangsawan uchiha Fugaku, atau bisa dibilang mereka adalah kembar tiga.

tapi walau mereka itu saling bersaudara, namun nasib Natsu tidaklah sebagus ke dua saudara lainnya. Karena kejeniusan dan kekuatan yang dimiliki oleh ke dua saudaranya, akhirnya dia hanya dijadikan sebagai karakter sampingan bahkan dalam keluarganya sendiri. Karena itulah, dia dan Naruto dapat berteman akrab bagaikan saudara.

Lucu memang jika dia disepelehkan hanya karena tidak sekuat ke dua saudaranya yang lain. Namun melihat dari keluarga siapa dia berasal, mungkin hal itu tidak perlu dipertanyakan lagi. Walau bagaimanapun juga, keluarga bangsawan uchiha sangatlah terkenal dengan keserakahannya dalam hal kekuatan. Jadi jika ada manusia yang tidak sesuai dengan espetasi mereka, maka orang itu hanya akan dijadikan bahan ejekan tidak terkecuali anaknya sendiri.

Semua itu bermula saat Natsu yang masih berumur 10 tahun hendak berlatih di sebuah hutan terlarang yang merupakan tempat paling berbahaya di seluruh kerajaan konoha.

Bukan tanpa alasan hutan itu disebut sebagai hutan paling berbahaya di seluruh daratan Konoha. Mulai dari banyaknya jenis Magical Beast yang terdapat disana, sampai ada rumor yang mengatakan bahwa tempat itu dijaga oleh seekor naga yang akan membakar siapa saja yang berani memasuki hutan terlarang itu.

Jadi harus aku katakan, bahwa rumor itu memang benar adanya. Memang benar bahwa ada naga yang menjaga tempat tersebut, namun hal itu bukanlah masalah bagi Natsu. Bahkan mungkin bisa dikatakan, bahwa Naga itu adalah orang tua kedua bagi natsu yang mengajarkan hampir semua jenis Magic elemen api kepada Natsu.

Dan hal itu tidak luput dari mata Naruto. Karena penasaran kepada anak yang selalu terlihat keluar masuk hutan terlarang di malam hari, akhirnya Naruto mengikutinya masuk kedalam hutan tersebut. Dan apa yang dia dapatkan telah berhasil merubah hidupnya hingga menjadi seperti sekarang ini.

.

"Yoooo!" Naruto membalas dengan tangan terkepal yang dia arahkan kepada Natsu.

Mengerti akan maksud Naruto, Natsupun ikut mengepalkan tangannya dan menyatukannya dengan kepalan tangan Naruto.

"Hehehe... aku kira kau sudah melupakanku!"

"Huhh... melupakan saudara sendiri adalah hal yang paling tabuh bagiku!"

Natsu semakin memperlebar senyumannya saat mendengar perkataan Naruto.

"Ucapan dan wajah super datarmu itu...,,.. kau benar-benar tidak berubah ternyata!"

"Kau juga sama...,,.. sikap bodoh dan cerobohmu itu juga belum berubah!" Melirik sedikit, Naruto lalu melanjutkan. "Atau jangan-jangan kemampuan burukmu itu juga tidak berubah juga!"

Senyuman Natsu seketika berubah menjadi seringai kejam yang bahkan membuat beberapa murid desekita mereka bersisik ngeri saat melihat itu.

"Khukhukhu...,, seharusnya aku yang berkata begitu padamu... dalam penglihatanku, kau masih sama seperti bocah sok keren yang dengan bodonya membakar pantatnya sendiri saat mencoba untuk memanggang daging!"

Serangan telak...,, pipi Naruto sedikit memerah menahan malu saat Natsu kembali mengungkit masa lalu yang begitu memalukan baginya.

"Ya..ya...ya... aku menyerah! Aku memang tidak akan bisa menang jika berdebat denganmu"

"Hahahaha... tentu saja.. hahha..."

Untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir, Naruto menunjukan senyumnya walaupun hanya sesaat. Sungguh, dia sangat merindukan suasana seperti ini.

"Jadi...,.. kau juga masuk dalam Divisi wizard yah?" Tanya Natsu setelah selesai dengan tawanya.

"Seperti yang kau lihat, aku berhasil masuk dalam Divisi wizard... yahhh, walaupun pada kenyataannya aku hanya bisa masuk dalam kelas 'F' yang merupakan kelas terendah dalam Divisi tersebut!"

"Hohohoho... kalau benar seperti itu, sepertinya kita akan menjadi teman sekelas"

Naruto sedikit membulatkan matanya saat mendengar hal itu.

"Benarkah?"

Dan dengan senyuman lima jari, Natsu menjawab.

"Tentu saja!" Jawabnya dengan suara lantang.

Beberapa murid yang sempat mendengar percakapan mereka, mulai kembali beribisik-bisik.

'Hey... apa kalian dengar?'

'Mereka berdua masuk dalam kelas 'F' yang merupakan kelas paling buruk dalam sejarah para Wizard!'

'Benarkah?'

'Dan lihatlah, mereka bahkan terlihat senang dengan kenyataan seburuk itu?'

'Hiiii... menjijikan! Kalau aku menjadi mereka, lebih baik aku mati daripada masuk ke kelas itu'

Itulah bisik-bisikan yang begitu jelas dapat didengar oleh Naruto maupun Natsu. jika saja mereka berdua memiliki tingkat emosi yang tidak stabil, mungkin mereka saat ini akan langsung membakar para murid yang telah berani mengejek mereka.

Namun tidak dengan sifat yang mereka miliki saat ini. Bagi mereka yang sudah sangat sering mendengar ejekan yang bahkan jauh lebih para dari lelucon yang mereka bisikan tadi, tidak akan terpengaruh dengan hal semacam itu.

Setelah cukup lama mereka berjalan karena besarnya lingkungan akademi yang ada, akhirnya mereka sampai juga di depan gedung yang menampung para murid bertitle Wizard.

Naruto dan Natsu menatap bangunan itu dari bawa keatas dengan mulut yang sedikit ternganga.

"Hey Naruto..,.., apakah benar ini adalah gedung tempat kita akan belajar?!" Tanya Natsu dengan nada ketidak percayaan tertampang di sana.

"Berdasarkan tulisan yang tertampang jelas di atas pintu masuknya, sepertinya memang benar ini adalah gedung Divisi Wizard!" Jawab Naruto sedikit ragu.

Sebulir keringat langsung turun dengan lancarnya dari pelpis mereka berdua.

"A-ahahah... aku sama skali tidak bisa membayangkan berapa banyak uang yang dihabiskan hanya untuk membuat gedung ini?!"

Mungkin terdengar berlebihan... namun jika kalian dapat melihat gedung apa yang sedang mereka lihat saat ini, mungkin kata 'berlebihan' sudah tidak bisa dijadikan sebagai gambaran.

Nagaimana tidak...,... gedung berlantai empat dengan lebar mencapai 300 meter persegi terpampang jelas di hadapan mereka berdua. Untuk ornamen dan gaya yang ditunjukan, terlihat sangat jelas mereka mengikuti gaya arsitektur bangunan eropa abad pertengahan yang tentu saja memiliki nilai seni yang sangat tinggi.

Belum cukup... ,... sebuah air mancur dengan diameter yang menyamai besarnya air mancur yang ada di Dubai, terletak tepat di depan gedung tersebut. Ditambah lagi adanya dia patung emas berbentuk manusia yang saling berhadapan satu sama lain ditengah air mancur tersebut. Yap, itulah dua sosok yang telah mendirikan kerajaan Konoha ini...,... Senju Hasirama dan Uchiha Madara.

Terlepas dari semua itu, masih banyak lagi fasilitas yang ditawarkan dalam akademi ini. Mulai dari ada banyaknya Training Ground yang terdapat dalam Divisi ini, hingga fasilitas hebat lainnya yang bisa digunakan untuk berlatih maupun bertanding.

Setelah puas dalam rasa terkejutnya, akhirnya merekapun masuk kedalam gedung tersebut.

"...!"

Entah sudah berapa kali mereka berdua harus dibuat terkejut hanya karena sebuah Akademi. Naun kali ini mereka lebih memili untuk pergi menuju kelas mereka.

"Hey lihat itu...,... empat dari Ten Commandments Sasuke-sama, Menma-sama, Issei-sama dan Arashi-sama berjalan kemari!"

Naruto dan Natsu menghentikan langkah mereka saat melihat adanya empat murid paling populer di akafemi Konoha ini sedang berjalan menuju arah mereka.

"Kyaaa..,... Sasuke-sama terlihat sangat keren!"

"Menma-sama juga tidak kalah kerennya!"

"Kyaaa... Issei-sama dan Arashi-sama juga keren!"

Hampir seluruh koridor menjadi ajang kepopulern untuk ke empat orang itu. Semua fansgirl yang begitu memuakan berteriak hingga membuat telinga Naruto dan Natsu kesakitan.

"Yare..., yare..,. Aku tidak menyangka akan bertemu mereka secepat ini!" Ucap Natsu malas sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

Sedangkan Naruto, hanya menatap datar Ke empat murid yang sebentar lagi akan saling berpapasan dengannya.

Setelah jarak mereka mencapai lima meter, ke empat pangeran itupun berhenti dan menatap datar mereka berdua.

"Hohohoho... coba lihat, apa yang kita temukan disini!...,.." Issei berbicara dengan nada angku sambil menatap rendah ke arah Naruto dan Natsu yang juga ikut menatap datar mereka.

"...,.. astaga... aku tidak menyangka orang gagal sepertimu masih berani muncul ditempat ini" ucap Issei sambil berjalan mendekati Natsu.

"Bukankah lebih baik kau diam dirumah dan menjadi pelayan saja!"

Tangan Issei memegang pundak Natsu dengan seringaian Iblis terpampang jelas di bibirnya. Dalam sekejap, ide untuk mempermalukan mereka berdua terlintas di kepala Issei.

"Hey Menma... bukankah dia ini adalah anak haram yang di asuh oleh keluargamu?"

Setelah puas dengan Natsu, sekarang Issei juga ikut memprofokasi Naruto.

"Wah...wah..wah... satu set anak produk gagal saling bersahabat yah... heheheh...,.. aku rasa kalian sangat cocok jika di nikahkan saja!...,... " Issei semakin memperlebar seringainya. "..,... lagipula, dengan tampang dan kemampuan seburuk itu, tidak mungkin ada yang mau dengan sampah seperti kalian!"

"Hahahahahah..."

Semua murid yang melihat adegan tersebut tertawa keras seakan-akan penghinaan ini hanyalah lelucon bagi mereka.

Berbeda dari Issei, ke tiga orang lainnya lebih memilh diam dan menatap datar Naruto dan Natsu yang sedang dipermalukan.

"Cicici...,... aku tidak tau kenapa anak sepertimu diciptakan.." berdiri dibelakang Naruto, issei memajukan wajahnya tepat disamping telinga kiri Naruto.. "...,.. tapi sekali anak haram,...,.. akan tetap menjadi anak haram!"

"Sudah cukup Issei!...,.. jangan membuang waktu berhargamu untuk meladeni ke dua sampah masyarakat ini...,.." ucap Sasuke dengan suara dingin dan datar. "...,...,.. lagipula, ada hal yang jauh lebih penting daripada meladeni kedua sampah ini!" Lanjutnya.

"Ha'i...ha'i...,.."

Mengangguk mengerti, Isseipun kembali ketempatnya tepat di belakang Uchiha Sasuke...

"..."

Keheningan sempat terjadi beberapa saat. Tatapan datar dan dingin saling ditunjukan oleh ke dua belah pihak.

tidak lama kemudian, ke empat pangeran itupun mulai kembali berjalan melewati Naruto dan Natsu. Namun tepat setelah Menma melewati Naruto, dia bergumam sesuatu.

"Sadar dirilah..,.. tempat ini bukan untuk pecundang sepertimu!" Setelah mengatakan itu, Menma kembali melanjutkan jalannya.

"Huhhh..." Naruto menghela nafash lelah karena hampir saja tidak kuat menahan emosinya.

"Kalau saja aku tidak mengingat bahwa saat ini kita ada di lingkungan akademi, sudah aku panggang ke empat pangeran banci itu!" Bukan Naruto yang berbicara, melainkan Natsu yang juga cukup kesal dengan hinaan yang mereka dapat.

"Sudahlah lupakan..,... walau bagaimanapun juga, mereka itu bukanlah lawan yang sebanding dengannmu!"

"Hahahaha...,.,. Jangan terlalu memujiku..,seharusnya aku yang berbicara begitu!" menghentikan tawanya, mereka berduapun kembali berjalan menuju kelas 'F'.

.

Skipe Time

.

"Kamar 123...,, 123...,, 23... nahhh, akhirnya ketemu!" Seru Natsu saat menemukan kamar yang menjadi tempat asramanya.

Clekkk...

Membuka pintu, diapun masuk dan di ikuti oleh Naruto. Sekedar indormasi, mereka berdua juga menjadi teman sekamar.

"Huhhh... tidak buruk untuk kamar pecundang seperti kita!" Ucap Natsu..

Jujur saja, bahkan dalam hal penempatan kamar, juga ada diskriminasi di dalamnya. Kamar-kamar dengan tingkat kemewahan tinggi, ditunjukan oleh murid sekelas bangsawan. Sedangkan untuk kamar rakrat biasa serta para pecundang seperti dirinya, hanya kamar sederhana seperti inilah yang bisa mereka dapat.

Namun semua itu masih patut untuk di sukuri.. sempat mereka berpikir bahwa kamar yang akan mereka tempati mungkin akan sama dengan gudang tempat berkumpulnya barang rongsokan tidak terpakai. Namun semua itu salah saat melihat isi kamar yang akan mereka tempati.

Diamter kamar yang terbilang cukup luas untuk ditinggali berdua, adanya tempat tidur bersusun, sebuah meja belajar, bahkan kulkas juga ada dalam kamar ini... jadi mereka tetap harus bersukur dengan apa yang mereka dapat saat ini.

"Ahhh... akhirnya selesai juga!" Ucap Natsu setelah selesai merapikan barang-barang nya.

Membuka seragam akademi dan menggantinya dengan seragam latihan, Naruto lalu menatap Natsu.

"Sekarang masih jam sebelas malam..,... apa kau mau menemaniku berlatih?"

Natsu tidak bisa menahan bibirnya untuk tidak tersenyum saat mendengar ajakan Naruto.

"Khe... jangan salahkan aku jika wajah datarmu itu aku hanguskan!"

"Huhh... seharusnya aku yang bilang begitu!"

.

.

.

Wushhhh

Angin berhembus pelan di malam yang sudah cukup larut ini. Sekarang terlihat di sebuah Training Ground milik Divisi Wizard, terdapat Naruto dan Natsu yang telah siap untuk melaksanakan latihannya.

Training Ground ini memiliki luas yang setara dengan setengah luasnya lapangan sepak bola. Training Ground ini dilengkapi Dengan adanya lampu yang menerangi setiap sisi arena latihan, pagar sihir yang digunakan untuk mengantisipasi jika adanya sihir kesasar, dan juga terdapat beberapa kursi penonton karena arena latihan ini terkadang digunakan untuk melaksanakan ujian sparing.

Saat ini Naruto dan Natsu terlihat saling berhadapan satu sama lain dengan jarak 10 meter.

Memasang kuda-kuda bertarung, mereka berdua telah siap untuk melakukan sparing ringan.

saling melempar tatapan tajam yang penuh dengan aura intimidasi, Tidak ada lagi yang namanya suasana persahabatan di antara mereka. Saat ini yang ada hanyalah aura persaingan yang begitu terasa dari kedua belah pihak.

Wushhhh

Angin kembali berhembus pelan hingga menerbangkan beberapa dedaunan. Dan setelah salah satu daun itu menyentu tanah...,...

Wushhhh...

Nastu langsung melesat cepat kearah Naruto. Setelah jaraknya sudah cukup dekat, sebuah bongem mentah dia arahkan tepat ke arah kepala Naruto.

Dengan reflek yang sangat baik, Naruto dapat menahan pukulan itu dengan telapak tangan kirinya.

Mengetahui serangannya gagal, Natsu kembali melancarkan serangam dengan memutar tubuhnya dan hendak menendang perut Naruto.

Dengan Timing yang pas, Naruto telah lebih dulu melompat mundur menghindari tendangan yang hampir saja mengenai perutnya.

Tidak ingin membuat lawannya bernapas legah, Natsu kembali melest cepat kearah Naruto untuk menyiapkan serangan berikutnya.

Saling adu tinju terjadi untuk beberapa saat. Namun saat Naruto menemukan adanya celah dari pertahanan Natsu, diapun memutar tubuhnya dan memukul pelipis kiri Natsu dengan pangkal tangannya.

Dhukkk

Tidak dapat menghindar, Natsupun terkena telak serangan dari Naruto. Namun serangan itu belumlah cukup untuk membuat manusia sekelas Natsu untuk jatuh.

Memanfaatkan momentum Naruto yang masih dalam posisi membelakanginya, dengan cepat dia juga melancarkan tendangan yang dengan telak mengenai punggung Naruto.

Dhuakkk

Sedikit oleng kedepan, Naruto lalu berhasil menyeimbangkan badannya dan kembali berbalik ke arah Natsu.

"Chui...,.." membuang sedikit darah yang tertinggal dibibirnya, Natspun kembali memasang kuda-kuda bertarungnya.

Seakan tidak mau kalah, Naruto juga ikut memasang kuda-kuda bertarung yang terlihat sedikit berbeda dari yang tadi.

"Cukup pemanasannya...,.. ayo kita tingkatkan levelnya!"

Setelah mengucapkan itu, terlihat secara perlahan energi berwarna merah darah mulai mengeluar dari tubuh ke dua manusia itu.

Slashhhh...

Dan dalam sekejap, kobaran api sedang langsung muncul di kedua tangan Natsu.

Setelah merasa cukup, Natsu kemudian mengambil ancang-ancang untuk memukul...

"Terima ini..."

[Hand Fire Ball]

Memukul udara sembari mengucapkan nama jurusnya, sebuah tunju api raksasa langsung melesat cepat kearah Naruto.

Melihat serangan tersebut, Naruto hanya diam tanpa ada niatan untuk menghindar.

Setelah jarak serangan sudah mencapai jarak dua meter, Naruto langsung menggeser sedikit kaki kanannya.

SLASHHHHH

Dan dalam sekejap sebuah kubah api langsung tercipta di hadapan Naruto dan melindunginya dari serangan tersebut.

BLARRRR

Ledakan cukup besar menggema di seluruh arena pertarungan. Asap mengepul dengan lebatnya hingga menutupi jarak pandang Naruto.

Setelah cukup lama, akhirnya asap tersebutpun hilang. Namun belum sempat bernafas legah, Naruto harus kembali dikejutkan dengan adanya sebuah serangan api berbentuk burung Phoenix raksasa sedang melesat kearahnya.

Ukuran serangan itu sangatlah besar, mungkin hampir dua kali lipatnya sebuah bus angkutan umum.

'mengeluarkan tekhnik sebesar ini dalam latih tanding? Huhhh... sepertinya dia benar-benar ingin membunuhku!'

Tidak mau mati konyol, Narutopun ikut menyiapkan jurusnya. Merentangkan tangan kananya kesamping, maka terciptalah kobaran api disana. Namun lama kelamaan, kobaran api yang semula berwarna merah, secara perlahan mulai berubah menjadi berwarna biru yang menandakan bahwa tekanan dan oksigen yang terkandung di dalamnya sangatlah stabil dan padat.

Merasa cukup dengan persiapannya, secara perlahan Naruto mrengayunkan tangannya ke arah serangan tersebut.

SLASHHHHH

Hempasan api berwarna biru dengan jumblah tidak terkira langsung saja melahap burung Phoenix tersebut, seakan-akan serangan sebesar itu hanyalah makanan bagi api biru milik Naruto.

Padahal serangan tadi itu memiliki tingkat kepanasan yang cukup untuk membuat besi meleleh dalam hitungan detik. Namun semua itu tidak berlaku dihadapan api biru tersebut.

Melihat serangannya gagal, Natsu hanya tersenyum..,..~ ahhh... mungkin lebih tepatnya dia sedang menyeringai senang saat melihat sahabat sekaligus saudaranya itu mengeluarkan api birunya.

Setelah beberapa detik, serangan Natsupun habis dilahap oleh api biru milik Naruto. Keringat mulai membasahi tubuh mereka karena suhu di area tersebut sudah meningkat drastis hingga mencapai angka ekstrim bagi manusia biasa.

Bahkan terlihat dengan jelas bahwa pijikan arena yang secara keseluruhan terbuat dari beton berkualitas tinggi, sudah memiliki banyak sekali keretakan di hampir semua sisinya. Itu adalah akibat dari peningkatan suhu yang naik begitu drastis dalam waktu yang sangat singkat.

Namun bagi ke dua manusia Abnormal ini yang bahkan mungkin sudah perna mencicipi seperti apa itu panasnya api neraka, api dengan tingkatan seperti ini bukanlah masalah Bagi mereka

"Nagaimana..,.. apa masih mau di lanjutkan?" Tanya Naruto datar.

bukannya menjawab, Natsu malah semakin memperlebar seringainya. Kembali mengambil kuda-kuda bertarung, Natsu menekukan kedua sikunya dan hendak melakukan sesuatu.

[Fire Boost]

Slashhhh

Kobaran api merah menyala langsung muncul di kedua punggung Natsu setelah menyebutkan nama jurusnya. Menatap Naruto dengan penuh nafsu bertarung, dia lalu berbicara.

"Tentu saja harus di lanjutkan...,... skor terakhir 125 vs 125 dari 300 kali pertarungan bukan?!"

Mendengar dan melihat posisi Natsu yang seperti itu, akhirnya Naruto menyerah dan ikut tersenyum senang.

Jujur saja... selama beberapa tahun terakhir ini, hanya Natsulah lawan yang bisa membuatnya serius dan merasakan nikmatnya sebuah pertarungan.

Naruto meletakan kedua telapak tangannya ke tanah untuk mengambil ancang-ancang seperti atlet yang sedang melakukan start pelari.

"Masih keras kepala seperti dulu...,.."

Slashhhhh...

Krakkk...

Api berwarna biru langsung muncul di kedua kaki Naruto dan menguapkan semua material yang ada di sekitarnya. Bahkan lantai beton yang menjadi pijakannya, juga ikut retak karena saking panasnya api itu.

"Lagi pula perhitunganmu itu salah..,..." menjeda ucapannya sejenak, diapun melanjutkan. "...,... yang bernar adalah,... 275 vs 25 dari 300 kali pertarungan! Dan kau harus puas dengan hanya mencetak angka sebanyak 25 kali kemenangan!"

Mendengar itu Natsu hanya bisa tertawa kikuk.

"A-ahahah...,.. ingatanmu kuat juga ternyata!..,...tapi kali ini, aku pastikan akan mengalahkanmu dan mencetak angka yang ke 25!" Ucap Natsu penuh semangat.

"Khee... jangan terlalu percaya diri dulu..,..." menatap serius lawannya, Naruto lalu melanjutkan. "...,... pertarungan ini pastilah akan aku menangkan!"

"Hahahahahaha...,... itulah yang aku suka darimu!...,.."

BOSTHHHHHH

SLASHHHH

Natsu dengan dorongan api di punggungnya, melesat cepat bagaikan roket. Sedangkan Naruto dengan bantuan api biru di kedua kakinya, membuatnya dapat meluncur cepat bagaikan berseluncur di atas es kearah Natsu..

Dan saat jarak mereka semakin menipis...,...

BLARRRRRRR

Ledakan api biru dan merah memenuhi seluruh arena pertarungan. Bahkan kekai yang melingkupi seluruh arena itu, langsung retak akibat panasnya suhu yang dihasilkan oleh kedua monster api itu...

Inilah awal dari munculnya monster ke dalam akademi Konoha. Dua orang pecundang yang akan membungkam seluruh murid yang dikatakan sebagai Ten Commandments, dan akan membuktikan bahwa bakat bukanlah segalanya.

.

~~~~And Cut~~~~

.

.

Yoooo... minna-san... sebelumnya saya meminta maaf karena tidak mengupdate fanfic yang berjudul ~Pandora Box~... jujur saja, sebenarnya saya sedikit kekuarang referensi akan jalan cerita dari fanfic tersebut.

Sebenarnya chapter 7 itu sudah mencapai 3000 Word.. tapi karena kurangnya referensi, akhirnya aku memutuskan untuk membuat fanfic yang mungkin bisa menjadi obat bagi para reader sekalian. Dan setelah pertimbangan yang matang dalam beberapa minggu atau bahkan bulan ini, akhirnya aku memutuskan untuk membuat fanfic dengan tema ~Magic School~...

Sebenarnya fic ini adalah projek saya yang sudah cukup lama.. tapi karena alasan yang sama yaitu kurangnya referensi, akhirnya saya menunda untuk merilisnya. Dan alhamdulillah, akhirnya fic ini bisa juga saya updte dengan mengambil referensi dari beberapa author dan juga dengan mengandalkan Google. Namun tenang saja, mulai dari plot, kekuatan, hingga unsur lainnya, saya akan usahakan tidak akan sama dengan fic lainnya.

Yappp... saya rasa itu saja... saya harap para reader sekalian dapat menikmati fic ini..

Byyyu...