Turn Down For What
CHANBAEK GS
Mature Content
~※~
"Apa Ibu terlihat cantik sayang ? "
raut penuh kebahagiaan terpancar dari wajah wanita itu. Menatap anak gadisnya yang berjalan perlahan mendekati dirinya yang sedang duduk di depan meja rias.
" Tentu saja, Ibu sangat cantik ! Bahkan Ibu terlihat lebih muda dariku ! " gadis itu mencebikan bibirnya kesal karena ibunya yang terlihat lebih cantik darinya, walaupun usianya sudah menginjak empat puluh, tahun ini. Tidak benar-benar kesal sebenarnya. Malah dia bangga karena kecantikan ibunya itu diturunkan padanya. Tetangganya bilang, ia tak kalah cantiknya dengan para member girlgroup di luar sana. Yah dia akui dirinya memang cantik sejak kecil. Oh gadis mungil itu terlalu membanggakan dirinya.
" Oh putriku senang berbohong rupanya " jawab ibunda sambil terkekeh . Senyum sumringah tak lepas dari wajahnya. Dia terlalu bahagia. Akhirnya hari yang ditunggu tunggu tiba.
" Aku berkata yang sebenarnya bu . . . " gadis itu bersimpuh dan menggenggam kedua tangan ibunya dengan erat. Senyum manis tak luput dari wajahnya.
" Semoga Ibu dapat meraih kebahagiaan bersama seseorang yang akan menjadi ayahku juga nanti. Maaf karena selama ini aku tidak menyetujui hubungan kalian. Aku menyadari bahwa aku terlalu kekanakan " katanya pelan dengan raut wajah menyesal terlihat di akhir kalimatnya.
" Tidak, kau tidak perlu meminta maaf pada Ibu, Ibu memahami kenapa kau melakukan itu . Ibu bersyukur karena kau akhirnya kembali ke pelukan ibu dan bersedia menerimanya " di usapnya pipi lembut sang putri dengan sayang.
Selama ini gadis mungil dan cantik bernama Byun Baekhyun itu menentang hubungan ibunya dengan seorang pria yang ternyata lebih muda tiga tahun dari sang Ibu. Tidak ada alasan khusus sebenarnya. Dia hanya tidak ingin Ayah kandung tercintanya yang sudah meninggal sepuluh tahun lalu digantikan oleh pria asing, siapapun itu. Dia hanya berfikir bahwa selama ini ia sudah cukup bahagia, walaupun hanya hidup berdua bersama ibunya. Gadis itu memutuskan untuk pergi ke Manhattan setelah ibunya mengakui bahwa ia telah menjalin hubungan dengan seorang pria dan memutuskan tetap melanjutkan hubungan mereka walaupun sang putri tidak menyetujuinya. Ibunya tidak bisa mencegah kepergian putrinya. Bukannya ia tak peduli dengan perasaan sang putri. Tentu ia sedih bahwa anak satu satunya itu menentang hubungannya dan pergi dengan hanya meninggalkan sepucuk surat di atas meja belajar sang gadis. Ia tau bahwa putrinya hanya perlu waktu untuk menangkan diri dan semuanya akan baik-baik saja. Ya, dan itu terbukti, walaupun mereka tak lagi tinggal bersama, ibu dan putrinya itu masih menjalin hubungan yang baik. Satu tahun setelah kepergiannya, Baekhyun akhirnya luluh saat sang Ibu mengatakan padanya bahwa ibunya telah dilamar dan memutuskan untuk menikah dengan pria itu. Baekhyun menyadari bahwa ia telah egois selama ini, ibunya pasti kesepian setelah kepergian sang Ayah. Dan tak ada salahnya untuk memulai sebuah keluarga yang baru . Semua demi kebahagiaan ibunya. Ia hanya perlu menjadi anak penurut dan semuanya akan baik-baik saja. Ya semoga saja semua seperti apa yang diharapkan nya. Dan hari ini, untuk kali pertama ia akan bertemu calon ayahnya. Sebenarnya Baekhyun sedikit gugup, mengingat ia bukan tipe yang mudah akrab dengan orang asing, pasti sangat canggung jika tinggal di rumah yang sama nanti, pikirnya naif.
※
Jalanan terlihat cukup padat malam ini. Tapi Baekhyun masih bersabar mengendarai mobilnya walaupun hanya bisa melaju perlahan lahan. Baekhyun mengetukkan jari-jarinya di atas kemudi mobil. Ia tak bisa mengalihkan pikirannya dari figur sang Ayah tiri. Pernikahan ibunya berlangsung dengan lancar tadi, dan tentunya Baekhyun sudah bertemu dengan pria yang sekarang berstatus sebagai Ayah tirinya. Baekhyun terkejut melihat rupa sang Ayah, semua jauh dari ekspektasi nya. Dia kira pria yang menikahi ibunya itu buncit, berkumis dan pendek. Nyatanya yang ia lihat adalah pria tampan dan gagah . Dibalik tuxedo yang melekat pas di tubuhnya, Baekhyun yakin bahwa pria itu menyembunyikan tubuh berotot yang tidak mungkin dihasilkan secara instan. Tubuhnya juga tinggi. Baekhyun merasa sangat pendek karena tubuhnya hanya sebatas bahu pria itu, saat berkenalan tadi. Dan Baekhyun baru mengetahui bahwa pria itu adalah Park Chanyeol pemilik CY Mall, salah satu Mall terbaik di Korea Selatan. Ayah tirinya itu benar benar paket komplit yang diincar para wanita lajang di luar sana. Baekhyun bangga bahwa ibunya yang berhasil memikat pria itu. Tapi Baekhyun tidak bisa menutupi keheranannya. Kenapa pria itu memilih ibunya padahal banyak wanita cantik dan jauh lebih muda, siap mengantri untuk menjadi miliknya. Seketika Baekhyun merutuki pikirannya.
" Apa yang kau pikirkan Baekhyun. Tentu saja ibu sangat pantas untuk pria itu. Ibu cantik, pintar dan sukses. Mereka benar benar serasi " ujarnya kesal karena sempat berpikir bahwa ibunya tidak pantas untuk pria itu.
Baekhyun menginjak pedal gas nya. Jalanan sudah kembali normal. Tempat tidur adalah satu-satunya yang dipikirkan saat ini. Tubuhnya benar-benar lelah setelah seharian berjalan kesana kemari di acara pernikahan ibunya.
Malam ini Baekhyun membiarkan ibunya hanya berdua saja bersama ayah tirinya. Dan besok ia baru akan pindah ke rumah ayahnya. Ibunya sudah pindah duluan ke rumah itu dua hari yang lalu.
※
Seorang pria tengah tidur telungkup dengan sebuah bantal menutupi kepala dan kedua tangan menyiku di samping kepalanya. Selimut yang merosot hingga pinggangnya itu, menyuguhkan tubuh tanpa atasan berototnya yang membuat wanita manapun meneteskan air liur dan bergairah untuk segera bergumul dengan pria itu. Sayangnya tidak sembarang wanita bisa menyentuh nya. Cantik dan seksi tidaklah cukup. Setidaknya, mereka yang masih perawan dan 'bersih' bisa mendapatkan peluang untuk merasakan nikmatnya permainan kasar pria itu di atas ranjang. Dia pria normal, tentu membutuhkan lubang hangat seorang wanita untuk melepaskan hasratnya yang menggebu. Memuaskan dirinya sendiri di kamar mandi, sama sekali bukan gayanya. Mendapatkan dua sampai tiga gadis perawan dalam seminggu bukanlah hal yang sulit. Bawahannya selalu siap sedia mencari gadis pilihan untuk tuannya. Hanya beri sejumlah uang, dan semua yang terlibat dalam perbuatan bejatnya akan tutup mulut. Pria itu tak segan untuk berbuat keji pada siapapun yang mencoba menghianatinya. Dan sepertinya,mereka semua yang terlibat masih menyayangi nyawanya. Karena sampai sekarang, kegiatan bejat tapi nikmat itu belum terendus siapapun, termasuk istrinya. Ia masihlah pria baik-baik di mata semua orang.
" Chan . . . " panggil seorang wanita yang mengguncang tubuh si pria pelan.
" Ne, Noona " suaranya berat dan serak. Pria itu membalikan tubuh dan mengusap wajahnya pelan.
" Oh ayolah Park Chanyeol . Kenapa masih memanggilku dengan sebutan itu ?! Sebentar lagi Baekhyun akan kemari. Ia pasti menganggap kita pasangan yang aneh jika kau masih bersikukuh memanggilku seperti itu ! " balas wanita yang tak lain adalah ibu Baekhyun.
" Iya iya sayang . . . Kenapa masih pagi begini sudah mengomeliku hm ? " Chanyeol mengusap kepala wanita yang kini berstatus sebagai istrinya dengan sayang.
" Sudahlah. Cepat mandi dan siapkan dirimu. Aku tidak ingin putriku melihat ayahnya masih berbau liur nanti. " wanita itu beranjak keluar dari kamar Chanyeol dan menutup pintu dengan keras.
" Hey! Pelan-pelan ! Pintunya bisa rusak nanti ! "
Wanita itu tidak peduli dan melanjutkan langkahnya ke dapur menyiapkan sarapan sembari menunggu putri tercintanya tiba di rumah itu.
" Ah, Ayah ? Aku baru menikah dan sudah memiliki seorang putri berusia dua puluh tahun " Pria itu terkekeh pelan. Bangkit dari ranjang yang lembut dan melenggang masuk menuju kamar mandi nya.
※
" Apa benar ini rumahnya ? " Baekhyun memarkirkan mobilnya tepat di depan gerbang sebuah rumah yang di dominasi warna putih itu. Seseorang berpakaian serba hitam jalan menghampiri dan mengetuk kaca jendelanya.
" Nona Baekhyun ? " Tanya pria itu setelah Baekhyun menurunkan kaca jendelanya.
" Ah ya itu aku "
" Tuan dan Nyonya Park sudah menunggu di dalam. Biarkan saya yang membawa barang barang nona ke dalam dan nona bisa langsung menemui tuan dan nyonya "
" Ah- baiklah. Terimakasih "
Baekhyun membuka pintu mobil . Kaki mungilnya yang berbalut pump shoes berwarna pastel itu, membawa tubuhnya keluar dari mobil menuju rumah yang akan ia tempati bersama Ibu dan Ayah tirinya entah sampai kapan. Mungkin membeli rumah sendiri setelah ia bekerja nanti bukan ide yang buruk. Pikirnya mantap. Dari gerbang menuju pintu rumah sedikit jauh. Baekhyun berjalan pelan sembari mengamati sekeliling rumah, di kanannya ada sebuah taman dengan berbagai jenis bunga mengelilingi air mancur yang bisa dibilang cukup besar jika hanya untuk mempercantik halaman rumah. Dan di sebelah kirinya terdapat sebuah garasi yang dindingnya terbuat dari kaca tebal.
" Baekhyunie ! " Lengkingan suara wanita terdengar di telinga Baekhyun. Buru buru ia mempercepat langkah menghampiri wanita itu.
" Bu ! " Baekhyun berseru manja dan memeluk ibunya erat. Ibunya terkekeh pelan melihat tingkah anak gadisnya itu.
" lebih baik kita segera masuk dan menemui ayahmu Baek " melepaskan pelukan sang putri dan menuntunnya memasuki rumah.
" t-tunggu dulu , a-ku a-ku . . "
" Kenapa gugup seperti itu hm ? apa kau takut bertemu dengan ayahmu ? " Ibunya menatap keheranan dengan tingkah laku Baekhyun.
" Bukan seperti itu Bu, hanya saja a-aku me- "
" Sekarang dia sudah menjadi ayahmu Baek, dan kita akan tinggal bersama. Kau harus terbiasa dengan itu. Menghindar terus tidak akan membawa kemajuan , kau tau itu kan ? sekarang masuk dan kita temui ayahmu. " katanya penuh pengertian sambil mengandeng Baekhyun memasuki rumah.
" Baik Bu, maafkan aku " Baekhyun hanya bisa menunduk pasrah mengikuti ibunya. Mau tidak mau dia memang harus menghadapi ini.
※
" Tunggu di sini. Ibu mau memanggil ayahmu dulu "
" Ya bu.. "
Baekhyun duduk di sofa ruang tengah . Mengamati isi tempat tinggal barunya itu. Dilihat nya sebuah kolam renang yang terlihat karena pintu lebar samping ruang tengahnya itu terbuat dari Baekhyun menjadi antusias untuk segera menceburkan diri kesana. Baekhyun suka sekali berenang. Hampir setiap hari libur ia gunakan untuk berenang. Ah tidak Baekhyun. Ini hari pertamamu disini.
" Kau sudah datang "
Lamunan Baekhyun terhenti setelah suara berat itu menyapa telinga nya. Seketika Baekhyun menoleh ke arah suara dan berdiri tegang. Dilihat nya pria itu berjalan menuruni tangga, menggandeng tangan ibunya. Baekhyun dibuat tak berkutik oleh senyuman Chanyeol . Terpesona. Itulah kata yang tepat untuk mendeskripsikan apa yang Baekhyun rasakan saat ini. Senyuman itu membuatnya terlihat semakin tampan. Oh lihatlah giginya yang rapih itu, lesung pipinya juga ! Tidak ! Tidak Baekhyun ! Dia ayahmu sekarang ! . Baekhyun berusaha menyadarkan diri dan meremas rok nya erat.
" Semoga kau betah tinggal disini. Dan yang paling penting, kau tidak perlu takut padaku. Aku tidak seperti ayah tiri diluar sana "
Baekhyun melihat ayahnya terkekeh geli padanya. Pasti ibu yang memberi tahu. Agh ! Membuatku semakin malu saja ! Baekhyun menatap tajam ibunya yang hanya dibalas senyuman tak bersalah wanita itu
" n-ne " Baekhyun masih saja gugup.
※
" Apa kau memutuskan untuk kuliah tahun ini Baek? " tanya Chanyeol sambil menyesap pahit kopi hitam nya. Canyeol memutuskan untuk mengajak keluarga barunya berbincang sebentar setelah selesai menyantap sarapan .
" Iya. Sepertinya aku akan mendaftar di universitas sekitar sini saja. "
" Bukankah pendaftarannya masih lama? Apa yang akan kau lakukan selama itu Baek ? " Istrinya menyahut sembari menuangkan teh kedalam cangkir Baekhyun yang hampir kosong.
" emm, sepertinya aku akan dirumah saja Bu. Aku bisa menyulam atau melakukan hal lainnya untuk mengurangi bosan. "
" Kau bisa keluar bersenang-senang dengan temanmu Baek. Ayah tidak akan melarangmu. " Chanyeol tertawa dalam hati saat menyebut dirinya Ayah. Oh ini sungguh aneh.
" Kau harus tau sayang. Baekhyun itu sungguh pemalu untuk memulai sebuah pertemanan. Yang ku ingat, dia hanya punya dua teman dekat wanita sampai sekarang. Bukan begitu Baek ? "
" Bu ~ " Baekhyun menjawab dengan rengekan manja sekaligus kesal.
※
Baekhyun keluar dari kamar mandi. Barang-barang nya sudah selesai dibereskan tadi. Sekarang ia hanya perlu memakai baju dan segera bergelung nyaman di bawah selimutnya. Gaun tidur berbahan sutra setengah paha dan tanpa lengan itu, menjadi pilihan untuk menemani tidurnya malam ini.
" Baek ! Ayo turun dan makan malam ! " Teriakan ibunya dari ruang makan terdengar sampai kamar Baekhyun.
" Tidak bu ! Aku langsung tidur saja ! "
Baekhyun kembali menata bantal dan selimutnya. Menutup hingga sebatas leher. Baekhyun mengingat perbincangan dengan sang ayah tadi. Ternyata Park Chanyeol tidak seburuk itu. Ayah tirinya hangat dan menyenangkan. Baekhyun memantapkan dirinya untuk tidak bersikap canggung lagi di depan sang ayah. Apa kau yakin bisa melakukan nya Baek ?
※
Jam sudah menunjukan pukul sebelas malam. Chanyeol masih disibukan dengan berkas-berkas di ruang kantor sebelah kamar yang harus di kerjakan malam ini. Punggung dan lehernya sudah pegal, setelah ber jam-jam berada diposisi yang sama . Chanyeol meregangkan kedua tangannya dan beranjak berdiri keluar dari ruang kantornya. Ia memutuskan menyeduh teh madu untuk membuat tubuhnya rileks kembali. Chanyeol menuruni tangga. Sebelah tangannya dimasukan kedalam saku celana, dan tangan lainnya menyugar rambut hitamnya lelah. Dilihatnya lantai satu sudah gelap gulita. Tentu saja. Semua orang sudah terlelap di tengah malam seperti ini. Tapi dugaannya salah. Ia melihat anak gadis yang kini menjadi putrinya itu ,tengah menjinjitkan kaki mungilnya untuk mencapai rak penyimpanan paling atas di dapurnya. Oh sial. Apa yang kau lakukan dengan pakaian seperti itu di tengah malam begini gadis kecil. Chanyeol mengumpat dalam hati. Ia memperhatikan tubuh Baekhyun, dari atas ke bawah. Rambutnya yang digelung ke atas membuat Chanyeol dapat melihat leher mulus Baekhyun. Dan kedua tangan mungil yang tengah meraih raih ke atas membuat gaun tidur itu hanya menutupi kedua bongkahan kenyal Baekhyun. Jika tubuhnya merunduk sedikit saja, Chanyeol bisa melihat bongkahan kenyal dan celana dalam Baekhyun tanpa terhalang kain gaun tidur sialan itu. Damn. Hentikan pikiran kotormu Chanyeol ! . Chanyeol menghampirinya perlahan dan Baekhyun masih belum menyadari kehadiran pria itu di belakang tubuhnya.
" apa yang sedang kau cari sweetheart ? " Bisikan seksi itu terdengar di telinga Baekhyun. Chanyeol dengan sengaja menyentuhkan bibirnya dan meniup pelan daun telinga Baekhyun. Membuat baekhyun berjengit kaget dan membalikan tubuhnya dengan cepat kehadapan Chanyeol. Ia bisa melihat raut terkejut Baekhyun. Mulutnya terbuka sedikit dan pipinya memerah. Sial. Kenapa Baekhyun manis sekali. Chanyeol menggeram dalam hati. Kedua tangannya menggenggam erat, menahan gejolak gairah yang tiba-tiba muncul hanya karena gadis cilik yang jauh berbeda dengan tipe nya selama ini. Ini benar-benar aneh. Ada apa denganmu Chanyeol ! Chanyeol berusaha menyadarkan diri bahwa gadis yang sekarang ada di hadapan nya ini adalah anaknya.
" A-ayah. Kenapa Ayah belum tidur ? " Pandangan Chanyeol turun kebawah, melihat kedua tangan Baekhyun yang meremas erat gaun tidurnya. Chanyeol menyeringai dibuatnya. Sedikit menggoda putri sendiri tidak masalah kan ? Pandangan Chanyeol kembali ke wajah mungi Baekhyun.
" Banyak yang harus ayah kerjakan malam ini. Apa yang sedang kau cari Baek ? " Chanyeol masih belum ingin menjauhkan tubuhnya dari Baekhyun.
" e-eh itu . . Apa ayah punya susu ? Aku belum menemukannya dimanapun "
" Aa.. Sepertinya Bibi Nam belum membeli persediaan dapur. Tapi kau bisa mendapatkannya langsung dari sumbernya kalau kau mau " Balas Chanyeol sedikit tertawa.
" Maksud Ayah ? Ayah punya sapi ? Tapi ini sudah malam Yah. Merepotkan kalau harus memerasnya dulu. " ditatapnya Baekhyun yang masih mengkerutkan keningnya.
Chanyeol mengatupkan bibirnya erat menahan tawa. Benarkah Baekhyun sudah berusia dua puluh tahun? Mungkin besok Chanyeol harus memastikan sendiri pada istrinya.
" Ya sudah. Ayah mau membuat teh madu. Kau mau ? " Chanyeol merasa seperti berbicara dengan anak sepuluh tahun. Geli sebenarnya menyebut dirinya sendiri Ayah. Istrinya sendiri yang menyuruhnya. Katanya itu salah satu upaya untuk membuat Baekhyun merasa nyaman didekatnya. Apa boleh buat.
" Apa tidak merepotkan ? "
" Tidak perlu merasa sungkan padaku Baek. Duduk lah dulu." Chanyeol berjalan menjauhi Baekhyun menuju tempat dimana toples madunya berada dan segera meracik teh madu untuk mereka berdua.
※
Kini Baekhyun tengah duduk memperhatikan punggung lebar ayahnya yang sedang membuatkan teh madu. Kaus abu-abu dan celana training dengan garis putih di sisi samping celana, tidak mengurangi ketampanan pria itu sedikit pun. Tubuh ayahnya masih terlihat gagah dan bugar walupun usianya sudah menginjak tiga puluh tujuh tahun. Belum terlalu tua memang. Tapi tubuh ayahnya jauh lebih bagus daripada teman pria sekelasnya, saat Baekhyun sekolah menengah dulu.
Berbicara tentang ayah nya. Pipi Baekhyun seketika memerah mengingat apa yang pria itu lakukan tadi. Baekhyun lega karena ia berhasil menahan lenguhan saat ayahnya meniup telinganya. Baekhyun yakin tadi dia merasakan bibir ayahnya sekilas di daun telinganya. Bukankah itu aneh ? Apakah itu hal yang wajar dilakukan oleh seorang ayah pada putrinya ?
Tapi bukan hanya itu yang membuat pipi Baekhyun sudah semerah kepiting rebus. Ia sungguh malu karena memakai gaun tidur seminim itu di depan ayahnya. Baekhyun sedikit risih saat mata ayahnya melirik ke arah pahanya. Park Chanyeol bukan tipe pria mata keranjang kan ? Tentu saja tidak ! Mana mungkin ibunya mau menikahi pria semacam itu ! Ayah pria baik. Tidak ada yang perlu di khawatirkan Baek !
Sayangnya dugaanmu salah Baek~
" ini. Masih sedikit panas " Baekhyun melihat Chanyeol meletakkan cangkir teh madu untuknya di atas meja dan duduk di hadapannya.
" Terimakasih " Baekhyun tersenyum menatap ayahnya yang dibalas senyuman tak kalah manisnya oleh Chanyeol.
Tatapan Baekhyun masih terpaku pada wajah tampan Chanyeol. Pria itu masih menatap intens ke arahnya. Apa ada yang salah dengan ku ? Baekhyun mengikuti kemana arah tatapan Chanyeol terhenti. Oh sial. Kenapa dari tadi aku tidak menyadarinya ?! Tubuhnya mulai panas dingin. Ia tidak bisa duduk dengan tenang. Baekhyun lupa. Sekarang ia tidak hanya tinggal bersama ibunya. Ada seorang pria yang tinggal bersamamu Baek ! Baekhyun selalu melepas branya sebelum tidur. Ayah pasti sudah melihat kedua putingku yang tercetak jelas di bawah kain yang super sialan tipis ini. Pipi Baekhyun benar-benar merah sekarang.
" Ada apa baek ? "
" Se-seperti nya aku akan menghabiskan teh ku di kamar saja. Selamat malam. " Baekhyun menggenggam cangkirnya erat. Beranjak dari bangku dan jalan dengan terburu-buru menuju kamarnya. Tapi ternyata usahanya untuk kabur dari hadapan sang Ayah ,tidak semulus yang diharapkan.
" Aakh " Baekhyun tersandung kakinya sendiri yang membuatnya nyaris terjatuh karena tidak memperhatikan langkahya. Untung cangkir ditangannya masih tergenggam erat. Hanya saja guncangan dari tubuhnya membuat air di dalam cangkir tumpah mengenai tangannya.
※
" Hey ! Kau tidak apa ? " Chanyeol bergegas menghampiri Baekhyun setelah mendengar teriakan putrinya itu.
" P-panas " raut kesakitan jelas terlihat dari wajah putrinya.
" Kemari " Chanyeol mengambil sebotol air dingin dari dalam kulkas, sebelum menuntun Baekhyun menuju wastafel.
" Oh tidak. Tanganmu mulai memerah Baek " Chanyeol mengambil sebelah tangan putrinya yang terkena tumpahan teh madu yang masih panas itu. Tubuh kekarnya mengurung Baekyun dari belakang. Tidak ada jarak sedikitpun di antara mereka.
Chanyeol menyesali perbuatannya sekarang. Ia bisa merasakan dengan jelas kedua bongkahan kenyal tubuh bagian belakang Baekhyun menempel di atas pahanya. Belum lagi, dari tempatnya berdiri ia bisa mencium aroma strawberry yang menguar dari rambut putrinya. Selera putrinya tidak seperti kebanyakan gadis seusianya. Apa Baekhyun masih menggunakan shampoo yang biasa digunakan anak kecil ? Putrinya benar-benar masih polos rupanya. Diam-diam Chanyeol mengendus dalam rambut Baekhyun. Jika dibiarkan berlanjut, Chanyeol fikir ia bisa lepas kendali untuk menggagahi putrinya. Bisa gawat jika itu benar-benar terjadi. Ini baru hari pertamanya setelah menikah, dan dia sudah menggauli putrinya sendiri ? Kau ayah yang bejat jika benar-benar melakukannya Park!
" Lain kali kau harus berhati-hati lagi Baek. Kenapa terburu-buru seperti itu hm ? Apa kau masih takut padaku ? " Chanyeol berujar pelan di samping kepala Baekhyun. Sebelah tangannya memegang botol berisi air dingin yang telah dibuka tutupnya. Menuangkan air itu pada tangan Baekhyun secara perlahan-lahan. Mencoba memberikan pertolongan pertama pada kulit putrinya yang mulai memerah.
" T-tidak, bukan begitu Yah "
" Baiklah kalau kau tidak mau mengatakan yang sebenarnya. Tunggu disini. Akan ku ambilkan geluntuk mengurangi rasa panasnya. " Chanyeol melepaskan kungkungan nya dari tubuh Baekhyun. Tidak rela sebenarnya. Ia masih ingin menikmati wangi tubuh Baekhyun, yang sepertinya sudah menjadi candu bagi Chanyeol sekarang.
" Apa besok mau Ayah antarkan ke dokter, Baek ? " Chanyeol yang telah kembali dengan gel luka bakar di genggamannya. Meraih tangan Baekhyun dan segera mengoleskannya hati-hati ke atas kulit Baekhyun.
" Tidak perlu Yah~ Tidak sesakit itu kok. Besok pagi pasti sudah membaik "
" Oke kalau itu maumu. Nah, sudah selesai. Kembali ke kamarmu dan segera tidur. " Perintah Chanyeol sambil mengusap pelan rambut Baekhyun. Yang diusap hanya menunduk, mencoba menutupi semburat merah pipinya dari pandangan Chanyeol. Aku masih bisa melihatnya baby~
" Ya, selamat malam Yah "
" Oh tunggu dulu Baek ! " Chanyeol menghentikan langkah Baekhyun yang sudah berada di depan pintu kamar putrinya itu.
" Ne ? "
" Bisakah kau berhenti memanggilku Ayah ? " Chanyeol menatap Baekhyun yang memandangnya penuh tanya.
" Panggil aku Daddy "
" D-daddy ? " Juniornya menegang detik itu juga. Mendengar suara lembut Baekhyun menyebutnya Daddy dengan ragu-ragu.
" Ya. Itu lebih baik " Balas Chanyeol dengan senyum puas di wajah nya.
Selamat Park ! Kau berhasil melewati cobaan malam ini dengan baik. Bagaimana dengan hari selanjutnya ? Oh, Damn it !
※ ※ ※
NEXT ?