Disclaimer : All Characters belong to Masashi Kishimoto.

A/N : Akhirnya ingin membuat cerita tema supranatural. Masih tentang pair favorit saya Sai dan Ino. Maaf kalau saya suka nulis lemon karena Scubuss adalah demon yang mendapatkan energi dengan hubungan seks jadi ya begitulah... banyak lemon sepertinya. Ini baru prolog saja sih. main storynya masih di awang-awang.

Warning : Explicit

Succubus X Vampire

.

Prolog

Di ruang motel yang sempit dan lembab. Dua insan tengah melampiaskan nafsu birahi mereka. Tempat tidur kayu yang cukup tua mulai berderit-derit menahan beban dua tubuh yang saling menggeliat dan membelit.

Kulit telanjang saling bertemu dan bergesekan. Sedangkan Telapak tangan mengelus dan membelai meninggalkan jejak panas yang sanggup membakar tubuh mereka.

Jari jemari sang pria menyusuri lekuk tubuh Indah wanita yang terlentang di bawahnya. Mengamati dan mereguk keindahan yang jarang didapatkannya. Matanya yang kini terselimuti kabut hasrat menatap sayu manik aquamarine yang menghipnotisnya.

Sekalinya pria itu mendaratkan kecupan di bibir nan merah dan ranum itu. Dia bisa merasakan sesuatu yang tak dapat dia jelaskan mempengaruhi tubuh dan pikirannya. Wanita ini terasa bagai candu yang memabukkan. Dia tak bisa berhenti untuk mencicipi setiap senti kulit halus yang mengingatkannya pada kain sutra.

"Betapa beruntungnya aku" Pria itu berbisik. Tidak pernah dalam hidupnya dia bertemu wanita yang luar biasa cantik dan sensual seolah dia adalah titisan aphrodite sendiri. Semua tentang dirinya sempurna.

Sang wanita meregangkan pahanya sedikit, membuka jalan bagi jari-jari yang penuh rasa ingin tahu mengeksplorasi tempat rahasia yang hanya dijamah oleh pemuja yang bersedia dikorbankan untuk memenuhi rasa laparnya.

Wanita itu mendesah tatkala jari telunjuk pasangannya menemukan lubang lembab dan hangat yang terletak di antara kakinya. Dengan sengaja dia membuka kakinya lebih lebar hingga membuat dirinya terekspos dari luar.

Sang pria menatapnya dengan terpesona dan berdecak kagum. Merasa mendapatkan izin untuk menjelajah lebih jauh. Pria itu mendorong jari tengah dan telunjuknya ke dalam. Menyentuh dinding-dinding lunak yang mulai berkontraksi menjepit jari-jarinya.

Mendengar erangan nikmat meluncur dari mulut wanita itu, Si pria berambut coklat makin berani. Dia mengerakkan jarinya keluar masuk membuat cairan di dalamnya merembes keluar. Rasa ingin tahunya membuat pria itu menjilat jarinya mencicipi rasa feminin beraroma khas wanita.

Melihat kelakuan pasangannya wanita itu tergelak. "Hey bila kau ingin memakanku lakukan saja. Jangan ragu"

Tanpa pikir panjang sang pria membenamkan hidungnya di antara kedua paha yang terbuka lebar untuk menghirup aroma khas kewanitaan yang memikat. Lidahnya menari-nari di antara lembah yang tertutup rambut tipis berwarna pirang dan mencicipi nektar yang terus menerus mengalir seiring erangan nikmat wanita itu.

Dengan lidahnya sang pria menyusuri dan menjilati setiap area tanpa terkecuali. Ketika lidahnya tanpa sengaja menyentuh klitorisnya wanita itu memekik manis. Dia bisa merasakan kejantanannya mengeras dan berdenyut seolah menuntut ingin mencicipi apa yang mulutnya sedang cicipi.

Sang pria cukup sabar melakukan pekerjaannya. Ia tahu sedikit lagi wanita itu akan klimaks. Dengan giat dia terus menjilat dan menghisap hingga sang wanita menggelinjang dan merintih. Dia memutuskan membenamkan kembali jari-jarinya ke dalam lubang hangat dan basah yang dengan perlahan menjepitnya dengan keras. Jarinya bergerak keluar masuk dengan tempo tinggi sedangkan mulutnya menghisap klitoris yang semakin lama semakin sensitif. Akhirnya wanita itu takluk, Ia memekik keras dan cairan menyembur dahsyat membasahi wajah si pria berambut coklat .

"Ops.. maaf" ujarnya singkat. Kulit wanita itu lembab oleh keringat dan wajahnya memerah akibat orgasme.

Tiba-tiba saja wanita itu mendorong pasangannya hingga dia terjengkang di kasur. Perlahan dia merayap dan mengangkangi tubuh atletisnya.

Kini sang pria berada di bawah belas kasihan wanita itu. Dia hanya bisa menanti kapan wanita itu akan menganugerahinya dengan sebuah pelepasan.

"Apa kau mau?"

Dengan nakal wanita itu mengerak-gerakkan pinggulnya. Membuat gesekan lembut yang lezat. Dia menginginkan lebih. Ini tidak akan cukup untuk memenuhi hasratnya.

"Oh..please.." Pria itu memohon. Kejantanannya yang berkedut mulai merasa sakit.

"Apa kau bersedia aku mengambil sesuatu darimu?"

Tidak mengerti apa maksud wanita itu sang pria hanya mengiyakan tanpa bisa berpikir panjang. Otaknya sudah tidak lagi berfungsi karena gairah yang memuncak.

"Terserah kau saja, Biarkan aku merasakanmu"

Dengan perlahan sang wanita menurunkan pinggulnya. Membiarkan tubuhnya menelan setiap senti kejantanan pria berambut coklat itu. Merasa semua sudah dalam posisi yang tepat. Wanita pirang itu mulai bergerak. Dengan ditunjang otot pahanya yang terlatih wanita itu mulai menunggangi sang pria dalam tempo tinggi.

Hanyut dalam kenikmatan. Pria itu tak menyadari iris aquamarine yang indah berubah menjadi semerah darah. Tak peduli ini zaman apa. Iblis seperti dirinya tak bisa berhenti melakukan apa yang seorang iblis lakukan. Seiring dengan gerakan pinggulnya sang wanita mengekstraksi energi kehidupan dari pria mortal yang menggerang nikmat di bawahnya. Dia menghisap semua energinya sampai tak tersisa. Sang pria tidak lagi bernyawa tapi Iblis itu tak merasa kasihan. Bukankah mati ketika orgasme jauh lebih baik dari pada diberondong peluru polisi. Sang wanita merasa dia sudah melakukan kebaikan.

Tanpa memedulikan jasad mengering yang terbujur kaku di ranjang, Wanita itu melangkah keluar dari kamar motel dengan santai. Kemampuannya memanipulasi pikiran membuat manusia melupakan dia pernah ada di sana tapi dia tidak menyadari ada sepasang mata hitam yang tak terpengaruh oleh kekuatannya memandangnya dengan curiga.

.

.

Ino melangkah melewati jalan yang sepi. Dia tahu sangat bodoh untuk pulang ke rumah lewat tengah malam sendirian. Dia tidak takut tapi hanya merasa aneh. Seolah-olah seseorang sedang mengikutinya. Ino menoleh dari balik bahunya. Sepertinya ada suatu yang bersembunyi dan menanti dirinya di balik kegelapan.

Ino mempercepat langkahnya ketika ia melintasi taman yang sepi dan cukup gelap, Tiba-tiba angin berembus kencang bersamaan dengan bayangan hitam yang melesat dengan cepat. Dia melihat siluet seseorang melayang di atas tiang lampu jalan. Ino langsung waspada. Mempertajam semua indranya.

Secercah sinar bulan yang menembus awan cukup memberikan cahaya untuk melihat sosok yang berdiri dengan santai di atas tiang lampu penerangan jalan. Ino menengadah menemukan sosok pria tampan berambut hitam dan kulit pucat pasi menatapnya. Aura dingin yang terpancar dari tubuhnya membuat Ino tak bergeming. Dengan elegan pria itu turun dan mendarat dengan halus di hadapannya.

'Vampir' Pikir Ino dalam hati.

Pandangan pria itu membuat Ino membeku di tempatnya. Dia butuh waktu untuk membebaskan diri dari belenggu yang pria itu ciptakan di kepalanya. Pria itu meraih dagunya. Tatapannya mengancam.

"Kau yang membuat kekacauan di wilayah kami?"

"Apa maksudmu?"

"Mayat mortal dalam kondisi mengering dan telanjang di motel. Ini peristiwa ke empat dalam enam bulan terakhir"

"Aku masih tak mengerti apa hubungannya denganku"

"Kau masih mau berkelit?" Suaranya setenang dan sedingin air danau. Pria itu mendekatkan bibirnya di telinga Ino dengan menggoda "Kau Succubus, Apa kau tahu apa yang telah kau perbuat?"

Ino berhasil membebaskan diri dari mind control yang membuatnya tak bisa bergerak. Dengan sekuat tenaga dia memukul perut pria itu membuatnya mundur beberapa langkah tapi Sang vampir sama sekali tak terluka.

Dia mengeluarkan tawa rendah "Kau pikir bisa melawanku?"

Seketika sang vampir menerjang ke arahnya. Dia membalas pukulan Ino dengan melepaskan tinju yang mengarah ke wajah cantiknya. Secepat kilat Ino menepisnya. Meskipun dia berhasil kekuatan pria itu lebih besar darinya. Ino pun terpelanting. Bibirnya robek dan darah mengalir tapi tak cukup lama karena tubuh Iblis mampu menyembuhkan dirinya sendiri meskipun tak secepat kaum ware wolf. Wanita itu tak habis pikir mengapa vampir menyerangnya.

Ino masih terduduk di tanah. Debu menempel di pakaiannya. Dia tak punya pilihan selain melarikan diri tak mungkin dia menang melawan pria itu. Sepertinya dia juga bukan vampir biasa. Ino adalah bangsawan dari kaum Succubus tak mungkin dia di kalahkan dengan mudah oleh sekedar vampir rendahan.

"Apa kau tahu mortal tidak boleh mengetahui keberadaan kita?" Dia mendekat. Ino berdiri dengan limpung dan mundur perlahan

"Lalu apa hubungannya denganku?"

"Kau membunuh manusia, Menyerap energi kehidupan mereka dan meninggalkan mayat mengering yang membuat heboh dunia mortal. Kau membuat keributan yang tak perlu"

"Mengapa kau menyerangku?"

"Karena Lord Kami tidak suka tindakanmu yang membahayakan eksistensi makhluk seperti kita dan kau juga melanggar peraturan dengan berburu di wilayah kami. Aku kemari untuk memberimu pelajaran"

"Hei, Aku hanya membunuh kriminal yang dicari polisi dan kebetulan mereka bersembunyi di wilayahmu" Ino berusaha membela diri

"Succubus bila kau ingin membunuh mortal. Lakukan dengan cara mortal. Be smart"

Ino tidak akan bisa lari dengan tubuh manusianya. Dengan cepat Ino mengumpulkan kekuatan iblisnya, mentransformasi dirinya ke wujud asli.

Sayap yang besar muncul dari punggungnya. Bersamaan dengan tanduk dan ekor berujung runcing. Ino terbang kemudian menukik. Cakarnya mencoba menembus pertahanan sang vampir tapi dia hanya berhasil merobek pakaian pria itu. Ino mengepakkan sayapnya melayang. Vampir tak akan bisa menyerangnya di udara. Mereka tak bisa terbang.

"Mencoba melawanku dengan kekuatan penuh, Sayang sekali kau tak berhasil" sang vampir menyeringai sambil melompat dengan tinggi. Dalam satu kedipan mata Tangan Vampir itu sudah meraih bahu Ino dan sebelum wanita itu menyadarinya dia sudah melesak ke bawah. Pria itu menjatuhkannya dengan kekuatan fisik yang sangat besar. Tubuhnya terbanting ke tanah dengan keras. Ino mencoba bangkit tapi tubuhnya kembali membeku. Menolak semua perintah otaknya.

'Sialan' umpat Ino dalam hati. Pria itu menggunakan mind controlnya lagi untuk menghentikan gerakannya. Ino mencoba menepis kekuatan pria itu di kepalanya tapi dia lebih kuat. Ino tak bisa berkutik.

Vampire itu mendarat dengan pelan kemudian mencekik dan mengangkatnya tubuhnya dengan mudah seolah dia tak memiliki massa. Kaki Ino tak lagi menginjak tanah. Dia mulai megap-megap dan meronta merasakan aliran udara ke paru-parunya terputus.

"Masih ingin melawanku"

Ino menatap ke dalam bola mata hitam yang dingin dan tak berperasaan. Vampir itu bisa menghabisinya disini bila dia mau dan para scubbus lainnya akan diam saja. Mereka tak pernah menyukai Ino meskipun dia pimpinan mereka. Ino tak pernah mau mengikuti peraturan kaum Iblis.

Wanita pirang itu masih berusaha meronta untuk melepaskan diri dari cengkaman kuat yang menekan lehernya. Dia sudah mulai kehabisan nafas.

Merasa puas membuat lawannya kesakitan. Vampire itu melepaskannya.

Ino terbatuk-batuk. Bersimpuh di tanah memegangi lehernya "Kau brengsek"

Vampire itu berjongkok. Membuat pandangan mereka sejajar "Menyerahlah, Jangan buat aku menyakitimu lebih jauh"

Pria itu mengunci dagu Ino dalam genggamannya dan menciumnya "Bahkan ciuman-mu tak bisa mempengaruhiku" ujarnya santai.

"Oh" Ino terkejut bukan hanya karena kekuatan hipnotisnya tak mempan tapi juga karena dingin bibir pria itu masih terasa di bibirnya "Apa kau akan membunuhku?"

"Tidak, tapi kau akan membawa sebuah tanda yang akan membuatmu malu selamanya"

Vampire itu menjambak rambut Ino hingga kepalanya menengadah mengekspos leher jenjangnya yang indah.

Dia tersenyum dan menyusuri leher Ino dengan lidahnya. Cukup membuat Ino merinding mengetahui dia mangsa dan pria itu predatornya. Tapi mengapa dia juga merasa excited?

Kemudian vampir itu menghunjamkan taringnya mengoyak kulit sang Scubuss yang jelita. Darah mengalir dan pria itu memperdalam gigitannya memastikan luka gigitan yang dia berikan akan membekas dan sihir pun tak mampu menghilangkannya.

Ino mengernyit. Pria itu tak menghisap darahnya tentu saja Vampir hanya minum darah manusia. Dia hanya berniat melukainya 'Sialan'

Sang vampir menatap Ino dengan puas "Sekarang kau tak bisa lari dariku, Jangan pernah mencari gara-gara lagi dengan kami" Sang Vampir kemudian menghilang kembali dalam kegelapan malam.

Ino kembali berubah ke wujud manusianya. Makan malamnya jadi sia-sia karena energi yang dia serap dari mortal tadi habis untuk bertarung dengan orang yang salah dan menyembuhkan lukanya. Sambil terengah-engah, Wanita itu menyentuh lehernya. Oh brengsek sekarang semua orang bisa melihat Ino menjadi korban kaum vampir. Dia akan membuat perhitungan dengan pria itu. Tunggu saja.