Halo namaku Byun Baekhyun. Ah tidak, margaku sekarang telah berganti menjadi Park Baekhyun, usiaku baru menginjak 22 tahun dan aku telah dikaruniai 2 anak laki-laki yang sangat tampan dan lucu. Anakku yang pertama bernama Park Jackson, usianya 4 tahun dan yang kedua bernama Park Jaehyun, usianya baru menginjak 2 tahun. Sekarang aku tengah mengandung anak ketiga dengan usia kandungan yang baru menginjak 3 bulan. Aku tinggal di sebuah desa terbesar yang ada di Pulau Jeju, desa itu bernama Desa Jeola, sebuah desa yang masih memegang teguh adat istiadat dan kepercayaan jaman dulu. Aku menikah ketika usiaku baru menginjak 17 tahun, saat itu aku dipaksa menikah dengan putra seorang saudagar kaya di desa tempatku tinggal untuk melunasi hutang kedua orangtuaku. Putra dari saudagar kaya itu bernama Park Chanyeol, usianya 8 tahun lebih tua dariku dan sekarang ia telah melanjutkan bisnis perkebunan dan peternakan milik orangtuanya. Dia tinggi, tampan, kaya dan juga sangat gagah. Namun meskipun begitu Chanyeol memiliki sifat yang tidak begitu aku sukai. Dia pemarah, egois, keras kepala dan tidak suka dibantah. Chanyeol punya jalan pemikiran kolot layaknya lelaki lain di desa ini. Desa ini masih memegang kepercayaan bahwa perempuan ataupun carrier tidak boleh memiliki derajat yang sama atau lebih tinggi daripada pria ataupun seme. Kebanyakan perempuan atau laki-laki yang berstatus uke di desa ini hidupnya di kekang dan di atur oleh para dominan termasuk aku. Sejak kecil aku tidak pernah mengenyam pendidikan dibangku sekolah yang menyebabkan aku tidak bisa menulis ataupun membaca. Hal serupa pun dialami oleh perempuan dan uke lain di desa ini, kami tidak diperbolehkan untuk bersekolah secara formal. hanya perempuan ataupun uke yang merupakan anak dari petinggi desa sajalah yang diperbolehkan untuk bersekolah secara formal. Sebagai gantinya, kami sebagai kaum submissive diwajibkan untuk belajar menari dan menyanyi untuk menyenangkan hati para kaum dominan. Sejak kecil kami juga sudah diajarkan bagaimana cara menjadi istri yang baik seperti memasak, mengurus dan membersihkan rumah serta mengurus anak. Dan ketika usia kami menginjak 14-18 tahun, biasanya kami akan dipaksa untuk mengikuti sebuah kontes pemilihan pasangan yang diadakan di pusat desa. Kami harus berdandan secantik mungkin dan kami dipaksa untuk menari dan menyanyi sebaik mungkin dihadapan puluhan lelaki yang nantinya akan memilih kami sebagai istri mereka. Hal seperti ini dilakukan atas kepercayaan leluhur yang menganggap bahwa lelaki dominan ditakdirkan untuk memilih dan wanita serta para uke ditakdirkan untuk dipilih. Kami dipajang layaknya barang dagangan dihadapan puluhan pasang mata yang memandang kami dengan tatapan penuh nafsu. Biasanya sebelum kontes itu dimulai kami akan dikarantina terlebih dahulu di asmara kantor desa selama sekitar 2 minggu untuk dilatih bagaimana cara memuaskan suami diatas ranjang. Desa ini sangat menjunjung tinggi harkat dan martabat kaum lelaki sedangkan mereka memandang rendah derajat kaum submissive seperti kami.

Kami tidak bisa berbuat apa-apa, ada aturan khusus yang bisa membuat kami dihukum apabila melanggar peraturan tersebut. Disini kekerasan di dalam rumah tangga juga dianggap sebagai sesuatu yang wajar dan selalu kaum submissive lah yang disalahkan. Jika seorang istri menjadi korban kekerasan yang dilakukan suaminya, itu berarti merupakan kesalahan mutlak sang istri karena tidak bisa melayani suaminya dengan baik. Begitu juga dengan perselingkuhan, setiap laki-laki yang sudah menikah diijinkan untuk memiliki selir sebanyak apapun yang mereka mau. Selir yang dimaksud disini adalah wanita ataupun uke yang dinikahi tanpa adanya surat nikah yang sah, dengan kata lain mereka hanya dinikahi secara siri. Tugas para selir ini biasanya hanya sebagai penghibur bagi para lelaki yang tidak merasa puas dengan pelayanan para istri mereka diatas ranjang. Para selir dilarang keras untuk memiliki anak dari tuan mereka dan jika sudah terlanjur hamil, biasanya kandungan mereka akan digugurkan secara paksa, hal ini dilakukan karena masyarakat Desa Jeola percaya bahwa anak yang dilahirkan seorang selir adalah anak haram dan bisa membawa kesialan untuk desa. Banyak para selir yang meninggal karena perlakuan biadab ini, kebanyakan dari mereka tidak tahan menahan sakit ketika perut mereka ditekan dengan sangat kuat hingga mengalami pendarahan hebat. aku benar-benar membenci kepercayaan leluhur masyarakat Desa Jeola yang sangat mendiskriminasi kaum submissive seperti ini. Kaum submissive seolah hanya menjadi tempat pembuangan sperma bagi kaum dominan, harga diri kami dinjak-injak dan kami diperlakukan layaknya sebuah mainan yang jika sudah bosan maka kami akan dibuang dan ditinggalkan begitu saja. Sulit dipercaya rasanya di era modern seperti ini kepercayaan semacam itu masih saja dilakukan. Kami tidak bisa berbuat apa-apa, kami terlalu takut untuk berontak. Tidak ada yang bisa kami lakukan selain menurut dan terus menjadi budak kaum dominan.

Chanyeol tidak pernah menampar atau memukulku seperti yang dilakukan suami-suami lain terhadap istri-istri mereka di desa ini. kebutuhanku juga selalu dipenuhi oleh pria yang telah menemani tidurku selama kurang lebih 5 tahun itu, hanya saja Chanyeol sangat mengekang kehidupanku. Hidupku benar-benar di atur oleh Chanyeol. Aku tidak diperbolehkan untuk keluar rumah tanpa di dampingi olehnya ataupun seorang pengawal, aku juga tidak diijinkan untuk menonton televisi ataupun mendengarkan radio. Pernah satu kali aku nekat menonton televisi dirumah dan hal itu diketahui oleh Chanyeol, alhasil televisi itu dibanting dengan sangat keras hingga hancur berkeping-keping. Aku dimarahi habis-habisan setelah itu dan dikurung dikamar mandi hampir seharian. Aku menangis sampai terisak, sejak saat itu aku benar-benar kapok dan tidak berani menyentuh televisi ataupun radio lagi. Setiap harinya aku hanya menghabiskan waktuku di dapur, mengurus kedua anak-anakku dan melayani kebutuhan birahi suamiku diatas ranjang. Aku tidak tau apakah Chanyeol memiliki seorang selir atau tidak, tapi jika memang Chanyeol memiliki pria atau wanita idaman lain, aku harus menyiapkan diri jika sewaktu-waktu Chanyeol akan membuangku. Takdir seorang submissive sepertiku memang sangat menyedihkan. Kami tidak jauh berbeda seperti permen karet yang dinikmati rasa manisnya kemudian dibuang setelah terasa hambar.

Aku menatap kedua anak lelakiku yang tengah terlelap setelah lelah bermain seharian, aku usap kepala mereka dengan lembut secara bergantian. Aku benar-benar berharap kedua jagoan kecilku ini tumbuh menjadi laki-laki yang bisa menghargai kaum submissive. Jika bisa aku ingin membawa mereka pergi dari desa ini agar tidak terdoktrin dengan pemikiran-pemikiran jahat masyarakat Desa Jeola.

Kuusap perutku yang masih tampak datar dengan pelan. Aku berharap bayi yang ada di dalam perutku ini bukanlah bayi perempuan ataupun seorang carrier. Ia berharap bayi yang dikandungnya ini adalah seorang laki-laki tulen yang tidak akan pernah mendapat diskriminasi dari orang-orang desa.

.

.

.

Pukul 7 malam tepat, Chanyeol menginjakan kakinya di depan rumah dengan sebatang rokok yang terselip dibibirnya. Ekspresinya sangat datar dan keras juga menyeramkan. Tapi hal itu memang sudah menjadi ciri khas Chanyeol sejak dulu. Baekhyun yang mengetahui suaminya sudah pulang langsung berjalan menghampiri dan mencium tangannya pelan, dengan lembut pria mungil berusia 22 tahun itu membantu melepas jas yang Chanyeol kenakan, setelah itu ia berjongkok untuk melepaskan sepatu dan kaos kaki Chanyeol. Baekhyun kemudian berdiri, ia menunduk dengan dalam. Di Desa Jeola ada aturan yang melarang seorang istri untuk memandang mata suami secara langsung kecuali jika diminta oleh suami mereka sendiri.

Chanyeol menarik dagu sang istri agar Baekhyun mendongak, Chanyeol menghembuskan asap rokok dari mulut dan hidungnya hingga membuat Baekhyun sedikit terbatuk. Ia sangat tidak menyukai asap rokok tapi ia juga tidak berani mengutarakannya langsung pada Chanyeol.

Chanyeol menyeringai, ia senang melihat Baekhyun berdandan cantik seperti ini. Chanyeol akan sangat marah besar jika ia mendapati Baekhyun yang tidak berdandan cantik ketika ia baru pulang bekerja.

"Dimana anak-anak?"

"Mereka ada di meja makan, mereka sedang menunggu untuk makan malam bersama."

"Selesai makan suruh mereka untuk tidur, dan setelah itu langsung masuk ke kamar. Layani aku malam ini, tapi sebelum itu aku ingin membersihkan diri dulu, cepat siapkan air panas untukku."

Baekhyun mengangguk patuh tanpa tersenyum sama sekali. "Baik, aku mengerti."

.

.

.

"Aaaahh.. Ahhhh.. " Baekhyun menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan dengan tubuh yang terhentak-hentak kencang. Tubuh telanjangnya sudah banjir oleh keringat dan sekujur tubuhnya dipenuhi oleh bekas ciuman sewarna merah keunguan.

"Chanyeollhh pelan-pelanhh.. " kata Baekhyun memohon.

Chanyeol seolah tidak peduli, ia justru semakin mempercepat gerakannya menyetubuhi Baekhyun. Tubuh telanjang Chanyeol pun sudah penuh oleh keringat, kejantanan besarnya keluar masuk lubang anal Baekhyun dengan cepat. Kepalanya ia tanggahkan keatas dengan mata yang terpejam nikmat. Sungguh bahagia sekali hidup sebagai seorang dominan si desa yang masih memegang teguh adat istiadat dan kepercayaan jaman dulu seperti ini. Ia bisa melakukan apapun yang ia mau tanpa harus mengkhawatirkan apapun.

Baekhyun memejamkan matanya erat sembari mencengkeram seprei kasur dengan tak kalah erat pula. Ekspresi diwajahnya benar-benar memperlihatkan jika Baekhyun tengah kesakitan, Chanyeol menyetubuhinya dengan kasar, tidak ada kelembutan sama sekali disana dan itu sangat membuat Baekhyun menderita. Tidak ada kenikmatan sedikitpun yang Baekhyun rasakan, ia takut sekali perbuatan Chanyeol ini bisa melukai janin yang ada di dalam perutnya. Airmatanya mengalir, namun itu sama sekali tidak membuat Chanyeol luluh.

PLOK PLOK PLOK PLOK

Chanyeol menggeram rendah, penisnya mulai membesar di dalam lubang Baekhyun dan dalam hitungan detik spermanya menyembur seperti lahar yang membasahi lubang Baekhyun hingga menembus kerahimnya.

"AHHHHH." Chanyeol mendesah panjang menikmati orgasmenya yang sangat luar biasa. Tubuh Baekhyun berhenti terguncang dan ia hanya bisa tergeletak lemas dibawah kungkungan tubuh besar Chanyeol. Lubang dan perutnya terasa sangat penuh dan hangat karena sperma milik Chanyeol.

"Akkkhh.. " Baekhyun meringis ketika Chanyeol mencabut kejantanannya dari dalam lubang Baekhyun. Pria tinggi itu langsung berdiri dan memakai pakaiannya asal.

"Cepat bersihkan dirimu dan juga ganti sepreinya. 15 menit lagi semuanya harus sudah selesai." ucapnya sambil menyalakan rokok dan berjalan keluar kamar.

Baekhyun meneteskan airmatanya pelan, tubuhnya bahkan terasa remuk semua. Bagaimana ia bisa membersihkan semua ini sendirian?

.

.

.

"Hiks.. " Baekhyun menangis sendirian, jam sudah menunjukan pukul 2 pagi namun ia terbangun karena merasakan sakit di area perutnya. Ia langsung berjalan kearah dapur dan menangis sendirian disana. Ia tidak ingin menganggu Chanyeol karena biasanya pria itu akan sangat marah jika tidurnya terganggu.

"Tenang sayang, eomma mohon tenang. Bertahanlah di dalam sana, demi eomma hiks.. " ucap Baekhyun yang terus mengusap perutnya yang terasa seperti melilit.

Ia ambil beberapa pil penguat kandungan dan pil penahan rasa sakit, ia minum butir demi butir pil itu secara bersamaan berharap rasa sakit diperutnya bisa segera hilang.

Baekhyun membungkuk, ia memeluk perutnya dengan erat sambil menangis lirih. Chanyeol memang tidak pernah menampar atau memukulnya, tapi ia sering menyakitinya diatas ranjang. Chanyeol tidak pernah menyetubuhinya dengan lembut, ia selalu memperkosanya dengan kasar dan brutal. Beruntung janin di dalam perutnya tidak sampai keguguran, hanya saja ia sering merasakan kontraksi hebat diperutnya setiap kali selesai berhubungan dengan Chanyeol. Baekhyun tidak berani berbicara kepada Chanyeol karena ia takut Chanyeol akan marah. Ia hanya bisa menahan rasa sakitnya seperti ini dengan mengkonsumsi obat yang ia beli dari apotik.

Baekhyun mengusap keringat diwajahnya, ia menangis lagi. Kenapa hidupnya semenyedihkan ini? Baekhyun tidak pernah merasa bahagia selama hidupnya karena aturan-aturan dan kepercayaan bodoh di desanya ini.

Baekhyun ingin bebas, ia ingin belajar dan bersekolah hingga jenjang tertinggi. Ia tidak ingin terus di kekang seperti ini. Ia juga ingin dicintai, bukan hanya dijadikan sebagai budak pemuas nafsu saja.

FLASHBACK..

"Aku tidak mau appa, kenapa aku harus melakukan ini? Aku ini laki-laki, aku tidak mau dipaksa menggunakan pakaian wanita.. "

Hari ini, Baekhyun tepat berusia 17 tahun. Namun bukan sebuah perayaan sukacita yang ia terima melainkan sebuah kabar buruk dari sang ayah yang berkata bahwa dirinya akan dijodohkan dengan putra saudagar kaya yang telah meminjamkan sejumlah uang kepada orangtuanya.

"Kau harus melakukan ini Baekhyun, Tuan Kangin ingin dirimu yang menjadi menantunya. Hidupmu akan terjamin jika kau menikah dengan Chanyeol. Appa sudah setuju untuk menikahkan kalian berdua karena keluarga kita sudah terjerat hutang yang sangat banyak kepada Tuan Kangin."

"Tapi aku tetap tidak mau appa, aku tidak ingin menikah muda. Aku ingin bersekolah dan aku ingin bekerja. Aku mohon jangan lakukan ini padaku appa hiks.. "

"Apa yang kau bicarakan Byun Baekhyun? Kau itu hanya seorang carrier dan tugas seorang carrier sepertimu hanya untuk menyenangkan suamimu. Jangan pernah bermimpi untuk bersekolah karena itu bertentangan dengan adat istiadat desa kita."

"Tidak appa hiks aku mohon jangan memaksaku, aku tidak ingin menikah dengan orang yang tidak aku cintai appa.. "

"Persetan dengan yang namanya cinta, kau hanya perlu menikah dan membuka pahamu lebar-lebar dihadapan Chanyeol , dengan begitu kau akan menyelamatkan keluarga kita. Sekarang cepat naik kepanggung karena mereka semua sudah menunggumu."

Baekhyun menggeleng cepat, ia meronta hebat ketika sang ayah menarik tangannya. "Aku mohon jangan lakukan ini appa hiks aku takut.. "

Tuan Byun berdecak sebal. "Apa kau mau adikmu Kyungsoo yang menggantikanmu?"

DEG

Baekhyun terkejut, Kyungsoo adalah kelemahannya. Baekhyun sangat menyayangi adiknya itu, dia tidak ingin terjadi sesuatu apapun pada adik kecilnya itu. Kyungsoo masih terlalu kecil untuk menggantikan posisinya.

"Tidak masalah jika kau tidak mau menikah dengan Chanyeol, tapi Kyungsoo yang akan menggantikanmu untuk menikah dengan Chanyeol."

"J-jangan appa, aku mohon jangan. Kyungsoo masih terlalu kecil appa hiks.. "

"Jika kau merasa kasihan pada adikmu maka kau harus mau berkorban demi keluargamu!" ucap Tuan Byun dengan penuh penekanan.

Baekhyun terisak, ia tidak punya pilihan lain selain menuruti keinginan ayahnya.

"Sekarang cepat naik keatas panggung dan hibur saudagar-saudagar kaya itu." Tuan Byun menarik tangan Baekhyun kasar dan mendorongnya hingga terjatuh diatas panggung.

BRAKK

Baekhyun terjatuh dihadapan puluhan pasang mata lelaki yang kini tengah menatapnya intens. Ia di dandani layaknya seorang perempuan. Ia memakai riasan dan pakaian layaknya seorang gisaeng. Sambil berusaha menahan tangis, pria yang baru berusia 17 tahun itu berdiri dan mulai menari layaknya seorang gisaeng profesional ketika alunan musik tradisional terdengar.

Suara tepukan dan teriakan riuh penonton terdengar ketika Baekhyun menari dengan begitu gemulai dan menggoda. Kangin yang duduk dibarisan paling depan lantas berbisik pelan pada sang anak yang duduk disampingnya.

"Dia cantik bukan? Dia masih perawan, belum penah disentuh oleh siapapun. Kau tidak akan menyesal Chanyeol ah."

Chanyeol hanya tersenyum tipis sebagai jawaban, kedua tangannya ikut bertepuk tangan melihat tubuh yang lebih indah dari tubuh wanita itu menari dengan begitu anggunnya.

.

.

.

Keesokan harinya, Baekhyun benar-benar dipaksa menikah dengan Chanyeol. Pernikahan itu dilaksanakan dengan begitu meriah karena Chanyeol adalah putra seorang saudagar yang begitu tersohor di seluruh pelosok Jeju. Seluruh penduduk desa tampak bersuka cita merayakan hari pernikahan putra tunggal sang saudagar kaya termasuk kedua orangtua Baekhyun. Hanya Baekhyun dan Kyungsoo saja yang merasa begitu tertekan dengan pernikahan ini. Kyungsoo yang kala itu masih berusia 9 tahun hanya bisa menatap sang kakak yang diarak keliling desa dengan tatapan sedih. Ia tau kakak nya itu tidak menginginkan pernikahan ini, tapi mau bagaimana lagi? Hampir setiap bulan anak perempuan dan para carrier di desa ini akan dipaksa untuk menikah dengan para pria dominan, dan saat ini adalah giliran kakaknya. Ia dipaksa menikah karena alasan hutang. Terkadang para submissive memang sering dijadikan jaminan untuk melunasi hutang kedua orangtuanya. Miris memang, anak perempuan dan laki-laki yang berstatus sebagai uke diperlakukan tidak lebih seperti barang dagangan. Berbeda sekali dengan anak laki-laki dominan yang akan diperlakukan layaknya keturunan raja.

Baekhyun berusaha menyeka airmatanya, ia berusaha sekuat mungkin untuk tersenyum meskipun hatinya perih. Pupus sudah harapannya untuk dapat mengeyam pendidikan setinggi mungkin. Pada akhirnya ia bernasib sama seperti para submissive lain yang menjadi budak pada dominan.

.

.

Baekhyun menangis setelah acara pernikahan selesai, sekarang ia telah resmi menjadi seorang Nyonya Park. Airmatanya terus menetes tanpa bisa ia cegah. Sekarang ia tengah duduk di tepian ranjang yang diperuntukan khusus untuk malam pertama mereka. Kamar ini dihias dengan begitu cantik layaknya kamar pengantin pada umumnya. Namun tetap saja, secantik apapun kamar ini, Baekhyun tidak bisa merasa nyaman untuk berada diruang ini meskipun hanya satu detik. Pintu kamar telah dikunci dan ia tengah menunggu Chanyeol yang sedang membersihkan diri. Ia dipaksa untuk menggunakan sebuah kemeja lengan panjang yang sangat transparan tanpa celana bawahan sama sekali. Bahkan saking transparannya, seluruh tubuh Baekhyun terlihat cukup jelas dari balik kemeja tersebut.

Baekhyun menunduk lesu, ia tau malam ini ia akan kehilangan kesucian tubuhnya yang telah ia jaga sedari ia kecil. Hal yang paling membuat Baekhyun terluka adalah fakta bahwa ia harus menyerahkannya pada laki-laki yang sama sekali tidak ia cintai.

CKLEK

DEG

Tubuh Baekhyun menegang ketika mendengar pintu kamar mandi yang terbuka. Sosok Chanyeol keluar dari dalam kamar mandi tersebut dengan hanya menggunakan handuk yang melilit bagian bawah tubuhnya. Tubuhnya sangat tinggi dan besar dengan otot-otot yang terbentuk sempurna.

Ada sebuah tato bergambar kepala naga yang terbentuk di tangan kanan bagian atasnya. Rambutnya sewarna hitam malam dengan tetesan air yang masih mengalir sampai keperutnya.

Baekhyun akui Chanyeol memang sangat tampan. Ia terlihat sangat sexy dan gagah disaat bersamaan. Tapi meskipun begitu Baekhyun tetap merasa takut pada laki-laki itu. Ekspresi wajahnya sangat datar dan begitu menyeramkan ditambah dengan tatapan matanya yang begitu tajam. Dimata Baekhyun Chanyeol tidak lebih seperti seorang mafia yang tidak punya hati.

Chanyeol berjalan pelan menghampiri istrinya itu. Baekhyun menunduk, ia tidak berani menatap Chanyeol secara langsung.

"Tatap mata suamimu Park Baekhyun." ucap Chanyeol dengan begitu tegas dan lantang.

Tubuh Baekhyun tersentak, dengan perlahan ia menatap mata suaminya itu dengan takut.

Semakin dilihat, Baekhyun semakin menggoda saja dimata Chanyeol. Sedaritadi ia sudah berusaha untuk menahan nafsunya pada pria cantik ini.

Dengan kasar, pria bertubuh bak raksasa itu mendorong Baekhyun hingga terbaring diranjang. Baekhyun sontak saja membulatkan matanya terkejut, Chanyeol langsung melepas handuk yang ia kenakan hingga tubuh telanjangnya terekspose dengan sangat nyata di depan mata Baekhyun. Kejantanan Chanyeol sudah mulai membesar dan ukurannya benar-benar membuat tubuh Baekhyun lemas. Chanyeol itu manusia atau bukan? Kenapa ukuran penisnya terlihat sangat besar seperti bukan penis seorang manusia normal?

Chanyeol langsung menindih tubuh Baekhyun dan hendak meraup bibir yang sudah sangat menggodanya itu, namun Baekhyun dengan cepat menahannya, sambil menangis Baekhyun memohon agar mereka tidak melakukan itu dulu. Baekhyun benar-benar belum siap, ia sama sekali tidak siap jika harus melakukannya sekarang.

Chanyeol yang melihat istrinya menangis dan menolak untuk melayaninya langsung merasa kesal, ia merasa begitu dilecehkan karena ditolak oleh pria rendahan seperti Baekhyun.

"Berani sekali kau menolak keinginanku? Kau pikir kau ini siapa? Aku menikahimu bukan untuk melihatmu menangis, aku menikahimu karena aku ingin menikmati tubuhmu. Aku suamimu dan kau tidak berhak untuk menolak permintaanku. Seorang carrier tidak punya hak untuk menolak!" ucap Chanyeol penuh penekanan.

Baekhyun menangis lagi, kenapa nasib menjadi seorang submissive harus semenyedihkan ini. Kenapa para pria dominan selalu bersikap seenaknya terhadap para submissive seperti dirinya?

SRAKK

Chanyeol merobek kemeja yang Baekhyun kenakan hingga kini Baekhyun hanya menggunakan celana dalam berwarna abu-abu.

"Chanyeol aku mohon jangan hiks.. "

Chanyeol seolah tidak peduli, ia menahan kedua tangan Baekhyun yang terus berontak dengan kedua tangannya. Kedua kakinya pun ditindih dengan kuat hingga Baekhyun tak mampu begerak. Chanyeol hanya mengerahkan sedikit dari tenaganya saja untuk menahan perlawan Baekhyun, namun meskipun begitu Baekhyun tetap tidak mampu melawan karena sekuat-kuatnya seorang carrier, tenaga mereka tetap tak sebanding dengan seorang alpha perkasa seperti Chanyeol. Baekhyun tidak lebih seperti seekor semut kecil yang tak berdaya dihadapan Chanyeol.

Chanyeol langsung menggigit dan menghisap puting berwarna merah jambu itu dengan kuat.

Baekhyun menjerit, ia merasakan sakit sekaligus geli yang menjalar di area dadanya. Airmatanya terus mengalir, meskipun yang melakukan ini adalah suaminya sendiri, tapi tetap saja ia merasa sangat kotor dan tidak rela.

Setelah puas dengan puting sebelah kanan, Chanyeol beralih untuk menghisap puting yang sebelah kiri. Ia terus bermain dengan kedua puting itu hingga membuat dada Baekhyun bengkak.

Setelahnya Chanyeol turun menciumi bagian perut Baekhyun sambil merobek celana dalamnya hingga membuat Baekhyun benar-benar telanjang bulat saat ini.

Baekhyun terus meronta, tapi usahanya sia-sia karena Chanyeol menindihnya dengan kuat.

Chanyeol mengusap paha dalam Baekhyun sensual, ia kemudian menggengam penis mungil Baekhyun yang masih tertidur, ukurannya sangat kecil, bahkan penis itu seperti tenggelam di dalam tangan besar Chanyeol.

Chanyeol memompa penis itu dengan sangat cepat dan kasar, itu membuat Baekhyun kesakitan sekaligus merasa geli.

Tak selang berapa lama penis mungil Baekhyun langsung mengeluarkan cairan putih kental yang terasa hangat di tangan Chanyeol.

Chanyeol berdiri, ia kemudian menarik Baekhyun secara paksa dan memukulkan kejantanan besarnya ke wajah Baekhyun.

Baekhyun hanya mampu menutup matanya rapat, ia benar-benar merasa dilecehkan oleh perbuatan Chanyeol. "Buka matamu!" perintah Chanyeol mutlak. Baekhyun membuka matanya perlahan dan ia terdiam ketika melihat kejantanan Chanyeol. Sangat Besar, panjang dan juga berurat. Selain itu penis Chanyeol juga dikelilingi oleh bulu-bulu hitam yang sangat lebat. Baekhyun benar-benar dibuat bergidik dengan bentuk dan ukuran milik Chanyeol.

"Buka mulutmu."

Baekhyun menggeleng cepat, ia menutup mulutnya rapat.

"AKU BILANG BUKA MULUTMU!" Bentak Chanyeol dengan kasar. Ia cengkeram rahang Baekhyun hingga si empunya meringis kesakitan. Setelah mulutnya terbuka, Chanyeol langsung melesakan penisnya kedalam mulut Baekhyun.

"Uhukk.. Uhukk.." Baekhyun tersedak, getaran yang ditimbulkan oleh mulut Baekhyun membuat Chanyeol mendesah nikmat.

Tangan Chanyeol memaju mundurkan kepala Baekhyun dengan cepat sedangkan pinggulnya bergerak berlawanan arah dengan kepala Baekhyun.

Baekhyun hampir muntah, kepala penis Chanyeol bahkan seperti menyentuh bagian terdalam dari kerongkongannya, ia terus menangis. Seumur hidupnya ia tidak pernah diperlakukan serendah ini oleh orang lain.

Chanyeol menggeram rendah sambil menanggahkan kepalanya keatas. ia sangat menikmati bagaimana mulut hangat itu menghisap kejantanannya.

Setelah dirasa cukup, Chanyeol langsung menarik penisnya dari dalam mulut Baekhyun, pria kecil itu terbatuk tapi tak lama kemudian ia di dorong dengan sangat kasar hingga kembali terbaring diatas kasur.

Chanyeol mencengkram pahanya kasar dan membuka belahan pantat Baekhyun secara paksa, tanpa persiapan ataupun pelumas apapun, Chanyeol langsung memasukan kejantannya ke dalam lubang Baekhyun yang belum pernah terjamah oleh siapapun.

JLEB

Baekhyun menjerit sangat keras, tubuhnya seperti dibelah menjadi dua. Rasanya benar-benar sakit, rasanya ia lebih memilih untuk mati saja daripada harus menahan rasa sakit seperti ini. Pria lemah itu terus menangis, tapi hal itu sama sekali tidak membuat Chanyeol merasa iba, ia justru semakin menggerakan pinggulnya maju mundur dengan sangat kasar.

Gesekan antara dinding anus Baekhyun dan urat-urat dikejantanannya benar-benar membuat Chanyeol terbuai akan kenikmatan duniawi. ia terus menggeram rendah merasakan betapa sempit dan hangatnya lubang perawan Baekhyun.

Hal itu justru berbanding terbalik dengan Baekhyun. Tubuhnya terus terhentak-hentak tidak karuan, ia sudah tidak bisa menjerit ataupun mendesah lagi, suaranya seakan sudah habis dan tak bisa keluar lagi, seluruh tubuhnya terasa remuk. Bagian bawah tubuhnya juga terus mengeluarkan darah segar pertanda kesuciannya telah direnggut secara paksa tanpa ada kenikmatan sama sekali.

Persetubuhan itu terus berlangsung hingga 5 kali. Baekhyun tidak ingat sampai berapa kali Chanyeol menyetubuhinya, yang Baekhyun tau, ia jatuh pingsan ketika Chanyeol menyemburkan spermanya di dalam tubuh Baekhyun untuk yang kelima kali.

Chanyeol menghembuskan nafasnya lega dengan tubuh yang banjir oleh keringat, inilah nikmatnya menjadi seorang alpha dominan seperti dirinya yang tinggal di desa yang masih menjunjung tinggi adat istiadat jaman dulu. Ia bisa meniduri carrier atau wanita manapun yang ia mau tanpa harus mengkhawatirkan apapun. Dalam benaknya, carrier memang diciptakan untuk menjadi mainan kaum alpha seperti dirinya. Mereka adalah tempat pembuangan sperma yang bisa ia tinggalkan kapanpun ia mau. Sampai kapanpun derajat seorang carrier tidak akan pernah setara apalagi lebih tinggi dari seorang alpha. Takdir seorang carrier hanya untuk menjadi pemuas nafsu para kaum dominan.

Chanyeol berdecih ketika melihat Baekhyun tergeletak pingsan setelah ia setubuhi selama berjam-jam. Ia tarik penisnya dari dalam lubang Baekhyun dan seketika itu juga lelehan sperma miliknya ikut keluar membasahi sprei kasur bercampur dengan darah perawan Baekhyun.

Ia menatap Baekhyun dengan datar kemudian bangkit dan kembali kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

.

.

.

Baekhyun tertunduk dalam ketika ia mengingat kejadian saat dimana ia pertama kali dipaksa bersetubuh oleh Chanyeol. Sampai sekarang pun Baekhyun masih bisa merasakan bagaimana sakitnya saat itu. Setelahnya pun Chanyeol tetap bersikap kasar ketika mereka kembali melakukan hubungan seks. Bahkan ketika ia sedang mengandung pun Chanyeol seolah tidak peduli dan lebih mementingkan kepuasannya sendiri.

Entah sampai kapan Baekhyun bisa tahan dengan kehidupan seperti ini, ia tidak bisa menggugat cerai Chanyeol karena hal itu merupakan larangan keras dari desa. Hanya seorang suami yang diperbolehkan untuk menggugat cerai istrinya, namun meskipun begitu sebagian besar para carrier dan wanita di desa ini lebih memilih bertahan dengan suami mereka daripada harus diceraikan. Jika seorang carrier atau wanita bercerai dari suaminya, maka yang bersangkutan akan mendapat sangsi sosial dari masyarakat Desa Jeola. Masyarakat Desa Jeola menganggap seorang janda sebagai sampah yang telah dibuang oleh suaminya. Mereka akan diasingkan selama bertahun-tahun dan dijauhkan dari keluarga. Bahkan seorang janda tidak akan bisa menikah lagi karena tidak ada laki-laki yang mau menikahi seorang wanita ataupun carrier yang telah menjadi bekas pria lain. Seorang janda dianggap sangat kotor karena sudah tidak suci seperti seorang perawan. Kebanyakan wanita ataupun carrier yang sudah terlanjur diceraikan suaminya biasanya akan memilih bunuh diri karena tidak tahan akan sangsi sosial yang diterima. Setelah meninggal pun biasanya jasad mereka tidak akan dikubur dengan layak melainkan dibakar dan abu jenazahnya akan dilarung di sungai untuk menghilangkan kesialan yang dibawa oleh si janda tersebut selama masih hidup.

Itulah alasan kenapa Baekhyun begitu enggan untuk bercerai dengan Chanyeol meskipun ia tidak merasa bahagia sama sekali, ia takut akan sangsi sosial yang akan ia terima setelah menjadi seorang janda. Ia tidak punya pilihan lain selain berusaha mempertahankan pernikahannya dengan Chanyeol dan menerima segala perlakuan kasar yang dilakukan suaminya itu kepadanya.

"Eomma.. "

Baekhyun sontak menoleh ketika mendengar suara malaikat kecilnya memanggil namanya. Jackson berdiri di dekat pintu dapur sambil mengusap matanya pelan.

"Jackie kau bangun sayang?" tanya Baekhyun sambil tersenyum lembut.

Jackson mengangguk, anak kecil yang memakai baju piyama bermotif pororo itu langsung berlari dan menghampiri ibunya, ia berusaha untuk menaiki kursi panjang disamping ibunya namun kaki-kaki pendeknya sama sekali tidak mampu untuk menaikinya.

Baekhyun lantas menggendong putra sulungnya itu dan mendudukan tubuhnya dipangkuan Baekhyun. "Jackie kenapa bangun sayang?"

"Jackie mau tidul cama eomma.. " ucapnya dengan polos.

Baekhyun tersenyum, ia mengecup kening anaknya itu dengan lembut. "Yasudah, kita tidur dikamar Jackie ya, kita tidur bersama Jaehyun juga."

"Appa tidak diajak eomma?"

Baekhyun sontak terdiam, ia kemudian tersenyum lagi dengan lembut. "Appamu sedang lelah sayang, appa tidak bisa diganggu. Dia butuh istirahat."

Jackson mengangguk lucu, Baekhyun memeluk tubuh putra sulungnya itu dengan erat. Anak-anaknya adalah sumber kekuatan Baekhyun saat ini. Mereka adalah alasan kenapa Baekhyun bisa bertahan sampai sekarang. Tidak ada yang Baekhyun punya selain Jackson, Jaehyun dan satu lagi adik mereka yang masih di dalam perut Baekhyun, mereka adalah harta paling berharga yang Baekhyun miliki.

.

.

.

Sebuah Mobil Jeep berwarna hitam gelap berjalan menyusuri jalanan berkerikil menuju sebuah desa terbesar di Pulau Jeju. Di dalam mobil tesebut, terdapat dua orang laki-laki dewasa yang merupakan mahasiswa dari salah satu universitas ternama di Seoul.

"Desa Jeola merupakan desa tebesar yang ada di Pulau Jeju dengan jumlah penduduk mencapai 65.000 jiwa." ucap seorang pria yang memiliki ukuran tubuh lebih kecil dengan wajah yang terlihat seperti anak kecil sambil membaca sebuah buku kecil yang berisi informasi tentang Desa Jeola.

"65.000 jiwa? Wow, itu sangat banyak untuk ukuran sebuah desa." ucap lelaki satunya sambil fokus menyetir mobil.

"Dari yang aku dengar desa ini masih sangat menjunjung tinggi budaya serta adat istiadat leluhur mereka. Diskriminasi terhadap kaum submissive di desa ini juga masih sangat tinggi."

"Kau yakin? Mungkin saja desa itu tidak seperti apa yang orang-orang bilang."

"Maka dari itu aku datang kesini, aku akan memastikan langsung apakah memang benar terjadi diskriminasi terhadap kaum submissive di desa ini atau tidak."

Mereka adalah Oh Minseok dan Oh Sehun, sepasang kakak beradik yang sengaja datang jauh-jauh dari Seoul untuk mencari bahan penelitian untuk makalah skripsi yang tengah dikerjakan Minseok. Minseok memilih tema tentang diskriminasi terhadap kaum submissive untuk skripsinya. Ia mendatangi Desa Jeola karena banyak narasumber yang berkata jika di desa ini masih terdapat diskriminasi yang dilakukan oleh kaum dominan kepada kaum submissive. Ia sengaja mengajak adiknya Sehun untuk menemaninya selama melakukan penelitian di Pulau Jeju.

"Aku berharap kau tidak terlalu terbawa perasaan jika memang benar disana masih terdapat diskriminasi. Apapun yang terjadi disana kau tidak punya hak apapun untuk ikut campur."

Minseok menghela nafas. "Aku tidak yakin soal itu."

Sehun menggeleng pelan, kakaknya adalah seorang carrier. Dan karena itu lah ia bisa menjadi begitu sensitive jika ada seorang carrier yang diperlakukan seenaknya oleh seorang alpha. Di Seoul sendiri Minseok sangat aktif berkampanye untuk menyetarakan derajat para carrier dan memperjuangkan hak-hak para kaum submissive yang telah direnggut secara paksa. Sehun takut jika Minseok ikut campur perihal urusan apapun yang ada di Desa Jeola dan membuat penduduk merasa kurang nyaman, mereka bisa diusir dan gagal mendapatkan bahan untuk penelitian.

"Kau harus lebih bisa mengendalikan dirimu hyung, biar bagaimana pun juga-"

"SEHUN AWAS!"

CKIITT

BRAKK

Sehun menginjak remnya secara spontan ketika ia secara tak sengaja menabrak sebuah sepeda yang melintas di depan mereka. Sehun tidak begitu memperhatikan jalan tadi.

"Ya Tuhan, ayo cepat turun!" Minseok melepas seatbeltnya dan langsung turun dari atas mobil. Hal yang sama juga dilakukan oleh Sehun, ia langsung meloncat turun dari atas mobil dan berjalan cepat menghampiri seseorang yang ia tabrak.

"Kau tidak apa-apa?" Sehun berjongkok di hadapan seorang gadis yang ia tabrak.

DEG

Orang itu mendongak dan Sehun langsung terpaku, ternyata dia bukan seorang gadis melainkan seorang laki-laki yang sangat cantik seperti boneka.

Pria cantik itu tersenyum canggung dan langsung menunduk ketika bertatapan dengan Sehun. "A-aku tidak apa-apa.. "

Sehun terdiam bingung, kenapa ia menunduk ketika melihat Sehun?

Minseok menyentuh pundak lelaki cantik itu. "Kau yakin baik-baik saja? Apa perlu kita pergi kerumah sakit?"

Pria itu kembali mendongak, ia menatap Minseok dan tersenyum hangat kemudian. Ia tidak menunduk seperti saat ia menatap Sehun tadi. "Tidak apa-apa, aku baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir."

Pria cantik itu langsung berdiri dan kembali menaiki sepedanya. "Aku permisi, aku harus segera pergi." ucapnya sambil berlalu pergi.

Sehun menatap kepergian pria paling cantik yang pernah ia temui selama hidupnya itu dengan tatapan bingung. "Kenapa ia menundukan tatapannya ketika berbicara denganku? Tapi ia justru tersenyum saat berbicara kepadamu?"

"Dia adalah seorang carrier yang suci."

"Mwo?"

"Ia menundukan tatapannya ketika melihat alpha yang bukan suaminya. Itu adalah perilaku yang sangat terpuji. Itulah bedanya alpha dengan carrier, kami tidak seperti alpha yang melihat seluruh carrier dengan tatapan bernafsu." ucap Minseok sarkatis.

Sehun merotasikan bola matanya malas, sebagai seorang alpha Sehun sama sekali tidak merasa jika dirinya seperti itu.

"Sudahlah, sebaiknya sekarang kita lanjutkan perjalanan." ucap Minseok sambil kembali menaiki mobil.

.

.

.

"Chanyeol kau mau kemana?" tanya Baekhyun ketika melihat sang suami sudah rapi pag-pagi begini.

"Pergi bekerja tentu saja."

"Sepagi ini?"

Chanyeol mendelik mendengar pertanyaan Baekhyun. "Apa aku tidak boleh berangkat pagi-pagi?"

Baekhyun langsung terdiam, ia menunduk ketika nada suara Chanyeol berubah menjadi dingin.

"Aku hanya merasa heran, belakangan ini kau sering sekali berangkat ke perkebunan pagi-pagi sekali padahal biasanya kau baru akan berangkat pukul 11 siang."

"Kau mencurigaiku?"

Baekhyun menggeleng cepat. "Tidak begitu Chanyeol ah, aku hanya-"

"Apapun alasannya seorang carrier tidak berhak untuk merasa curiga ataupun heran terhadap suaminya sendiri, kau telah menyalahi aturan Baekhyun ah. Kau akan dilaknat oleh arwah para leluhur." ucap Chanyeol sambil menatap Baekhyun tajam.

Baekhyun semakin menunduk dalam. "Maafkan aku Chanyeol."

Chanyeol menyeringai tipis. "Jangan pernah ikut campur urusanku, yang perlu kau lakukan hanya mengurus rumah dan anak-anak saja. Kau tidak perlu tau urusan suami."

Setelah mengucapkan itu, Chanyeol berjalan pelan hendak keluar dari kamar, ketika tangannya baru menyentuh gagang pintu ia berbalik dan menatap Baekhyun dengan tajam. "Jangan berbuat macam-macam selama aku pergi, jangan pergi keluar rumah tanpa sepengetahuanku. Kau akan tau akibatnya jika kau berani membantah ucapanku Park Baekhyun."

Baekhyun mengangguk patuh. "Aku janji Chanyeol, aku tidak akan berbuat macam-macam."

Chanyeol menyeringai lagi, ia langsung berbalik lagi dan pergi keluar kamar.

BRAAKK

Baekhyun menghela nafasnya panjang. Belakangan ini Chanyeol sering bersikap aneh. Ia seperti menyembunyikan sesuatu darinya.

.

.

.

Chanyeol menatap lahan perkebunan teh milik keluarga yang kini telah ia kelola dari balik jendela ruangannya. Perkebunan teh milik Keluarga Park adalah perkebunan teh paling besar yang ada di Jeju. Tidak heran Keluarga Park menjadi keluarga yang paling disegani seantero Jeju terutama Desa Jeola.

TOK TOK TOK TOK

"Masuk."

CKLEK

Seorang laki-laki cantik masuk kedalam ruangan Chanyeol dan menutup pintunya pelan. Ia berjalan mendekati pria tinggi itu sambil menunduk.

Chanyeol berbalik, ia hisap sebatang rokok miliknya dan menatap pria cantik itu dalam diam.

"Angkat kepalamu, ijinkan suamimu ini untuk melihat wajah cantikmu."

Pria cantik itu kemudian mengangkat kepalanya dan menatap wajah Chanyeol dengan tatapan canggung.

Chanyeol menyeringai, pria cantik ini bernama Luhan, usianya masih sangat muda yakni 18 tahun. ia adalah selir pertama Chanyeol. Ia menikahi Luhan secara diam-diam sekitar satu minggu yang lalu tanpa sepengetahuan siapapun termasuk Baekhyun.

Lima tahun menikah dengan Baekhyun, Chanyeol tidak pernah berpikir untuk mencari seorang selir karena Baekhyun telah memberikan semua yang ia butuhkan. Namun pemikirannya berubah ketika ia melihat sosok Luhan yang baru saja pindah ke Desa Jeola sekitar satu bulan yang lalu untuk mencari pekerjaan.

Sosoknya benar-benar cantik bak sebuah boneka hidup yang menghipnotis Chanyeol ketika pertama kali melihatnya. Luhan sengaja mencari pekerjaan untuk membiayai pengobatan ibunya yang sedang sakit parah di desa sebelah.

Mengetahui hal itu Chanyeol pun langsung mengambil kesempatan dalam kesempitan. Ia menawarkan pekerjaan sebagai pemetik teh di perkebunannya pada Luhan dan bersedia menanggung seluruh biaya perawatan ibunya asal Luhan mau untuk menjadi selirnya.

Luhan tentu saja menolak, ia tidak ingin menjadi perusak rumah tangga orang. Luhan tau Chanyeol sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak, maka dari itu ia dengan tegas menolak permintaan Chanyeol yang menginginkan ia untuk menjadi selirnya.

Mengetahui dirinya ditolak secara mentah-mentah oleh Luhan membuat Chanyeol murka. Ia mengancam akan membuat Luhan tidak bisa diterima bekerja diseluruh penjuru Jeju. Selain itu Chanyeol juga menggunakan kekuasaan yang ia miliki untuk membuat rumah sakit manapun menolak merawat ibunya Luhan.

Ancaman Chanyeol nyatanya bukan sekedar ancaman biasa, Luhan benar-benar tidak diterima bekerja dimanapun sekalipun ia melamar untuk menjadi seorang pegawai cuci piring disebuah kedai kecil.

Begitu juga dengan ibunya Luhan, setiap rumah sakit yang ia datangi selalu menolak untuk memeriksa ibunya. Bahkan sebuah klinik kecil pun menolak merawat ibunya karena takut akan ancaman Chanyeol.

Luhan menangis waktu itu, hidupnya benar-benar dibuat sulit karena berani menolak permintaan Chanyeol. Alhasil, satu minggu yang lalu Luhan setuju untuk menjadi selir pertama Chanyeol dan langsung melaksanakan pernikahan sederhana yang hanya dihadiri oleh beberapa saksi. Tidak banyak orang yang tau tentang pernikahan ini. Bahkan orangtuanya sekalipun. Setelah resmi menjadi selir seorang Park Chanyeol, pelahan-lahan hidupnya menjadi sedikit lebih mudah. Ia dipekerjakan sebagai pemetik teh di perkebunan milik Chanyeol dengan gaji yang lebih besar dari pegawai lain. Ia juga disewakan sebuah rumah layak huni di Desa Jeola. Biaya untuk pengobatan ibunya juga ditanggung sepenuhnya oleh Chanyeol, sekarang ibunya bahkan sudah dirawat dirumah sakit terbaik yang ada di Pulau Jeju.

Luhan tidak pernah menginginkan ini terjadi, ia sama sekali tidak berharap menjadi perusak rumah tangga orang lain. Ia tidak pernah bermimpi menjadi seorang selir karena ia sendiri tau bagaimana resiko menjadi seorang selir. Tapi mau bagaimana lagi? Chanyeol yang telah memaksanya, ia sama sekali tidak punya kuasa untuk menolak. Luhan benar-benar merasa bersalah pada istri sahnya Chanyeol.

"Kenapa dengan tangan dan lututmu?" tanya Chanyeol ketika ia melihat luka goresan di tangan dan lutut Luhan.

"Tadi aku terjatuh dari sepeda." ucap Luhan kemudian.

Chanyeol mengangguk. "Lain kali kau harus lebih berhati-hati, kemarilah. Mendekat padaku."

Luhan berjalan pelan menghampiri sang suami dan dengan cepat Chanyeol memeluk serta mencium bibirnya dengan penuh nafsu.

"Cppkhmm.. Hmmpphh.. Ahhhh.. "

Chanyeol membaringkan tubuh Luhan hingga terbaring diatas meja kerjanya. Ia robek kaos yang dikenakan oleh Luhan hingga tubuh putih mulus itu terpampang nyata dihadapan matanya, tak sampai disitu, Chanyeol pun menarik celana pendek yang Luhan gunakan hingga ia benar-benar bertelanjang.

Chanyeol menurunkan celananya sendiri sampai sebatas paha kemudian ia kocok kejantanannya sampai menegang sempurna. Ia arahkan pusaka kebanggaannya itu kelubang rektum Luhan dan dengan cepat menerobosnya.

JLEB

"Ahhhhh.. " Luhan mencengkeram pinggiran meja dengan erat sambil menahan sakit diarea bawah tubuhnya.

Chanyeol langsung menggerakan pinggulnya dengan cepat tanpa membiarkan Luhan beradaptasi terlebih dahulu.

PLOK PLOK PLOK PLOK

"Ahhhh f*ck!" Chanyeol mendesah nikmat, sungguh bahagianya diciptakan menjadi seorang dominan yang punya kekuasaan mutlak. Ia bisa memiliki 2 orang carrier cantik yang ia mau dengan begitu mudahnya. Chanyeol bisa menikmati tubuh molek mereka sepuasnya. Ia merasa dunia adalah miliknya seorang. Semua orang tunduk akan kekuasaan yang ia miliki.

Lalu apakah Chanyeol akan merasa puas dengan hanya satu orang selir? Sepertinya Chanyeol akan menambah beberapa orang selir lagi untuk memanjakan penis besarnya yang tidak pernah merasa puas. Lalu bagaimana dengan Baekhyun? Akankah Chanyeol meninggalkan istri yang telah menemaninya selama 5 tahun itu dan lebih memilih pergi bersama selir yang baru ia gagahi selama satu minggu? Entahlah, hanya Chanyeol dan Tuhan yang mengetahui jawabannya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

New ff is coming out ~

Author jelasin dulu biar gak pada bingung..

Penyebutan alpha, seme sama dominan disini itu sama ya. Intinya mereka itu cowok-cowok tulen, posisinya ada diatas. Ceritanya di Desa Jeola itu cowok-cowok perkasa atau yang dominan itu bisa disebut alpha atau seme. Sama ajalah intinya mah gitu wkwk. Uke/carrier/sama submissive juga sama. Submissive itu sebutan untuk kaum lemah yang ada dibawah, perempuan atau laki-laki yang disodok haha. Kalo uke/carrier itu sebutan buat cowok-cowok nya aja dan rata-rata pada bisa hamil. Kalo selir itu sebutan buat istri siri ya, istri yang dinikahi tanpa surat nikah yang sah, jadi cuma sah secara agama doang.

Author gatau sih ya kalo penggambaran seme sama uke di ff lain itu kaya gimana, tapi kalo di ff nya author, alpha/seme/dominan itu ciri-cirinya pasti gak akan jauh dari gagah, jantan, perkasa, berotot. Kalo uke/carrier/submissive ciri-cirinya gak akan jauh dari cantik, imut, dan sedikit banyaknya sifatnya kaya perempuan. Jujur author gak suka kalo bikin karakter ukenya tuh kaya cowok biasa pada umumnya. Author lebih suka Baekhyun yang seperti author gambarin di ffnya author. Makanya author gak pernah pake istilah suami-suami atau anaknya Baekhyun manggil Baekhyun pake sebutan papa segala macem kaya gitu karena menurut author itu aneh dan gak ada feelnya sama sekali. Jadi sebelum ada yang protes sama karakternya Baek disini mending author kasih warning dulu dari sekarang biar gak nyesel kalo mau lanjut baca ff nya author.

Silahkan direview aja kalo kalian berkenan atau kalian boleh pergi kalo kalian ngerasa ff ini kurang pantas untuk dibaca.

Well, author suka banget bikin ff marriage life kaya gini. Love it deh pokoknya. Jadi gak usah heran ya kalo ff author rata2 tentang suami istri mulu haha..

Oke deh, segitu dulu aja cuap-cuapnya.

See you in the next chap ~

Bye Bye :)