History Of Legend

(Remake)


Chapter 1: Guru Sejarah Killer

Disclaimer: Bukan Punya saya

"Ha" Berbicara.

'Ha' Batin

"Ha" Berbicara Scared gear / /Amarah/ / Jurus

'Ha' Batin Scared Gear / / Amarah

Warning:

Abal-Abal/Gaje/Oc/Ooc/Typo/No shinobi/Overpower/History

Pair:

Genre: Adventure, Fantasy, and Supernatural

Ranted: M

Summary:

Selalu dianggap sebagai mahluk lemah, Manusia itu yang ada di mata dunia supernatural namun meskipun begitu manusia memiliki sesuatu yang tidak dimiliki mahluk supernatural. Mereka dapat membuat kejutan-kejutan atau melewati batasan-batasan yang dianggap mustahil.

Sejarah ada bukan untuk di hafal namun untuk dipelajari…

(Remake)


Story Begins


"Lagi-lagi…"

Seorang pria berambut kuning tengah duduk sambil memegang selembaran kertas.

"Ada Masalah apa, Naruto-Sensei?"

Pertanyaan dari pria yang berada disamping sosok bernama Naruto ini, membuat pemiliki mata seperti samudra tersebut memperlihatkan selembar kertasnya ke rekan kerjanya.

Ketika melihat apa yang ditunjukan…

Hanya ada dua hal yang ada dipikiran pria yang bertanya ini, pertama terkejut dan kedua adalah Sweatdrop

"Seperti yang kau lihat, Kazuki-Sensei. Nilai mereka benar-benar hancur parah bahkan untuk sekelas sosok terpintar disekolah ini, dia hanya bisa hampir mendekati nilai KKM yang telah ku tetapkan."

Sementara Kazuki hanya tertawa garing mendengar kekesalan sosok disampingnya ini, karena pasti dari semua guru yang berada di sekolah ini. Hanya guru berambut kuning ini yang menetapkan nilai KKM paling sadis diantara semuanya, tidak hanya itu itu ketika ulangan mata pelajarannya setiap siswa akan diberi soal yang berbeda dengan tingkat kesusahan tinggi bahkan pernah dalam satu kelas mendapat nilai nol, dan yang paling parah dari semua itu adalah tugas yang diberikannya baik itu individu atau kelompok yaitu Laporan dan lalu mempresentasikannya, untuk tugas mungkin terkesan mudah bagi orang awan yang belum mengenalnya, tapi sesungguhnya guru mata pelajaran sejarah ini akan mengecek Laporan tersebut dengan teliti ketika menemukan bahwa tugas itu copy paste atau ada yang masih kurang dia akan mengembalikannya dengan tulisan besar "Revisi" di depan halaman. Selain itu ketika presentasi dia akan memberikan pertanyaan yang dapat membuat otak siswa langsung Panas.

Siswa maupun siswi disekolah ini sangat takut pada guru yang satu ini, dibalik ketampanannya ini. Dia selalu memberikan hukuman parah dan unik bagi siswa yang selalu menunda tugas dengan berbagai alasan, seperti menulis panjang mengenai biografi seseorang lengkap dan harus menggunakan pensil, atau disuruh menceritakan sejarah di depan kelas tanpa buku maupun alat membantu lainya, bahkan yang terparah adalah kau disuruh membaca buku sejarah dengan Bahasa yang tidak dimengerti ditambah setelah selesai dia akan mengetesmu dengan pertanyaan-pertanyaan tentang buku yang dibaca.

"Sepertinya anda harus menganti metode pembelajaran agar mereka dapat lebih baik."

"Itu tidak akan terjadi, mungkin sebagian orang menganggap untuk apa belajar sejarah itu tidak penting namun tahukan bahwa orang-orang hebat berasal dari sosok yang tadinya tidak menyukai sejarah, aku menerapkan ini semua agar kelak mereka memiliki impian hebat dan siap mengejar impian hebat tersebut ketika lulus."

Kazuki terkejut dengan ucapan guru berambut kuning ini, sosok guru sejarah ini kemudian berdiri dan berjalan sambil membawa buku bersampul cokelat.

Inilah kebiasaannya selalu datang lima belas menit sebelum jam mata pelajarnya dimulai, tingkat kedisiplinan guru yang satu ini sangat lah tinggi bahkan ia adalah yang datang pertama ke sekolah dan sangat pagi-pagi sekali.

Meskipun dinilai berlebihan namun Naruto selalu mengangap semua itu normal dimatanya.

Sekarang jadwal mengajar di kelas 3, artinya materi mengenai 'Revolusi…'

Time Skip

O.R.C…

Disebuah ruangan bergaya ke era Victoria, terlihat beberapa kelalawar kecil tengah berdiskusi. Seorang perempuan berambut merah dengan ditemani oleh seorang berambut panjang berwarna hitam.

Selain itu ada seorang pemuda berambut cokelat yang tengah duduk dikursi panjang bersama dengan teman-temannya sambil menikmati teh yang disajikan.

Ditambah dua orang perempuan lain yang tengah duduk berhadapan dengan sosok berambut merah ini.

"Tidak ku duga Pawn milik mu itu benar-benar nekat, Rias."

menanggapi ucapan dari perempuan berambut pendek hitam tersebut, sosok ketua dari club O.R.C hanya terseyum lembut, beberapa hari yang lalu cukup menegangkan bagi masa depan gadis berambut merah ini.

Ditunangkan oleh sesorang yang hanya melihat mu sebagai sebuah pemuas hasrat adalah kesalahan fatal, dia tahu kalau pertunangan ini telah diatur demi alasan meneruskan keturunan namun itu seperti meregut kebebasan untuk mencari masa depan miliknya.

Untungnya semua itu telah berakhir, ini semua berkat pemuda berambut cokelat. Hyoudo Issie, seorang yang belum terlalu lama dalam dunia ini. namun kesetiaanya dan rasa ingin melindungi orang lain begitu tulus meskipun dia adalah seorang pemuda mesum.

Entah kenapa perempuan berambut merah dengan mata biru ini, ketika Issie sudah menyelamatkannya muncul perasaan yang membuat tertarik dalam hubungan asmara, mungkin dirinya sedang jatuh cinta.

"Iya aku juga tidak menduganya."

Sementara itu remaja berambut cokelat, tengah berbincang dengan teman-temanya. Mengalihkan perhatian ke sebuah jam dinding. Istirahat tinggal lima menit lagi, sepertinya sebentar lagi mereka akan kembali ke kelas masing-masing.

Namun untungnya tidak ada masalah yang besar, pertarungan kemarin benar-benar menengangkan dimana dirinya harus bertarung dengan susah payah melawan, burung abadi yang hampir membuat dirinya gagal menyalamatkan sosok perempuan berambut merah.

Tapi ini juga berkat bantuan dari perempuan berambut pirang panjang disampingnya, Asia Argento.

Sekarang dia harus bersiap-siap untuk pelanjaran selanjutnya di hari rabu ini…

'Tunggu…Rabu!'

Pikiran pemiliki scared gear Longinus yaitu Booster Gear, langsung blank. Dia ingat bentul jadwal pelajaran untuk hari ini namun bukan itu masalahnya yang menjadi masalah adalah jadwal pelajaran untuk kelas dari pada keempat perempuan yang tengah berbicara, yaitu Buncho, Akeno-senpai, Kaichou, dan Fuku-Kaichou.

Sepertinya dia harus memberitahu kabar buruk ini, walaupun pasti akan ada kekacauan setelah mendengarnya.

"S…Sumimasen Buncho."

Semuanya langsung menatap pada Issie yang tengah berdiri, namun mereka tidak mengerti dengan ucapan yang keluar dari mulut pemuda ini.

"Are…ada apa, Issie?"

Issie menghela nafas, semoga saja ini tidak seperti yang dipikirkannya.

"Sepertinya aku punya kabar buruk untuk mu, Akeno-senpai, Kaichou, dan Fuku-Kaichou."

Mendegar itu tiba-tiba aura di ruangan itu berubah, merasakan perubahan tersebut lantas membuat sosok remaja yang dicap buruk di akademi Kuoh ini hanya bisa meneteskan keringat.

'Kenapa tiba-tiba jadi begini!'

"Kabar buruk apa itu, Issie-kun."

Issie hanya membeku ketika mendengar suara dari perempuan tercantik disekolah ini menjadi serius, benar-benar kejadian perubahan yang sangat cepat. Bahkan Sekiryuutei ini menganggap seluruh penghuni selain dirinya dan perempuan pemilik scared gear penyembuh, terlalu serius ketika mendengar suatu kabar yang belum tentu itu buruk.

Salah ini termasuk kabar sangat buruk…

"B…Bunchou…Sekarang hari rabu."

Pletak!

Sebuah benjolan besar muncul dikepalanya, pelaku yang mengakibatkan ini semua tidak lain adalah seorang perempuan pendek dengan rambut putih dan keimutan seperti kucing, namun dibalik itu semua dia adalah sosok dengan pertahanan terkuat.

"Ittai!"

Semuanya hanya terbengon ketika mendengar jawaban dari pemuda yang di kenal mesumnya sudah stadium 4, mereka heran dengan apa yang dikatakannya. Rias menghela nafas dia mengira bidak Pawn kesayanganya itu akan memberitahu suatu masalah ternyata…

"Issie-kun, memangnya ada masalah apa dengan hari ini?"

Knight dari Gremory yaitu Yuuto Kiba bertanya dengan seyuman indah yang di mana bagi Issie itu sangat menjijikan, namun patut di perhatikan kalau ternyata, Kingnya tidak menyadari hal ini!

"Ini tidak ada sangkut pautnya dengan mu muka aneh!"

Kiba yang mendengar itu hanya sweetdrop dan tertawa garing ketika mendengar cacian yang dilotarkan oleh teman seangkatannya ini.

"Buncho! Yang benar saja kau tidak ingat hal special hari ini ?, juga untuk Akeno-san, Kaichou, dan Fuku-Kaichou."

'Hal special?' Batin semua orang di tempat itu.

"Eh, sebenarnya apa yang ingin kau katakan Issie." Ujar Rias dengan seyuman hambar.

'Serius!' Batin Issie terkejut.

Issie hanya diam tak bersuara tapi tak lama dia menghela nafas, dari pada bertele-tele lebih baik langsung katakan saja. Apalagi ini tidak akan bagus tapi mau bagaimana lagi, ini juga demi keselamatan keempat perempuan cantik tersebut.

"Buncho, 5 menit lagi pelajar sejarah akan dimulai dikelasmu…"

"….."

Semua sunyi dan tenang tidak ada yang bersuara atau bergerak kecuali perempuan bernama Asia yang hanya memandang bingung.

"Auch! Perutku sakit sekali!" teriak perempuan berjuluk Ruin Princess tersebut.

Membuat beberapa orang tiba-tiba terkejut dengan apa yang terjadi… namun.

"S…Sona, Tolong sampaikan kepadanya kalau aku sakit yah, Ouch perutku!" ujar Rias sambil membuat wajah memelas dan sakit.

"Ouhk…Ouhk…Tiba-tiba saja tenggorakan ku tidak enak, eh Kaichou tolong sampaikan kalau aku juga sakit …Ouhk…Ouhk." Ujar perempuan berambut hitam dengan yang kecatikannya dengan perempuan berambut merah. Akeno Himejima, itulah namanya serta dia adalah sosok Queen dari Gremory.

"Kaichou, maaf entah kenapa kepala ku terasa sakit, eh…kalau boleh bilangnya pada bahwa aku juga sakit." Tambah sosok berambut hitam panjang yang kencantikannya hampir setara dengan Akeno Himejima, sosok Queen dari Sitri yaitu Tsubaki Sinnrai.

"K..Kalian..!"

"Sona~/Kaichou~! Kami mohon~" dengan suara memohon.

Sona Sitri sosok Kaichou dari Kuoh Academy dan King sangat kesal pada ketiga temannya tersebut, bagaimana tidak sosok guru yang akan mengajar mereka adalah Naruto-Sensei. Guru sejarah yang paling killer dan sadis, bahkan sosok berambut pendek ini masih trauma atas hukuman yang diberikannya dan itu menjadi pelajaran paling berharga dalam hidupnya, untuk tidak main-main dengan Naruto-Sensei.

"Kalian! Tidak ingat kejadian yang terjadi minggu lalu!"

'Minggu lalu?' batin peerage Gremory.

"Eh kejadian itu yah…" Balas Rias dengan ketakutan.

Flashback

Suasana sunyi bagaikan pemakaman di suatu kelas. Terlihat seseorang berambut pirang tengah dengan santai duduk dikursinya sambil menatap pada beberapa orang yang berada di depan kelas.

"Aku harap ini yang pertama dan juga terakhir, membuat sebuah pernyataan palsu dan tak sesuai keadaan adalah pelanggaran di kelasku. Dan jika masih ada yang seperti ini, maka kalian akan kucoret dari daftar kehadiran dan dianggap tidak hadir. Tentu saja itu akan berdampak pada nilai akhir nanti, paham!"

"Paham sensei!"

Semua murid merasakan ketakutan dari sosok guru berambut pirang ini, bagaimana tidak beberapa murid diseret oleh guru ini kembali ke kelas dari uks dengan keadaan babak belur. Masalah ini berasal dari kecurigaannya akan surat sakit serta pengakuan siswa lain yang mengatakan murid yang tengah berdiri di depan kelas ini sakit namun semua itu palsu setelah diselidiki.

"Lalu untuk mu Sona Shitori."

"H…Hai!"

"Kenapa kau bisa sampai kecolongan. Untuk sekelas murid terpintar sekaligus seorang ketua dari kepengurusan organisasi sekolah, bukan kah itu sesuatu yang memalukan. Kecerdasanmu dikalahkan oleh kebohongan beberapa orang, aku heran padamu sebenarnya apa yang ada di dalam kepalamu itu tidak digunakan."

"I…Itu, mereka tadi sudah menyerahkan surat dari perawat yang menjaga uks yang didatangani oleh perawatnya langsung. Jadi dengan kata aku harus mengkuti prosedur untuk memperbolehkan ijin atas dasar tengah sakit."

Naruto tak bergeming, dia lalu mengambil surat yang berada dimejanya lalu merobeknya. Membuat seluruh kelas terkejut.

"Sepertinya matamu harus lebih jeli lagi nona shitori…"

'Eh…" Batin semua murid.

"Pertama, untuk mendapatkan sebuah surat dari uks ada prosedurnya. dan juga tidak boleh sebarangan seorang perawat mengeluarkan surat keterangan tanpa kejelasan pasti. Kedua sebelum kelas ini dimulai ada jam istirahat, dan itu menguatkan kesimpulanku karena hampir semua orang pergi dari tempat mereka untuk makan, minum, ke toilet atau berbincang-bincang dengan teman. Ketiga para murid-murid di depan kelas ini mengambil kesempatan untuk masuk ke uks dan mengambil surat keterangan untuk ditulis dan dijadikan bukti seolah-olah mereka sakit. Keempat karena tulisan seorang perawat maupun dokter itu special maka mereka menggunakan jasa orang lain agar tulisannya terlihat mirip dengan tulisan perawat yang di uks dalam hal ini adalah Daigo-san." Ujar Naruto sambil menujuk sosok murid bernama Daigo yang tertunduk di depan kelas.

"Daigo-san menjuarai segala lomba dalam hal menulis, maka tidak heran kalau Daigo bisa meniru tulisan bahkan tandatangannya sekalipun, namun…Kelima inilah point pentingnya, kalian melupakan sesuatu yang fatal yaitu ciri-ciri sakit kalian, panas-dingin, batuk, pilek. Itu tidak mungkin terjadi di musim panas seperti ini, karena ciri-ciri seperti itu hanya akan terjadi di musim-musim mendekati suhu yang dingin."

Setelah mengatakan itu semua hanya membeku serta terbelalak, bahkan para murid yang di depan ini tidak dapat mempercayainya, Naruto-Sensei dengan begitu tepat mengurutkan kejadian. Bahkan Sona tidak bisa berkata, tidak hanya dirinya teman masa kecilnya Rias sosok berambut merah ini sudah mengalami kelebihan muatan pada otaknya, serta kedua Queen mereka hanya membeku.

"Jadi kau harus lebih berhati-hati lagi Shitori, karena jika tidak itu akan menjadi sesuatu yang memalukan dalam hidupmu."

Flashback end

"Itu adalah kejadian yang sangat menegangkan dalam hidupku." Ujar Sona.

"Yah setidaknya kita tidak ikut terseret dalam masalah itu." Balas Rias.

"Iya tidak terseret bagi kalian, tapi aku yang kena getahnya." Dengan nada kesal dan marah pada teman-temannya.

"Oh ayolah Sona, itu adalah kosenkuensi menjadi pemimpin."

Sona hanya mengepalkan tangannya agar menahan diri untuk tidak memukul teman masa kecilnya.

"Eh…Buncho…Tinggal dua menit lagi…" Ucap Pawn dari Gremory.

"Kita melupakannya!" Teriak serempak keempat perempuan yang satu kelas ini.

"Akeno cepat siapakan sihir perpindahan!" Perintah Rias tergesah-gesah pada Queenya.

"H…Hai!"

"Rias apa kau sudah tidak waras, Ini masih jam belajar!" Ujar Sona yang mencoba untuk menghentikan tindakan Rias untuk menggunakan sihir perpindahan karena sangat berresiko.

"Hah, jadi maksudmu kita harus berlari ke kelas. Dengar Sona sahabat baiku, jarak waktu yang ditempuh dari gedung ini ke kelas ada sekitar 6 menit dan kita hanya punya waktu 2 menit, jika saran mu kita berlari maka yang akan kita dapat setelah sampai di kelas adalah tugas bagus lainnya, dan juga aku mencoba menyelamatkan wajah papan mu itu agar tidak tercoreng. Maka tidak ada salahnya kan sesekali menggunakan ini apa lagi dalam kondisi panik seperti ini!"

"Cih…Mendengar nada bicaramu tadi aku sedikit kesal, tapi sepertinya kau benar namun untuk kali ini saja." Sona masih kesal dengan penjelasan Rias tapi ada benarnya juga apa lagi di tengah kondisi panik seperti ini.

"Bunchou, sihir sudah siap."

"Ok, jadi semua kami pergi duluan yah."

Sriiing!

Keempatnya lalu menghilang dari tempat tersebut, meninggalkan beberapa anggota preeage Gremory yang masih diam di tempat.

"Ku harap bunchou serta yang lainnya selamat." Ujar Issei.

"Eh…Tapi aku sedikit meragukan mereka akan selamat, ditambah ini jamnya Naruto-sensei." Jawab knight Gremory.

"Ano…maaf tapi sebenarnya siapa Naruto-sensei?" Tanya sosok Bishop berambut pirang panjang.

"Oh iya tentu saja kau belum bertemu denganya Asia, karena pelajarnya akan dimulai besok dikelas kita." Jawab Kaisar naga merah.

"Tapi aku harap kau bersiap karena sosok ini tidak pernah pandang bulu dalam memberikan tugas anehnya itu, terakhir aku dapat tugas untuk membaca karya sastra sejarah Bahasa spanyol, Bahasa spanyol! Yang benar saja! Bahkan dalam hidupku belajar dasar Bahasa itu saja belum pernah!" lanjut issei. Dengan nada kesal.

Kiba hanya sweetdrop melihat kawannya ini kesal akibat mendapatkan tugas mulia dari guru sejarah ini, ia juga pernah mendapatkan tapi dalam bentuk tugas Tanya jawab yang harus diserahkan dalam format mesin ketik zaman dulu… mengingatnya terkadang bisa membuat sosok dipuji-puji kaum hawa di Kuoh Academy ini bisa strees karena harus mengetik sangat panjang untuk hanya satu jawaban.

"N…Naruto-S…Sensei, menakutkan…" Ujar dengan nada gemetar dari sosok benteng gremory.

"Eh…Koneko-chan…" Issei baru pertama kali melihat sosok bisa dikatakan mascot dari Kuoh Academy ini ketakutan, karena sebelum-sebelumnya ia tak pernah menampilkan ekspresi lain selain tatapan dingin dan menusuk.

"Koneko-chan punya trauma akan tugas yang pernah diberikan oleh sensei yaitu drama sejarah dan kau tahu Issei-kun, Koneko agak tidak bisa berekspresi dalam memaikan perannya sehingga membuat Naruto-sensei menyuruh kelompok Koneko untuk mengulang dari awal bahkan itu terjadi hampir dua jam lebih."

Issei tidak menduga kalau hampir semua orang di sekolah ini sangat takut pada sosok guru mata pelajaran sejarah tersebut, bahkan seorang seperti Bunchou maupun Kaichou dibuat tidak berdaya hanya mendengar namanya saja.

#History Of Legend#

Sriiing!

Sinar terang yang berasal dari lingkaran sihir menerangi, di sebuah toilet perempuan…

Braak!

Pintu toilet tersebut dibanting denga keras dan lalu berlarian empat orang perempuan yang dalam keadaan tergesah-gesah karena situasi yang akan mengancam mereka.

Tap...Tap...Tap...

"Kenapa kita muncul ditoilet!" Ujar kesal Rias.

"Ini yang terbaik, apa kau ingin membuat kita ketahuan hah! Dengan muncul di depan pintu kelas!" Balas Sona.

"Cih, Akeno tinggal berapa detik lagi!"

Sosok Queen dari Rias ini melirik pada jam sihir kecil yang dimunculkan, terlihat bahwa sekarang mereka hanya punya sekitar 45 detik.

"45 detik!"

"Yang benar saja!" ujar Tsubaki yang berada disamping Akeno.

Keempatnya terus berlari karena kelas mereka berada di lantai 3 sementara mereka berada dilantai 1. Tapi mereka berharap mereka sampai tepat pada waktunya.

"20 detik!" Ujar kembali Akeno.

"Bisa kah kau berhenti mengucapkannya, itu malah membuat kondisi semakin panik." Balas Sona.

Tinggal beberapa langkah lagi mereka akan sampai…

5

4

3

2

1

Braak!

Pintu kelas langsung dibuka dengan keras oleh Rias, disusul dengan keempat temannya yang nampak sangat kelelahan akibat berlari dari lantai 1 ke 3, mereka terseyum karena nampaknya mereka berhasil sampai tepat pada waktunya, meskipun menjadi sorotan oleh seisi kelas.

"Kalian terlambat…"

Terdengar suara dingin dari balik pintu.

"Eh…N…Naruto-Sensei!" Teriak serempak keempat orang ini

Guru yang mereka takuti sekarang kini berada tepat dibelakang mereka tanpa disadari. Tentu saja ini menjadi sesuatu yang mengejutkan bagi keempat perempuan ini.

"A…Apa maksud sensei, kami datang tepat waktu." Ucap Akeno, dengan sedikit ketakutan.

"Hm…bagaimana kalian yakin kalian tepat waktu?" Tanya Naruto.

Rias lalu menunjuk pada jam dinding dikelas yang memperlihatkan pukul 10:00 tepat pada sosok guru berambut pirang ini, meskipun tindakannya dinilai kurang sopan tapi dia mencoba meyakinkan pada guru sejarah yang satu ini bahwa kami tidak terlambat.

"Lihat sensei, tepat waktu…"

"Hah…Nona Gremory sepertinya ada harus lebih terliti lagi mengenai tentang waktu." Jawab Naruto.

"Sebenarnya sensei bicara apa sih."

"Kalian tidak melanggar, Jam, menit, detik, tapi kalian melanggar milidetik sesuatu setelah detik, dan kalian terlambat 100 milidetik."

Keempat perempuan ini hanya membeku bahkan bukan hanya itu seisi kelas pun sunyi akibat mendengar penjelasan guru sejarah ini mengenai masalah seorang siswa terlambat namun mereka satu pikir yaitu…

'Bahkan Sensei mempermasalahkan sampai milidetik sekalipun!' Batin kesal seluruh murid.

Sementara keempat sosok prempuan cantic ini hanya bisa pasrah karena akan mendapatkan hukuman dari sosok guru sejarah ini, bahkan tidak terbayang bagaimana nanti keadaan otak mereka setelah mengerjakan tugas hukuman ini.

"Tapi, untuk kali ini aku hanya memperingatkan kalian." Ujar guru pirang ini, sambil berjalan melewati keempat perempuan tersebut dan menuju ke mejanya.

'A...Apa aku bermimpi.' Pikir sosok pewaris klan Gremory.

'Na…Naruto-Sensei, hanya memberi peringatan dan bukan memberi hukuman.' Pikir Sona.

'Tidak mungkin!' Pikir seluruh murid.

"Jadi silahkan duduk dikursi kalian nona-nona." Perintah Naruto, dan tentu saja langsung dituruti oleh Rias,Sona,Akeno,Tsubaki, dengan perasaan berbunga-bunga mereka karena tidak akan merasakan tekanan dari tugas sejarah.

"Baik, karena semuanya sudah hadir maka kita akan langsung membahas materi 'Revolusi' dan pembelajar yang akan dilakukan sekarang adalah presentasi dan laporan seperti yang sudah disepakati, namun sebelum kita mulai aku hanya akan menerangkan dasar tentang Revolusi, yaitu sesuatu kejadian atau hal yang begitu cepat dan bisa kapan maupun siapapun, dalam hal perubahan besar-besaran baik social, budaya, maupun yang lain-lainya, demi sesuatu yang lebih baik. Selanjutnya akan saya panggil kelompok yang sudah dibuat secara acak untuk memberikan materi tentang revolusi apa saja di belahan dunia ini. Paham!"

"Hai!" Ujar seisi kelas.

'Presentasi…' batin Rias agak khawatir setelah mendengar kalimat tersebut.

'Laporan…' Sona sedikit gelisah mendengar 'Laporan.

'Revolusi…' Akeno sedikt agak ketakutan karena pernah ada sesuatu yang sama diucapkan satu bulan yang lalu.

'Kelompok…' Tsubaki merasakan seperti ada sebuah tanda bahaya…

1…

2…

3…

'Kita melupakannya!' Batin histeris serentak keempatnya.

Keempat perempuan ini kemudian saling menatap satu sama lain, Rias memberi kode pada Sona untuk menanyakan pada sosok teman masa kecilnya ini apakah punya ide. Dan dibalas dengan mengeleng kepala oleh Sona.

Tapi masih ada satu harapan yaitu, mudah-mudahan mereka tidak mendapat kan bagian kedepan hari ini.

"Dan kelompok pertama yang akan maju adalah, Revolusi perancis, Sona Shitori, Rias Gremory, Akeno Himejima, dan Tsubaki Sinra. Silahkan berdiri dan presetasikan serta serahkan laporan mengenai ini." Perintah Naruto…

'Kita akan mati!'

Entah kenapa perasaan berbunga-bunga tadi hancur seketika mendengar perintah Naruto, sepertinya mereka harus merubah pemikiran soal masih ada kah kebaikan di dalam sosok guru ini. Karena faktanya, Naruto-Sensei akan tetap memberikan hukuman dengan berbagai cara…dan sepertinya itu dirasakan Sona dan Rias.

"Silahkan, Kelompok Revolusi Perancis."

Dengan keadaan gemetar dan ketakutan para murid yang dipanggil oleh Naruto, berjalan kedepan kelas, wajah mereka tampak pucat karena sepertinya hukuman yang lebih berat siap menati mereka.

"Baik, sekarang saya minta laporan presentasi ini…"

"Eh…Ano…" Sona tidak bisa mengatakan apa-apa, dia gugup.

"Iya, nona Shitori. Mana Laporan presentasi kelompok mu…"

"Eh…L…Laporan itu…eh…"

"Laporannya ketinggalan, sensei!" Ujar sosok perempuan berambut merah…

Dan itu mengundang perhatian sahabat-sahabatnya serta seisi kelas maupun sang guru, mendengar ucapan yang keluar dari sosok pewaris Gremory ini, sementara Sona, Akeno, dan Tsubaki. Malah memasang wajah seolah tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Rias.

"Ketinggalan…Bagaimana bisa Ketinggalan…?"

Ekspresi Naruto masih tenang dan biasa, tapi pertanyaanya yang akan membuat mereka di eksekusi dalam waktu yang cepat maupun lambat.

"Itu…" Ucapan Rias tertahan karena mencoba mencari alasan yang pas.

"Jawab nona Gremory…"

"Sensei~ bagaimana kalau kita langsung saja ke presentasi yah~" Ujar dengan nada sesual dari Akeno, membuat semua laki-laki di kelas itu mimisan tak terkecuali Naruto yang hanya menatapnya dengan alis terangkat. Sementara teman-teman kelompoknya hanya menatap ketakutan karena tindakan yang diambil Queen preeage Gremory.

'Akeno, apa yang kau lakukan. Tindakan mu bisa membuat keadaan semakin gawat.' Batin Rias.

'Aku tahu kau mecoba membantu Akeno, tapi tidak seperti itu juga.' Batin kesal Sona.

'Entah kenapa perasaanku mengatakan, tindakan Akeno akan membuat kita mati.' Batin Tsubaki.

"….." Tidak ada ucapan yang keluar dari mulut guru sejarah ini.

Sementara sosok perempuan berambut hitam panjang ini mulai merasa tidak enak dengan ekpresi yang diberikan gurunya.

"Nona Himejima, Tolong jaga perilakumu atau…" Dengan nada serius dan tatapan serius.

'Atau…' Batin seisi kelas.

Akeno hanya bisa gementara dengan ancaman yang akan diberikan padannya.

"Kau dan rekan kelompokmu bisa melihatku menulis nilai Kelompok sejarah mu yaitu E."

"Maafkan aku sensei!." Ucap Akeno dengan menudukan kepala lalu mundur beberapa langkah kebelakang.

Naruto menghela nafas melihat perilaku dari salah satu murinya, dia tidak habis pikir kenapa mereka tidak berkata jujur saja.

"Aku sudah tahu, kalian berbohongkan dari tadi. Melihat gaya perilaku yang kalian tunjukan, nada bicara yang mencoba mencari alasan atau mengalihkan pembicaraan, itu sudah cukup mengambarkan kalian berbohong."

"Eh…"

"Laporannya bukan tertinggal tapi belum dibuat bukan, Kelompok Revolusi Perancis."

"…Iya."

"Padahal kalian tinggal mengatakan sejujurnya, jadi untuk masalah Laporan itu bisa diurus nanti. Sekarang silahkan lanjutkan."

Ucapan yang keluar dari Naruto-sensei, seperti mengundang reaksi tak terduga dari semua orang. Dia kemudian menatap pada keempat perempuan itu yang masih terdiam dan tak melakukan apa-apa.

"Mau sampai kapan kalian diam seperti itu..."

Setelah mengatakan itu maka dimulai lah pembelanjaran hari ini…

Time Skip

"Baiklah Materi tentang Revolusi perancis cukup bagus, meskipun ada beberapa yang kekurangan tapi saya maklumi…seperti yang di jelaskan tadi awal mula Revolusi di negeri Perancis terjadi pada tanggal 5 mei 1789 sampai 9 november 1799, yang bisa dikatakan sepuluh tahun lebih dan itu sangat cepat mengubah ide-ide, prinsip,sistem lama yang sudah mengakar berabad-abad di benua eropa termasuk perancis yaitu Monarik, menjadi prinsip kebebasan, persamaan, dan persaudaraan. Dan itu dituangkan pada system pemerintahan yang baru disebut Republik. Kenapa ini semua bisa terjadi, kembali pada saat perang Revolusi Amerika meskipun ada dipihak pemenang tapi perang tersebut membuat perekonomian negara perancis hancur dan bangkrut, akibat hutang yang digunakan untuk perang. Demi menutupi hutang tersebut, maka diterapkan peraturan pajak yang lebih memberatkan pada golongan 3 atau bisa dikatakan rakyat biasa, dan ini mengakibatkan sebuah kesenjangan social. Karena golongan 1 dan 2 tidak di wajibkan untuk membayar pajak. Tapi bukan hanya peraturan pajak saja yang menjadi patokan ini semua, bahkan sebelum itu terjadi rakyat negeri perancis sudah membenci pemerintahan kala itu, karena pembagian kelas yang mengakibatkan pemerintah lebih mementingkan golongan 1 dan 2, serta saat itu Raja Louis XVI dibenci karena saat krisi dirinya berserta keluarga kerajaan malah hidup dengan nyaman dan mewah di Versailles. Tapi tidak semua bagian golongan 1 dan 2 itu pro pada Raja maupun golongannya sendiri ada beberapa dari mereka juga yang Pro pada rakyat. Dan meskipun begitu namun sebenarnya setelah monarik runtuh dan republik naik timbul masalah baru yaitu pada bagaimana yang kerja pemerintahan itu menjadi hal kontra karena mereka menjalankan dengan terror pada rakyat, siapapun yang tidak setuju dengan cita-cita Revolusi maka dia akan dianggap musuh. Lalu masih banyak lagi cara kerja pemerintahan yang berbeda-beda selama beberapa tahun setelah kejadi Revolusi Perancis, yang dimana belum bisa menemui kesepakatan dan demokrasi."

"Baik cukup sampai disini kita akan bertemu lagi minggu depan, dan kemudian untuk kelompok selanjutnya lebih di persiapkan. Paham!"

"Hai!"

Setelah mengatakan itu Naruto mengambil bukunya serta berjalan ke pintu keluar…

"Oh dan satu hal lagi Kelompok Revolusi Perancis, aku minta Laporan yang belum kalian buat ada dimeja ku…"

Sona dan Rias memasang pendengarnya, mudah-mudahan Naruto sensei tidak menambah beban mereka…

"Hari ini pukul 3 sore, itu saja sampai jumpa…" lalu berjalan pergi dan meninggalkan keempat perempuan itu dengan keadaan terdiam namun entah kenapa perasaan mereka nampak seperti ingin.

"…Rias…."

"…Iya…Sona…"

"Sepertinya aku butuh sesuatu untuk dipukul!"

"Bukan kau satu-satunya yang ingin melakukan itu, Kaichou."

"Sensei! Kenapa kau menambah berat penderitaan ku!" Teriak Rias.

#History Of Legend#

Dari ruangan guru sosok pria berambut pirang tengah menatap pada jendela, ia adalah Naruto yang kini hanya bisa menghabiskan waktu untuk hal santai karena setelah mengajar dikelas 3 tadi untuk hari ini tidak ada lagi jadwal mengajarnya jadi bisa dikatakan dia bisa pulang lebih awal tapi itu tidak dilakukannya karena menunggu Laporan yang harus diberikan Kelompok Nona Shitori, jadi sampai jam 3 nanti dia harus menunggu.

'Hah…membosankan.'

Dia kemudian mengalihkan pandangan pada buku bersampul cokelat yang tergeletak di mejanya…

'Apa aku harus bertemu dengannya…"

Hingga sesuatu mengejutkan terjadi pada mata biru milik guru ini, bola matanya berubah menjadi seperti fenomena aurora…

'Nampaknya tidak ada pilihan…apalagi dia ada di sekitar kota ini.'

.

.

.

.

.

.

.

.

'Teman…'

Bersambung…


Author Note :


Tolong jangan pukul saya yah para reader, yang sudah sangat menunggu lama. Oke mungkin ini sedikit agak mengecewakan karena saya harus remak cerita History of Legend karena ada masalah dalam cerita yaitu mengalami jalan buntu di versi sebelumnnya, oleh karena itu saya membuat cerita baru dan sedikit berbeda dengan yang dulu. Jadi maafkan saya karena jarang update dan malah membuat cerita baru dan untuk chapter pertama remake ini bila ada salah sesuatu yang salah tolong dimaafkan, sekali maaf yah Reader-dono.

Ja nee! Di chapter selanjutnya…

T.T.D : KAMENRIDAGekijouban9

.