Kisseu


Baekbeom menuruni tangga untuk melihat tamu yang memencet bel. Setelah pintu terbuka terlihat wanita paruh baya yang sedang menunduk di sana. Dia membawa kotak yang dibungkus kain berwarna kuning, tangannya sedikit bergetar karena rasa gugupnya. Tanpa melihat jelas wajahnya Baekbeom sudah sangat tahu sosok yang ada di depannya ini. Keduanya terdiam beberapa menit setelah akhirnya Baekbeom memeluk tubuh wanita cantik itu dan membawanya masuk.

..

..

Orang bilang waktu akan terasa cepat jika kau merasa senang di setiap detiknya. Tidurmu akan lebih nyenyak jika kau selalu tertawa di setiap menitnya, dan kau akan merasa ingin hidup beribu tahun jika kau selalu mensyukuri kebahagiaan di setiap waktu.

Baekhyun selalu menjalani harinya dengan senang seperti semua yang buruk sudah hilang. Teman yang baik, peningkatan nilai di sekolah, dan kekasih yang perhatian—entahlah bagaimana sebenarnya bisa dikatakan begitu. Yang mereka rasakan adalah rasa saling mencintai, tapi sepertinya belum terucap pertanyaan "Apakah kau mau menjadi kekasihku?" atau "Iya aku mau." Semuanya berjalan seperti biasa, mereka hanya tahu hubungan mereka sekarang bukan sekedar teman seperti dulu. Mereka bertemu hanya pada akhir pekan misalnya, atau sebulan hanya dua kali dikarenakan Chanyeol yang sibuk membantu pekerjaan ayahnya di perusahaan.

Baekhyun pernah meragukan tentang hubungan mereka sebenarnya, tapi Chanyeol selalu berbuat apapun agar Baekhyun percaya dengan hubungan mereka. Chanyeol mungkin tidak menyatakan perasaannya dengan kata-kata romantis lalu mereka jadian, tapi Chanyeol langsung mengakuinya ke publik begitu saja.

"Perkenalkan ini kekasih imutku, namanya Baekhyun. Dia milikku." Cara Chanyeol menyampaikan terbilang lucu, kaku dan aneh. Itu yang dikatakannya pada teman-temannya.

Kemudian mengupload foto di Instagram, terlihat dirinya yang melakukan peace sign dengan Baekhyun yang tidak sadar kamera sedang memakan es krim. Baju dan sepatu yang mereka kenakan sama, keduanya terlihat menikmati musim semi. Chanyeol menuliskan caption "Yo! Nice skirt *Love* " di sana menimbulkan komentar cacian dari teman-temannya. Terutama Jongin.

Kimjong0ut Aku mencoba berpikir apakah kalian memakai rok, ternyata tidak. Ah... mungkin kalian sedang berfoto di depan butik pakaian, ternyata tidak. Lalu aku berpikir lagi, mungkin anjing yang dibawa ibu-ibu di belakang kalian memakai rok, TERNYATA TIDAK JUGA! SIALAN! BERITAHU AKU DIMANA ROKNYA!

Selama lima bulan ini Chanyeol selalu berusaha untuk menjadi kekasih yang baik untuk Baekhyun, dia akan menyempatkan diri untuk bertemu Baekhyun di akhir pekan walaupun hanya terkadang, dan akan sering bertanya apa Baekhyun kesulitan mengerjakan PR atau kesulitan dengan materi yang sedang dipelajarinya. Jika iya, maka Chanyeol akan membantunya lewat video call.

Atau jika saat hari libur dan Chanyeol tidak sibuk untuk kuliah ataupun membantu ayahnya di perusahaan, dia akan meminta izin Baekbeom agar adiknya itu diperbolehkan menginap. Chanyeol tetap menyuruh Baekhyun belajar di sana dengan Chanyeol sebagai gurunya, lalu Chanyeol akan memberikan hadiah banyak kecupan setelah Baekhyun selesai belajar. Kemudian mereka melanjutkan makan malam dan tidur.

Chanyeol juga selalu berusaha untuk membuat Baekhyunnya percaya. Karena selama ini pula Seulgi masih saja mengiriminya pesan ajakan pergi, atau banyak kalimat perhatian. Maka Chanyeol akan memberikan ponselnya pada Baekhyun untuk anak itu bebas membalasnya.

Dia tidak ingin lagi saat kejadian beberapa minggu itu terulang. Saat itu Seulgi berada di apartemen Chanyeol untuk mengembalikan novel yang pernah dipinjamnya. Tapi gadis itu masuk ke dalam begitu saja dengan alasan ingin melihat-lihat, kemudian masuk kamar Chanyeol dengan lancang dan tidur di kasurnya, memuji betapa nyamannya di sana. Chanyeol sudah berusaha bicara baik-baik agar Seulgi segera keluar tapi Seulgi tidak mau, dia bilang akan beristirahat di sini untuk lima menit. Tapi lima menit terlalu lama sampai akhirnya terlihat Baekhyun yang berdiri di pintu kamar dengan tas sekolahnya. Dia mengira Chanyeol mengajak dan memperbolehkan Seulgi untuk masuk dan tidur di kasur itu selain dirinya. Kemudian ini berakhir menjadi Baekhyun yang pendiam selama seminggu.

..

..

Jiwoo menangis sesegukkan bersama Baekhyun dan Yixing di sampingnya—yang tertidur, gadis berwajah bulat itu memberikan tisu pada Baekhyun walaupun matanya masih menatap layar televisi. Mereka menonton salah satu drama dari lima DVD yang dibeli oleh uang patungan dari ketiganya untuk menghabiskan malam sabtu dengan drama maraton—kecuali Jongdae karena dia tidak suka drama.

Satu jam lima puluh menit drama selesai terganti dengan background hitam yang menampilkan nama-nama para pemain.

"Ini menyedihkan, kenapa gadis itu harus meninggalkan kekasihnya setelah berciuman..." Jiwoo mengambil tisu yang kesekian kalinya untuk mengeluarkan lendir yang sedari tadi berusaha keluar dari hidungnya. "Aku benci dengan ending kematian."

"Benar, dan aku lebih sedih karena Yixing tertidur, dia jadi tidak tahu endingnya." Baekhyun melirik ke arah Yixing yang sangat pulas. "Ah, omong-omong Jiwoo..."

"Hm?" Suara lendir yang tertarik ulur dari hidung masih saja terdengar dia terlalu sibuk sampai tidak menatap balik Baekhyun.

"Apa kau pernah ciuman?" Tanya Baekhyun dengan wajah polosnya.

"Pertanyaan bodoh, pasti ada maksudnya, kan?" Gadis itu bertanya balik.

"Chanyeol selalu melakukan ciuman di kening, pipi dan terkadang hidung padaku, tapi Chanyeol belum pernah menciumku di bibir a..aku hanya penasaran hehe..." Baekhyun menggaruk tengkuknya.

Jiwoo menjatuhkan rahangnya dengan pernyataan Baekhyun barusan, keningnya berkerut dengan posisi mematung.

"Kenapa dengan wajahmu? Jelek sekali." Baekhyun melempar sisa popcorn ke arah wanita di depannya.

"Serius tidak pernah?"

"Apakah aneh?" Baekhyun memelas menimbulkan rasa kasihan di hati Jiwoo.

"Ehm! Ehm! Tenang... coba kita teliti di kamus Profesor cinta Jeon Jiwoo." Jiwoo berjalan mengambil buku cokelat dengan sampul bergambar bunga mawar pink di dalam laci, kemudian kembali duduk dihadapan Baekhyun dengan bersila.

"Woah... Byun, semua makna ciuman yang diberikan Chanyeol kepadamu sangat bagus." Jiwoo mengangguk-angguk seperti seorang ahli sesungguhnya.

"Buku apa itu aku mau lihat."

"Eits! Duduklah yang manis Byun." Jiwoo memeluk 'kitab suci'nya cepat sebelum Baekhyun mengintipnya.

"Baiklah! Lanjutkan!"

"The forehead kiss atau ciuman di dahi artinya menunjukkan rasa peduli atau rasa ingin melindungi yang sangat besar, juga tidak ingin kehilangan." Baekhyun tersenyum-senyum kecil mendengarnya. "Namun kerap kali ciuman ini diartikan sebagai simbol rasa sayang dalam pertemanan dan jauh dari nafsu."

"Apakah itu artinya Chanyeol tidak nafsu dengan aku? Maksudku, dia masih mau perempuan, begitu ya? Seperti saat dia membiarkan Seulgi menciumnya di bar?" Baekhyun menggigit bibirnya dengan wajah sedih.

"Hey, dia mendorong Seulgi, benar?"

"Tapi tetap saja, di awal dia pasti menikmatinya." Baekhyun menangkup wajahnya memasang wajah sebal.

"Berpikirlah positif, maksudnya Chanyeol mencintaimu bukan karena nafsu tapi dia tulus mencintaimu Baek, lagipula perbedaan tinggi badan kalian yang mungkin membuat Chanyeol suka menciummu seperti di kening. Ayolah jangan begitu, ingat kau sangat beruntung mendapatkannya."

"Iya, tapi tidak dengannya."

"Baiklah aku hentikan ini! Sekarang begini saja, kita lakukan penelitian pada Chanyeolmu, aku punya rencana jika kau sungguh ingin membuktikan apakah Chanyeol mau mencium bibirmu atau tidak. Jika dia mau artinya dia menyukaimu." Jiwoo melipat kedua tangannya di depan dada.

"Apa?"

"Sebelumnya kau harus tahu kalau dominan atau seorang pria itu biasanya menyukai bibir yang seksi, bibirmu tipis tapi kau bisa mencoba membuatnya seseksi mungkin."

"Lalu?" Baekhyun mulai tertarik dengan pembicaraan kali ini, mereka berbicara banyak mengenai 'penelitian' ala Jiwoo. Yixing terbangun di tengah pembicaraan mereka.

..

..

Chanyeol membukakan pintu mobilnya untuk Baekhyun, selama perjalanan di dalam mobil menuju tempat makan yang mereka tuju malam ini Baekhyun banyak bertanya pada Chanyeol. Ini tidak biasanya, dan lagi Baekhyun selalu membuatnya tidak fokus mengemudi karena Chanyeol bisa melihat dari ekor matanya kalau Baekhyun memasang ekspresi yang sangat 'bukan dirinya'.

Sesekali Baekhyun membuka kecil bibir mungilnya untuk menatap Chanyeol yang sedang mengemudi. Karena tidak tahan dengan sikap Baekhyun, saat lampu berubah merah Chanyeol menangkup wajah Baekhyun dan memperhatikannya lama wajah itu membuat Baekhyun jadi tersipu sendiri.

Wajah mereka semakin dekat dan Baekhyun bisa merasakan wanginya nafas Chanyeol, di bawah sana tangan Baekhyun mengepal erat dan matanya terpejam, merasa sangat siap untuk merasakan bibir tebal Chanyeol. Hatinya berkali-kali mengucapkan terimakasih pada Jiwoo.

"Baek...kau... menggunakan pewarna bibir?" Chanyeol kembali menjauhkan wajahnya, tangannya masih menangkup wajah kekasihnya.

"I..itu..."

"Jangan bilang punya si gadis bulat itu."

"Lebih tepatnya aku diberikan secara percuma, masih baru tapi Jiwoo tidak suka warnanya." Jiwoo memang lebih menyukai warna lipstick yang lebih 'galak' dibanding dengan warna Pinky Peach seperti itu. Dalam hati Baekhyun bersyukur karena Chanyeol tidak menyadari kalau dirinya menggunakan eyeshadow tipis berwarna Peachy Brown. Mungkin karena ini masih di jalan dan penerangan seadanya.

Chanyeol menggeleng pelan sambil tersenyum dan kembali fokus pada kemudinya karena lampu akan berubah hijau sebentar lagi.

"Tidak jadi, Yeol?"

"Apanya?" Chanyeol menaikkan sebelah alisnya.

"Eh, tidak." Baekhyun mengutuk dirinya, mengalihkan pandangannya pada kaca mobil berharap yang kedua nanti akan berhasil.

Sesampainya di tujuan, Baekhyun menggandeng tangan Chanyeol untuk memilih tempat duduk di pojok yang dekat dengan kaca sehingga memperlihatkan jalanan luar. Malam ini Baekhyun hanya memesan sosis barbeque dan es krim, tidak seperti biasanya. Chanyeol hanya tahu alasan kalau kekasih mungilnya sudah kenyang.

"Kenapa kau makan berantakan begini." Chanyeol mengambil tisu dan memberikannya pada Baekhyun.

"Huh, Chanyeol tidak romantis! Lapkan sisa-sisanya." Baekhyun memajukan wajahnya dan tersenyum sampai matanya menyipit lucu.

"Ahh...jadi kau sengaja, begitu?" Chanyeol menunjuk-nunjuk wajah Baekhyun dengan seringai menggodanya. Baekhyun yang kesal menepis tangan Chanyeol dan mengambil tisu itu kesal.

"Chanyeol tidak pernah romantis seperti yang ada di drama!" Bibir mungilnya mengerucut kecil.

"Aku tidak perlu menjadi tokoh yang ada di drama-drama. Karena cinta tidak butuh romantis. Yang penting aku mencintaimu Baekhyun." Chanyeol kembali menyuap makanannya.

"Siapa bilang? Romantis merupakan pelengkap agar suatu hubungan tidak terasa monoton."

"Jadi kau bosan denganku?"

"Yeol..." Baekhyun merubah sedih raut wajahnya, ingin sekali menarik telinga besar itu.

BRAK!

Semua pandangan tertuju ke arah meja yang terletak di sudut, di mana itu adalah meja mereka. Begitu juga Baekhyun yang terkejut dengan suara yang berasal tepat di hadapannya. Chanyeol berdiri dari tempatnya secara kilat membuat meja tersenggol, beruntung segala macam beling yang ada di atasnya tidak terjatuh.

Chanyeol membuka jaket hitam tipisnya, melihatnya sebentar kemudian melemparnya kasar ke lantai, dia berdiri di samping Baekhyun dengan wajah takutnya. Semua orang yang ada di tempat itu mengernyit bingung.

"Kenapa?" Baekhyun berbisik.

Chanyeol menunjuk jaketnya yang terkapar di lantai menggunakan sorot mata, tidak lama di sana keluar kecoa kecil yang mengintip malu-malu.

Baekhyun ingin sekali tertawa terbahak-bahak dengan semua kejadian konyol ini. Jadi Chanyeol merasa digelitiki oleh hewan kecil itu makanya dia reflek membuka jaketnya, membuat kekacauan pada meja mereka. Tidak ada lagi cara yang bisa dilakukan Baekhyun selain membawa Chanyeol pergi dari tempat ini atau ingin menanggung malu lebih lama.

"Maaf menganggu makan kalian! Selamat malam semuanya, ahahahah..." Baekhyun tertawa renyah mengambil jaket itu dan menendang hewan kecil itu menjauh. Dia sudah berjalan menuju pintu keluar namuan urung karena merasa tidak ada manusia yang mengikutinya di belakang.

"Yeol?" Baekhyun mengehela nafas berat dan menarik tangan Chanyeol paksa karena pria itu masih mematung di tempatnya. Semua orang yang ada di dalam hanya menggeleng setelah melihat dua pria muda itu keluar kemudian melanjutkan kegiatannya masing-masing.

Lagi-lagi rencana Baekhyun gagal untuk merasakan ciuman dari dari si pria tinggi yang merupakan kekasihnya itu.

..

..

Baekhyun memberikan Chanyeol air hangat namun pria itu menolak dan lebih memilih untuk berbaring di sofa.

"Baekhyun, maafkan aku. Aku mengacaukan makan malamnya."

"Hm, sepertinya kau makin parah Yeol. Kau sampai berkeringat saat mengemudi tadi, apa masih kepikiran?"

"Kaki yang banyak dan berbulu itu sungguh menggelitik punggungku, oh sial mengapa aku kembali mengingatnya!" Chanyeol membenamkan wajahnya pada bantal sofa.

Baekhyun mendekati Chanyeol, dia berbisik kalau mungkin dia bisa membantu pria itu untuk menghilangkan rasa takutnya pada serangga. Chanyeol tagu sebenarnya, dan tidak terlalu peduli. Tapi Baekhyun memaksanya untuk menurutinya.

Baekhyun kembali dari kamarnya dengan membawa pensil dan buku gambar. Dia membuka buku gambar itu dan memberikan pensilnya pada Chanyeol.

"Sekarang rilekskan tubuhmu, ambil nafas yang dalam." Perintah Baekhyun, sambil mencontohkan 'cara mengambil nafas yang dalam' kepada kekasihnya. Dengan malas Chanyeol menurutinya.

"Kau harus mengikutiku dengan baik jika ingin lulus semua tesnya."

"Baiklah, Byun Seonsaengnim." Chanyeol menunduk patuh membuat Baekhyun merasa senang.

"Sekarang... jawab pertanyaanku. Bentuk seperti apa hewan yang kau takuti itu?"

"Err... lonjong?"

"Jumlah kaki?"

"Enam mungkin."

"Warna?"

"Coklat, mungkin ada yang putih?"

"Sebutkan ciri-cirinya yang lain!"

"Mempunyai 2 ant...Sial Baek! Hentikan ini! Aku tidak sanggup memikirkannya." Chanyeol menekuk kakinya merasa merinding dengan gambar yang tercetak jelas di otaknya.

"Chanyeol pintar! Sekarang, apa nama hewan yang kau sebutkan ciri-cirinya tadi?" Baekhyun menatap Chanyeol seperti seorang guru yang siap memuji jawaban yang diberikan muridnya.

"Kecoa?" Chanyeol mengernyit bingung.

"Brilliant! Sekarang, coba gambar dia dengan segala ciri yang kau sebutkan tadi di kertas ini." Baekhyun menggeser kertas gambar dan pensil itu ke arah Chanyeol. Pria tinggi itu merasakan ribuan sengatan listrik yang membuatnya bergetar—merinding.

"Tidak! Ayo kau harus tidur." Chanyeol menarik Baekhyun dari duduknya agar segera bangkit tapi si mungil itu lebih kuat untuk menarik Chanyeol kembali duduk. Dengan pasrah Chanyeol menggambar serangga itu, sesekali dia akan berteriak dengan suara beratnya karena bayang-bayang serangga itu seperti meledek dirinya.

Selang 10 menit, Baekhyun bertepuk tangan dan memberikan nilai 9,9 pada gambar Chanyeol—yang sebenarnya sangat abstrak. Terlihat sekali jika sang seniman bergetar dalam menuangkan gambaran yang ada dipikirannya pada kertas itu.

Gambar dilanjut dengan yang kedua, kali ini Chanyeol lebih mahir dan tidak lagi bergidik ngeri atau berteriak seperti tadi. Chanyeol bisa merasakan dampaknya yang mulai terasa, dia tidak lagi takut dengan gambaran serangga itu di otaknya. Tidak lagi bulu kuduknya merinding ketika hanya mengingat serangga itu.

"Sekarang dilanjut langkah kedua! Chanyeol lihat lah gambar apa ini?" Baekhyun menunjukan gambar hitam putih dengan efek pixelize membuat Chanyeol mengernyit bingung untuk menebak.

"Ini Loyi! Kau letakkan di mana dia? Kau bilang akan mengembalikannya padaku." Baekhyun memukul kepala Chanyeol dengan ponselnya.

"Iya, iya, aku hanya lupa. Asal kau tahu sekarang aku tidak terlalu takut pada belalang sejak mainan karet bodoh itu menginap di kamarku. Tapi jika bertemu dengan yang asli aku sedikit berdebar sih." Baekhyun menggeleng kasihan mendengar penuturan Chanyeol.

"Baiklah lanjut ke foto selanjutnya." Lagi-lagi itu merupakan foto hitam putih dengan sedikit blur, Chanyeol tahu itu adalah laba-laba karena terlihat bayangan kaki panjangnya. Foto ketiga dilanjut dengan kecoa dan belalang, dan respon Chanyeol hanya biasa. Tidak menunjukkan takut atau jijik. Chanyeol mulai terbiasa dengan apa yang dilihat.

Berlanjut langkah ketiga di mana semua foto tadi menjadi berwarna, dengan sangat jelas. Kali ini Chanyeol menutup telinganya dengan kening berkerut melihat semua gambar serangga dengan warna dan detil yang jelas. Mungkin orang normal akan merasa sedikit jijik dan ngeri melihatnya, itu hal wajar karena Baekhyun merasakan seperti itu. Ini lebih baik dibandingkan dengan Chanyeol yang berteriak.

Mereka terlalu asik sampai melupakan kalau hampir masuk tengah malam. Chanyeol membereskan semua yang berserakan di ruang tamu kemudian membawa Baekhyun masuk ke dalam kamar dengan wangi stroberi itu sedangkan dia akan tidur di sofa sementara—menunggu Baekbeom untuk pulang.

Chanyeol tertidur nyenyak di sofa setelah setengah jam berbaring mendengar suara pelan seorang pria yang sangat dikenalnya, menyuruhnya untuk tidur di kamarnya sedangkan si pemilik akan tidur di sofa karena masih banyak kerjaan yang harus diselesaikan sehingga memaksanya untuk bergadang. Sebenarnya Chanyeol hanya ingin menunggu Hyungnya itu kemudian kembali ke apartemennya namun Baekbeom melarang dan memerintahkan agar lebih baik pergi pagi buta dibandingkan tengah malam. Chanyeolpun menurut.

..

..

Baekhyun mengucek matanya ketika dirasanya sudah pagi, dia keluar kamar dan menemukan hyungnya dengan pakaian rapih baru saja membuka pintu menimbulkan banyak pertanyaan.

"Hyung, kau tidak mungkin baru pulang iyakan?"

"Eh...i..iya, hyung harus bertemu teman untuk mengambil ini." Baekbeom menunjukkan map birunya. "Kau mandilah, bersiap ke sekolah oke?"

"Apa semalam hyung bertemu Chanyeol? Dia bilang tidak akan pulang sebelum hyung pulang."

"Ya, dia pulang hampir tengah malam. Sudah ya, hyung ke kamar sebentar." Kakaknya mengusak rambut adiknya kemudian pergi, Baekhyun sangat tahu kakaknya menyembunyikan sesuatu, dia cukup jeli untuk melihat mata yang sedikit membengkak di sana.

..

..

Selama sebulan di akhir pekan Baekhyun menghabiskan waktunya untuk membantu Chanyeol menghilangkan Phobianya. Ketakutan berlebih yang ada sejak Chanyeol memasuki usia Sekolah Dasar, berawal ketika rasa penasaran pada belalang, mengisenginya bersama teman-teman kala itu, dan mendapat batunya ketika belalang itu terbang dan menempel di hidungnya, dia terjatuh dari pohon dan mendapat luka yang parah, kepalanya terbentur batu dan harus dijahit dengan bantuan dokter. Berlanjut dengan segala serangga yang dapat terbang dan semuanya terlihat mengerikan di mata Chanyeol, terutama kecoa karena dapat terbang dan berjalan sangat cepat. Ketika Chanyeol kecil berusaha menakutinya, serangga itu malah mengejarnya balik, jika Chanyeol merasa naik kursi adalah tempat teraman ternyata ada juga dari mereka yang bisa terbang kemudian menyerangnya. Sejak semua kejadian itu Chanyeol selalu mendapatkan mimpi yang menakutkan, seperti dikejar oleh serangga raksasa ataupun wujudnya yang seperti monster selalu menganggu tidurnya mengakibatkan dirinya sering terbangun di malam hari dengan peluh yang membasahi dahinya.

Baekhyun memperlihatkan sedikit video dari pelajaran biologinya tentang metamorfosis hewan sebagai langkah terakhir. Ini sudah yang ke tiga kalinya dan Chanyeol sudah merasa lebih nyaman untuk melihatnya, tidak ada lagi keringat dingin dan jantung berdegup, hanya bergidik geli sesekali dan itu adalah hal wajar.

Memasuki liburan musim panas, Baekhyun menginginkan untuk ke taman kota distrik Seodaemun yang luas dipenuhi dengan pohon rindang dan banyak sekali orang bersepeda di sore hari seperti ini. Baekhyun punya rencana untuk membuktikan apakah semua yang dilakukannya selama ini membuahkan hasil untuk Chanyeol atau masih sama saja.

"Chanyeol siap?"

"Baiklah." Chanyeol melihat langkah lucu Baekhyun yang berjalan ke arahnya dengan kedua tangan yang menyembunyikan sesuatu di balik tubuhnya.

"Jjeng jjeng!" Baekhyun membuka tangannya, dan memperlihatkan belalang sembah kecil di tangannya, dia berusaha hati-hati agar Chanyeol tidak berteriak. Chanyeol memberikan dua jempolnya pada Baekhyun memberitahu dengan jarak dua meter dia tidak merasakan takut. Baekhyun melangkah lagi mendekat dan mengulurkan tangannya, sehingga Chanyeol bisa melihat jelas serangga hijau itu menekuk kedua tangannya seperti ancang-ancang melakukan Kung Fu.

Perlahan Chanyeol mencoba mengambil serangga itu dari tangan mungil kekasihnya, dia bisa merasakan geli ketika kaki-kaki itu menyentuh telapak tangannya. Belalang itu tidak bergerak, hanya kedua antena yang bergerak pelan, seperti sejenisnya serangga itu pendiam, namun akan menyerang jika dirasa situasi sudah mengancamnya.

"Wooahh...Chanyeol kau memegangnya!" Baekhyun bertepuk tangan dan melompat kecil, walau cara Chanyeol memegang terlihat kaku.

"Kau mendapatkan dia di mana? Oh oh lihat Baek, sepertinya dia meledekku." Chanyeol tertawa kecil, Baekhyun mendekat di samping Chanyeol untuk melihat.

"Di semak sana aku men—"

"Oh tidak! Tidak! Jangan!" Chanyeol berlari memutar tubuhnya untuk mencari serangga itu yang melompat dari tangannya.

"Chanyeol, hey...Chan..." Baekhyun menggeleng dengan tawanya. Melihat Chanyeol yang berusaha mendapatkan belalang itu namun selalu gagal karena kalah cepat.

"Baek, dia pergi."

"Chanyeol..." Panggil Baekhyun lagi, berjalan mendekat ke arah kekasihnya. "Kau lulus tes ku, selamat." Baekhyun mengulurkan tangannya untuk berjabat tapi Chanyeol menarik tangan itu dan membawa tubuh mungil itu dalam pelukannya membuat Baekhyun terkejut melebarkan matanya.

"Baekhyun, aku sangat senang kau dapat membantuku." Chanyeol terkekeh dan mengusak rambut Baekhyun gemas dalam pelukannya. "Sejak seminggu kemarin aku sudah bisa mengendalikan rasa takutku." Lanjutnya.

"hehehe... aku juga senang." Baekhyun mendongak sambil tersenyum memperlihatkan deretan giginya, tidak hanya itu pipi mochinya terlihat sangat cute membuat Chanyeol tidak tahan untuk tidak mencubitnya.

"Sebagai ucapan terimakasihku, kau ingin hadiah apa?" Chanyeol mengendurkan pelukan mereka.

"Hadiah?" Iris sipit itu berbinar ketika mendengarnya. Chanyeol mengangguk mantap sebagai jawaban. "Aku ingin dicium!" jawaban itu seperti reflek keluar dari bibir tipisnya, dia malu sekali berbicara seperti ini pada Chanyeol. Kekasih tingginya itu tersenyum manis, menangkup kedua wajah Baekhyun dan memperpendek jarak mereka, menelusuri setiap inchi wajah Cantik si pria imut.

Baekhyun bisa merasakan jantungnya berdegup tidak karuan, wajahnya terasa panas menjalar sampai telinga, dia malu sekali jika wajahnya memerah parah karena sedang berhadapan langsung dengan Chanyeol. Jari lentiknya meremas kaus hitam lengan panjang milik kekasihnya merasa bibir mereka sudah sangat dekat.

Cup!

"Chanyeol." Mata Puppy itu terbuka perlahan.

Baekhyun terdiam, kemudian kembali menutup matanya merasakan angin sore yang berhembus lembut. Membiarkan Chanyeol yang masih menempelkan bibirnya pada kening miliknya yang tertutup sedikit poni. Ya hanya di kening.

Cup! Cup! Cup!

Ciuman itu turun di kedua pipi secara bergantian, kemudian di hidung dan dagu, benar-benar sengaja meninggalkan bibir tipis itu untuk tidak disentuhnya. Usai kecupan-kecupan itu Chanyeol kembali membawa tubuh itu dalam pelukannya. Mungkin Jiwoo benar Chanyeol sangat menghargainya.

"Aku mencintaimu." Bisik suara berat itu di telinga pria yang lebih pendek darinya. Tidak ada jawaban namun pelukan lebih erat dari si mungil sebagai pengganti jawabannya.

..

..

Tangan besar Chanyeol menggandeng tangan yang mempunyai jari lentik itu erat sesekali meremasnya dan memainkan jemarinya, membuat yang lebih pendek itu pasrah dan melihat apa yang dilakukan Chanyeol dengan telapak tangannya. Tapi Baekhyun menyukai itu, telapak tangannya hangat seperti selalu diselimuti.

"Baekhyun ingin makan apa malam ini?" Chanyeol menoleh ke samping, dia terkekeh ketika menyadari kalau Baekhyunnya sudah mengantuk.

"Aku mau sosis yang rasanya sama seperti menu di kedai Jjajangmyun Cheongdam-dong dekat rumah."

"Wah, permintaan yang cukup sulit." Chanyeol melipat kedua tangannya sambil menggeleng. "Aku akan mengabulkannya, tapi... besok! Karena kau sudah mengantuk, lebih baik kita pulang." Chanyeol mencubit pipi Baekhyun yang sedang menguap.

Sudah berjalan 15 menit dan Chanyeol sudah dua kali menanyakan kekasih mungilnya untuk naik di punggungnya tapi Baekhyun menolak, dia memilih untuk berjalan di belakang Chanyeol, meremas pelan kaus hitam itu sebagai pegangan walaupun berkali-kali menguap. Ini salahnya karena tidak tidur siang padahal kemarin malam bermain game dengan Jongdae sampai larut, itu juga karena Baekbeom yang selalu pulang malam belakangan ini.

"Chanyeol, kenapa ya hyung selalu pulang malam dan jadi sedikit canggung kalau berbicara padaku?" Baekhyun mendongak.

"I...itu... dia sedang banyak kerjaan belakangan ini, makannya kau harus rajin belajar supaya bisa membanggakannya, benar?" Baekhyun mengangguk pelan sebagai respon walaupun dia merasa kurang puas dengan jawaban Chanyeol.

Saat berjalan di pertigaan dekat Starbucks Cafe atensi Chanyeol dan Baekhyun teralihkan ketika mendengar suara berisik dari segerombolan orang yang mengerubungi sesuatu. Karena jaraknya tidak jauh dari tempat mereka berdiri, dengan tubuh tingginya Chanyeol mengintip dan langsung tahu kalau baru saja ada kecelakaan. Karena penasaran Chanyeol mendekati korban yang tubuhnya tergeletak di aspal.

Di sana terlihat wanita kurus yang mengenakan sweater putih dan celana jeans yang tergulung sampai bawah lutut. Tas selempang kecil yang terbuka berisi ponsel, tisu dan beberapa makeup berserakan di mana-mana. Chanyeol melihat seorang pria di samping korban yang mencoba untuk menyadarkan wanita itu. Dilihat dari tubuh dan tatanan rambutnya Chanyeol bisa mengenal siapa pria yang bersama si korban.

"Matth?" Chanyeol berkerut kening, mengalihkan pandangannya pada wanita yang sepertinya orang terdekat Matthew. Matanya membelalak lebar ketika dengan jelas melihat wajah yang sangat dikenalnya.

"Yejin?" Kepalanya tiba-tiba terasa pening melihat wanita cantik yang ia rindukan dalam keadaan seperti ini dipertemuan pertamanya, ia mengeluarkan darah dari hidung dan keningnya dan beberapa memar di bagian kepala dan tangan. Tubuh Chanyeol bergetar dan lemas seketika melihat semua yang telah terekam di jelas di otaknya.

"CEPAT BAWA DIA KE RUMAH SAKIT BODOH!" Chanyeol menarik kerah pria bertubuh besar itu—Matthew. Semua pandangan kini tertuju pada Chanyeol.

"Sudah ada yang menelepon pihak medis, mereka akan sampai sebentar lagi." Matthew membalas tajam tatapan Chanyeol dan menepis tangan itu dari kerah bajunya.

"Kita tidak punya waktu! Awas sialan biar aku yang membawanya." Chanyeol membawa tubuh Yejin ala bridal dan berjalan menuju taksi yang terparkir.

"Naik mobilku saja, cepat."

"Kenapa baru sekarang keparat!"

Selama perjalanan Chanyeol berkali-kali berteriak agar Matthew mempercepat laju mobilnya. Chanyeol tidak peduli jika bajunya terkena darah gadis itu, dalam hati ia memohon doa semoga tuhan masih memberikannya keselamatan, memperhatikan wajah cantik Yejin yang sudah lama tidak dilihatnya, kini darah dari lubang hidung itu sudah tidak lagi keluar namun tidak bisa mengurangi rasa khawatir Chanyeol.

Ia pergi, melupakan sosok mungil yang menatap kepergiannya dengan sendu. Sebelum Chanyeol tahu siapa si pria yang bersama Yejin, Baekhyun sudah tahu lebih dulu kalau itu adalah Matthew, dia menarik-narik baju Chanyeol dan memanggilnya pelan: "Chanyeol ayo kembali saja aku takut." Tapi Chanyeol tidak mendengarnya.

..

..

Chanyeol tidak bisa diam—berjalan kesana kemari tidak tenang—selagi dokter belum keluar dari ruangan dan memberi tahu keadaan Yejin. Pria bertubuh besar yang pergi bersamanya hanya bisa diam di kursi tunggu dan sesekali melirik Chanyeol yang terlihat sangat khawatir.

"Kenapa kau tidak langsung membawanya ke sini? Bagaimana jika terlambat?" Chanyeol memulai percakapan, menatap Matthew penuh amarah namun sepertinya pria itu hanya cuek dengan tampang datarnya.

"Dia sudah memberitahuku sebelumnya kalau dia akan berkunjung untuk ke rumah neneknya di sini, Seoul."

"Apa? Kau masih melakukan kontak dengannya?" Chanyeol mengerutkan keningnya kesal.

"Baiklah, sekarang kau harus tahu. Aku adalah sepupu Yejin." Chanyeol melebarkan matanya ragu dengan yang barusan didengar.

"Ya, aku mencintai sepupuku, aku pernah mencintai Yejin karena keakraban kami sejak kecil, tapi aku tidak pernah menjadikannya kekasihku. Saat SMA semua yang orang kira kalau aku dekat dengannya bahwa aku mempunyai hubungan dengannya itu salah. Kami hanya dekat sebagai sepupu." Chanyeol terdiam dengan wajah seriusnya, menunggu ucapan pria yang sebenarnya ingin sekali dipukulnya karena tidak mengambil tindakan cepat dengan kecelakaan yang dialami Yejin.

"Walaupun aku tidak suka mendengarnya tapi aku tetap mendengarkan ceritanya tentang seseorang yang disukainya. Dan orang itu adalah dirimu, sialan." Matthew tersenyum miring pada Chanyeol yang terlihat mematung di hadapannya. "Dia bilang kau selalu baik padanya, kau perhatian padanya dan melihatnya tertarik, tapi dia tidak kunjung mendapatkan kalimat yang sangat ingin didengarnya darimu."

"Berhenti berbicara, kau—"

"Ternyata bukan cerita tentang orang yang disukainya yang paling aku benci, yang paling aku benci adalah ketika dia menangis memberitahuku kalau kau baru saja menyatakan perasaanmu padahal dia akan pergi ke Jeonju minggu depan. Sejak dia pergi dia selalu menyempatkan untuk menanyakan keadaanmu saat kita berdua melakukan chatting." Chanyeol mengepalkan tangannya di bawah sana mendengar semua kalimat dari Matthew.

"Itu mengapa sejak dulu aku terlihat benci padamu karena kau sering membuat Yejinku menangis," Matthew menggantung kalimatnya memberikan Chanyeol untuk bernafas lega sebentar sebelum dia melanjutkan. "Dengan begitu aku berpikir menghancurkan Baekhyun adalah cara yang tepat untuk menghancurkanmu."

DUGH!

Chanyeol hilang kesabaran, dia memukul tembok yang berada tepat di samping Matthew. Dia hanya menahan dirinya untuk tidak berkelahi.

"Kalau kau sekali lagi berani menyentuh Baekhyun, aku bersumpah akan membunuhmu dengan tanganku, bajingan." Nafasnya seperti putus-putus dengan dada yang naik turun.

Emosinya sedikit mereda menyadari kalau dia tidak bersama dengan Baekhyun sejak mengantar Yejin tadi. Chanyeol mengeluarkan ponselnya dan kembali merasakan sesak ketika melihat foto Baekhyun yang tersenyum indah bersamaan dengan mata Puppy yang melengkung lucu itu menjadi gambar utama Lockscreennya. Notifikasi memberitahu 1 pesan belum terbaca. Chanyeol sangat tahu Baekhyun adalah orang yang tidak enak hati bahkan pada kekasihnya sendiri, dia hanya tidak ingin Chanyeol terganggu dengan melakukan banyak missedcall dan berpuluh-puluh spam pesan.

—My Baekboo—

Chanyeol akan kembali, iyakan?
10.36pm

Chanyeol berlari cepat keluar dari rumah sakit dan melakukan telepon pada Baekhyun untuk menanyakan di mana keberadaan anak itu. Tapi suara lain menjawab yang memberitahu kalau nomor itu sedang tidak aktif, ia memberhentikan taksi kosong kemudian masuk dan memberitahu supir tujuan perjalanan menuju daerah Sinchon. Getar ponselnya menyadarkan Chanyeol dari keresahannya, di sana tertulis nama 'Sehun'.

"Ya Se—"

"Starbucks cafe, perempatan Songnam il-ro, Shinchon, sekarang. Atau kepalamu kupenggal." Suara dingin Sehun berakhir begitu juga dengan sambungan teleponnya.

..

..

..

TBC


A/N :

Hai hai maaf nih ngilang terus, tapi aku selalu kepikiran kalian kok:v
aku minta maaf dibagian imagine serangga yang Baekhyun suruh buat Chanyeol mungkin ada dari kalian pada jijik karena akupun hehe... cerita kaya Chanyeol di ff ini emang banyak ada dan sering aku baca dan liat pengalaman orang-orang kaya gini dan gimana cara mereka bisa sembuh (walaupun tidak total)

okedeh terimakasih mau sempat untuk mampir dan membaca, silahkan kasih kritik dengan baik jika ada ataupun saran.

Moodbosterku yang ngasih review chapter-chapter sebelumnya terimakasih banyaaaakkk .

SeeTheBee | Lywoo | milkybaek | Chanbaekby614 | aleina8 | timsehunie | mamamiyeol | Hanaa947 | RookiePeanutCookie | baekkiee | newBee3595 | sehunshii94 | nuuuuut | fauziah agustina | chalienB04 | ChoKyuKev | yuucchin | tobenuna | park chan2 | niningg | SaoryAth | seira minkyu | Beee | firelight6114 | Lala | WinterJun09 | pinksugarbee | LordLoey | baekfrappe | Wiell | dialogsenja | galuhkasih04 | khakikira | AnggiLee | parkc6572 | park yeolna | Wandapw | Yana Sehunn | Grim10 | Kkamjjongnoona | ByunB04 | NurfadhilahMegaPu | and all review from Guest, favorite and follow this fanfict

#Shimkoong \^o^/


p.s

*yang mungkin udah review tapi namanya belum ditulis
bisa bilang ya:D