Hasil voting!

Pilih baju olahrga ayang sesuai karakter dan lingkungan Yoongi!

A. Atasan lengan pendek, celana pendek selutut (+10)

B. Atasan pendek, celana panjang (+7)

C. Atasan panjang, celana panjang (+5)

.

Pilih sepatu yang cocok untuk Yoongi!

A. PUMA TURING (+5)

B. ADIDAS SUPERSTAR (+5)

C. NIKE FORCE ONE (+5)

.

Sebelum pelajaran olah raga, ada pelajaran keterampilan, menurutmu benda mana yang cocok di buat Yoongi?

A. Gantungan Kumamon (+10)

B. Origami angsa (+8)

C. Gantungan penangkal mara bahaya (+14)

.

Siapa yang menurutmu cocok sebagai antagonis? (Charm Point karakter bisa bertambah jika nanti ada chapter konflik berikutnya! Pilih dengan cermat!

A. Seulgi (57%)

B. Sana (50%)

C. Jennie (59%)

Total Charm Point!

66 + 10 + 5 + 10 = 91%

vs

Charm Point Seulgi = 57%

...

SHXR

PRESENT

..


Bel tanda pergantian jam sudah berbunyi. Yoongi sehabis pelajaran ketrampilan buru-buru merapikan barang-barangnya. Dia di nilai terakhir karena ia juga mengumpulkan terakhir. Dia membuat sebuah gantungan Kumamon, boneka kesayangannya yang berwarna hitam dengan bulatan merah di pipinya, dan hasil karyanya itu mendapatkan nilai yang lumayan memuaskan.

Meski sesama cowoknya, Yoongi dan Seokjin lebih suka ganti baju di toilet cowok. Karena selain malu sering di goda teman-temannya (karena demi apapun tubuh putih pucat Yoongi itu sebuah godaan!) , Yoongi juga ingin privasi saat mengganti bajunya. Selepas mengganti baju mereka bergegas menuju gedung olahraga indoor karena cuaca di luar cukup terik.

"Yoongi kamu benar-benar sudah sehat kan?"

Yoongi menghela napasnya, "Sudah berapa kali aku bilang Jin kalau aku sudah sehat!"

Seokjin mengangkat bahunya tidak peduli, "Aku hanya memastikan, karena jika kamu pingsan aku tak mau menggendong tubuh gendutmu."

"cih,"

Yoongi hanya diam, dan saat berjalan kedalam gedungnya yang ternyata sudah ramai dengan teman sekelasnya dan juga dari kelas lain. Ah sepertinya akan ada latihan gabungan? Tak biasanya.

"Kita akan satu jam dengan anak kelas 2-3? Haduh males deh,"

"Kenapa?"

Seokjin berkacak pinggang, "Karena ada si tuan putri menyebalkan!"

"hah?" Yoongi tidak paham, karena dia bukan anak yang suka bergaul.

"itu lho, Kang Seulgi! Yang sering memakai rok di atas lutut dengan make up berlebihan!"

Yoongi sepertinya pernah melihat anak itu. Anak perempuan yang kini mengecat rambutnya berwarna merah gelap yang sering memakai style modis di lingkungan sekolah, yang bahkan tidak ada satupun yang menegurnya karena memakai rok tidak sesuai ketentuan. Dia Kang Seulgi, salah satu anak penyumbang dana di sekolahnya, yang juga berkawan dekat dengan The Kings.

Ya, itu anaknya. Yang sedang berjalan menuju kerumunan dengan teman gengnya. Pakaian olah raga yang sengaja di ketatkan seperti itu memang menarik banyak mata lelaki untuk melihat tubuhnya yang benar-benar idaman para wanita. Yoongi masih memandang Seulgi hingga Seokjin juga ikut penasaran dengan arah pandangan Yoongi.

Seulgi berjalan menuju Jimin dan Hoseok yang menyandar di dinding sisi lain dari Yoongi. Menyapa dua anak itu dengan riang.

"Hey Jims, Hosiki!"

"Hey Seul," "Holaa Seulbear!"

Seulgi memainkan rambutnya dengan masih tersenyum ke arah Jimin dan Hoseok, "hey hey kalian, apa ada yang berubah dariku,"

"nooo Kau tetap gummy bear, Seulbear!"

"ish! Hosiki aku serius!" Seulgi cemberut, yang di marahi juga ikut cemberut, "Aku juga serius tau!"

"Wah rambut Seul di cat warna baru!"

Seulgi tersentak dan memandang Jimin dengan bahagia, "Akhirnya! Hanya kau Jims yang menyadari perubahan rambutku!" Seulgi memainkan rambutnya kembali, "Padahal aku sengaja mengecatnya dengan warna mencolok!"

Jimin tersenyum dan ikut merapikan rambut Seulgi, "Iya warnanya cocok kok!" Seulgi ikut tersenyum dan memegang tangan Jimin yang tadi di rambutnya.

"Makasih ya Jims!" Mereka berdua tertawa, meninggalkan Hoseok yang hanya diam tidak tahu apa-apa.

Yoongi yang melihat sedari tadi interaksi mereka ikut terkejut saat melihat Jimin yang tersenyum dan tertawa bahagia bersama orang selain The Kings. Yoongi juga menyadari jika baru pertama kali ia melihat Jimin tersenyum untuk perempuan sedari ia kecil.

'Apa dengan ini aku dan Jimin sudah tidak bisa kembali seperti dulu?'

Seokjin menyenggol lengan Yoongi, saat sahabatnya itu menoleh ia menunjuk dengan dagunya kearah Seulgi dan Jimin yang masih berinteraksi dengan seru dan dekat sekali.

"Apa Jimin berkencan dengan Seulgi? Karena demi apapun aku baru melihat pangeran es itu tersenyum!"

Yoongi menggeleng, "Aku tidak tahu dan sekarang tidak mau tahu,"

Seokjin kembali melanjutkan, "Dan juga sejak kapan juga Jimin bisa berbicara lembut seperti itu dengan cewek? Bahkan aku pernah lihat dia berbicara dingin ke Maria!"

Yoongi tertawa sarkastik. Ia tahu itu karena sejak dulu Jimin memang jarang suka berinteraksi dengan perempuan, dan kali ini ia benar-benar terkejut karena Jimin yang Yoongi kenal dulu sudah berubah. Dan itu membuat hatinya terasa nyeri di satu sisi.

Pintu gedung yang tertutup, terbuka tiba-tiba. Seketika hening merajai melihat siapa yang masuk. Ternyata itu Taehyung. Setelah tahu itu bukan guru mereka, keramaian murid-murid kembali terdengar. Taehyung tidak peduli dan berjalan menuju gengnya yang berada di sisi kiri pintu masuk.

"Heyy Taeyungoo!" Taehyung menjitak Hoseok karena lagi-lagi memanggilnya dengan nama aneh.

"Panggil aku dengan benar, sialan,"

"Hey Taetae~"

Taehyung menatap datar Seulgi yang memandangnya sambil tersenyum jenaka lucu. "Apa?"

Gadis itu kembali memainkan rambutnya, "Liat ada perubahan dari aku engga?"

"tidak,"

Dijawab dengan dingin. Seulgi menghentak kakinya sebal dan cemberut. "Kau ini ya! Tetap menyebalkan!"

Taehyung menatap lain tidak peduli sedangkan Jimin mengusak rambut Seulgi untuk meredam amarah gadis itu. Seulgi masih cemberut menatap Taehyung yang benar-benar merasa tidak tertarik dengannya.

"Tae! Apa kau suka wanita berdandan atau yang kutu buku sih?"

Taehyung mendengus, pertanyaan tidak penting sekali. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruang gedung dan berhenti saat menemukan sosok tubuh yang di carinya. Memandangi gengnya dengan cemberut. Taehyung menyeringai.

"Tidak suka keduanya,"

Jawaban Taehyung mengejutkan Seulgi bahkan Jimin dan Hoseok. Jimin menatap tajam ke arah Taehyung sedangkan Hoseok berbinar seperti mengingat sesuatu.

"hahaha tentu sajaa! Taeyung ini lebih menyukai bread-slave daripada cewe berdandan ya kaaan?"

Hoseok merangkul bahu Taehyung masih tertawa riang, ia menunjuk tempat Yoongi yang kaget karena tiba-tiba anak-anak yang sedari tadi ia pandangi berbalik menatapnya juga. Taehyung mendorong-dorong sebal tubuh Hoseok agar melepas rangkulannya. Sedangkan Seulgi mendecih tidak suka.

"Bread-slave huh?"

Hoseok mengangguk dan melepas rangkulannya. "Iyes, dia Yoongi menjadi bread-slave kita hehe~"

"oh that b*tch is gaining your attention huh?"

Jimin melirik Seulgi yang mengeluarkan hawa dingin dengan pandangan tajam ke arah Yoongi, ia menghela napas dan memainkan rambut Seulgi lagi.

"sudah sudah, lihat rambutmu berantak oleh angin nih,"

Jimin membawa wajah Seulgi menghadap ke arahnya dan merapikan tatanan rambut Seulgi. Gadis itu merona dan mengambil alih untuk merapikan sendiri rambutnya.

"Sudah rapi? Apa make up ku juga luntur, Jims?" Jimin menggeleng dan tersenyum kecil. Yoongi memandang interaksi Jimin dan Seulgi dalam diam. Hatinya kembali terasa di cubit melihat interaksi itu lagi.

"Ya ya, Yoon, kenapa Seulgi melihat ke arah kita?" Seokjin merinding saat pandangan matanya bertemu dengan Seulgi yang jelas-jelas menatapnya. "Yoon, apa jangan-jangan dia punya indra keenam? Dia tau kita tadi menggosip dia?"

Yoongi menoyor kepala Seokjin karena berbicara aneh-aneh. Pintu Gymnatik kembali terbuka, ternyata itu Pak Choi yang masuk. Semua murid terdiam karena tahu jika Pak Choi itu killer juga bingung kenapa Pak Choi bukan guru olahraga mereka.

"Tenang semua, Pak Kim ijin mengajar kalian karena istrinya melahirkan. Jadi saya disini menggantikan jamnya," Pak Choi mengeluarkan kertas untuk absen terlebih dahulu murid-murid dari kedua kelas.

"Karena saya tidak bisa olahraga, lebih baik kalian bermain lempar tangkap bagaimana?"

Semua murid menyoraki setuju. Karena itu berarti tidak ada penilaian dan itu sangat bagus, yah namanya juga murid. Pak Choi merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah kunci.

"Hey Kim Tae, pergi ke ruang penyimpanan dan ambil 3 bola merah disana,"

Taehyung yang di panggil mendesah malas, "Aduh kenapa harus aku sih, Pak,"

Pak Choi mendekat dan memukul pelan lengan Taehyung, "Akh aduh!"

"Karena kau anak yang Baseball, sana pergi,"

Taehyung mendengus dan mengambil kunci di tangan Pak Choi. Dia mengelus lengannya sambil berjalan menuju pintu. Pak Choi menghadap murid-murid lainnya.

"Sisa disini, kalian bentuk 6 kelompok,"

Seulgi sedikit menyeringai, "Pak Choi boleh aku pendapat?"

"Boleh,"

Seulgi tersenyum, "Bagaimana kalau kelompoknya campur saja pak?" Seulgi menunjuk kerumunan temannya, "Jumah murid antara kelasku dan kelas 2-1 tidak sama pak, nanti tidak adil!"

Pak Choi mengangguk setuju, "Ide yang bagus, baiklah kalian yang tentukan sendiri karena saya tidak bisa disini. Saat si berandal datang, mulailah permainannya,"

Pak Choi berjalan pergi meninggalkan kerumunan yang mulai heboh menentukan pembagian dua kelompok. Seulgi sudah menarik gengnya yang juga The Kings untuk masuk ke timnya. Yoongi dan Seokjin menunggu saja hingga semua mempunyai kelompok dan kelompok yang kurang mereka berdua bisa masuk. Hingga semua masuk, tinggal Yoongi dan satu anak nerd lain dari kelas 2-3 yang belum memiliki kelompok.

"Bread-slave akan masuk kelompok kita sajaa~" Hoseok berteriak dan berniat memanggil Yoongi jika saja tidak di hentikan oleh Seulgi.

"Biarkan dia masuk ke kelompok lawan kita, karena mereka kekurangan orang," Seulgi memelankan kata terakhirnya, dan dia tersenyum saat Yoongi hanya pasrah dan berjalan memasuki kelompok lain yang akan menjadi kelompok Seulgi.

"Hey aku tertinggal pembagian kelompok!"

Taehyung datang dengan memanggul jaring berisi bola merah yang akan di gunakan lempar tangkap. Ia menaruh jaring itu di tengah-tengah ruangan agar masing-masing kelompok mudah mengambil bolanya.

"Ah Tae! Ayo masuk kelompok!" Seulgi memanggil Taehyung, tapi anak itu mengedarkan pandangannya. Dan ia sudah menemukannya, Yoongi yang berada di kelompok lawan.

Taehyung berjalan ke arah Yoongi namun saat di dekatnya ia hanya melewati sambil berlalu ia berkata, "Jangan menyusahkanku, jangan terjatuh dan hindari bolanya!"

Setelahnya Taehyung berdiri di tengah antara dua kelompok, menilai kekuatan antarkelompok. Kelompok Seulgi sudah kuat, terlalu kuat jika dia masuk kesana, sedangkan kelompok dari Yoongi terbilang cukup lemah. Karena disana Taehyung tidak menjamin semuanya memiliki tenaga yang besar dan kuat.

Seulgi 57% vs Yoongi 91%

Yoongi win!

"Maaf Seul, tapi aku akan masuk tim lawan,"

"Apa?!"

Taehyung berjalan santai ke arah kelompok Yoongi dan menyuruh satu orang untuk bertukar posisi dengannya di kelompok Seulgi. Yoongi hanya terdiam saat Taehyung berdiri di sebelahnya. Yoongi tak buta, ia bisa melihat Seulgi semakin muak dengannya, wajahnya terlihat gelap sekali.

Akhirnya setelah kejadian itu, kedua ketua tim main suit untuk menentukan siapa pertama yang menjadi pelempar dan siapa yang menjadi penangkap. Hasilnya tim Seulgi yang menjadi pelempar. Jimin mengambil bola merah dan bersiap untuk melempar bolanya ke lawan.

Permainan ini di khususkan hanya untuk melempar ke arah lawan, dengan cara melempar bola menuju bagian tubuh lawan untuk mengeluarkan mereka jika mereka tidak bisa menangkap bolanya. Semua bagian tubuh boleh kecuali kepala. Tentu saja akan terasa sakit sekali jika bola itu mengenai kepala kalian dengan kecepatan cepat.

Tapi peraturan itu tidak berlaku bagi Seulgi. Karena sedari tadi perempuan itu menargetkan kepala Yoongi sebagai tujuan bolanya. Yoongi sibuk menghindari bolanya dan juga ia tidak bisa berkontribusi banyak karena setiap ia ingin mendapatkan bola, Taehyung menghalanginya. Hei, dia ini laki-laki lho! Tidak usah di lindungi segala!

Pemikiran Yoongi salah, saat ia lengah tidak siap menerima bola. Seulgi melempar bola di tangannya dengan keras ke arah Yoongi, kembali menargetkan kepalanya. Taehyung melihat itu, dia berlari dan menarik Yoongi ke arahnya. Untung saja bola itu meleset dan tidak mengenai kepala Yoongi.

"Sebentar! Ya! Kang Seulgi!"

Yang di panggil hanya tersenyum, "Iya Tae?"

"Kau sengaja kan, Seul? Menarget kepala Yoongi sebagai sasaran bolamu?"

"Tidak! Kenapa kau mengatakanku seperti itu?"

Jimin yang sedari tadi diam akhirnya angkat bicara, karena ini sudah keterlaluan. "Iya Seul, aku melihat sendiri. Tinggi lemparan bola itu menargetkan kepala orang, bukan badan,"

Yoongi terdiam di antara perdebat mereka. Jujur saja ia memang ketakutan seperti sasaran dari Seulgi seperti itu. Perempuan itu mempunyai dendam kepadanya? Kenapa? Ia tidak merasa ia punya salah kepadanya.

"Sudahlah, bullsh*t Seul!"

Taehyung menarik tangan Yoongi untuk pergi darisana. Jimin melihat kedua orang itu berjalan menjauh dalam diam, terlebih tautan tangan Taehyung dan Yoongi. Hoseok yang juga diam akhirnya angat bicara.

"Ini permainannya tidak di lanjut? Nee nee Chimm?"

Jimin tersenyum dan menggeleng. "Karena tim lawan tidak seimbang, kita tidak bisa lanjut,"

Hoseok berteriak kecewa, karena tadi ia sudah bersemangat untuk bermain. Jimin juga berlalu darisana, mending dia beli minuman kaleng untuk mendinginkan tubuhnya.

Yoongi yang di tarik Taehyung memberontak untuk di lepas, "Bodoh! Jam olah raga belum habis!"

Taehyung masih tetap berjalan menghiraukan berontakan Yoongi, "Sebentar lagi juga habis,"

"Kau itu ya senang sekali membuatku keluyuran di jam kelas!"

"masa bodo,"

Yoongi mendengus sebal dan tetap mengikuti kemana Taehyung menariknya.


Esoknya Yoongi merasa badannya pegal-pegal. Efek tidak pernah olah raga ya seperti itu. Yoongi juga menerima pesan dari Seokjin jika sahabatnya itu tidak bareng dengannya karena ia akan berangkat dengan ayahnya ke sekolah. Dia tidak masalah dan berjalan menuju halte dengan memasang earphone putih.

Bus sudah datang, jalur masuk dan keluar sesak sekali. Sepertinya hari ini banyak yang memutuskan untuk menggunakan bus. Yoongi menemukan kursi kosong, di tempat agak belakang, dan dia duduk disana. Sebelahnya ada orang yang lagi tidur tapi dia tidak peduli dan mementingkan untuk memilih lagu di ponselnya.

"Hey bukankah itu Jung Hoseok?"

"Mana manaa?"

"Di depan kita ini!"

"Darimana kau tahu?"

"Rambut merahnya!"

Yoongi mendengar itu. Itu bukan bisik-bisik tapi berbicara dengan keras karena Yoongi yang bahkan memakai earphone saja mendengarnya! Tapi omong-omong, Yoongi menoleh ke orang di sebelahnya.

Wajah orang itu tertutup masker putih dan masker mata jadi dia tidak tau wajahnya, tapi rambut merah itu memang mengingatkannya ke Hoseok, anak kelebihan energi di kelasnya itu.

"Mengagumi wajahku ya?"

Yoongi tersentak saat orang yang ternyata benar Hoseok, membuka masker matanya dan berkedip jahil ke arahnya. Yoongi mendengus sebal, pagi ini ia sudah bertemu dengan The Kings! Kenapa Tuhan benar-benar suka sekali membuatnya menderita seperti ini.

"HOAAMMM Hosiki masih mengantuk sekali~" Hoseok menggeliat meregangkan tubuhnya, dan kepalanya ia jatuhkan ke pundak Yoongi.

"Ya! Kau berat!"

"Ah~ Bread-slave sekali saja!"

Yoongi berhenti mendorong-dorong kepala Hoseok agar pindah dari pundaknya. Kembali ia mendesah sebal dan membiarkan anak itu tertidur kembali. Setidaknya ia tidak menganggu acara mendengarkan musik Yoongi.

Dua anak perempuan yang duduk di belakang mereka tetap menggosip dengan suara kencang, menganggu suara musik Yoongi. Hoseok membuka masker matanya, dan melirik Yoongi yang wajahnya menggelap karena tidak suka. Hoseok tersenyum dan menegakkan tubuhnya. Hosoek membalik badannya dan melihat tepat di mata dua anak itu, ia membuka maskernya dengan gerakan pelan menggoda.

"Hey beauty~ Bisa pelankan suara kalian~? Itu mengganggu tidurku juga temanku ini~ Diam ya!"

Di katakan seperti itu, dua anak itu malah menjerit. Karena demi apapun, melihat secara dekat Hosoek yang menjadi idolamu, bagaimana mereka tidak berteriak senang.

"Hah... Hosiki have tried~" Yoongi tersenyum kecil dan menggeleng melihat tingkah Hoseok dan juga dua anak itu. Tidak, ini pagi yang tidak buruk sih.

Halte bus dekat sekolah sudah terlihat di depan, tapi Hoseok masih tertidur. Yoongi bimbang, apa ia harus membangunkan Hoseok atau meninggalkan anak itu?

"Hoseok, bangun! Halte sudah dekat!"

"GROOK~!"

"YA! Berhenti bermain dan bangun!"

Akhirnya setelah bus berhenti di halte, Yoongi menarik lengan Hoseok yang untungnya anak itu menurut untuk di tarik Yoongi. Supir bus yang melihat Hoseok di tarik Yoongi, menasehati Yoongi.

"Anak itu sering tidur di busku! Aku capek membangunkannya!" Yoongi berhenti untuk mendengarkan ocehan supir itu, "Nak, sebaiknya kau bareng saja dengannya! Agar aku tidak repot-repot membangunkannya!"

Yoongi membungkuk sopan dan membawa pergi Hoseok dengan menariknya. Selama berjalan ke sekolahnya Hoseok masih juga terbangun. Ia masih tetap memakai masker mata. Apa dia tidak takut menabrak atau terjatuh?

"Ya! Kau! Sampai kapan akan berpura-pura tidur?!"

Yoongi sudah lelah menarik Hoseok dan berhati-hati agar anak itu tidak menabrak atau tersandung sesuatu. Tapi tidak ada jawaban dan malah suara ngorok terdengar.

"Hoseok! Awas ada tiang di depanmu!"

"Hah?"

Hoseok berhenti dan membuka masker matanya dengan cepat. Tapi tidak ada apa-apa di depannya kecuali Yoongi yang tertawa kencang. Hoseok cemberut karena di bohongi.

"Kau membohongi Hosiki!"

Yoongi memelankan tawa, "Maafkan! Tapi aku sudah lelah menarikmu!"

Hoseok menaikkan masker matanya, "Baiklah terima kasih karena menarikku, sekarang aku akan kembali pulang ke rumah!"

"Heh? Sekolah beberapa langkah lagi!"

Yoongi menunjuk gerbang sekolah yang beberapa langkah lagi mereka sampai. Hoseok menggeleng dan menujuk jam tangan yang dia pakai, "Masih terlalu pagi untukku datang!"

"heh?"

"Dadah Yoongi!"

"Hoseok hati-hati!"

"ADUH!"

"... Ada Pak Choi di belakang,"

Hoseok membuka masker matanya dan melihat tubuh Pak Choi yang tadi ia tabrak. Yoongi menutup mulutnya agar ia tidak tertawa kencang.

"Kau berniat membolos lagi, Jung?" Tapi Hoseok hanya pura-pura tidur dengan memasang kembali masker matanya, menghindari mata Pak Choi.

"Min Yoongi terima kasih telah menyeret anak ini, sekarang seret dia kembali masuk ke kelas!" Pak Choi memutar tubuh Hoseok dan mendorongnya untuk masuk ke gerbang sekolah.

Sesampainya di kelas Hoseok berlari menuju Jimin yang sudah ada disana, "NEEE CHIMMM! Kau tau pagiku sudah bertemu dengan Pak Choiii!"

Jimin terkekeh, "Ya karena itu kau masuk pagi?"

Yoongi membiarkannya dan berjalan menuju loker buku miliknya. Saat membukanya, lagi-lagi Yoongi menemukan sebuah hot pack. Seokjin yang melihat itu tertawa kecil.

"Sudah berapa hari kau menerima hot pack itu?"

Yoongi meremas hot pack itu dan merasakan hawa panas menyelubungi telapaknya, "sudah seminggu ini,"

"Ya ya, aku curiga jika ini kelakuan dari Namjoon!"

"Kenapa bisa?"

"Saat akan memasuki kelas, aku melihat Namjoon keluar dari kelas. Ia berjalan seperti seorang pencuri saja! Saat aku menyapanya, dia bilang dia buru-buru menuju ruang OSIS!" Seokjin mencubit pipi Yoongi, "Hmm apa Namjoon menyukaimu?"

Yoongi melepas cubitan Seokjin, "Tidak dan tidak usah cubit!" Yoongi mengusap pipinya, "Ah aku ingat pernah bilang kepadanya jika tanganku ini sering dingin,"

"Aha! Mungkin saja itu!"

Yoongi menggeleng menyingkirkan pemikirannya. Saat akan menaruh tas di sebelah Seokjin, lengan Yoongi di tarik Taehyung. "Kau lupa perjanjian kita?"

"Ah.. iya,"

Seokjin melambaikan tangan padanya seakan ia akan pergi jauh saja. Taehyung menyuruh Yoongi duduk di sebelahnya. Jika Yoongi menyiapkan buku-buku di meja dan kolongnya sedangkan Taehyung menidurkan kepalanya lagi di meja.

"Kau! Ini catat juga apa yang kau catat juga!"

Yoongi pasrah saja jika saat ini ia bertambah menjadi pembantu untuk mencatat. Dan benar, selama pelajaran, Taehyung tertidur pulas sedangkan Yoongi menulis dua kali, antara di bukunya juga di buku Taehyung.

Yoongi mengurut tangannya yang terasa kelu sekali. Ia menatap Taehyung yang tertidur dengan muka menghadap kearahnya. Saat akan lanjut menyalin ke buku Taehyung, ponsel Yoongi bergetar tanda ada pesan masuk di Kakaotalk nya. Dia memutuskan untuk melihat sebentar karena ingin mengistirahatkan tangannya juga. Namun saat itu juga ia merasakan jika ia terkena serangan jantung kecil.

Chanyeol kembali menghubunginya..

PCY : B*tch! Aku pikir kau bercanda tentang Kim Taehyung huh?

PCY : Apa kau menjadi s*x slave nya?

PCY : crazy! Bisa aku juga mendapatkan perlakuan itu juga?

PCY : Aku akan menemuimu, Min Yoongi..

PCY : Tungu saja

Yoongi hanya terdiam membaca pesan dari Chanyeol. Dia kira bocah itu sudah berhenti menjadi stalkernya ternyata... malah makin menjadi. Yoongi buru-buru mematikan ponselnya dan kembali menyimpannya di kolong meja.

'tenang Min, tidak ada apa-apa yang terjadi...' batin Yoongi mencoba menenangkan dirinya.

"Ternyata kau nakal juga ya, Min?"

Yoongi menoleh ke arah Taehyung yang membuka salah satu matanya, dan menyeringai nakal kepadanya.

"Maksud?"

"Membalas pesan pacarmu yang jelas-jelas ''pacarmu' ini di depanmu,"

Yoongi mengusap wajahnya kalut, "Berisik Kim, aku tidak mood,"

"Apa kau kirim pesan ke Jimin heh? Liat anak itu menoleh ke arahmu," Taehyung masih tidak tahu keadaan rupanya, padahal Yoongi sudah pucat dengan wajah yang benar-benar kalut.

"Pak Lee, mohon ijinkan Min Yoongi yang sedang sakit untuk ke UKS,"

Taehyung dan Yoongi menoleh ke Jimin, yang sedang mengangkat tangannya, meminta ijin ke guru yang sedang menulis rumus-rumus kimia di papan. Sesaat setelah gurunya mengangguk, Yoongi melirik ke arah Jimin yang menatapnya lalu berpaling ke arah lain.

Jelas saja Yoongi mengalami syok ringan karena cuaca yang baik seperti ini tiba-tiba saja menjadi buruk hanya karena pesan singkat dari seorang Chanyeol. Yoongi muak dan bingung karena setiap dia berada dimanapun pasti Chanyeol itu menghantuinya.

Yoongi membuka pintu UKS, di dalam tidak ada guru jaga. Dia memutuskan untuk pergi tiduran di satu bed kosong dan tak lupa menutup tirai pembatas. Baru saja ia bernapas lega, Yoongi mendengar pintu UKS terbuka lagi. Dia berpikir jika itu guru jaganya.

"Ah, maaf pak saya tadi langsung... Kim Namjoon?"

Kenyataannya, yang membuka pintu adalah Namjoon. Mereka berdua sama terkejutnya, namun Namjoon hanya tersenyum dan masuk dengan langkah terseok-seok. Ia duduk di depan meja dan menulis sesuatu di buku.

"Kau belum menulis namamu disini?"

Namjoon melirik Yoongi, anak itu hanya menggeleng kecil. Baik hati sekali Namjoon menuliskan nama Yoongi juga di buku itu. Yoongi menatap lutut Namjoon yang luka seperti habis terjatuh.

"Kenapa lututmu?"

Namjoon menaruh pulpen dan menutup buku, lalu ia menatap luka di lututnya. "Tadi jatuh pas jalan di taman,"

"Enak ya ketua OSIS bisa keluyuran?"

Namjoon mendengus, "Lalu kau juga bisa di bilang keluyuran kan?"

Yoongi tertawa kecil, "tidak tentunya aku sudah dapat ijin dari guru,"

Namjoon mendengus lagi dan itu membuat Yoongi kembali tertawa. "Sebaiknya lukamu di rawat dulu! Sini biar aku balut lukanya!"

Yoongi turun dari kasur dan berjalan menuju lemari penyimpanan obat-obatan luar. Dia mengambi betadine, kasa luka dan juga plester. Yoongi membersihkan luka Namjoon dari pasir dan kotoran lain yang menempel dengan sedikit air, membuahkan ringisan kecil dari Namjoon. Setelahnya Yoongi berjongkok dan membubuhkan betadine ke atas luka, dan lagi-lagi Namjoon mendesis nyeri. Setelah kering baru Yoongi menutupnya dengan kasa luka dan di rekatkan dengan plester.

"Nah sudah, gitu saja sakit?"

Namjoon mengelus daerah pinggiran lukanya, tidak peduli pertanyaan sarkas dari Yoongi. Saat Namjoon mengangkat wajahnya ia terdiam menatap wajah Yoongi, yang sembab seperti habis menangis? Namjoon mengusap bagian bawah mata Yoongi.

"Kau.. kenapa menangis?"

Yoongi menampik tangan Namjoon dan mengusak sendiri matanya, ia merasa hot pack yang berada di saku kemejanya menghangat.

"Tidak!" Yoongi mengeluarkan hot pack dari sakunya, "Terima kasih,"

Namjoon mengangguk, "Terima kasih juga,"

"Kenapa berterima kasih?"

"Entahlah aku berterima kasih karena kau berterima kasih,"

Lagi-lagi Yoongi merasa kapasitas otaknya benar-benar terbatas.

"Sudahlah, yang penting bagaimana rasanya lukamu?"

Namjoon menggoyangkan kakinya, "sudah lebih baik,"

Yoongi tersenyum bangga, "Tentu saja karena aku yang merawatnya!"

"Konyol!"


Yoongi lagi-lagi pulang malam hari, kelas tambahannya berakhir lebih lama karena gurunya datang terlambat. Yoongi mengecek jam di ponselnya, pukul 10 malam. Lalu menoleh ke arah jalanan yang ramai, bus pasti sudah berhenti beroperasi karena setahu Yoongi terakhir bus lewat adalah jam 9. Ia memutuskan untuk berjalan kaki menuju apartemennya, lumayan untuk berolah raga sedikit.

Sesaat akan memasukan ponselnya, benda itu bergetar. Nama Jimin tertera di layar ponselnya, Untuk apa Jimin menelponnya? Yoongi memutuskan untuk mengangkat panggilan itu, selagi ia masih berjalan berbelok menuju gang kecil jalan tercepat menuju apartemennya.

"Halo?"

"Halo Yoongi..."

"hm untuk apa telepon?"

"Aku minta maaf atas kejadian tadi pagi... Dan itu salah paham Yoongi.."

"Salah paham apa?"

"Sebenarnya aku..."

"Hey cantik masih mengingatku?"

Suara itu lebih Yoongi pilih untuk di dengarkan. Yoongi mendongak dan terkejut melihat Chanyeol yang berada di depannya. Ia masih mengingat rupa anak itu, bahkan wajahnya masih sama, tidak ada yang berubah termasuk perlakuannya.

"Sendirian? Dimana pacarmu?"

Yoongi masih terdiam, ponselnya masih menggantung di telinganya dengan suara Jimin yang masih mengoceh disana.

"Halo Yoongi?"

"Sepertinya menyenangkan jika kita berkenalan lagi?"

"Yoongi kau mendengarku?"

"Apalagi tidak ada pacarmu sekarang, dan gang ini sepi jadi..."

"MIN YOONGI?!"

...

"Jimin..."

...

...

Apa pilihanmu?

A. Tolong selamatkan aku

B. Jangan banyak bicara, aku tidak apa-apa

C. Diamlah, aku sedang berhadapan dengan seseorang

..

...

TBC!

,...

...

Holaaaa~

Maafkan diriku yang telat update yaa :((

UTS ini membunuhku /g

awww saya seneng banyak respon positif mengenai FF ini, terima kasih banyak yaaa :)) /peluk cium satu satu/

Maaf kali ini gabisa bales kalian, ini aja ngetik kilat karena kalo di tunda-tunda pasti bakal terbengkalai lagi :')) jadi maaf untuk banyaknya typo :')

Saya sukaaa banget baca review kalian jadi review lagi yaa , panjang2 juga gapapa kok seru bacanya hihi

AYO IKUTAN NGEVOTE YAAA~ MANGATS

.

Terima kasih banyak untuk :

I am Tan90 ; baiqamalia23 ; Buzlague ; kwiyowo ; alvia ; ntahsapa ; yoongai ; jiminsmile ; SkyBlueAndWhite ; e-elia ; KimYoonJi93 ;