Sebelum kuceritakan tentang diriku, mari kuceritakan tentang sekolahku ini. "SM Senior High School" , seperti sekolah lainnya kalian akan menemukan para penguasa sekolah. Bukan...bukan ..bukan pak kepala sekolah yang botak itu, tapi tiga geng penguasa yang terdiri dari siswa-siswi disini. Mari aku sebutkan.

Geng Einstein. Itu julukan yang di berikan kepada geng orang orang jenius yang di gawangi oleh Kim Suho pemilik sekolah ini yang terkenal kaya raya dan senyum angelic-nya. Lalu diikuti oleh Kim Chen si jail, bayangkan saja dia mencampur isi susu kotak dengan cairan kimia miliknya. Lalu membagikannya ke siswa-siswa 'tertindas' dan berakhir dengan menginap di rumah sakit selama seminggu. Sungguh malang memang... Itu baru satu dari kejailannya. Lalu pengikut lainnya ada Jung Krystal si jutek, Bae Irene si tuan putri masa kini, dan Jeon Jungkook anak kelas satu yang baru saja bergabung. Oh iya aku melupakan Kim Tao yang baru kelas 2...panda berjalan sekaligus adik seksi kesayangan Suho. Aku tidak tau mengapa mereka begitu berbeda, ya well...aku tidak tertarik untuk bergosip lebih lanjut.

Geng Venus. Berisikan gadis-gadis cantik dengan kaki-kaki jenjang mereka, mbak-mbak SNSD akan menjerit-jerit jika bertemu mereka karena merasa tersaingi. Mereka juga tergabung dalam klub dance. Bayangkan tubuh molek mereka meliuk-liuk di atas panggung, seketika para pria akan mimisan. Mereka adalah Byun Baekhyun, gadis centil dan bibirnya yang tipis menandakan gadis yang gemar bicara. Xi Luhan, siswi dari China yang cantik bak barbie hidup, dengan mata rusanya sanggup membuat para Om-om mesum memberikan semua sahamnya. Zhang Yixing akrab dipanggil Lay anggota paling mengayomi layaknya ibunda ratu tapi dia dalang dari semua pembullyan yang dilakukan geng-nya.

Black Pearl. Berbeda degan Venus yang berisi gadis-gadis, back pearl berisi kaum adam. Wu Yifan dianggap sebagai ketua dengan tingginya menjulang, seluruh siswa akan menemukannya dengan mudah. Kim Jongin, siswa berkulit tan nan eksotis, tidak ada yang tahu latar belakang keluarganya dan selalu tinggal di studio dancenya. Park Chanyeol, tingginya yang hampir sama dengan Yifan, bedanya dia bertelinga lebar dan senyum lebar, mungkin bahunya juga lebar...aku belum mengeceknya lagi. Oh Sehun, laki-laki pucat dan dingin kepada siapa pun, namun ketika dia tersenyum ia seperti adik kecil yang manis, serius...aku pernah melihatnya tersenyum kepada anak kecil yang memberinya permen lolipop. Kim Taehyung, mamber baru dalam kelompok ini, sekelas dengan Jungkook, dan yang membuatnya tersesat di geng ini adalah ia sepupu Kim Jongin.

Baiklah sepertinya ini giliranku, namaku Do Kyungsoo. Aku siswi biasa kelas 3, sedangkan teman semejaku bernama Kim Minseok orang tuanya China-Korea. Dirinya masuk daftar siswa 'tertindas' geng Venus dan geng Einstein, sedangkan geng Black Pearl hanya menontonnya sambil bertepuk tangan. Sebenarnya masih banyak siswa yang masuk daftar 'tertindas' . Aku? Kalian akan berfikir kenapa aku tidak di bully seperti Minseok?

Jawabannya karena aku akan mencoba tidak bertemu dengan ketiga geng tersebut apalagi Black Pearl. Karena aku sadar punya wajah yang lezat untuk di bully. Walaupun Suho kekasihku (Kalian terkejut?) dan Luhan adalah kawan kecilku tapi kita sudah tidak dekat lagi...Tetap saja aku akan lari menghindar dari geng mereka. Kau tau kadang Suho tidak bisa di harapkan untuk melindungiku, yang tahu kami berpacaran pun hanya beberapa orang saja.

"Pagi, minseok?" perempuan berpipi tembam itu menoleh, lalu membenarkan kacamatanya. "Oh hay, kyung" sapanya balik.

"Apa yang mereka rencakan pagi ini?" Kyungsoo menatap matanya. Wajah Minseok berubah muram.

"Seragamku olahraga. Aku tidak menemukannya di loker. Mereka meminjamnya. Mungkin" ucap Minseok ragu.

Kyungsoo mendengus sebal, "Apanya yang meminjam, mereka pasti berbuat aneh-aneh lagi!"

"Sudahlah, aku sudah terbiasa... kau jangan ikut-ikut ya~"

"Maafkan aku, harusnya aku bisa melindungimu" Kyungsoo memeluk Minseok erat. Mungkin setelah ini aku akan bicara pada Suho meminta perlindungan sekolah untuk murid-murid 'tertidas'.

Akhirnya bel masuk menghentikan acara berpelukan kami. Siswa-siswa mulai duduk di bangku mereka tak terkecuali Suho dan Irene. Duduk berdua di bangku paling depan. Kyungsoo hanya bisa memandangi mereka dengan pandangan nanar. Mereka berteman sejak kecil, Kyungsoo kadang merasa diduakan karena Suho lebih mementingkan Irene. Ah, menjadi pacar Suho saja sudah syukur, batin Kyungsoo.

Ketika jam pulang sekolah tiba geng Venus sudah menyeret Minseok untuk bermain dengan mereka, sedangkan Kyungsoo hanya meminta pertolongan Luhan lewat matanya. Luhan hanya diam tak menanggapi Kyungsoo, ia memilih bersenang-senang dengan geng-nya.

"Ayo, kyung kita pulang! Tao sudah akan mengamuk" suara Suho membuyarkan kesedihaku melihat Minseok di bawa pergi.

"Ohh ..maaf"

"Ck...lambat sekali! Aku sudah lapar, oppa~" rengek Tao yang duduk di bangku belakang mobil Suho. Dia selalu seperti itu merengek dan mengupat pad Kyungsoo. Jika bukan adik Suho, Kyungsoo sudah melemparnya ke kebun binatang bersama panda-panda.

"Sabar sayang, nanti oppa belikan cake kesukaanmu. Oh iya, kyung...setelah ini aku akan menemanimu membeli buku"

"Kau serius?" Kyungsoo sudah menatapnya dengan mata berbinar-binar. Asal kau tau saja Suho sudah menjanjikannya minggu lalu tapi tidak jadi karena Irene mengeluh sakit perut dan ia langsung membatalkannya.

Suho mengangguk tersenyum. Tapi semua itu sirna ketika handphone Suho berdering nyaring. "Apa? Oke..oke, aku kesana!"

Irene lagi. Kyungsoo memutar bola matanya malas. Dalam hati ia menghitung...satu...dua...ti-gaa...

"Maaf, kyung...Aku-" ucap Suho memelas.

"Ya, aku tahu. Antarkan aku ke toko buku saja, kau bisa tinggalkan aku setelahnya"

"Irene baru saja di putuskan kekasihnya. Maaf, aku tidak tega...dia bisa bunuh diri dan bla..bla..bla" Suho mulai mengoceh panjang lebar tentang kemungkinan Irene mati mengenaskan gara-gara di putuskan.

Di bangku belakang, Tao menyeringai lebar sambil decih, "Tsk..Kasian sekali kau pinguin..!"

Jongin POV

"Kita berhenti disini saja, aku muak!" ucapku menekan suaraku agar tidak berteriak. Bagaimana pun di depanku ini seorang gadis. Meskipun menyebalkan dia tetap saja calon tunanganku. Sebulan lagi kita bertunangan lebih tepatnya.

BRAKKK! Krystal menggebrak meja dengan keras. "Kenapa kau selalu membuatku marah, tuan Kim yang terhormat?"

"Aku tidak suka di kekang. Jika kau mencari pria yang bisa kau atur, cari saja pria lain."

"Astaga! Sebulan lagi kita bertunangan...kau dengar sebulan lagi" Kystal menekankan kata-katanya.

"Aku akan membatalkannya" sahut Jongin enteng.

"Keparat kau, Kim!" desis Kystal, kedua tangannya meremas ujung dressnya dengan kuat. Jika ingin ia bisa menangis sekarang. Tapi menangis di depan si keparat Kim Jongin. Mimpi saja. Dia harusnya bertekuk lutut di hadapanku.

"Setelah kau membobolku setiap malam, ini balasanmu? Apa bedanya aku dengan jalang di luar sana? Kau tidak takut aku mengandung anakmu?" pekik Krystal geram.

"Aku tidak keberatan merawatnya" jawab jongin. "Tanpa menikahimu" lanjutnya.

"Oh ya? ingat jongin, aku bisa menyebarkan aib keluargamu" ancam Kystal tersenyum senang memegang kartu as lawannya.

"Silahkan! Aku akan menyeretmu hancur bersamaku"

Sebenarnya dirinya cukup takut latar belakang keluarganya di ketahui banyak orang. Tapi mempertahankan Krystal di sisiku bisa menjadi bumerang, perempuan gila itu terobsebsi menaklukanku. Sialnya dia yang selalu menghangatkan ranjangku dan menemaniku di studio untuk dance bersama. Dia punya skill dance yang bagus. Selebihnya dia gadis menyebalkan yang banyak menuntut.

Sepulang bertengkar dengan Krystal di cafe, tanpa sadar aku berjalan di depan sebuah toko buku. Entah angin apa, membawaku melangkah ke dalam. Mungkin aku akan membeli beberapa buku cerita untuk eomma. Ketika aku memilih buku dongeng di dekat kaca toko, aku melihat mobil hitam yang tidak asing berhenti di depan toko. Seorang gadis bermata bulat dengan pipi agak tembam menggemaskan turun dari mobil dan melambai ke arah si penggendara mobil.

"Suho" gumanku pelan. Keterkejutanya beralih ke gadis tadi. Tangannya sibuk membenarkan kucir rambutnya. Mengambil beberapa helai rambut yang menjuntai, lali mengikatnya ke atas. Demi Tuhan, itu gerakan terindah yang pernah aku lihat...padahal dia hanya mengucir rambut. Jangan lupakan leher jenjang nan putih dan mulusnya. Jika aku jadi Suho aku sudah memberi tanda disana. Tunggu, apa hubungannya dengan Suho? Dia kekasihnya? Dia tidak terlihat termasuk geng Einstein sok jenius dan kaya itu.

Aku hanya mengawasinya dari jauh. Dia berjalan menuju pojok toko dimana jarang ada yang sana karena disana hanya ada buku-buku tebal tentang sains. Aku mencoba berjalan kearahnya. Pikiranku berkecambuk, sejak kapan si bajingan Kim Jongin begitu tertarik dengan seorang gadis biasa. Dia tidak seseksi Krystal ngomong-ngomong.

Dia membaca buku tebal dan lebar tentang rasi bintang sampai menutupi wajahnya. Ia membaca dengan sesekali mengusap matanya. Dia menangis? Apa ada hal yang menyedihkan dari buku rasi bintang?

Ketika aku asyik dengan pikiranku sendiri, tiba-tiba ia menatapku. Mata bulatnya semakin bulat. Cepat-cepat ia menundukan wajahnya dan berlari ke arah kasir membayar buku tebal tentang rasi bintang itu. Well, dia benar-benar membelinya.

Kyungsoo POV

Sungguh hari ini aku begitu kesal dengan Suho. Aku tahu Irene sedang sedih, tapi bukannya ia sudah berjanji pergi denganku. Dan sialnya aku bertemu Kim Jongin, pria tan anggota Black Pearl. Walaupun dia jarang bermain wanita, karena pacarnya selama ini hanya Krystal. Tapi aku pernah bertemu Krystal dan dia tidak dalam keadaan baik. Kurasa Jongin adalah pacar yang buruk.

Hari itu aku berkunjung ke rumah Suho, beberapa anggota Einstein seperti Krystal dan Chen ada disana. Mereka mengacuhkanku sama seperti perlakuan Tao. Tapi point pentingnya disini adalah Krystal datang dengan wajah sayu sarat akan kelelahan dan berpakaian serampangan. Kemeja kebesaran entah milik pria mana dengan dikancingkan tidak sinkron dan celana jeans panjang. Dia pasti terburu-buru. Dia duduk menyender pada sofa, rambutnya acak-acakan lalu mengumpat tidak jelas. Namun yang bisa kutangkap ada nama Kim Jongin dalam umpatannya. Sejak saat itu aku tahu bahwa Krytal adalah pacarnya.

Ketika mata elangnya menatapku tajam. Tiba-tiba rasa kesal dan sedihku berhenti seketika digantikan rasa takut. Aku berjalan ke kasir secepat kilat. Dan bodohnya aku membeli buku tebal ini. Ya Tuhan, sejak kapan aku bermimpi jadi ilmuwan rasi bintang. Uang jajanku yang malang.

Aku berfirasat setelah pertemuanku dengan Kim Jongin akan membuat malapetaka bagiku.