Baekhyun menggigil, meringkuk dalam gulungan selimut. Cuaca di luar membuat gadis berusia 14 tahun tersebut enggan meninggalkan kasur dan selimutnya. Gemuruh saling menyambar, hujan lebat dan angin bertiup kencang menimbulkan perpaduan bunyi yang menyeramkan diantara kesunyian malam.

"Aku tidak bisa bertahan lagi." Gadis sipit tersebut berbisik lirih pada dirinya sendiri. Ia tidak ingin sendiri, ia butuh seseorang untuk menemaninya.

"Paman. Tidak ada pilihan lain." Ia memberanikan diri untuk meninggalkan zona amannya. Bangkit dari kasur dan berjalan hati-hati dalam kegelapan kamar menuju pintu.

Suasana gelap menyambut Baekhyun ketika pertama kali keluar dari kamar. Rumah besar milik sang paman terasa sangat menyeramkan pada malam hari. Tidak ada sinar lampu yang menerangi lorong menuju kamar si pemilik istana. Jadi, ia hanya bisa bergantung pada cahaya petir yang muncul silih berganti seiring makin parahnya badai diluar sana. Mengandalkan sinar temaram sebagai penuntun si bocah dalam perjalanan menuju kamar seorang lelaki 35 tahun.

Baekhyun mulai melangkahkan kakinya dengan ayunan ragu sembari memeluk dirinya sendiri, berusaha menghalau rasa dingin yang menusuk kulit dan juga rasa takut yang mendominasi dirinya.

Mengingat dinginnya cuaca membuat Baekhyun meruntuki penampilan dirinya yang hanya bermodalkan kaos v neck tipis sebatas paha dan celana pendek yang tersembunyi dibalik kaos longgar yang ia kenakan. Tidak hanya membuatnya mengigil kedinginan, tetapi pakaian ini terlihat tak sopan dan juga berantakan ketika ia harus berhadapan dengan si pemilik rumah yang terkenal dengan karakternya yang beribawa. Ini pertama kalinya ia tampil berantakan di hadapan sang paman, sedikit malu rasanya mengingat ia selalu tampil dihadapan sang paman dalam keadaan yang rapi dan layak dipandang, tetapi Baekhyun terlihat tak mempedulikan hal tersebut, yang terpenting saat ini adalah ia harus sampai di kamar sang paman dan bersembunyi di sana sampai cuaca kembali normal.

Gemuruh semakin menggila, membuat langkah si bocah mengayun cepat, hampir berlari kecil menuju pintu jati setinggi 2 meter yang terlihat di antara sinar petir yang temaram. Manik hazel si gadis berbinar senang dalam langkah-langkah terakhirnya sebelum berhadapan langsung dengan pintu kamar milik sang paman.

Tanpa menunggu lebih lama lagi Baekhyun membuka pintu kamar dihadapannya dengan senyum lebar yang menghiasi wajah pucat tersebut. Merasa lega karena ia tidak sendiri lagi, karena akan ada paman yang menemani.

"Baek?" Baekhyun menoleh cepat kearah sumber suara, melihat sang paman dalam posisi santai setengah terbaring dengan punggung yang bersandar pada head board. Dalam genggamannya terdapat sebuah novel berbahasa Prancis, seorang wanita berbalut pakaian khas zaman victoria sebagai covernya.

"Mau apa ke sini?" Lelaki berumur 35 tahun yang masih tampak awet muda tersebut menutup novel bacaannya. Menatap sepenuhnya kearah Baekhyun yang masih tampak meragu di tempat.

"A—ano… Boleh aku tidur di sini, paman?" Diam sesaat. Hanya ada suara gemuruh dan angin yang saling menyapa, membuat si bocah brunette semakin gemetar gugup di tempat. Wajahnya pucat pasi dengan beberapa bulir keringat mengaliri pelipis, hasil dari kegugupannya. Baekhyun harap-harap cemas menunggu jawaban, sedangkan di sisi lain sang paman menyimpan kekhawatiran mendalam akan hal lainnya.

"Kau takut?" Baekhyun mengangguk kaku sebagai jawaban.

Sang paman menghela nafas. Melepaskan kacamata baca miliknya lalu menepuk bagian kosong yang tersisa di sisi kiri kasur. Tak ada pilihan lain. Sang paman tak tega melihat wajah sendu dengan raut gelisah milik si bocah yatim piatu.

"Naiklah." Satu kata yang membuat Baekhyun mengangkat wajahnya yang tertunduk dengan sigap, tersenyum kecil kepada sang paman. Senyuman lugu yang sangat tulus. Senyuman yang membuat sang paman merasa berdosa menerimanya.

"Terima kasih, paman." Baekhyun berkata lirih sembari menutup pintu dengan ujung tumit. Ia melangkah kecil menuju kasur. Pipinya yang penuh terasa panas dan memerah, Ia tak tahu pasti sebabnya apa.

Baekhyun melangkah pelan, menunduk dalam perjalanan menuju kasur king size milik paman. Ketika sampai di ujung kasur ia menghentikan langkahnya, menatap sang paman dalam diam, masih merasa tak enak hati karena telah mengganggu kesunyian sang paman.

"Naiklah." Sang paman mengulang kembali perkataannya ketika melihat Baekhyun masih betah berdiri canggung diujung kasur, ragu dan juga tampak segan menaiki singgasan sang paman yang belum pernah dijamah orang lain selain pemiliknya sendiri, dan kini si bocah yatim piatu tanpa disadari menjadi orang pertama yang mengusik daerah kekuasaan si pemilik istana.

"Ya, paman." Baekhyun menurut bagaikan peliharaan kesayangan. Dengan tubuh gemetar menaiki kasur, merangkak menuju sang paman, lebih tepatnya menuju singgasana kosong di sisi kiri sang paman.

Manik kelabu lelaki 35 tahun dengan tekun memperhatikan setiap gerak-gerik yang diciptakan oleh si bocah. Menatapi tubuh si bocah yang bergetar, pipi penuh yang dibubuhi warna ranum, serta posisi si bocah ketika meraih tempat kosong di samping pemilik kasur. Merangkak bagaikan seorang gadis yang tengah menggoda sang kekasih.

Well, Baekhyun tidak salah, sama sekali tidak. Hanya saja pikiran kotor sang pamanlah yang membuat bocah 14 tahun tersebut tampak salah.

Sebuah decihan keluar dari bibir penuh si paman. Kesal akan pemandangan menggiurkan dihadapannya yang bergerak lamban, bagaikan slow motion. Keadaan seolah-olah tengah mengejek dirinya, mempermainkan pertahanan diri sang paman yang bisa saja melemah atau lebih parahnya runtuh begitu saja.

"Kau lamban sekali." Sang paman berkomentar ketus, membuat Baekhyun mempercepat geraknya. Memposisikan dirinya disamping sang paman senyaman mungkin. Sedangkan lelaki jangkung disamping si bocah diam-diam menghela nafas lega, bersyukur atas berakhirnya pemandangan yang memancing otak kotornya.

Baekhyun berbaring nyaman disamping sang paman. Bocah perparas ayu tersebut berbaring dengan selimut yang membungkus tubuhnya dari ujung kaki sampai batas mulut, menyisakan hidung bangir nan mungil dan juga manik hazel yang sepengetahuan sang paman turunan dari ibu si bocah. Manik hazel tersebut bergerak kesana-kemari memperhatikan interior rapi milik si paman.

Melihat si bocah yatim piatu sudah berbaring nyaman, sang paman kembali tenggelam dalam susunan kata yang menyatu menjadi bait-bait kalimat dalam lembaran Novel yang sebelumnya sempat ia abaikan ketika Baekhyun menerobos masuk tanpa izin ke dalam kamar. Kacamata baca yang sebelumnya dilepas kini kembali dipasang pada kedua manik kelabu miliknya.

Tanpa sepengetahuan sang paman, gadis kecil yang tengah berbaring tersebut mencuri-curi pandang. Mengagumi dalam diam paras tampan lelaki yang merupakan adik dari pihak ayahnya. Dalam balutan piyama tidur pun lelaki jangkung tersebut bisa tampak sangat mengagumkan, kira-kira begitulah pemikiran Baekhyun. Ia tersenyum sendu dibalik selimut ketika menyadari bahwa hanya lelaki dingin inilah yang ia miliki saat ini. Semenjak kematian kedua orang tuanya akibat sebuah kecelakaan mobil, hak asuh atas dirinya jatuh kepada sang paman sepenuhnya. Karena memang hanya lelaki tersebutlah anggota keluarganya yang ada.

Gemuruh masih saling bersahutan di luar sana, hujan dan angin semakin ribut memperkeruh cuaca malam, dan di atas ranjang berukuran king size tersebut si bocah kembali gemetar takut dari balik selimut tebal yang menyembunyikan tubuh kecilnya. Telapak tangannya ia gunakan untuk menutupi kedua indra pendengaran guna meredamkan suara petir yang menggelegar. Ia meringkuk, bagaikan janin yang siap dilahirkan ke muka bumi.

Melihat semua itu sang paman mau tak mau kembali menghentikan aktifitas bacanya. Ia menutup Novel yang baru ia baca setengah dan melepas kembali kacamata yang membuat kepalanya pusing karena terlalu lama memakai. Manik kelabu tanpa frame bening tersebut melirik si bocah yang tengah meringkuk jauh dari sisi tubuhnya.

"Astraphobia?" Baekhyun mengangguk kecil sebagai jawaban atas pertanyaan retorik si paman. Ia phobia terhadap petir.

"Mendekatlah." Alis si bocah berkerut kecil, bingung kenapa sang paman menyuruhnya untuk mendekat. Walaupun bingung tetap saja ia menurut, bergerak pelan untuk mempersempit jarak antara dirinya dengan sang paman.

"Hngh?" Manik hazel tersebut membulat. Terlalu tiba-tiba dan terlalu cepat. Pipi Baekhyun semakin ranum ketika menyadari sang paman tengah memeluknya. Merengkuh erat tubuh kurus yang gemetar tersebut. Memberi kehangatan yang membuat si bocah nyaman dan melupakan ketakutannya akan bunyi menggelegar dari gemuruh yang saling menyambar.

"Merepotkan sekali." Sang paman berbisik, sedangkan jemarinya bergerak lembut di belakang kepala sang bocah. Mengelus lembut surai sebahu Baekhyun. Sesekali ia memperbaiki poni halus Baekhyun yang tampak berantakan dan lepek akibat keringat.

"Terima kasih paman. Paman baik sekali." Baekhyun tersenyum kecil, mempererat cengkeramannya pada piyama bagian dada sang paman, sedangkan wajahnya disembunyikan diceruk leher si lelaki dewasa, menyesap wangi lemon yang bercampur dengan aroma tembakau. Baekhyun tahu bahwa pamannya ini termasuk perokok berat, tak heran aroma tembakau tersebut bercampur dengan aroma asli sang paman, tetapi walaupun begitu Baekhyun aku selalu menyukainya.

Sang paman melirik puncak kepala si bocah, masih memasang wajah datar yang sudah terpahat sejak lahir. Tangannya masih tetap bergerak dibelakang kepala Baekhyun, semakin bergerak turun menuju tengkuk dan punggung si bocah.

"Kau harus membayarnya bocah, ini tidak gratis."

TBC

Hello readers! Apa kabar semuanyaa? Semoga sehat selalu yaa.

Aku balik lagi bawa ff baru nih! Dan kali ini chapteran! Yeay! /tebar kembang/ hehe

Sebenernya aku mau bikin oneshot, tapii karna aku harus nyelesain beberapa bagian jadi aku update dulu bagian awal, itung-itung pemanasan gitu lohh.

Kalau kalian suka akan aku usahain cepet selesain bagian yang belum rapi ;w;

Betewee, kalo ada typo maklumin aja yaa. Soalnya ini ff lama aku yang mana karakter aslinya bukan Chanbaek. Jadi kalo nemu nama "Eren" berarti aku lupa ganti.

Eren? Siapa Eren??

Ituloh salah satu tokoh anime... hehe

Semoga kalian suka ya. Maaf kalo ada typo dan semacamnya. Dah!

love

/zoesgurl/