Yacht

Chanyeol - Baekhyun

Baekhyun itu menyukai kesederhanaan. Seperti misalnya pakaian, Baekhyun hanya akan membeli pakaian yang menurutnya bagus, tak peduli meskipun itu hanya seharga dua puluh ribu won.

Lalu transportasi, Baekhyun akan memilih menggunakan bus umum atau sepeda kemana pun ia pergi, meskipun sebenarnya ada banyak mobil mewah di rumahnya.

Kemudian makanan, Baekhyun tak akan segan untuk duduk diam menunggu makanan pesanannya datang di sebuah kedai kecil di pinggir jalan, selagi makanan itu enak Baekhyun tak mempermasalahkannya.

Terakhir, kehidupannya. Baekhyun terlahir dari darah konglomerat asli, darah Byun. Sejak Baekhyun masih dalam kandungan, dirinya sudah di limpahi dengan kemewahan. Namun itu semua tak menjadikannya sosok yang tinggi hati. Baekhyun tetaplah membumi.

Tak memandang siapapun mereka berasal, entah dari kasta paling bawah atau berwajah buruk rupa sekalipun, Baekhyun tak peduli. Bagi Baekhyun, harta di bumi hanya sekedar titipan dari Tuhan.

Jadi, saat kekasih hatinya, Park Chanyeol, yang sama-sama berdarah konglomerat asli, melamarnya di sebuah kapal pesiar super megah dan mewah, yang Baekhyun lakukan saat itu adalah

"Ach" menendang tulang kering Park Chanyeol yang berdiri dihadapannya.

"Boo, aku melamarmu dengan romantis dan kau malah menendangku, aargh ini sakit, sial" Chanyeol memegangi kakinya yang di pastikan akan memar, Baekhyun itu pernah menjadi pelatih hapkido di kampus omong-omong.

"Bodoh" satu kata yang Baekhyun keluarkan lalu kemudian meninggalkan Chanyeol di belakang.

"Ya ya ya. Aku tau aku pintar" Chanyeol berlari mengejar Baekhyun dan berhenti tepat di depannya.

"Jadi, Byun Baekhyun, maukah kau mengganti margamu menjadi Park?"

Tangan Baekhyun di genggam dengan mata yang saling menatap dalam. Hingga Baekhyun menjadi yang pertama memutuskannya.

Satu pukulan pelan Baekhyun layangkan pada dada Chanyeol kemudian memeluk erat tubuh tinggi di depannya.

"Bodoh. Haruskah kau mengulang momen ini setiap kali kita berbulan madu?" gumam Baekhyun yang masih terdengar di telinga lebar Park Chanyeol.

"Hahaha. Aku akan selalu mengulangnya, karena momen itu adalah awal dari kehidupan kita berdua. Juga, karena momen inilah satu-satunya kemewahan yang kau sukai sayang." satu kecupan Chanyeol berikan.

"Appa, Daddy. Bisakah kalian cepat berdramanya? Jiwon sudah mengacak-acak meja makan. Juga Jackson dan Jesper yang akan sudah bersiap membakar dapur. Aaaah mengapa harus aku yang selalu menjaga triple J yang menyebalkan ini?? Ooh Tuhan~" Taehyung, anak tertua dari pasangan Park berteriak dari dalam kapal pesiar, mengagetkan dua lelaki berbeda tinggi badan itu.

"Hahaha. Ayo kembali ke dalam, Chan. Taeh hmmpt-

Bibir tebal Chanyeol dengan cepatnya menyambar bibir tipis kesukaannya. Lumatan demi lumatan di berikannya. Membuat Baekhyun mendesah tertahan.

Chanyeol masih akan terus melumat bibir Baekhyun jika saja ia tak mendengar suara Taehyun yang terdengar lagi.

Baekhyun terkekeh. Satu kecupan di berikannya pada bibir kesayangannya.

"Ya, sayang. Appa datang~"

Lalu berlari meninggalkan Chanyeol dan gundukan besar di bagian selatannya.