CUTIE PSYCHO
Disclaimer: I only own the plot
Pair: Chanyeol Baekhyun
Length: Chapters
Genre: Angst/Hurt/Comfort/Mystery
Warning: Typos.
If you don't like then just go back and don't read.
HERE WE GO.
xxxxxxxxx
CHANYEOL mengetuk dagunya dengan bolpoin yang tengah ia genggam. Mulutnya bergerak tiap kali dia membaca kalimat yang sulit di mengerti, yang tertera di papan tulis dan menyalinnya di buku tulis miliknya.
"We're done for today. See you next week." Prof. Rawles keluar dari kelas ketika selesai berucap bahwa minggu depan kelas Chanyeol mendapat bagian untuk presentasi.
Chanyeol menatap sekitarnya. Seluruh temannya sudah mulai keluar kelas, dan dia masih duduk tegap di kursinya dengan rambut yang berantakan dan bolpoin yang ia genggam kaku. Dia mengumpat pelan. "I'm so done with this fucking material."
Pria bersurai abu itu menutup bukunya kasar dan memasukkannya ke dalam tas hitamnya dengan asal, bersamaan dengan alat tulis lainnya. Chanyeol berdiri dan segera melangkahkan kakinya menuju perpustakaan--dia cukup sadar diri kalau otaknya tidak terlalu jenius pada mata kuliah Prof. Rawles.
--
Chanyeol berdiri tepat di depan rak buku bagian Sastra. Perpustakaan ini terlalu luas dan ketika melihat banyak buku novel di bagian rak Sastra, dia melupakan niat awalnya untuk membaca buku tentang Hukum.
Pria bermarga Park itu melirik sekitar. Tidak biasanya perpustakaan disini dikunjungi oleh sedikit mahasiswa. Dia mengulum bibir bawahnya dan mengedikkan bahunya acuh.
"Ohh ... please God! Ssshh!"
"What the fuck?" Chanyeol bergumam pelan. Dia membeku sesaat ketika suara ringisan --desahan tepatnya-- terdengar di balik rak buku ini.
"Damn. Anyone please help mee, oh my God! Sssh,"
"Baek--" Chanyeol menutup bukunya cukup keras dan mengembalikannya ke tempat. Dia berjalan cepat menuju rak paling ujung, dan menemukan Baekhyun meremas bagian bawahnya yang tertutup celana jeans panjangnya dengan peluh yang menetes di sekitar wajah.
"He--hei. Baekhyun, ada apa dengan--mu?" Chanyeol duduk di kursi sebelah pria itu dan menepuk kedua pipi Baekhyun pelan. Pria bersurai hitam itu membuka matanya, menatap Chanyeol dengan nanar.
"Seseorang ... memasukkan viagra ke dalam minumanku--It fucking kills me, I'm serious ...,"
Chanyeol meneguk ludahnya dengan lamat. Dia menatap wajah Baekhyun yang kini berbalik menatap tubuhnya. Bola matanya jatuh kepada area bawah pria itu dan meneguk ludahnya sekali lagi.
"Can--can you please help me?"
"Tapi--how can?" Chanyeol masih tidak mengerti. Sialan, dia tidak pernah memuaskan nafsu seorang cowok!
"Just give me a hand job." Satu kalimat meluncur dari bibir tipis Baekhyun, dan itu terasa seperti sebuah pencerahan bagi Chanyeol.
Baekhyun menarik tengkuk Chanyeol tiba-tiba dan meraup bibir pria itu secara kasar.
"Whatfff--hmmphh--the fuck?!" Chanyeol melotot dibuatnya. Dia berkali-kali mengumpat namun pria itu tidak juga melepaskan ciumannya.
"Byun, kau gila!" Chanyeol membatin. Dia melirik sekitar yang memang cukup sepi dan dengan keberaniannya, Chanyeol menarik Baekhyun untuk duduk di pangkuannya tanpa melepas ciumannya sedikitpun.
Chanyeol masih membalas ciuman itu dengan sedikit kasar. Dia membuka matanya dan mendapati Baekhyun menatapnya dengan tatapan berharap. Seolah tahu maksudnya, Chanyeol membuka ikat pinggang Baekhyun dan merasakan cairan pre-cum mengaliri paha bagian dalam pria itu. Dia melepaskan ciumannya dan berucap, "kau basah."
Baekhyun menggigit bibir bawahnya. "Now, please." Dia mendesah pelan ketika Chanyeol mulai memegang bagian bawahnya.
Chanyeol meneguk ludahnya lagi. Ini kali pertama dia menyentuh barang selain miliknya. Oke, milik Baekhyun tidak cukup besar jika dibandingkan dengan miliknya.
"Channhh--yeahh please moree ... ohh yassh!"
Chanyeol melotot mendengar Baekhyun yang mendesah tanpa tahu tempat. Dia meraup bibir Baekhyun ketika pria itu sudah membuka mulut ingin mengeluarkan desahannya lagi. Dan jadilah Baekhyun yang mendesah tertahan. "Hmppphfft—"
Baekhyun meremas kaos bagian punggung milik Chanyeol dan dia melotot kecil. Chanyeol melihatnya dan dia mengerti apa maksudnya.
Gerakan dibawah sana semakin cepat Chanyeol lakukan dan dua menit kemudian, tangannya mulai terasa basah dan dia melepas ciumannya pada bibir Baekhyun.
"Ouhhh!" Baekhyun mendesah pelan dan merasakan tubuhnya hampir terjengkang ke belakang jika saja lengan kiri Chanyeol tidak terlingkar di punggungnya.
Chanyeol melirik ke bawah dan merasakan bajunya basah akibat permainannya sendiri. Dia beralih menatap wajah Baekhyun yang terlihat lemas dengan kelopak mata yang berkedip sayu. Dia menatapnya lama dan menyadari kalau--Byun Baekhyun adalah pria tercantik yang pernah ia temui.
"Bagaimana bisa?" Chanyeol bertanya pelan. Dia menatap wajah Baekhyun serius, meneliti setiap inch bagian wajah pria itu.
Chanyeol tersadar dan kepalanya tertoleh ke arah yang lain. Tidak--dia tidak seharusnya berfikir lain terhadap Baekhyun.
xxxxx
Baekhyun mengerjapkan kelopak matanya dua kali dan tersadar bahwa dirinya bukan tidur di kamarnya. Ini milik orang lain dan orang lain itu adalah--
--"Chanyeol?"
Chanyeol berdiri dengan posisi bersandar di daun pintu dengan tangan kanan yang memegangi knop. Dia tersenyum tipis. "Kau lapar?"
Baekhyun mengernyit bingung. Dia tidak mengerti apa saja kejadian yang menimpanya sebelum ia terlarut dalam mimpinya tadi. Dia hanya ingat kalau dia sempat bertemu Chanyeol di perpustakaan dan--
"Ayo ke ruang makan, aku memasakkan--"
"--Chanyeol!" Baekhyun berteriak refleks. Sialan! Apa dia melakukan sesuatu bersama Chanyeol sebelumnya?
"Ya?"
"Apa yang sudah aku lakukan padamu?"
Genggaman Chanyeol di knop pintu terlepas. Dia mengerutkan dahinya. "Kau lupa?"
"Sialan," Baekhyun mengumpat pelan. Dia menatap Chanyeol dengan menahan rasa malunya. "What was I do to you?"
"You kissed me and--" Chanyeol mengedikkan bahunya acuh. "--begged to me to gave you a hand job."
What. A. Damn. Tragedy. Byun. Fucking. Baekhyun.
"And you did?" Baekhyun masih bertanya. Dia hanya memastikan seberapa jauh dirinya melakukan dengan Chanyeol.
Chanyeol tertawa. "Lihat saja keranjang pakaian kotorku itu dan temukan ada berapa banyak cairanmu yang membasahinya." Dia menunjuk sebuah keranjang berukuran sedang yang terletak di samping pintu kamar mandi kamarnya.
Baekhyun membeku dan dia mengerjap dua kali seraya meneguk ludahnya lamat. "Okay, I think I'm done in here and should go to my home."
"Wait--what?" Chanyeol melangkah mendekat pada Baekhyun yang sudah bersiap untuk pergi dari kamarnya ini. "Oh, hei! Ini sudah hampir tengah malam, Byun,"
"No, I think I should go now." Baekhyun sudah memakai tasnya dan dia sedang mencari letak sepatunya. "Dimana sepatuku?"
"Kau ingin menjadi incaran para preman lagi, eh?!" Chanyeol bertanya dan Baekhyun kembali membeku.
Tiga detik lamanya Baekhyun terdiam. Dia akhirnya membuka suara. "Kalau begitu, antarkan aku pulang."
Chanyeol tercengang. "No. Just stay here and lay down on the bed for tonight."
Tidak peduli pada Baekhyun yang masih terdiam di pinggir ranjang, Chanyeol segera berbalik menuju ruang makan seraya berujar, "lupakan kejadian sore tadi jika itu yang menjadi alasanmu tidak ingin tetap tinggal disini. I'm waiting you in dining room."
Tidak ada pilihan lain selain dirinya tinggal disini untuk semalam saja. Baekhyun akhirnya kembali meletakkan tasnya di lantai dan segera beranjak menuju ruang makan.
xxxx
"Kau tahu, tadi itu pertama kalinya aku memegang barang lelaki lain selain milikku sendiri." Baekhyun masih ingat dengan jelas ucapan Chanyeol di ruang makan 30 menit yang lalu. Dia memilih untuk membahas kejadian sore tadi daripada membahas gadis Chanyeol yang sekarang ini berada di Korea.
"Oh my God! Kau bahkan tidak tahu seberapa sulitnya aku menahan nafsuku sendiri ketika aku sudah selesai menyelesaikan ledakan nafsumu itu." Chanyeol tertawa geli.
Baekhyun mendelik. "Kau menahan sampai kapan?"
"Uhh ...," Chanyeol menatap ke arah lain. "sampai saat ini pun masih kutahan--kurasa."
Dan sejak obrolan itu berakhir, Baekhyun tidak menemukan tanda-tanda Chanyeol yang menuntaskan birahinya sendiri.
Baekhyun berfikir sejenak. Dia membalikkan posisi tidurnya menjadi berhadapan dengan Chanyeol. Pria itu sudah tertidur karena jam dinding pun ternyata sudah menunjukkan pukul sebelas malam.
"Rose ...,"
Baru saja Baekhyun memejamkan matanya, Chanyeol malah bergumam. Dia kembali membuka matanya lantas memerhatikan Chanyeol yang tengah mengigau.
"Ohhh Rose--hmmmpffthh,"
"Sialan. Dia mimpi basah!" Baekhyun mengumpat pelan. Dia masih memerhatikan wajah Chanyeol yang terlihat penuh nafsu dengan bibir yang sedikit terbuka.
Baekhyun mengangkat selimutnya sedikit dan walau terlihat samar, jelas bahwa bagian bawah Chanyeol disana sudah mulai menegang. Dia menutupnya lagi dengan selimut dan meneguk ludahnya lamat. Dadanya terasa seperti degung yang dipukul dan kemudian menghasilkan bunyi yang keras. Tidak bisa dipungkiri bahwa kini jantungnya terpompa lebih cepat.
"Just go fasterr--ohhh!" Chanyeol mendesah lagi.
Baekhyun mendekatkan wajahnya ke wajah Chanyeol, bermaksud ingin membangunkan Chanyeol. "Chan ...," namun yang terjadi adalah--
"Hmmmpffth!"
--Chanyeol menarik tengkuk Baekhyun tanpa sadar. Tangan kanannya mengelus pinggang Baekhyun dan kemudian turun menuju bokong Baekhyun yang hanya tertutup oleh celana berbahan kain satin tipis--dan underware.
Baekhyun memelototi wajah Chanyeol. Dia tidak tahu apakah pria yang mencumbuinya ini benar-benar sedang bermimpi basah atau sudah bangun dan sadar sepenuhnya?
Seraya membalas ciuman Chanyeol dan mengusap rambut pria itu dengan lembut, tangan Baekhyun yang lainnya berusaha menyingkirkan tangan Chanyeol dari bokongnya. Namun yang terjadi selanjutnya adalah--pria bersurai abu itu malah menuntun tangannya untuk menggenggam bagian bawah miliknya.
Baekhyun meremasnya pelan dan tubuh Chanyeol memberi reaksi gemetar. Pria bermarga Park itu melepaskan cumbuannya dan mendesah dengan bibir yang sedikit terbuka.
"Rose ...,"
Baekhyun membeku. Chanyeol masih terus menggumamkan nama gadisnya walau pada kenyatannya Baekhyun lah yang tengah menuntaskan birahinya.
"Hanya sekedar balas budi, Baekhyun." Baekhyun melafalkan kalimat tersebut berkali-kali dengan gumaman pelan. Tadi siang Chanyeol telah menuntaskan birahinya, dan sekarang adalah gilirannya. Yang harus ia lakukan sekarang adalah, tutup telinga rapat-rapat ketika Chanyeol melafalkan nama gadis itu.
Tangan kanan Baekhyun menyusup masuk ke dalam boxer Chanyeol, bersamaan dengan posisi tidur pria itu yang kini berubah terlentang. Dia memainkannya pelan di dalam, memutar searah dengan jarum jam dan--
"Fasterr--ohhh! Ahhh ... sssh!"
--cairan Chanyeol mulai membasahi tangannya.
Chanyeol mengeluarkan nafasnya dengan tenang, pertanda kalau pria itu sudah mulai kembali dalam tidurnya.
Baekhyun mengeluarkan tangannya dengan perlahan. Dia bangkit dari ranjang dan mengecup bibir Chanyeol singkat seraya berkata, "sleep tight."
Tanpa menunggu apapun, dia segera menuju kamar mandi untuk membersihkan tangannya dari cairan milik Chanyeol.
Biar saja kejadian ini, hanya dirinya yang tahu.
••••••
Author's Note:
Parah nih kayaknya aku gagal bikin NC hahahahahaha _
maaf banget, this is my first time aku bikin NC di dalam cerita. sorry kalau fail HAHAHAHAHA.
Dan maaf banget for late update, I was focused di cerita Still You.
a review, please? ;)